43
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Maret 2015 Pada grafik scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak,
serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model
regresi yang digunakan.
4.1.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya Ghozali, 2005. Jika terjadi korelasi dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan Durbin-Watson DW test. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang
diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dl dan du untuk K = jumlah
Universitas Sumatera Utara
44
variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai du hingga 4-du, berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Menurut Nawari
2010:225 adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut : 4 Jika Dw Dl atau Dw 4-Dl maka terdapat autokorelasi.
5 Jika Dl Dw Du atau 4-Du Dw 4-Dl maka status autokorelasi tidak dapat dijelaskan inconclusive.
6 Jika Du Dw 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi Non Autokorelasi.
Tabel 4.4 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 20. Tabel DW menunjukkan bahwa
dengan n = 87, K = 1, maka akan diperoleh nilai dl = 1.6258 dan du = 1.6728 dan 4-du = 4 – 1.6728 = 2.3272.
Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .602
a
.362 .331
.75519 2.282
a. Predictors: Constant, DAR, ITA, LNTA, CR b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Maret 2015 Berdasarkan hasil pengujian Durbin-Watson dengan menggunakan SPSS
maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1.6258 2.282 2.3272 yang berarti berdasarkan kriteria Durbin-Watson hasil tersebut tidak terjadi autokorelasi.
4.1.2.5 Model Regresi Berganda
Hasil regresi linear berganda pengaruh ukuran perusahaan yang diukur dengan Total Assets terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan sektor
Universitas Sumatera Utara
45
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 yang ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
5.153 1.239
4.158 .000 LNTA
.223 .050
.398 4.426 .000
CR -.812
.192 -.544
-4.232 .000 ITA
-.012 .120
-.009 -.101 .920
DAR -1.502
.273 -.701
-5.496 .000 a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Maret 2015
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama
menunjukkan konstanta a dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel 4.5 diatas maka model regresi yang digunakan
adalah sebagai berikut: ROA = 5.153 +0.223LNTA – 0.812CR – 0.012ITA – 1.502DAR + e
Dari persamaan regresi diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 5.153 menyatakan bahwa jika nilai Ukuran
Perusahaan dan Variabel Kontrol CR, ITA, dan DAR adalah nol maka Return on Asset adalah 5.153
Universitas Sumatera Utara
46
b. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan Ln Total Asset sebesar 0.223 menyatakan bahwa apabila variabel Ukuran Perusahaan Ln Total
Asset ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Return on Asset akan meningkat sebesar 0.223 satuan.
c. Koefisien variabel kontrol Current Ratio sebesar -0.812, yang menjelaskan bahwa variabel Current Ratio merupakan variabel
kontrol yang memiliki pengaruh negatif antara ukuran perusahaan yang diukur menggunakan Ln Total Asset dengan Profitabilitas
ROA. d. Koefisien variabel kontrol Inventory to Total Asset sebesar -0.012,
menjelaskan bahwa variabel Inventory to Total Asset tidak merupakan variabel kontrol dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0.920 0.05.
e. Koefisien variabel kontrol Debt to Asset Ratio sebesar -1.502, yang menjelaskan bahwa variabel Debt to Asset Ratio merupakan variabel
kontrol yang memiliki pengaruh negatif antara ukuran perusahaan yang diukur menggunakan Ln Total Asset dengan Profitabilitas
ROA.
4.1.2.6 Uji Koefisien Determinasi R