61
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
Σ −
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
=
2 t
2 11
b 1
1 -
k k
r σ
σ
Keterangan: r
11
: reliabilitas instrumen k : banyaknya pertanyaan
σb
2
: varian butir Σσb
2
: jumlah varian butir σ
t 2
: varian total Arikunto, 1998:193.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas angket pada lampiran diperoleh r
11
= 0,958 dan lebih besar dari r
tabel
= 0,297 pada α = 5 dengan N = 20. Dengan
demikian menunjukkan bahwa intrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.6 Metode analisis data
Analisa data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, terutama apabila penelitian tersebut bermaksud untuk mengambil kesimpulan dari
masalah yang diteliti. Untuk menganalisa data diperlukan suatu cara atau metode analisa data. Metode analisa data digunakan untuk mengubah atau menganalisa data
hasil penelitian agar dapat diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan mudah untuk dipahami. Di dalam menganalisa data-data yang ada dalam penelitian ini
digunakan:
62
1. Metode analisis Deskriptif persentase
Metode ini digunakan untuk mengkaji setiap variabel yang ada dalam penelitian. Dengan demikian dapat diketahui keadaan komunikasi organisasi,
lingkungan kerja, pengembangan pegawai dan semangat kerja pegawai kantor
Setda Kabupaten Grobogan. Untuk mengukur variabel komunikasi organisasi,
lingkungan kerja, pengembangan pegawai dan semangat kerja dilakukan dengan memberi skor pada angket yang diisi oleh responden dengan ketentuan sebagai
berikut: a.
Jawaban A diberi skor 4 b.
Jawaban B diberi skor 3 c.
Jawaban C diberi skor 2 d.
Jawaban D diberi skor 1 Langkah-langkah analisis deskriptif persentase adalah:
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan c.
Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden d.
Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus: =
N n
x 100 e.
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori f.
Kesimpulan berdasarkan tabel kategori Muhamad Ali, 1995:184-185
63
Hasil penskoran jawaban dapat dikonsultasikan dengan tabel kategori dibawah ini :
tabel 2. Kelas interval dan kategorinya Kelas interval
Kategori 25,00 – 43,74
43,75 – 62,49 62,50 – 81,24
81,25 – 100,00 Sangat Buruk
Buruk Baik
Sangat baik
2. Analisis Regresi linier berganda
Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian, maka model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Penggunaan model analisis ini
dengan alasan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel terikat, yaitu antara komunikasi organisasi X
1
, lingkungan kerja X
2
dan pengembangan pegawai X
3
terhadap semangat kerja Y. Sedangkan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Υˆ = a + a
1
X
1
+ a
2
X
2
+a
3
X
3
Sudjana, 1996 : 347 Keterangan:
Υˆ : Semangat keja
a : Bilangan konstanta
a
1,
a
2,
a
3
: Koefisien regresi X1 : Komunikasi organisasi
X2 : Lingkungan kerja
X3 : Pengembangan pegawai
64
a. Uji simultan
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas yang terdapat di dalam model secara bersama-sama Simultan terhadap variabel
terikat. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikatnya, baik secara bersama-sama
maupun secara parsial. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis digunakan uji F, yaitu untuk
mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan variabel terikat. Apabila dari perhitungan F
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi dapat
menerangkan variabel terikat secara serentak. Sebaliknya jika F
hitung
F
tabel
maka Ho diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model
regresi linier berganda tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya. Dalam uji linier berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien
determinasi R
2
, keseluruhan R
2
digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linier berganda. Jika R
2
yang diperoleh mendekati 1satu maka dapat dikatakan semakin mendekati kuat model tersebut dalam
menerangkan variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya R
2
mendekati 0nol maka semakin lemah variasi variabel-variabel bebas menerangkan variabel terikat.
b. Uji Parsial
Uji ini digunakan untuk menguji kemaknaan koefisien parsial dengan menggunakan uji t. Pengambilan keputusan dilaksanakan berdasarkan
65
perbandingan nilai t
hitung
masing-masing koefisien regresi dengan nilai t
tabe
pada taraf signifikansi 5
l
. Apabila t
hitung
t
tabel,
maka H ditolak, ini berarti bahwa
variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat yang diuji. Selain uji t, juga digunakan uji r
2
untuk mengetahui sumbangan parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Uji parsial yang dilakukan adalah dengan analisis regresi untuk mengetahui nilai koefisien regresi,
2
r dan dari analisi regresi yang dilakukan tersebut dapat diketahui pula nilai t
hitung
. Dengan rumus:
2
1 2
r n
r t
− −
=
Sudjana, 1996: 380 Apabila diketahui koefisien secara parsial untuk variabel X
1
, X
2
, X
3
, terhadap Y bertanda positif + artinya, semakin baik X
1
, X
2
, X
3
tersebut maka Yang akan semakin baik pula. Dan apabila diperoleh tanda negatif - artinya,
semakin baik X
1
, X
2
, X
3
, maka Y cenderung semakin menurun Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel idependen.
Apabila diperoleh angka signifikan 0,05 maka pengaruh dari variabel independen lemah, dan apabilla angka signifikan 0,05 maka pengaruh dari
variabel independen kuat. Selain uji t dilakukan uji
2
r , uji
2
r tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana sumbangan dari masing-masing variabel bebas, jika variabel lainnya
konstan terhadap variabel terikat.
66
Semakin besar nilai
2
r maka semakin besar variasi sumbangan terhadap variabel terikat. Besarnya koefisien determinan
2
r dapat dicari dengan rumus.
∑ ∑
∑
− −
− −
=
2 i
2 i
2 i
2
y y
yˆ y
y y
r
Sudjana, 1996: 368
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN