35
BAB III METODOLOGI KAJIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Usaha skala mikro dan kecilpedesaan sangat potensial karena jumlahnya sangat besar. Dalam kondisi krisis, usaha skala mikro dan kecil terbukti ikut berperan dalam
memyelamatkan kondisi perokonomian nasional. Layanan perbankan ke sektor usaha mikrokecil memerlukan pengerahan daya yang besar over head tinggi, penyediaan
sumber daya yang memadai, perlu adanya penyederhanaanpenyesuaian persyaratan
yang secara umum yang kurang sejalan dengan prudential banking regulation.
Dalam rangka menumbuh kembangkan dan memberdayakan ekonomi kerakyatan sangat diperlukan adanya bantuan dari semua pihak terutama bantuan
permodalan dalam rangka perkuatan modal bagi lembaga-lembaga usaha mikrokecil menengah seperti Koperasi untuk digunakan mengembangkan dan memperluas kegiatan
usaha-usaha produktif anggota dan calon anggota Koperasi. Pelaksanaan penyertaan modal untuk lembaga-lembaga usaha kecil menengah
seperti Koperasi menjadi prioritas tersendiri bagi pemerintah, karena pelaku ekonomi terbesar berada pada usaha kecil menengah. Pemberian bantuan modal untuk menjamin
kesinambungan pelayanan Koperasi dalam rangka memberikan pinjaman kepada anggota dan calon anggotanya serta dapat berdaya guna dan berhasil guna untuk
memperkokoh ekonomi yang berbasis kerakyatan maka perlu dikembangkan kerja sama Koperasi dengan pihak perbankan. Oleh karena itu digagas suatu program yang disebut
dengan Swamitra. Swamitra adalah perwujudan misi lembaga perbankan yang turut berperan dalam perkembangan koperasi dan usaha mikrokecil.
Tujuan pelaksanaan penyertaan modal untuk Koperasi melalui pola Swamitra adalah untuk memperkuat struktur permodalan bagi Koperasi Simpan Pinjam dan Unit
Simpan Pinjam Koperasi, dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola keuangan serta menyerap tenaga kerja yang profesional Gambar 1.
Sasaran pelaksanaan penyertaan modal untuk Koperasi melalui pola Swamitra adalah untuk 1 terwujudnya Koperasi Simpan PinjamUnit Simpan Pinjam Koperasi,
sebagai lembaga pembiayaan dan dapat memberikan kemudahan pemberian pinjaman
36
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Kajian
kepada anggota dan calon anggota untuk membiayai usaha-usaha produktif seperti pertanian, tanaman pangan, hortikultura, nelayan, peternakan, industri kecil,
perdagangan dan lain-lain; 2 sebagai pedomen teknis Koperasi Simpan PinjamUnit
Pola Swamitra
Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Transfer Teknologi
Penglolaan Simpan Pinjam
Menghubungkan Produsen dan
Konsumen Pengembangan
Jaringan Netword berbasis Komputer
Pendapatan Anggota Meningkat
Peningkatan Pendapatan Daerah
Kredit Lancar
DANA APBD
Memperkuat Sumber Permodalan
Koperasi Penyerapan Tenaga
Kerja Profesional Alih Teknologi
dan Penguatan SDM Koperasi
Strategi Pengembangan
PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA
UNTUK PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU
37 Simpan Pinjam Koperasi pelaksana pola Swamitra dan bank pelaksana serta instansi
terkait dan Tim Pengembangan Pola Swamitra di Provinsi Riau dalam rangka pembinaan pengawasan dan pengembangan terhadap pelaksanaan penyertaan modal
untuk Koperasi melalui Pola Swamitra di Provinsi Riau. Hal ini selanjutnya menjadi sarana didalam menentukan strategi pengembangan Program Pola Swamitra. Demikian
seterusnya, proses penyaluran kredit melalui koperasi dengan Pola Swamitra menjadi sebuah proses yang diharapkan selain meningkatkan pendapatan anggota koperasi dapt
juga mendorong perekonimian daerah.
3.2. Lokasi dan Waktu Kajian