Latar Belakang Gambaran Tekanan Darah Pada Perokok Dan Bukan Perokok Priadi Rsup Haji Adam Malik Pada Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merokok merupakan penyebab terutama penyakit–penyakit dan kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia. Penyakit–penyakit yang berhubungan dengan merokok menyebabkan lebih dari 393, 000 kematian di Amerika setiap tahun. Banyak literatur membuktikan bahwa merokok menyebabkan pelbagai efek terhadap sistem kardiovaskular dan bekerja secara sinergis dengan hipertensi dan dislipidemia untuk meningkatkan resiko penyakit arteri koroner American Heart Association, 2013. Menurut Riskesdas 2010, 34,7 penduduk di Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas adalah perokok. Indonesia menduduki posisi peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India dan tetap menduduki posisi peringkat kelima dalam konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang WHO, 2008. Pada tahun 2010, prevalensi perokok adalah tertinggi di Provinsi Kalimantan Tengah iaitu 43,2 dan terendah di Sulawesi Tenggara sebesar 28,3 . Kelompok umur dengan prevalensi perokok tertinggi adalah 25–64 tahun sedangkan 18,6 dari kelompok umur 15–24 tahun sudah mulai merokok tiap hari. Prevalensi perokok laki–laki 16 kali lebih tinggi dari perempuan, yaitu 65,9 dan 4,2 masing–masing.Prevalensi perokok juga tinggi pada penduduk yang tinggal di perdesaan, dengan tingkat pendidikan yang rendah, pekerjaan informal dan status ekonomi yang rendah. Statistik menunjukkan bahwa 52,3 perokok di Indonesia menghisap 1–10 batang rokok per hari. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian yang tertinggi di kebanyakan negara. Menurut laporan WHO, 1 daripada 3 kematian yaitu sebanyak 17 miliar orang setiap tahun, berpunca dari penyakit kardiovaskuler. Hampir 26 populasi dewasa dunia mengalami hipertensi yang merupakan indikator progonostik yang indipenden untuk kematian kardiovaskular. Hipertensi juga meningkatkan morbiditas dan mortalitas dari insufiensi ginjal, penyakit Universitas Sumatera Utara serebrovaskular, gagal jantung kongestif dan infark miokard. Salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi adalah merokok. Penyakit jantung dan stroke, penyakit ginjal kronik dan penyakit vaskuler perifer merupakan komplikasi dari hipertensi Abtahi, F et al., 2011. Merokok meningkatkan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung secara akut dan juga terbukti hubungannya dengan hipertensi malignan. Nikotin yang terdapat dalam asap rokok bekerja sebagai agonis adrenergik yang menstimulasi pelepasan katekolamine lokal dan sistemik serta pelepasan vasopressin American Heart Association. Menurut statistik dari American Heart Assciation, pada tahun 2013, 77,9 miliar penduduk di Amerika Serikat mengalami tekanan darah tinggi. Walaupun merokok terbukti meningkatkan tekanan darah dengan vasokonstriksi dan peningkatan frekuensi denyut jantung secara akut, tidak banyak penelitian yang membuktikan efek kronik dari kebiasaan merokok. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah perokok lebih rendah dari bukan perokok. Selain itu, terdapat juga penelitian yang membuktikan bahwa merokok meningkatkan tekanan darah manakala penelitian lainnya gagal membuktikan hubungan antara merokok dan tekanan darah. Hasil penelitian yang kontradiktif ini adalah karena terdapat pelbagai faktor yang mempunyai efek terhadap tekanan darah. Tambahan pula, hubungan efek dosis antara jumlah rokok yang dihisap setiap hari dan tekanan darah juga belum jelas Abtahi, F et al., 2011. Oleh karena kepentingan merokok, tekanan darah dan interaksinya dalam menentukan resiko kardiovaskular, amatlah penting untuk diteliti hubungan tekanan darah pada perokok dan bukan perokok. Penelitian cross-sectional ini telah dirancang dengan mengambil kira faktor lain seperti umur, obesitas, dan Diabetes Mellitus untuk memperjelas hubungan efek dosis dari kebiasaan merokok pada tekanan darah. Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah