37 Simpan Pinjam Koperasi pelaksana pola Swamitra dan bank pelaksana serta instansi
terkait dan Tim Pengembangan Pola Swamitra di Provinsi Riau dalam rangka pembinaan pengawasan dan pengembangan terhadap pelaksanaan penyertaan modal
untuk Koperasi melalui Pola Swamitra di Provinsi Riau. Hal ini selanjutnya menjadi sarana didalam menentukan strategi pengembangan Program Pola Swamitra. Demikian
seterusnya, proses penyaluran kredit melalui koperasi dengan Pola Swamitra menjadi sebuah proses yang diharapkan selain meningkatkan pendapatan anggota koperasi dapt
juga mendorong perekonimian daerah.
3.2. Lokasi dan Waktu Kajian
Kajian ini dilaksanakan selama dua bulan. Lokasi kajian bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, diseluruh unit Swamitra di Kota Pekanbaru yaitu Unit KPJ
Sail Jaya, Koppas Tangkerang dan Koperasi Fatma Pesona Adhi Karya. Dasar pertimbangan dipilihnya di Kota Pekanbaru sebagai tempat kajian adalah 1 kajian ini
bersifat makro sehingga satuan unit kajian diambil pada tingkat Kota Pekanbaru; 2 program-program bantuan permodalan bagi usaha kecil menengah dan Koperasi
diputuskan pada tingkat Kota Pekanbaru; 3 dapat ditelurusi dan dikaji tentang tingkat perkembangan penyaluran bantuan modal dan tentang kemampuan Koperasi melalui
pola Swamitra memperkuat struktur permodalan untuk membiayai usaha-usaha produktif anggotacalon anggotanya serta kemampuan pola Swamitra dalam
meningkatkan peran koperasi untuk mendukung sasaran ekonomi kerakyatan; 4 tersedianya data pendukung berupa data primer dan data sekunder.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Sasaran Penelitian dan Teknik Sampling
Unit analisis yang digunakan adalah program Swamitra di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Sasaran kajian adalah masyarakat penerima kredit Swamitra di 3 lokasi
unit Swamitra Kota Pekanbaru yaitu Sail, DupaTangkerang dan Simpang Panam. Peminjam dari kajian ini diambil dengan menggunakan purposive sampling,
sehingga diperoleh masing-masing Peminjam sekitar 10 dari setiap range pinjaman. Pada range 10 juta adalah 116 orang dengan 11 orang. Pada range Rp.10 juta-Rp.30
juta jumlah populasi 100 orang dengan Peminjam sebanyak 11 orang. Pada range
38 pinjaman Rp.30 juta-Rp.50 juta, jumlah populasi sebanyak 83 orang dengan responden
sebanyak 8 orang.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dipergunakan dalam kajian ini yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber baik melalui pengumpulan data primer
diskusiwawancara langsung dengan tokoh formal maupun informal, diskusi kelompok, pengamatan lapangan; pengumpulan data sekunder data statistik, laporan dari instansi-
instansi, kajian-kajian pihak lain dan publikasi lainnya. Tahapan-tahapan dan pendekatan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data adalah : 1 observasi
lapangan, digunakan untuk menjaring data-data usaha mikro produktif apa saja yang dilakukan oleh masyarakat, anggotacalon anggota koperasi dan kegiatan-kegiatan
usaha mikro produktif yang telah dilakukan, potensi-potensi usaha mikro produktif yang perlu diberdayakan dan dikembangkan serta permasalahan yang dihadapi masyarakat
penerima kredit Swamitra; 2 diskusi dan wawancara mendalam yang dilakukan dengan unsur Pemerintah Daerah Kota dan Provinsi Riau, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
Riau, LSM, Tokoh-tokoh Masyarakat, PengelolaPengurus Koperasi serta AnggotaCalon Anggota Koperasi, Lembaga PerbankanBank Bukopin.
Pengumpulan data sekunder berkaitan dengan kajian ini dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau serta
Instansi Pemerintah lainnya maupun sumber-sumber lain yang meliputi : 1
perkembangan pola Swamitra Jumlah Swamitra, Aset Swamitra, Kredit pada AnggotaCalon Anggota Koperasi, Jumlah Debitur, Jumlah Simpanan, Jumlah Nasabah,
Modal Tetap dan Tidak Tetap serta SHU; 2 kondisi keuangan pola Swamitra; 3 koperasi pelaksana Swamitra penerima modal penyertaan dari Pemerintah Daerah
Provinsi Riau; 4 mekanisme pelaksanaan pola Swamitra.
3.3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil kajian diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan perangkat lunak komputer seperti program excel. Data-data kuantitatif disajikan dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi. Sedangkan data Kualitatif disajikan secara
39 deskriptif seperti data perkembangan pelaksanaan kredit oleh Bank Bukopin melalui
pola Swamitra di Kota Pekanbaru, Dampak ekonomi dari pelaksanaan kredit Swamitra terhadap ekonomi daerah dan ekonomi masyarakat di Kota Pekanbaru, aktivitas dan
kinerja anggotacalon anggota koperasi pola Swamitra, cara pemanfaatan dan pengelolaan dana bantuan modal pola Swamitra, usaha-usaha mikro produktif, dan
permasalahan dalam pelaksanaan kredit Swamitra serta upaya apa saja yang perlu diberdayakan.
3.4 Metode Perancangan Program
Metode yang digunakan dalam kajian ini untuk menganalisis perancangan program dengan menemukan pilihan tindakan strategis. Analisis memilih tindakan
strategis digunakan Analisis SWOT Strength, Weaknesses, Opportunities dan Threats. Analisis SWOT digunakan dengan asumsi pelaksanaan Pola Swamitra tidak
dapat berjalan seperti yang diharapkan sesuai tujuan dan sasaran program baik bagi masyarakat, pengelola swamitra, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya,
apabila faktor kekuatan. Kelamahan, peluang dan ancaman yang ada tidak teridentifikasi dengan baik. Rangkuti 1997, menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi
faktor-faktor tersebut dapat digunakan analisis SWOT. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strength dan peluang Opportunities namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Jadi prinsipnya analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan guna menetapkan formulasi strategi perencanaan strategi dalam upaya menyusub jangka
panjang. Matriks SWOT dapat dilihat sebagai berikut :
Faktor internal Faktor eksternal
Strenghts S Daftar kekuatan internal
Weaknesses W Daftar kelemahan internal
Opportunities O Daftar peluang eksternal
Strategi SO Strategi WO
40 Threats T
Daftar ancaman eksternal Strategi ST
Strategi WT
Setelah diperoleh tindakan strategis, maka dilakukan pengkajian dan menganalisis perkembangan dan permasalahan pelaksanaan Pola Swamitra serta
dampak ekonomi dari pelaksanaan kredit tersebut terhadap ekonomi daerah dan masyarakat penerima kredit di Kota Pekanbaru. Terdapat tiga tahapan penting dalam
penentuan kemampuan peran koperasi melalui program Swamitra yaitu : 1 identifikasi perkembangan pelaksanaan kredit oleh Bank Bukopin melalui pola Swamitran di Kota
Pekanbaru; 2 menganalisismengkaji dampak ekonomi dari pelaksanaan kredit tersebut terhadap ekonomi daerah dan masyarakat penerima kredit di Kota Pekanbaru Swamitra;
3 evaluasi pelaksanaan program Swamitra dengan mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pelaksanaan kredit Swamitra dan upaya apa saja yang harus dilakukan.
Berdasarkan kombinasi dari empat faktor tersebut menghasilkan empat kelompok faktor strategi sebagai berikut :
1. Strategi SO adalah strategi yang dibuat berdasarkan kekuatan pelaksanaan pola swamitra untuk memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki pola swamitra dengan cara menghindari ancaman.
3. Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.
4. Strategi WT adalah strategi yang berdasarkan pada kegiatan yang diwujudkan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Berdasarkan informasi dari pengelola swamitra, masing-masing aparat kecamatan, tokoh masyakat, kelompok PKK, Majelis Taqlim serta para pihak dan
instansi yang terkait, maka alternatif strategi yang dipilih berasal dari kepentingan yang paling dominan yang dibutuhkan didalam pelaksanaan pola swamitra. Setiap unsur
SWOT diberi nilai 3, 2 dan 1. Nilai 3 berati sangat penting, nilai 2 berarti penting dan nilai 1 berarti cukup penting. Setiap alternatif strategi dihubungkan keterkaitannya
dengan unsur SWOT dan ditentukan rangking 1, 2 dan 3 untuk strategi yang dipilih.
41
BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI KAJIAN
4.1. Keadaan Umum Lokasi Kajian