1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah: Apakah terdapat perbedaan tekanan darah pada perokok dan bukan
perokokpria di RSUP. H. Adam Malik?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui apakah terdapat perbedaan tekanan darah pada perokok dan bukan perokokpria di RSUP. H. Adam Malik.
1.3.2. Tujuan Khusus:
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tekanan darah rata-rata pada perokok.
2. Mengetahui tekanan darah rata-rata pada bukan perokok. 3. Membandingkan tekanan darah pada perokok dan bukan perokok.
4. Membandingkan tekanan darah perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dan lama menghisap rokok untuk mengetahui apakah
terdapat efek dosis.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam
bidangpenelitian. 2. Tambahan informasi dan rujukan untuk penelitian selanjutnya tentang
perbedaantekanan darah pada perokok dan bukan perokok. 3. Data penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penyuluhan
agar dapatmeningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok dantekanan darah tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rokok
Terdapat kurang lebih 600 ramuan dalam rokok yang apabila dibakar, membentuk lebih dari 4000 bahan kimiawi. Sekurang-kurangnya 50 jenis bahan
kimiawi ini telah terbukti menyebabkan kanker dan cukup banyak yang bersifat racun terhadap tubuh manusia American Lung Association, 2013.
2.1.1. Definisi Rokok
Menurut Sitepoe 2000 dalam Khairunnisaq 2012, rokok adalah olahan dari tembakau terbungkus yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,
Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandungi nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
2.1.2. Jenis Rokok
Menurut Sitepoe 1997 dalam Nur Adibah 2010, rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibagi tiga jenis, iaitu:
1. Rokok putih : diperbuat hanya dari daun tembakau yang diberi saus
untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 2. Rokok kretek
: diperbuat dari daun tembakau dan cengkeh yang diberi sausuntuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3. Rokok klembak : diperbuat dari daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis: 1. Rokok Filter: rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.
2. Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Kategori Perokok
1. PerokokPasif
Passive smoking adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang yang tidak merokok. Passivesmoke ini juga dikenali sebagai secondhand smoke
SHS atau environmental tobacco smoke ETS dan dapat dibagi menjadi: a Sidestream smoke : asap dari rokok yang membakar.
b Mainstream smoke : asap yang dihembus oleh perokok American Cancer Society, 2013.
2. PerokokAktif
Rokok aktif adalah asap rokok yang dihisap oleh perokok sendiri.
2.1.4. Jumlah Rokok yang Dihisap
MenurutBustan2007dalam Khairunnisaq 2012
jumlahrokokyangdihisapdapat dikiradalam satuanbatang, bungkus,pakperhari dan perokok dapat dibagi kepada:
1. PerokokRingan :Disebutperokokringanapabilamerokokkurangdari10
batang per hari 2. PerokokSedang
:Disebutperokoksedangjikamenghisap10-20batangper hari.
3. Perokok Berat :Disebutperokokberatjikamenghisaplebihdari20
batang.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Kandungan Asap Rokok
Asap rokok terdiri daripada lebih dari 4000 jenis bahan kimia dan sekitar 250 diantaranya berbahaya. Antaranya adalah hydrogen cyanide, karbon
monoksida, ammonia, arsenic, benzene, beryllium, 1,3-butadiene, formaldehyde dan sebagainya National Cancer Institute.
1. Karbon Monoksida CO
Pelbagai bahan kimiawi ditemukan dalam asap rokok dalam fase gas. Salah satunya adalah karbon monoksida CO yang dilepaskan dalam
konsentrasi yang tinggi. CO bersifat toksis terhadap tubuh manusia karena abilitasnya untuk membentuk carboxyhemoglobin. Hal ini menghambat
penghantaran oksigen ke jaringan oleh hemoglobin Fowles Bates, 2000.
2. Nikotin
Nikotin yang terkandung dalam asap rokok berkisar antara 13,7 hingga 23,2 mg gram tembakau National Cancer Institute. Nikotin adalah
senyawa alkaloid yang bersifat stimulan bersifat racun pada dosis tinggi. Ianya mempengaruhi sistem saraf pusat dan akan menyebabkan
ketergantungan Pdpersi,2006 dalam Nur Adibah, 2010.
3. Tar
Tar didefinisikan sebagai partikel dari asap rokok yang kering dan bebas dari nikotin. Sifat dari komponen kimiawi dalam tar dan toksisitasnya
bergantung pada jenis rokok. Kandungan tar ini bersifat karsinogenik dan dapat meusak sel paru. Tar yang masuk ke dalam rongga mulut akan
mengendap pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru Fowles Bates, 2000.
