vii
RINGKASAN
R. MOCHTAR M. Pengembangan Penyaluran Kredit Melalui Koperasi Dengan Pola
Swamitra untuk Peningkatan Ekonomi Daerah dan Masyarakat di Kota Pekanbaru : LALA M. KOLOPAKING dan LUKMAN M. BAQA.
Kajian bertujuan untuk menelaah pengembangan penyaluran kredit melalui koperasi yang dimitrakan dengan perbankan. Pola Swamitra adalah salah satu
bentuknya, yang merupakan kerjasama yang berazazkan prinsip-prinsip kebersamaan dan saling menguntungkan saling butuh, saling memperkuat dan saling
menguntungkan. Kerjasama kemitraan ini dilakukan antara Bank Bukopin dengan koperasi, untuk memoderenisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan
teknologi network dan dukungan sistem manajemen yang profesional sehingga memiliki kemampuan memberikan pelayanan jasa-jasa keuangan yang lebih luas.
Pemerintah Daerah Provinsi Riau pada Tahun Anggaran 2001 melalui Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau telah mengalokasikan dana APBD Provinsi Riau
sebesar 18 Milyar bagi 36 Unit Koperasi Simpan PinjamUnit Simpan Pinjam Koperasi di 15 KabupatenKota Provinsi Riau untuk mengembangkan Pola Swamitra ini dan
pada Tahun 2006 akan dilaksanakan kembali. Berdasarkan hal tersebut, kajian ini berupaya menelaah kebenaran tentang pola Swamitra dalam mendorong Koperasi
Simpan PinjamUnit Simpan Pinjam Koperasi menjadi lembaga pembiayaan yang dapat memberikan kemudahan pinjaman kepada anggota dan calon anggota untuk membiayai
usaha-usaha produktif. Kajian ini mengidentifikasi dampak dan strategi yang terjadi akibat pemberian kredit melalui Pola Swamitra terhadap ekonomi daerah dan ekonomi
masyarakat di Kota Pekanbaru.
Kajian ini dilaksanakan selama dua bulan. Lokasi kajian bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, diseluruh unit Swamitra di Kota Pekanbaru yaitu Unit KPJ
Sail Jaya, Koppas Tangkerang dan Koperasi Fatma Pesona Adhi Karya. Dasar pertimbangan dipilihnya di Kota Pekanbaru sebagai tempat kajian adalah 1 kajian ini
bersifat makro sehingga satuan unit kajian diambil pada tingkat Kota Pekanbaru; 2 program-program bantuan permodalan bagi usaha kecil menengah dan Koperasi
diputuskan pada tingkat Kota Pekanbaru; 3 dapat ditelurusi dan dikaji tentang tingkat perkembangan penyaluran bantuan modal dan tentang kemampuan Koperasi melalui
pola Swamitra memperkuat struktur permodalan untuk membiayai usaha-usaha produktif anggotacalon anggotanya serta kemampuan pola Swamitra dalam
meningkatkan peran koperasi untuk mendukung sasaran ekonomi kerakyatan; 4 tersedianya data pendukung berupa data primer dan data sekunder.
Hasil kajian menemukan bahwa pelaksanaan kredit Pola Swamitra di Kota Pekanbaru berjalan baik, karena berhasilnya kredit yang disalurkan memperkuat
permodalan koperasi, memperlancar penyaluran kredit dengan meminimumkan kredit macet dan dapat menyerap tenaga profesional untuk memperkuat koperasi serta alih
teknologi dalam penyaluran kredit berbasis komputer. Selain itu, dana penyertaan yang
viii diberikan oleh Pemerintah Provinsi Riau untuk pengembangan Pola Swamitra sebesar
Rp. 18 Milyar dicatat telah menyumbangkan PAD 1,9 Milyar dan pemanfaatan kredit dilakukan oleh penerima kredit anggota koperasi untuk memperluas usaha, menambah
modal usaha, menambah jumlah tempatlokasi usaha dan membuka usaha baru. Secara umum pengembangan penyaluran kredit dengan Pola Swamitra ini memberikan dampak
positif terhadap ekonomi masyarakat. Dampak tersebut berbeda-beda pada masing- masing jumlah pinjaman yaitu semakin besar jumlah pinjaman maka semakin besar pula
dampak yang ditimbulkan. Untuk mengembankan lebih lanjut Pola Swamitra ini ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan dan ditangani diantaranya persyaratan
memperoleh pinjaman kredit seperti agunan, kondisi riil usaha yaitu jumlah modal sendiri aset finansial, suku bunga kredit dan perlu adanya kesesuaian antara lama
pinjaman dengan jumlah pinjaman.
