kulikuler tari yang di adakan oleh SLB C Widya Bhakti Semarang. Foto No.8: Siswa ekstra kurikuler tari
Foto Nina Saputri, 20 Oktober 2010 Foto No.8. terlihat bahwa anak-anak tuna grahita ringan sangat antusias
untuk ikut kegiatan ekstra kulikuler tari meskipun hanya beberapa saja yang mengikutinya dengan didampingi oleh ibu Anik selaku koordinator kelas tari.
4.1.3.2 Kondisi Guru SLB C Widya Bhakti Semarang
Tenaga pengajar di SLB C Widya Bhakti Semarang berjumlah sebelas orang terdiri dari seorang kepala sekolah, enam guru DPK artinya guru PNS yag
diperbantukan di SLB C Widya Bhakti Semarang, tiga guru yang diangkat oleh yayasan serta satu tenaga pekarya. Empat guru SLB C Widya Bhakti
berkependidikan S1PLB, satu berkependidikan S1BK, tiga guru berkependidikan SGPLB, dan satu guru berpendidikan D3, serta a guru berpendidikan SMEA,
pekarya dengan pendidikan lulusan SDLB Widya Bhakti Semarang. Dilihat dari asal daerah, mereka berasal dari beberapa kota di Jawa Tengah
antara lain: Grobogan, Sragen, Wonogiri, Semarang dan Sleman. Mayoritas guru-
guru di SLB C Widya Bhakti memeluk agama islam serta yang lain beragama katolik dua diantaranya. Hubungan antara guru sangatlah akrab dan penuh
kekeluargaan. Mereka sangat ramah dan senang membantu satu sama lainnya termasuk membantu dalam hal penulisan data.
Terdapat satu lagi guru yang ikut membantu kelancaran pembelajaran di SLB C Widya Bhakti yaitu ibu Lis. Bu Lis inilah yang mengmpu kegiatan ekstra
kulikuler tari di SLB C Widya bhakti. Bu Lis latar belakang pendidikannya memang tidak berasal dari sarjana pendidikan ataupun dari sarjana seni,
melainkan berlatar belakang sarjana hukum di salah satu universitas negeri di Semarang. Beliau mengajar di SLB C Widya Bhakti ini sudah 7 tahun. Bu Lis
selain mengajar di SLB C Widya Bhakti, beliau juga mengampu seni tari di berbagai sekolah diantaranya: SD Bernandus, SMA N 8 Semarang dan TKSd
Hj.Isriyati Semarang.
Foto No.9: Guru SLB C Widya Bhakti Semarang
Foto Nina Saputri, 20 Oktober 20010
Dari foto No.9, dapat dijelaskan bahwa di SLB C Widya Bhakti Semarang ini memiliki sepuluh tena guru dan satu pekarya. Foto diatas nampak berapa guru
beserta kepala sekolah.
4.2 Pembelajaran Ekstra Kurikuler Tari
Pembelajaran teknologi khususna bidang seni tari sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Hal tersebut terbukti adanya sekolah-sekolah yang
dikategorikan memiliki predikat sebagai sekolah unggulan, ternyata tidak hanya diperoleh dari hasil belajar siswanya di bidang akademik saja, akan tetapi di
dalam kegiatan ekstra kurikuler pun sangat menentukan bagi sekolah-sekolah tersebut untuk menyandang predikat sekolah yang diunggulkan. Kegiatan
ekstrakulikuler yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan drama dan seni tari. Hal tersebutlah yang dapat mendukung keberhasilan siswa dalam mata pelajaran
kesenian di sekolah. Secara garis besar pelaksanaan pembelajaran di SLB C Widya Bhakti
Semarang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Alokasi waktu pembelajaran tari di ambil satu jam pelajaran kesenian dalam setiap minggu
yaitu pada hari jum’at jam 10.00 pagi. Akan tetapi pada pembelajaran seni tari hanya dilaksanakan pada kegiatan ekstra kurikuler saja. Pembelajaran tari yang
diberikan pada anak-anak tuna grahita ringan dipilihkan materi tari kreasi tari bebek. Guru dalam mengajar harus sabar dan tepat dalam memilih metode bagi
anak-anak tuna grahita ringan. Untuk itu materi yang disampaikan adalah tari kreasi yang mudah serta di sesuaikan dengan kemampuan anak agar cepat dalam