Maximum Sustainable Yield MSY
mampu menutupi total biaya dan dikenal sebagai open access equilibrium OAE. Pada kondisi seperti ini secara sosial tidak efisien karena effort terlalu tinggi
Gordon, 1954. Pengelolaan sumberdaya ikan banyak didasarkan pada faktor biologis
semata dengan pendekatan yang disebut Maximum SustainableYield MSY yaitu tangkapan maksimum yang lestari. Inti pendekatan ini adalah bahwa setiap spesies
ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas produksi surplus, sehingga apabila surplus ini dipanen tidak lebih dan tidak kurang,
maka stok ikan akan mampu bertahan secara berkesinambungan. Akan tetapi, pendekatan pengelolaan dengan konsep ini belakangan banyak dikritik oleh
berbagai pihak sebagai pendekatan yang terlalu sederhana dan tidak mencukupi. Kritik yang paling mendasar diantaranya adalah karena pendekatan MSY tidak
mempertimbangkan sama sekali aspek sosial ekonomi pengelolaan sumberdaya alam Fauzi, 2000.
Kesediaan sumberdaya ikan sangat penting bagi pembangunan yang berbasis sumberdaya resource-based development. Tanpa sumberdaya ikan,
pembangunan perikanan tidak akan ada. Oleh karena itu, pengelolaan sumberdaya ikan adalah jantungnya pembangunan perikanan. Jika ada upaya untuk mengelola
sumberdaya ikan, secara implisit hal tersebut berarti menyusun langkah-langkah untuk membangun perikanan. Sebab itu, tujuan mengelola sumberdaya sering juga
disamakan dengan tujuan pembangunan perikanan Nikijuluw, 2002. Efisiensi dalam usaha penangkapan ikan sulit untuk diukur. Hal ini,
terkait dengan adanya ketidakpastian dalam usaha penangkapan ikan. Dimana penghasilan yang diperoleh juga terkait dengan musim -musim ikan Kusnadi,
2002 dan nelayan tidak bisa mengendalikan usaha penangkapannya. Disamping itu rusaknya ekosistem sumberdaya laut yang disebabkan berbagai eksternalitas
negatif dan penangkapan ikan secara berlebihan telah menekan kehidupan para nelayan.
Produksi h pada perikanan tangkap dapat diasumsikan sebagai fungsi dari upaya E dan stok ikan x. Secara matematis dapat ditulis; h = f x,E.
Adapun upaya effort merupakan sarana yang digunakan untuk mengeksploitasi ikan pada suatu perairan. Effort didefinisikan indeks dari berbagai input seperti
tenaga kerja, perahu, alat tangkap, bahan bakar minyak, kekuatan mesin dan sebagainya yang dibutuhkan untuk suatu aktivitas penangkapan. Peningkatan
effort yang terus menerus pada periode tertentu tanpa peningkatan produksi lestari, akan menyebabkan produksi hasil tangkapan turun bahkan mencapai nol
pada upaya effort maksimum sehingga menimbulkan inefisiensi kapasitas perikanan tangkap. Dengan demikian, produksi lestari sangat tergantung pada
kapasitas perikanan tangkap atau tingkat upaya yang memungkinkan Kirkley and Squires, dalam Fauzi dan Anna, 2005. Dalam hal tersebut perlu diperhatikan
efisiensi dari upaya effort untuk menghasilkan output berupa hasil tangkapan ikan Fauzi, 2004.
Menurut Gulland 1983, indikator terjadinya over fishing ditunjukan dengan menurunnya ukuran ikan yang ditangkap, dan makin menurunnya CPUE.
Berkurangnya jumlah dan komposisi spesies ikan merupakan indikator integritas biotik ekosistem perairan. Hal ini, diakibatkan selain oleh penangkapan berlebih
juga oleh adanya tekanan terhadap perairan sehubungan dengan pemanfaatan lahan di wilayah pesisir terutama konversi kawasan mangrove menjadi tambak
dan sebagainya. Pendekatan ini pula yang dipergunakan sebagai kriteria oleh Bailey et al.
1987 dan FAO 2000, di dalam menentukan status pemanfaatan sumberdaya ikan di suatu perairan dikelompokkan menjadi 6 enam kelompok, yaitu :
1 Unexploited, Stok sumberdaya ikan berada pada kondisi belum tereksploitasi, sehingga
aktivitas penangkapan ikan sangat dianjurkan di perairan ini guna mendapatkan keuntungan dari produksi.
2 Higly exploited, Stok sumberdaya ikan baru tereksploitasi dalam jumlah sedikit kurang
dari 25 persen MSY. Pada kondisi ini, peningkatan jumlah upaya penangkapan sangat dianjurkan karena tidak mengganggu kelestarian sumberdaya ikan dan
hasil tangkapan per unit upaya catch per unit effort atau CPUE masih mungkin meningkat.
3 Moderately exploited, Stok sumberdaya ikan sudah tereksploitasi setengah dari MSY. Pada kondisi ini,
peningkatan jumlah upaya penangkapan masih dianjurkan tanpa mengganggu kelestarian sumberdaya ikan, akan tetapi hasil tangkapan per unit upaya mungkin
mulai menurun. 4 Fully exploited,
Stok sumberdaya ikan sudah tereksploitasi mendekati nilai MSY. Disini peningkatan jumlah upaya penangkapan sangat tidak dianjurkan, walaupun hasil
tangkapan masih dapat meningkat. Peningkatan upaya penangkapan akan mengganggu kelestarian sumberdaya ikan dan hasil tangkapan per unit upaya
pasti turun. 5 Over exploited,
Stok sumberdaya ikan sudah menurun, karena tereksploitasi melebihi nilai MSY. Pada kondisi ini, upaya penangkapan harus diturunkan agar kelestarian
sumberdaya ikan tidak terganggu. 6 Depleted,
Stok sumberdaya ikan dari tahun ke tahun jumlahnya mengalami penurunan secara drastis, dan upaya penangkapan sangat dianjurkan untuk
dihentikan.