Universitas Sumatera Utara
4. Polynuclear Aromatic Hydrocarbons PAH
Senyawa polynuclear aromatic hydrocarbon PAH terbentuk dari pembakaran dari pelbagai bahan organik. Senyawa ini bersifat
karsinogenik Fowles Bates, 2000.
5. Amonia
Amoniamerupakangasyang tidakberwarnayang terdiridari nitrogendan hidrogen.Zatinitajambaunyadansangatmerangsang.Begitukerasnyaracunya
ngadapadaammoniasehinggajikamasuksedikitpunkedalamperedarandaraha kan mengakibatkanseseorangpingsanataukoma.
6. Hidrogen Sianida HCN
Hidrogensianidamerupakansejenisgasyangtidakberwarna,tidakberbauda n
tidakmemilikirasa. Zatinimerupakanzatyangpalingringan,mudahterbakardan
sangatefisienuntukmenghalangipernapasandanmerusaksaluranpernapas an.
Sianidaadalah salah
satuzatyangmengandung racunyangsangatberbahaya.Sedikit
sajasianidadimasukkanlangsungkedalamtubuhdapatmengakibatkankem
atian.
7. Nitrous Oxide
Nitrousoxidemerupakansejenisgasyangtidakberwarna,danbilaterhisapdapat menyebabkanhilangnyapertimbangandanmenyebabkanrasasakit.
8. Fenol
Fenoladalahcampurandarikristalyangdihasilkandaridistilasibeberapazatorg aniksepertikayudanarang,sertadiperolehdaritararang.
Zatiniberacundan membahayakankarenafenoliniterikatkeproteindanmenghalangiaktivitas
enzim.
9. Hidrogen Sulfida
Universitas Sumatera Utara
Hidrogensulfidaadalahsejenisgasyangberacunyanggampangterbakardengan bauyangkeras.Zatinimenghalangioksidasienzimzatbesiyangberisipigmen.
Tabel 2.1. Daftar Bahan Kimia yang Terdapat Dalam Asap Rokok dan Efeknya
Bahan Kimia Efek Kesehatan
1,3-butadiene Kanker, reproduktif developmental
Acetaldehyde Kanker, iritasi pernapasan
Acrolein Iritasi pernapasan
Acrylonitrile Kanker, iritasi pernapasan
Arsenic Kanker, kardiovaskular, reproduktif,
developmental Benzene
Kanker, reproduktif, developmental Cadmium
Kanker Carbon monoxide
Kardiovaskular Chlorinated Dioxins and Furans
Kanker, kardiovaskular, reproduktif, developmental
Chromium VI Kanker, iritasi pernapasan
m + p + o Cresol Kardiovaskular
Formaldehyde Kanker, iritasi pernapasan
Hydrogen cyanide Kardiovaskular
N-nitrosonornicotine NNN Kanker
N-nitrosodimethylamine NDMA Kanker
N-nitrosopyrrolidine NP Kanker
Ammonia Ketersediaan nikotin
Sumber: Fowles Bates, 2000
2.1.6. Efek Merokok Terhadap Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
1. Sistem Kardiovaskular
Penyakit Jantung Koroner PJK adalah salah satu konsekuensi dari merokok. Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung dengan sendiri atau
secara sinergis dengan faktor resiko lain. Pria dewasa yang merokok lebih rentan untuk mengalami kematian mendadak sudden death akibat PJK dari yang tidak
merokok Brodish, 1998. Nikotin dalam asap rokok meningkatkan Low Density Lipoprotein LDL,
trigliserida dan kolesterol dan mengurangkan High Density Lipoprotein HDL dalam sirkulasi darah. Molekul-molekul lemak yang meningkat itu akan
terakumulasi pada dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan. Dampaknya, aliran darah ke jaringan tubuh akan terjejas.
Arterosklerosis, yaitu suatu proses pembentukan plak dari lemak pada dinding arteri juga akan terjadi dengan kebiasaan merokok. Nikotin dan bahan-
bahan lain dalam asap rokok yang bersifat toksis akan merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses arterosklerosis. Merokok juga menyebabkan
trombosis, konstriksi pembuluh darah dan peningkatan frekuensi denyut jantung. Kesemua efek yang tersebut di atas secara langsung berdampak terhadap
tekanan darah. Cardiac Output meningkat karena frekuensi denyut jantung yang meningkat. Manakala proses arterosklerosis dan vasokontriksi pembuluh darah
meningkatkan Total Peripheral Resistance. Akibatnya, tekanan darah pada perokok akan meningkat baik secara akut maupun kronik. Campaign for
Tobacco-Free Kids, 2009.
