Kelayakan Usaha Perikanan Perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara

 Umur proyek ditentukan selama sepuluh tahun, didasarkan pada perkiraan umur ekonomis unit penangkapan ikan yang merupakan komponen investasi terbesar.  Cash flow diasumsikan bahwa tanpa proyek dianggap nol karena usaha yang dilakukan adalah usaha baru untuk pengembangan usaha perikanan tangkap yang layak di daerah tersebut.  Harga ikan dirata-ratakan tergantung ikan yang dominan tertangkap  Hari kerja adalah rata-rata pertahuntrip.  Tingkat pinjaman bunga bank yang berlaku adalah 12. Berdasarkan hasil perhitungan analisis finansial meliputi nilai NPV, BC dan IRR diperoleh hasil seperti pada Tabel 45. Tabel 45 Analisis finansial unit usaha penangkapan ikan di Kabupaten Gorontalo Utara No Unit Usaha Penangkapan NPV Net BC IRR 1 Purse seine Rp 241,082,371 1.56 24.63 2 Pancing Tuna Rp 217,350,579 1.95 32.50 3 Bagan Perahu Rp 57,286,958 1.48 22.88 4 Payang Rp 12,637,657 1.30 18.97 5 Pancing Ulur Rp 7,224,660 1.76 28.65 6 Sero Rp 4,639,817 1.42 21.61 7 Bubu Rp 8,419,727 1.84 30.29 8 Gillnet Rp 12,782,057 1.91 31.70 Sumber : Diolah dari aata primer usaha penangkapan ikan di Kabupaten Gorontalo Utara Net present value yang selanjutnya sering disebut dengan NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan discount factor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Net Present Value NPV dari 8 delapan jenis alat tangkap terpilih yang di kaji berdasarkan tahun perhitungan dengan discount rate sebesar 12 suku bunga bank BNI menunjukkan bahwa usaha penangkapan dengan menggunakan alat tangkap purse seine, pancing tuna dan bagan perahu mempunyai nilai NPV yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Purse seine mempunyai NPV terbesar yaitu Rp 241.082.371 dalam 10 tahun, diikuti dengan pancing tuna dan bagan perahu secara berturut-turut dengan nilai NPV sebesar Rp 217.350.579 dan Rp 57.286.985 dalam 10 tahun. Berdasarkan kriteria NPV maka alat tangkap purse seine dan pancing tuna dan bagan perahu dikatakan layak dengan masa pengusahaan 10 tahun. Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara keuntungan bersih dari usaha perikanan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha perikanan. Net BC dari masing-masing unit penangkapan menggambarkan berapa kali lipat benefit yang akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap 8 delapan jenis alat tangkap dengan discount factor yang sama dengan perhitungan NPV yaitu sebesar 12 suku bunga bank BNI, diketahui bahwa untuk pengusahaan dalam jangka waktu 10 tahun semua unit penangkapan mempunyai nilai net BC lebih dari 1 satu. Tiga urutan terbesar nilai net BC dari unit usaha penangkapan ikan yaitu pancing tuna dengan net BC 1,95 gillnet dengan net BC 1,91 dan bubu dengan net BC 1,81. Internal Rate of Return IRR merupakan indikator efisiensi dari suatu investasi, dalam hal ini usaha unit perikanan. IRR bertujuan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu usaha setiap tahun dan juga merupakan alat ukur bagi kemampuan usaha dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu usaha. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Internal Rate of Return IRR dari 8 delapan unit usaha penangkapan menunjukkan bahwa persentase yang dihasilkan masih lebih besar dari bunga bank yang sebesar 12, sehingga bisa dikatakan unit dari usaha tersebut layak untuk dijalankan. Dari ketujuh unit usaha yang dianalisis, unit usaha dengan nilai IRR tertinggi adalah unit usaha pancing tuna yaitu sebesar 32,50. Selanjutnya unit usaha dengan nilai IRR tertinggi lainnya adalah gillnet dah bubu dengan nilai IRR secara berturut-turut masing- masing sebesar 31,70 dan 30,29.

5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terhadap Pengembangan Perikanan Tangkap

Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan perikanan tangkap dilakukan dengan menggunakan analisis SEM seperti yang di jalaskan pada Gambar 56, yang meliputi produksi ikan X 1 dipengaruhi oleh musim X 1.1 , jarak antara daerah fishing ground dan fishing base X 1.2 zona penangkapan ikan X 1.3 , unit penangkapan ikan X 2 dipengaruhi oleh : efektifitas menangkap ikan X 2.1 , kemudahan pengoperasian alat tangkap X 2.2 , kemudahan perbaikan alat tangkap X 2.3 , ramah lingkungan X 2.4 , keamanan hasil tangkapan X 2.5 , sarana dan prasarana X 3 dipengaruhi oleh : TPI dan pelabuhan perikanan X 3.1 , penyediaan es X 3.2 , tempat penampungan ikan X 3.3 , sarana informasi X 3.4 , tempat pengolah ikan X 3.5 , bengkel X 3.6 , BBM X 3.7 , kedai nelayan X 3.8 , aspek sosial nelayan X 4 dipengaruhi oleh : tingkat kepercayaan X 4.1 , kemampuan berkelompokberorganisasi X 4.2 , kecintaan terhadap pekerjaan X 4.3 , tenaga kerja X 4.4 , keamanan, kepastian hukum dan pengawasan X 5 dipengaruhi oleh: kepastian hukum X 5.1 , keamananX 5.2 , pengawasan X 5.3 , aspek ekonomi X 6 dipengaruhi oleh : pasar X 6.1 , kemitraan X 6.2 , dukungan modal X 6.3 , kestabilan harga ikan X 6.4 , kemudahan perizinan X 6.5 Sedangkan variabel unit penangkapan ikan Y 1 dipengaruhi oleh : purse seine Y 1.1 , pancing ikan tuna Y 1.2 , bagan perahu Y 1.3 , bubu Y 1.4 , pancing ulur Y 1.5 , payang Y 1.6 sero, Y 1.7 gillnet Y 1.8 dan sasaran pengembangan Y 2 dipengaruhi oleh : menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah Y 2.1 , peningkatan produksi hasil tangkapan Y 2.2 , menjamin mutu hasil tangkapan ikan Y 2.3 . Setelah dilakukan analisis dari model pengembangan perikanan tangkap, maka dilakukan pengujian terhadap asumsi dasar SEM. Pengujian hipotesis uji kesesuaian model penelitian bahwa H : Matriks kovariansi data sampel tidak berbeda dengan maktriks populasi yang di estimasi. Dengan kriteria uji: H diterima, jika nilai p- hitung ≥ 0,05; RεSEA ≤ 0,08 dan CFI ≥ 0,90. Gambar 56, menunjukkan nilai p-hitung = 0.00 0,05, nilai Root Mean Square Error of Approximation of Approximation RMSEA = 0,054 0,08, dan nilai Comparative Fit Indeks CFI = 0,71 0,90. Maka, H 1 diterima atau H ditolak, artinya model yang diuji tidak mampu mengestimasi matriks kovariansi populasi atau hasil estimasi parameter model tidak dapat diberlakukan pada populasi penelitian. Dengan demikian hasil pengujian kesesuian model pengembangan perikanan tangkap menunjukkan model pengukuran tidak fit dengan data, maka model perlu diperbaiki.