Penyaluran kredit dengan Pola Swamitra ini pada dasarnya cukup berhasil. Dengan demikian perlu diperluas dan lebih dikenalkan kepada masyarakat luas. Kredit
dengan pola ini perlu dibangun dengan citra atau image meskipun melalui koperasi tetapi berbasis pelayanan perbankan yang profesional.
Pengembangan Pola Swamitra pada masa mendatang perlu menggunakan empat strategi utama yaitu mengadakan pelatihan dan bimbingan teknis. Strategi kedua
meningkatkan peran dan fungsi koperasi. Strategi ketiga meningkatkan pembiayaan dan pendampingan bagi usaha kecil menengahUKM. Strategi keempat adalah
meningkatkan kepercayaan anggota dan masyarakat yang membutuhkan dana tapi tidak memiliki agunan.
Dalam konteks pengembangan penyaluran melalui strategi yang dikemukakan, hal lain yang diperlukan didalam penyokong hal tersebut adalah adanya kebijakan
dalam penurunan bunga agar lebih kecil dari 9 . Selain itu, dicara celah pengaturan agar persyaratan peminjaman dapat lebih mudah. Dana yang disalurkan untuk UKM
dari pemerintah daerah diperbesar. Ada perbaikan pelayanan pembayaran angsuran dengan menggunakan fasilitas ATM, selain itu menambah jangka waktu kredit.
Hal yang penting juga, perlu adanya kegiatan evaluasi rutin terhadap penerima kredit Swamitra untuk antisipasi agar tidak terjadi kredit macetmenunggak, karena saat
ini evaluasi yang dilakukan hanya menegur setelah penerima kredit menunggak. Untuk yang menunggak antisipasi masalah dilakukan yang diperlukan juga adalah
mendampingi peminjam melalui komunikasi tentang kondisi usaha yang sedang dihadapi. Dasar komunikasi yang dilakukan adalah membangun kepercayaan pihak
pengelola Pola Swamitra, bahwa penerima kredit berkomitmen akan membayar. Dengan semangat mencari solusi bersama melalui cara-cara untuk memfasilitasi
kemungkinan penunggakan seperti menambah bulan angsuran, memberikan keringanan jumlah angsuran.
Pola Swamitra adalah sebuah program yang dapat terus dikembangkan untuk menjadikan koperasi dapat kuat untuk menyalurkan dana berupa kredit secara baik.
Dengan demikian, untuk selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah pengembangan program “exit strategy” dari koperasi-koperasi yang menjadi lokasi Program Swamitra.
Hal ini dapat menjadi bahan pemikiran bagi pengembang program maupun Pemerintah Provinsi Riau khususnya yang turut aktif didalam menyokong penerapan penyaluran
kredit melalui koperasi dengan Pola Swamitra.
ix
Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
x
PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK
PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU
Oleh :
R. MOCHTAR M.
NRP. A.153050025
Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Profesional
Pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2008
xi Dosen Penguji Luar Komisi : 1. Dr Yusman Syaukat
2. Ir Shorea Khaswarina, MP
xii Judul Tugas Akhir
: Pengembangan Penyaluran Kredit Melalui Koperasi Dengan Pola Swamitra untuk Ekonomi Daerah dan Masyarakat di Kota
Pekanbaru Nama
: R. Mochtar M. NRP
: A153050165
Disetujui
Komisi Pembimbing,
Dr Ir Lala M Kolopaking, MS Ir Lukman M. Baqa, MEc
Ketua Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Manajemen Pembangunan Daerah
Dr Ir Yusman Syaukat MEc Prof Dr Ir Khairil A, Notodiputro, MS
xiii Tanggal Ujian : Tanggal Lulus :
iv
PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK
PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU
R. MOCHTAR. M