2. Sistem Pernafasan
Universitas Sumatera Utara
Merokok menyebabkan iritasi dan merusak saluran pernafasan secara langsung. Hal ini menyebabkan pelbagai gejala seperti nafas berbau, batuk,
produksi sputum, wheezing dan infeksi saluran nafas seperti bronkitis dan pneumonia.
Merokok merupakan faktor resiko terjadinya Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK seperti bronkitis kronik dan empisema. Empisema ditandai
dengan perubahan struktural yang permanen pada jaringan paru. Berkurangnya funsi jantung paru yang berhubungan dengan PPOK tergantung pada jumlah
rokok yang dihisap dan lama menghisap rokok. Merokok juga merupakan penyebab terutama kanker paru. Iritasi kronik
pada saluran pernafasan dan pelbagai karsinogen dalam asap rokok menyebabkan kerusakan yang permanen pada sel-sel yang melapisi saluran pernafasan.
Kerusakan ini dapat menybabkan kanker Brodish, 1998.
3. Mata dan Penglihatan
Menurut penelitian yang dipublikasi dalam Journal of the American Medical Association, terdapat peningkatan kejadian degenerasi makula pada
perokok. Hal ini dapat disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke mata. Katarak juga merupakan kondisi yang dikaitkan dengan merokok Brodish, 1998.
4. Sistem Reproduksi
Infertilitas lebih terjadi pada perokok berbanding bukan perokok. Keguguran sering terjadi akibat kekurangan oksigen pada fetus dan abnormalitas
plasenta yang dipicu oleh karbon monoksia dan nikotin dalam asap rokok. Sudden infant death syndrome dan berat badan lahir rendah juga dapat terjadi pada ibu
yang merokok semasa kehamilan Brodish, 1998.
5. Kanker
Universitas Sumatera Utara
75 bekas perokok menunjukkan perubahan pada DNA yang dapat memicu pembentukan tumor Brodish, 1998. Menurut European Agency for
Safety and Health at Work, terdapat hubungan antara merokok dengan terjadinya kanker:
a Paru b Rongga mulut
c Faring dan laring d Esofagus
e Pankreas f Kandung kemih
g Rongga hidung dan sinus h Lambung
i Hati j Ginjal
k Uterine cervix l Leukemia
2.2. Tekanan Darah
Kontaksi dari ventrikel memproduksi tekanan darah, iaitu tekanan
Universitas Sumatera Utara
hidrostatik dari darah terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah ditentukan oleh cardiac output volume darah yang diejeksi dari ventrikel kiri atau
kanan ke dalam aorta atau trunkus pulmonal setiap minit, volume darah, dan resistensi vaskuler. Tekanan darah adalah tertinggi di aorta dan arteri-arteri
sistemik yang besar. Pada seorang dewasa yang berisitirahat, tekanan darah adalah sekitar 110 mmHg sistole kontraksi ventrikuler dan serendah 70 mmHg diastole
relaksasi ventrikuler. Tenanan darah sistolik adalah tekanan tertinggi yang tercapai dalam arteri ketika sistol, dan tekanan darah diastolik adalah tekanan
terendah dalam arteri ketika diastol. Seiring dengan darah yang meninggalkan aorta dan melewati sirkulasi sistemik, tekanannya makin jatuh secara progresif
jarak dari ventrikel kiri meningkat. Tekanan darah menjadi sekitar 35 mmHg ketika darah melewati arteri sistemik ke arteriol sistemik dan seterusnya ke
kapiler. Di ujung venous kapiler, tekanan darah adalah sekitar 16 mmHg. Tekanan darah makin jatuh ketika darah memasuki venule sistemik dan vena karena
pembuluh darah ini adalah yang paling jauh dari ventrikel kiri. Akhirnya, tekanan darah menjadi 0 mmHg ketika darah memasuki ventrikel kanan.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh jumlah volume darah dalam sistem kardiovaskuler. Jumlah darah normal pada dewasa adalah sekitar 5 liter.
