3.2. Metode Analisis
Data
Untuk mendukung penelitian mengenai analisis komparatif keterkaitan inflasi dengan nilai tukar riil di kawasan Asia ASEAN+3 dan non Asia Uni Eropa, Amerika
Utara, maka digunakan berbagai metode analisis data dengan bantuan software Microsoft Excel 2003, Eviews 4.1, dan Eviews 5.1.
3.2.1. Analisis Eksploratif
Menurut Nazir 1999, analisis eksploratif adalah suatu analisis dalam meneliti sekelompok objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari dilakukannya analisis eksploratif ini adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dengan kata lain, analisis eksploratif secara garis besar mencoba mencari fakta dengan interpretasi yang
tepat, dimana hasil dari analisis ini merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu atau kelompok tertentu.
Bentuk dari analisis eksploratif disini adalah studi kasus pengkajian pola hubungan inflasi dan nilai tukar riil secara garis besar di sebagian besar negara-negara
sebagai pembanding dengan negara-negara kawasan lainnya. Analisis ini didukung tampilan gambar untuk melihat korelasi pergerakan inflasi dan nilai tukar riil serta trend
yang terjadi antara dua variabel dalam penelitian yaitu nilai tukar riil dan laju inflasi.
3.2.2. Granger Causality Test pada data panel
Hubungan kausalitas Causality adalah hubungan jangka pendek antara kelompok tertentu dengan menggunakan pendekatan ekonometrik yang mencakup juga
hubungan timbal balik dan fungsi-fungsi yang muncul dari analisis spektrum, khususnya hubungan penuh antar spektrum dan hubungan partial antar spektrum
Granger, 1969. Dari pandangan ekonometrik, ide utama dari kausalitas adalah sebagai berikut. Pertama, jika X mempengaruhi Y, berarti informasi masa lalu X dapat
membantu dalam memprediksikan Y. Dengan kata lain, dengan menambah data masa lalu X ke regresi Y dengan data Y masa lalu maka dapat meningkatkan kekuatan
penjelas explanatory power dari regresi. Kedua, data masa lalu Y tidak dapat membantu dalam memprediksikan X, karena jika X dapat membantu dalam
memprediksikan Y dan Y dapat membantu memprediksikan X, maka kemungkinan besar terdapat variabel lain, katakan Z, yang mempengaruhi X dan Y Granger, 1969.
Pada tahun 1969, Granger memperkenalkan hubungan sebab akibat antara dua variabel yang saling berkaitan. Hubungan kausalitas dapat dibagi atas tiga kategori,
yaitu hubungan kausalitas satu arah, hubungan kausalitas dua arah dan hubungan timbal balik. Dengan panjang lag optimal, p , maka prinsip kerja dari Granger Causality Test
pada data panel didasarkan atas regresi model pooled sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
1 1
1 1
... ...
it i t
p i t p
i t p
i t p i t
y y
y x
x
α α
α β
β ε
− −
− −
= +
+ + +
+ + +
3.1
1 1
1 1
... ...
it i t
l i t p
i t p
i t p it
x x
x y
y
α α
α β
β υ
− −
− −
= +
+ + +
+ + +
3.2
Pada persamaan regresi model pooled pertama 3.1, X mempengaruhi Y atau hubungan kausalitas satu arah dari X ke Y apabila koefisien
l
β tidak sama dengan nol 0. Hal yang sama juga untuk persamaan regresi model pooled kedua 3.2, Y
mempengaruhi X atau terdapat hubungan kausalitas satu arah dari Y ke X jika koefisien
l
β
tidak sama dengan nol. Sementara apabila keduanya terjadi maka dikatakan terdapat hubungan timbal balik feedback relationship antara X dan Y atau terdapat hubungan
kausalitas dua arah bidirectional causality antara X dan Y. Dalam penelitian ini, Granger Causality Test ini dilakukan untuk menganalisis hubungan inflasi dan nilai
tukar riil pada data panel. Dengan menggunakan software ekonometrik, hipotesis nol yang digunakan untuk hubungan dua variabel adalah X tidak mempengaruhi Y dan Y
tidak mempengaruhi X. Dasar penolakan hipotesis nol dengan menggunakan kriteria probabilitas 0.1.
3.2.3. Metode Hodrick-Prescott Filter