Sekiranya jumlah ini berkurang lebih dari 10 persen, tekanan darah akan berkurang. Peningkatan jumlah darah pula akan meningkatkan tekanan darah
Tortora Derrickson, 2009.
2.2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Tabel 2.2. Klasifikasi Tekanan Darah
Universitas Sumatera Utara
Kategori Sistol mmHg
Diastol mmHg Normal
120 dan 80
Prehipertensi 120 – 139 atau
80 - 89 Hipertensi : Tingkat 1
140 - 159 90 - 99
Hipertensi : Tingkat 2 160 atau
100
Sumber: JNC 7 2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Tekanan darah = CO × TPR total peripheral resistance 2.2.2.1.
Cardiac Output
Cardiac output ialah volume darah yang diejeksi dari ventrikel kiri atau kanan ke dalam aorta atau trunkus pulmonal setiap menit. Cara perkiraannya
adalah, stroke volume SV, iaitu volume darah yang dipompa ventrikel ketika setiap kontraksi, dikali heart rate HR, iaitu frekuensi denyut jantung per minit:
CO mL min = SV mL beat × HR beats min 2.2.2.2. Resistensi Vaskuler
Resistensi vaskuler adalah daya berlawanan pada aliran darah akibat pergeseran darah dan dinding pembuluh darah. Resistensi vaskuler bergantung
pada:
1. Diameter lumen
Makin kecil diameter lumen, makin besar resistensinya terhadap aliran darah. Vasokonstrikisi mengecil lumen, dan meningkatkan tekanan darah,
manakala vasodilatasi melebarkannya, dan tekanan darah akan jatuh.
Universitas Sumatera Utara
2. Viskositas darah
Viskositas kekentalan darah bergantung hamper sepenuhnya pada ratio sel darah merah dan volume plasma. Makin tinggi viskositas darah, makin tinggi
resistensinya. Kondisi yang meningkatkan viskositas darah seperti dehidrasi atau polisithemia akan meningkatkan tekanan darah.
3. Resistensi vaskuler sistemik
Juga dikenali sebagai total peripheral resistance TPR, adalah semua resistensi vaskuler dalam pembuluh darah sistemik. Diameter arteri dan vena
adalah besar, maka resistensinya amat kecil karena kebanyakan darah tidak menyentuh didding pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah yang paling kecil;
arteriol, kapiler dan venul adalah penyebab resistensi yang paling besar. Salah satu fungsi arteriol adalah mengkontrol resistensi vaskuler sistemik dengan
vasodilatasi atau vasokonsttriksi. Pusat regulasi resistensi vaskuler sistemik ialah batang otak Tortora Derrickson, 2009.
2.2.3. Faktor Resiko Peningkatan Tekanan Darah
1. Umur
Pada usia lanjut, kondisi kardiovaskular terjejas. Semakin bertambahnya usia maka tekanan sistolik semakin tinggi, sebagai akibat dari timbulnya
arterosklerosis. Ganong, 2003.
2. Kekurangan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah amat penting untuk kesehatan jantung dan sistem sirkulasi darah. Resiko tekanan daraf tinggi, penyakit kardiovaskular dan stroke
meningkat dengan kekurangan aktivitas fisik WHO, 2013.
3. Merokok
Merokok merupakan faktor resiko mayor penyakit jantung koroner dan
Universitas Sumatera Utara
penyakit kardiovaskuler. Zat-zat kimia dalam asap rokok terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh dan mempengaruhi setiap sel
tubuh.
4. Pola makan yang tidak sehat
Pola makan yang seimbang adalah amat penting untuk kesehatan. Asupan garam yang terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah. Ianya juga
menyebabkan retensi cairan yang memperberat kerja jantung WHO, 2013.
5. Obesitas
Resiko tekanan darah tinggi meningkat dengan kelebihan berat badan. Berat badan berlebihan memperberat kerja jantung, meningkatkan kadar
kolesterol dan trigliserida dalam sirkulasi darah dan mengurangkan High Density Lipoprotein HDL WHO, 2013.
6. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol yang berat dan regular dapat meningkatkan tekanan darah. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kadar trigliserida
yang tinggi, kanker dan penyakit lain dan obesitas WHO, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 : Fakor-faktor yang meningkatkan tekanan darah Tortora Derrickson, 2009. Venokonstriksi
Respiratory pump
Skeletal muscle pump
Volume darah meningkat
Resistensi vaskuler sistemik
meningkat Cardiac
output meningkat
Vasokonstriksi Panjang
pembuluh darah meningkat
Viskositas darah
meningkat Stroke
volume meningkat
Frekuensi denyut jantung
meningkat Peningkatan jumlah
eritrosit seperti pada polisitemia
Peningkatan besar tubuh seperti pada
obesitas Venous
return meningkat
Impuls simpatis dan hormon dari medulla
adrenal meningkat Impuls
parasimpatis menurun
Mean arterial pressure MAP meningkat
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Cara Pengukuran Tekanan Darah
Dalam dunia klinis, tekanan darah diartikan sebagai tekanan di arteri dari ventrikel kiri ketika sistol dan tekanan yang kekal di arteri ketika ventrikel diastol.
Tekanan darah biasanya diukur di arteri brakial di lengan kiri. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah ialah sphygmomanometer. Alat ini terdiri daripada
rubber cuff yang dihubungkan dengan rubber bulb yang digunakan untuk menginflasi cuff, dan meteran yang menunjukkan tekanan pada cuff. Cuff dilingkarkan pada
lengan dengan lengan di atas meja yang sama arasnya dengan jantung. Cuff dipompa sehingga arteri brakial dikompres dan aliran darah terhenti, biasanya 30 mmHg lebih
besar dari tekanan darah sistolik normal. Pengukur meletakkan steteskop di bawah cuff, atas arteri brakial dan mengurangkan tekanan secara perlahan. Apabila arteri
terbuka, darah akan mengalir kembali, menyebabkan bunyi yang terdengar pada steteskop. Itulah tekanan darah sistolik. Apabila bunyi menjadi terlalu rendah untuk
didengar melalui steteskop, itulah tekanan darah diastole. Pelbagai bunyi yang didengar sewaktu pengukuran darah dikenali sebagai Korotkoff sounds.
Tenakan darah normal pada seorang laki-laki dewasa adalah kurang dari 120 mmHg sistolik dan kurang dari 80 mmHg diastolic. Pada perempuan muda yang
sehat, tekanan darah adalah 8 – 10 mmHg lebih rendah. Perbedaan antara tekanan darah sistol dan diastol ialah pulse pressure.
Tekanan ini, biasanya sekitar 40 mmHg, memberi informasi tentang kondisi system kardiovaskuler. Pada keadaan seperti artherosklerosis dan patent ductus arteriosus,
pulse pressure akan meningkat. Ratio normal antara tekanan darah sistol, diastole dan pulse pressure ialah sekitar 3 : 2 : 1 Tortora Derrickson, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Hubungan Merokok dan Tekanan Darah
Tekanan darah ditentukan oleh Cardiac output dan resistensi perifer total. Terdapat pelbagai faktor yang mempengaruhi Cardiac outputdan resistensi perifer total
dan sekaligus berdampak terhadap tekanan darahTortora Derrickson, 2009; Sherwood, 2001. Antaranya adalah kebiasaan merokok.
Rokok dapat meningkatkan tekanan darah secara langsung dengan menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan frekuensi denyut jantung. Karbon
monoksia CO yang terdapat dalam asap rokok berperan dalam peningkatan tekanan darah. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi daripada afinitas
oksigen terhadap hemoglobin. Oleh itu, fungsi hemoglobin yaitu penghantaran oksigen ke jaringan tubuh akan terganggu. Akibat pasokan oksigen jaringan yang kurang, tubuh
akan berkompensasi dengan mekanisme spasme pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan darah. Sekiranya berlangsung lama, spasme pembuluh darah ini dapat
menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah dan mempercepat proses arterosklerosis. Hal ini akan meningkatkan resistensi perifer total.
Nikotin yang terdapat dalam asap rokok bekerja sebagai agonis adrenergik yang menstimulasi pelepasan katekolamine lokal dan sistemik serta pelepasan
vasopressin American Heart Association. Selain vasokontriksi, katekolamine juga meningkatkan frekuensi dan intensitas denyut jantung. Oleh itu, cardiac output akan
meningkat. Kebiasaan merokok juga dapat memicu proses trombosis dengan
meningkatkan kadar thrombin dalam sirkulasi. Hal ini akan memperberat proses arterosklerosis dan lebih menyempit aliran darah. Selain itu, merokok juga
terbukti mengurangkan vasodilator dan meningkatkan vasokonstriktor dalam sirkulasi darah.
Efek-efek yang disebut di atas secara kumulatif meningkatkan tekanan darah pada perokok.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep