Pengaruh Pengembangan Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi

(1)

PENGARUH PENGEMBANGAN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh : SONDANG SITOHANG

120921012

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

Nama : Sondang Sitohang

Nim : 120921012

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Pengembangan Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi

Medan, Juni 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara

Drs. M.H. Thamrin Nasution, M.Si Drs. M. H. Thamrin Nasution, M.Si NIP. 196401081991021001 NIP. 196401081991021001

Dekan, FISIP USU MEDAN

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENGEMBANGAN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN DAIRI

Nama : Sondang Sitohang

Nim : 120921012

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektivitas kerja pada kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi. Dimana pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan dan penelitian dilakukan pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektivitas kerja pada kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi.

Hipotesis dalam penelitian ini ialah pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap efektivitas kerja. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan penghitungan exel dan statistik SPSS 18. Hasil daripada hipotesis yaitu menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap efektivitas kerja yaitu sebesar 45,5%.

Kata kunci : Pengembangan Pegawai, Pendidikan dan Pelatihan dan Efektivitas Kerja


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi di Departemen Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Pengembangan Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan, hal ini tak lepas dari penulis masih dalam tahap pembelajaran dan peningkatan pengetahuan serta keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan paling tidak bagi penulis sendiri.

Dengan hati yang tulus, penulis menyadari bahwa sejak awal penulisan ini sampai dengan selesai, penulis banyak mendapat dorongan motivasi dan dibantu berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Faakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara dan sekaligus dosen pembimbing penulis yang telah membimbing, mengajari dan memberikan masukkan kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Bapak diberikan umur yang panjang dan kesuksesan serta


(5)

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara.

4. Ibu Arlina, SH. M.Hum sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak KRA. Johnny Sitohang Adinegoro sebagai Bupati Kabupaten Dairi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti tugas belajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 6. Seluruh Bapak/Ibu dosen pengajar di FISIP USU yang selama ini telah

meberikan banyak hal, ilmu pengetahuan, pengalaman hidup yang luar biasa kepada penulis selama menjadi mahasiswa FISIP USU.

7. Bapak Julius Gurning, S.Sos. M.Si, Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi yang telah meberikan penulis ijin untuk melakukan penelitian pada kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi.

8. Bapak Sahat MT Sianturi, S.Sos, M.Si selaku Kapala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kab. Dairi yang memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian pada kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah kab. Dairi

9. Bapak Robot Manullang, SAP, MAB, selaku Kasubbag RTP Bagian Umum Sekretariat Daerah Kab. Dairi dan Ibu Lolita Anak Ampun SE, selaku Kasubbag TUPP Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kab. Dairi dan membantu penulis dalam menyebarkan kuesioner penelitian penulis


(6)

10.Seluruh pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kab. Dairi yang telah membantu penulis dalam penelitian dan kepada Dedi Sitinjak staf Bagian Ortala Sekda Kab. Dairi yang telah membantu penulis memperoleh data-data pegawai Bagian Umum Sekda Kab. Dairi

11.Ibu Mega dan Ibu Dian yang selalu membantu penulis dalam penyelesaian administrasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. 12.Kepada suami tercinta yang selalu memberikan doa, semangat dan selalu

mendukung penulis dalam pendidikani ini sehingga penulis mampu meyelesaikan pendidikan ini dengan baik.

13.Teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini buat adikku yang manis Santi Rajagukguk dan buat Anugrah terimakasih buat bantuannya

14.Teman-teman AN 2012 yang memberikan semangat buat penulis dan penulis akan selalu merindukan kalian semua.

15.Untuk semua pihak yang tidak tersebutkan satu persatu. Terima kasih untuk doa, semangat, bantuan baik saran, kritik yang diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Tuhan yang memberkati kita semua.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah………... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Kerangka Teori ………. 7

1.6.1. Pengembangan Pegawai ... 8

1.6.2. Langkah-langkah pengembangan Pegawai ... 10

1.6.3. Pengertian Efektifitas Kerja ……….. 19

1.6.4. . Pengukuran Efektivitas Kerja ………... 21

1.6.5. Hubungan Pengembangan pegawai Terhadap Efektivitas 23 Kerja 1.7. Hipotesis ……… 24

1.8. Defenisi konsep ……….. 25


(8)

BAB II METODE PENELITIAN ... 28

2.1. Bentuk Penelitian ... 28

2.2. Lokasi Penelitian ... 28

2.3. Teknik Pengumpulan Data ... 29

2.4. Teknik Penentuan Skor ... 30

2.4. Teknik Analisis Data ... 32

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Sejarah Singkat pembentukan Kabupaten Dairi ………. 35

3.2. Sekretariat Daerah ……… 38

3.3. Struktur Organisasi ………. 42

3.4. Tugas Pokok dan Uraian Tugas bagian Umum Sekretariat Daerah ……….. 43

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA 4.1. Identitas Responden ... 52

4.2. Penyajian Data dan Jawaban Responden ... 54

4.2.1. Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ... 54

4.2.2. Efektivitas Kerja (Variabel Y) ... 63

4.3. Analisis Data ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien ... 33

Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan ... 53

Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Status ... 54

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden mengenai Materi atau Bahan Yang diberikan pada Diklat Dapat Menunjang Pekerjaan ... 55

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden mengenai Materi atau Bahan Diklat dapat Meningkatkan Pengetahuan ... 55

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden mengenai Materi atau Bahan Diklat yang Diberikan Sesuai dengan Kebutuhan Pekerjaan ... 56

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden mengenai Metode Diklat Telah sesuai dengan Subjek yang Diajarkan ... 57

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden mengenai Metode Diklat yang Digunakan memudahkan untuk memahami materi yang Diberikan ... 57

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden mengenai Metode yang Digunakan pada Diklat sesuai dengan Gaya Belajar ... 58

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden mengenai Alat Bantu yang Digunakan pada saat Diklat dapat Membantu Memahami Metode yang diberikan ... 58

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden mengenai Dalam Memberikan Materi Diklat Pelatih Menyampaikan dengan jelas dan Mudah Dimengerti ... 59

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden mengenai Pelatih Menguasai Materi yang Disampaikan pada saat Diklat ... 59

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden mengenai Pelatih memotivasi Peserta untuk dapat Mempraktekkan Subjek yang diajarkan ... 60

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden mengenai Setelah mengikuti Diklat Mengalami Peningkatan Kerja ... 60


(10)

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden mengenai Setelah Mengikuti

Diklat Menguasai Tugas-Tugas yang Diberikan ... 61 Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden mengenai Setelah mengikuti

Diklat dapat Membantu Rekan Kerja yang Kesulitan

Melaksanakan Tugasnya ... 61 Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden mengenai Dalam mengikuti

Diklat Jadwal Diklat Sesuai dengan yang telah ditetapkan

Penyelenggara ... 62 Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden mengenai Dalam Pelaksanaan

Diklat Pihak Penyelenggara Menyediakan Kebutuhan Peserta ... 62 Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden mengenai Teliti dalam

Melaksanakan Pekerjaan yang Diberikan ... 63 Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden mengenai Dalam

Melaksanakan Pekerjaan dapat Menyelesaikan dengan Rapi ... 64 Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden mengenai Hasil Pekerjaan

Di Nilai Baik dan Memuaskan Oleh Pimpinan ... 64 Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden mengenai Dapat Menyelesaikan

Pekerjaan yang Diberikan Atasan di Luar Tugas Rutin ... 65 Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden mengenai Hasil Pekerjaan

Sudah Mencapai Sasaran dan Tujuan yang Ditetapkan Atasan ... 65 Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden mengenai Memberikan

Bantuan Kepada Rekan Kerja Bila Menemukan Kesulitan

Dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 66 Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden mengenai Merasa Puas

Terhadap Hasil Pekerjaan yang Dikerjakan ... 66 Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden mengenai Rekan Kerja

Merasa Puas Apabila dapat Membantunya dalam

Menyelesaikan Pekerjaan ... 67 Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden mengenai Dalam Melaksanakan

Pekerjaan Tidak Merasa ada Beban Melainkan Merupakan


(11)

Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden mengenai Dalam Menyelesaikan

Tugas-Tugas tidak Menunggu Instruksi dari Atasan ... 68

Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden mengenai Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai dengan Waktu yang telah Ditetapkan ... 68

Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden mengenai Semangat Dalam Melaksanakan Tugas didasari Dorongan yang Kuat dari Dalam Diri ... 69

Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden mengenai Insentif dapat Meningkatkan Kualitas Kerja dalam Menyelesaikan Tugas ... 69

Tabel 4.33 Distribusi Jawaban Responden mengenai Pimpinan Memberikan Perhatian yang dapat Memotivasi dalam Menjalankan Tugas Pekerjaan ... 70

Taabel 4.34 Distribususi Jawaban Responden mengenai Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Menggunakan Prinsip Hemat ... 70

Tabel 4.35 Distribusi Jawaban Responden mengenai Dalam Menyelesaikan Tugas Pekerjaan Sesuai dengan Waktu Yang telah Ditetapkan ... 71

Tabel 4.36 Distribusi Jawaban Responden mengenai Penggunaan Anggaran Untuk Melaksanakan Tugas Sudah Sesuai dengan Ketetapan yang ada ... 71

Tabel 4.37 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 72

Tabel 4.38 Hasil Koefisien Determinasi ... 73


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

ABSTRAK

PENGARUH PENGEMBANGAN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN DAIRI

Nama : Sondang Sitohang

Nim : 120921012

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektivitas kerja pada kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi. Dimana pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan dan penelitian dilakukan pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektivitas kerja pada kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi.

Hipotesis dalam penelitian ini ialah pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap efektivitas kerja. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan penghitungan exel dan statistik SPSS 18. Hasil daripada hipotesis yaitu menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap efektivitas kerja yaitu sebesar 45,5%.

Kata kunci : Pengembangan Pegawai, Pendidikan dan Pelatihan dan Efektivitas Kerja


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organisasi sering dipandang sebagai tempat atau wadah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang mendukung misalnya orang, modal, material dan lain lain. Namun penggerak dari semuanya agar tujuan itu tercapai adalah orang. Dalam organisasi baik sektor pemerintah maupun sektor swasta sumber daya manusia sangat mendukung keberhasilan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Pegawai/karyawan adalah merupakan asset organisasi yang perlu dikembangkan agar memiliki kinerja yang baik sehingga kegiatan yang ada dalam organisasi tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif sehingga apa yang menjadi sasaran atau tujuan dapat dicapai.

Agar tujuan organisasi dapat tercapai tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, sikap, loyalitas baik terhadap pekerjaan maupun perusahaan. Dalam organisasi swasta dan publik untuk memiliki pegawai ataupun karyawan yang mempunyai kompetensi tentunya diperlukan manajemen yang baik yaitu perencanaan sumber daya manusia, seleksi, penempatan pegawai dan pengembangan pegawai.Pengelolaan SDM dengan tepat, agar mampu memanfaatkan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dalam mencapai tujuan organisasi. MenurutSedarmayanti, (1995:27), bahwa pengembangan


(15)

kuantitas menyangkut jumlah pegawai, kuantitas pegawai tanpa disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan bangsa. Sedangkan kualitas menyangkut mutu sumber daya manusia yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik (kecerdasan dan moral), oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi suatu pembangunan dibidang apapun, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu syarat utama.

Dalam organisasi pemerintah khususnya pemerintah daerah, sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 129 ayat 1 dan 2 yaitu Pemerintah melaksanakan pembinaan manajenen pegawai negeri sipildaerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai negerisipil secara nasional. Manajemen pegawai negeri sipil daerah meliputi penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan,kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, dan pengembangan.

Menurut Irawan, dkk. (1997:92), yang mengemukakan pengembangan pegawai dapat dilakukan baik melalui jalur (cara) diklat maupun jalur non diklat. Jalur diklat, misalnya berbentuk kegiatan seminar, lokakarya. Jalur non diklat misalnya dapat berbentuk promosi jabatan, pemberian bonus, insentif, peringatan dan hukuman.

Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya agar dapat mencapai tujuannya dengan baik. Tujuan organisasi itu akan dapat tercapai


(16)

dengan baik apabila pegawai dapat melakukan tugas-tugasnya dengan efektif. Efektifitas suatu lembaga sangat tergantung pada baik buruknya pengembangan sumber daya manusia, oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan kerja para pegawai dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.Pengembangan pegawai sering diartikan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi para pegawai agar pegawai mampu melaksanakan tugasnya. Apabila pegawai mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan benar serta tepat waktu maka akan tercipta efektivitas kerja sehingga tercapai tujuan organisisai. Pengembangan sebagai suatu perubahan dalam orang yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja lebih efektif.

Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu organisasi untuk melaksanakan tugas pokoknya untuk mencapai sasaran. Konsep efektifitas tidak selalu paralel dengan konsep efesiensi karena walaupun terjadi pemborosan asalkan tujuan dapat dicapai maka organisasi dikatakan efektif.Namun untuk perkembangan kinerja pegawai dewasa ini konsep efesiensi sangat diperhatikan hal ini sesuai dengan penyelenggaraan kebijakan dan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu asas efektif dan efisien (Undang-undang No. 5 tahun 2014) Faktor yang menjadi perhatian dalam pengembangan serta peningkatan kemampuan dan keterampilan aparatur pemerintah adalah dengan pengembangan terhadap pegawai melalui proses pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan agar tercapai efektifitas kerja. Sehingga pegawai akan memiliki


(17)

Dalam organisasi pemerintah sumber daya manusia sering disebut dengan pegawai yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS ), sebelum menjadi Pegawi Negeri Sipil pada awalnya adalah Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ) yaitu masa setelah diterima melalui rekrutmen PNS. Untuk menjadi PNS pegawai terlebih dahulu memenuhi persyaratan salah satunya adalah mengikuti Pendidikan dan Latihan ( Diklat ) Prajabatan. Diklat ini dilakukan agar pegawai memiliki ketermpilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan dipercayakan kepadanya.

Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah. Bagian Umum merupakan salah satu bagian dari Organisasi Sekretariat Daerah yang berada dibawah langsung dari Asisten Administrasi Umum.Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Keprotokolan dan Persandian, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Bagian Umum. Dalam pelaksaaan tugas bagian umum melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pemerintahan daerah bidang umum, dan fasilitasi koordinasi dan evaluasi penyelenggaraan kebijakan serta pengelolaan administrasi tugas-tugas bidang : tata usaha, perjalanan dinas, keprotokoleran, rumah tangga, perlengkapan dan keuangan Sekretariat Daerah. Dalam kegiatannya bagian umum melaksanakan penerimaan surat masuk dan surat keluar dari internal maupun eksternal lingkungan sekretariat daerah. Penanganan surat masuk yaitu surat yang penunjukannya kepada Bupati, Wakil Bupati, Sekrtetaris Daerah dan Assisten. Penanganan surat keluar yaitu pemberian penomoran surat yang penandatangan surat oleh Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. Selain dari menangani


(18)

surat, kegiatan bagian umum juga melakukan kegiatan keprotokolan, keuangan, rumah tangga kedinasan. Karena begitu luasnya ruang lingkup kerja dalam bagian umum tentunnya diperlukan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan pegawai akan bidang kegiatan yang dikerjakannya.

Dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut dalam pengamatan penulis bahwa masih adanya penyelesaian pekerjaan yang tertunda, kurangnya penguasaan pegawai terhadap kegiatan yang dilaksanakan ini dapat dilihat setiap kegiatan yang ada dibagian umum yang telah dilaksanakan bukti dari pelaksaaan kegiatan disebut dengan surat pertanggungjawaban (SPJ) sering tidak tepat waktu.Selanjutnya pegawai dalam menangani suatu kegiatan belum pernah melakukan pelatihan dibidangnya sehingga kurangnya pengetahuan terhadap bidang tersebut.Penundaan pekerjaan tersebut dapat terjadi karena pegawai kurang disiplin, merasa kurang memahami pekerjaan dan kejenuhan terhadap lingkungan kerja.Untuk penilaian sementara dilapangan bahwa pegawai yang diberikan pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan mengalami peningkatan kinerja yang telah dinilai melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3). Tetapi pengembangan pegawai dilakukan kurang maksimal dikarenakan keterbatasan anggaran dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung.

Dari pemaparan tersebut penulis tertarik untuk melakukan atau mengadakan penelitian yang menuangkannya dengan judul “PENGARUH PENGEMBANGAN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN DAIRI.”


(19)

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,penulis merumuskan masalah yakni : Seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektifitas kerja pada kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah ini adalah :

1. Pengembangan pegawai dalam penelitian ini adalah melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

2. Penelitian ini dilakukan pada pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan.

1.4. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaannya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektifitas kerja pada Bagian UmumSekretariat Kabupaten Dairi

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :


(20)

1. Bagi penulis penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah serta melatih penulis menerangkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan, memperkaya referensi ilmiah dibidang sosial

2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangsih pemikiran, pertimbangan dan masukan yang berguna bagi kemajuan instansi itu sendiri.

3. Bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memperkaya ragam penelitian serta dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah.

1.6. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman dasar berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstrak defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 2008:37)

Mengacu pada pendapat diatas, maka dalam hal ini penulis mengemukakan beberapa teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian ini.


(21)

1.6.1. Pengembangan Pegawai

Apabila dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasi yang dilakukan oleh organisasi adalah pengembangan sumber daya manusianya. Karena sumberdaya manusia adalah merupakan investasi bagi organisasi maka dari itu sumber daya manusia tersebut perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan segala tugas dan kegiatannya agar tujuan organisasi dapat tercapai. Pengetahuan dan keterampilan pegawai tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.

Pengalaman banyak organisasi menunjukkan bahwa dengan penyelenggaraan program pengenalan yang sangat komprehensif belum menjamin pegawai baru dapat melaksanakan tugas artinya para pegawai masih memerlukan pelatihan tentang berbagai segi tugas pekerjaannya. Para pegawai yang berpengalaman juga memerlukan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk meningkatkan produktifitas kerja sehingga efektivitas kerja dapat tercapai dengan baik.

Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan umum (Yuli, 2005:73)

Sedangkan menurut Handoko (1996:104) yang mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia mempunyai ruang lingkup yang lebih luas


(22)

dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian sebagai upaya persiapan para karyawan untuk memegang tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang.

Pendapat lain dari Notoatmodjo (1998:2) ada dua pengertian sumber daya manusia. Secara makro, pengembangan sumber daya manusia (human resources development) adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan bangsa. Secara mikro, pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau karyawan untuk mencapai suatu hasil optimal yang dapat berupa jasa maupun benda atau uang.

Panggabean (2002:51) berpendapat bahwa pengembangan karyawan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih peduli terhadap pendidikan yaitu terhadap peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterpretasi pengetahuan dan bukan mengajarkan keterampilan teknis. Dengan demikian, pengembangan ini berupaya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan lama dan baru yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan baik untuk saat ini atau untuk masa yang akandatang.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan pegawaimerupakan suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugasnya baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang demi tercapainya tujuan organisasi.


(23)

Manullang (1992:200) mengungkapkan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi guna pengembangan sumber daya manusia yang meliputi :

 Rotasi Jabatan

 Latihan atau pendidikan  Delegasi tugas

 Penugasan dalam keanggotaan suatu panitia  Promosi

 Pemindahan  Konselling  Konfernsi

Menurut Irawan, dkk (1997:92), bahwa Pengembangan pegawai dapat dilakukan baik melalui jalur (cara ) diklat maupun jalur non diklat. Jalur diklat misalnya, berbentuk kegiatan seminar, lokakarya dan lainlain. Jalur non diklat misalnya dapat berupa berbentuk promosi jabatan, bonus, insentif, teguran dan hukuman.

Dari dua pendapat ahli tentang aktivitas yang dilakukan dalam hal pengembangan pegawai dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan (diklat).

a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Banyak usaha yang dilakukan oleh setiap organisasi agar pegawainya dapat berkembang dalam arti meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk


(24)

melaksanakan tugasnya. Untuk memperbaiki kemampuan para pegawai dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan dan pendidikan kepada mereka yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan operasional di dalam menjalankan tugas pekerjaan.

Menurut Instruksi Presiden Nomor 15 tahun 1974 dalam Wursanto (1999:59), latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.

Pendidikan dan pelatihan sama juga dengan pengembangan yang merupakan proses peningkatan keterampilan kerja. Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktifitas ekonomi (Ranupandojo, 1993:77)

Dari penjelasan tersebut pendidikan dan pelatihan adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, kecakapan pegawai agar memahami dan mampu melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan dapat menambah kecakapan pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehingga yang efektivitas kerja dapat tercapai dalam organisasi.

b. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai dapat dilaksanakan di dalam internal maupun eksternal organisasi tergantung tujuan


(25)

yang ingin dicapai setelah pegawai mengikuti pendidikan dan pelatihan. Menurut As’ad (1998 :105) yang menjadi tujuan pendidikan dan pelatihan yaitu :

1. Meningkatkan produktivitas kerja

Latihan dapat meningkatkan performance kerja pada posisi jabatannya yang sekarang. Jika level performance nya meningkat maka produktifitas akan meningkat dan keuntungan bagi organisasi akan meningkat

2. Meningkatkan mutu kerja

Hal ini menjelaskan kualitas dan kuantitas. Pegawai yang berpengaturan maju akan bekerja lebih baik dan dapat mengurangi kesalahan dalam tugasnya.

3. Meningkatkan ketepatandalam human resource planning

Latihan yang baik dapat mempersiapkan tenaga kerja untuk keperluan dimasa yang akan datang.

4. Meningkatkan moral kerja

Apabila organisasi memberikan latihan yang baik maka suasana kerja di organisasi tersebut akan lebih baik dengan suasana kerja yang menyenangkan sehingga moral kerja akan meningkat.

5. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja

Suatu latihan yang tepat dapat membantu menghindarkan dari timbulnya kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.

6. Menunjang pertumbuhan pribadi

Latihan yang tepat dapat memberi keuntungan bagi kedua pihak yaitu perusahaan dan pegawai itu sendiri. Bagi pegawai dengan mengikuti


(26)

pelatihan dan pendidikan akan lebih mematangkan diri dalam bidang kepribadian, intelektual dan keterampilannya

Menurut Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, pendidikan dan pelatihan (diklat) bertujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian danetika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.

2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekatpersatuan dan kesatuan bangsa.

3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,pengayoman, dan pembedayaan masyarakat.

4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugaspemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yangbaik.

Menurut Undang-Undang No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan latihan jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) diklat ada 2 (dua) jenis yaitu Diklat Prajabatan dan diklat jabatan.

1. Diklat Pra-Jabatan (pre service training) adalah suatu latihan yang diberikan kepada Calon Pegawai Negeri Sipil, dengan tujuan agar ia dapat terampil melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Diklat Pra-Jabatan terdiri dari :


(27)

a. Diklat Prajabatan golongan I, diklat bagi mereka yang akan diangkat untuk menjadi PNS golongan I

b. Diklat Prajabatan golongan II, diklat bagi mereka yang akam diangkat menjadi PNS golongan II

c. Diklat Prajabatan golongan III, diklat bagi mereka yang akan diangkat menjadi PNS golongan III

2. Diklat dalam jabatan ( in service training) adalah suatu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan. Diklat dalam jabatan terdiri dari Diklat Kepemimpinan (Diklatpim), Diklat Fungsional dan Diklat Teknis.

Diklatpim yang terdiri dari :

a. Diklatpim Tingkat IV, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon IV

b. Diklatpim Tingkat III, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon III

c. Diklatpim Tingkat II, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural eselon II

d. Diklatpim Tingkat I, diklat bagi mereka menduduki jabatan struktural Eselon I

Diklat Fungsional adalah diklat yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan yang sesuai dengan jenis jenjang jabatan fungsional, yang ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan fungsional bersangkutan.


(28)

Diklat Teknis yaitu diklat yang dilaksanakan untuk memberikan keterampilan dan atau penguasaan pengetahuan teknis yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan tugas pokok instansi yang bersangkutan dan pengetahuan yang berkenaan dengan bidang pelayanan teknis yang bersifat umum, administratis dan manajemen yang keberadaannya menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.

c.Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

Dalam setiap aktifitas organisasi, pasti memiliki sasaran dan arah yang dituju, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Arah yang dituju merupakan rencana yang dinyatakan sebagai hasil yang harus dicapai. Manfaat dan dampak yang diharapkan dari pendidikan dan pelatihan harus dirumuskan dengan jelas serta tidak mengabaikan kesanggupan dan kemampuan perusahaan. 1. Meningkatkan stabilitas pegawai

2. Memperbaiki cara kerja pegawai

3. Mampu bekerja lebih efektif dan efisien 4. Meningkatkan keahlian dan produktifitas kerja 5. Mengurangi timbulnya kecelakaan kerja 6. Meningkatkan rasa tanggung jawab

7. Meningkatkan semangat dan kecakapan bekerja

8. Kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri dengan mengeluarkan segala potensi yang dimiliki


(29)

Menurut Matituna, domi (1993:174) penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan yaitu :

1. Menaikan rasa puas pegawai 2. Mengurangi pemborosan

3. Mengurangi ketidakhadiran dan turn over pegawai 4. Memperbaiki metode dan sistem kerja

5. Menaikkan tingkat penghasilan 6. Mengurangi biaya-biaya lembur

7. Mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin 8. Mengurangi keluhan-keluhan pegawai

9. Mengurangi kecelakaan-kecelakaan 10.Memperbaiki komunikasi

11.Meningkatkan pengetahuan serbaguna pegawai 12.Memperbaiki moral pegawai

13.Meningkatkan kerjasama lebih baik

Berdasarkan uraian tersebut,jelaslah bahwa manfaat pendidikan dan pelatihan sangat penting karena pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan cara bekerja yang lebih efektif dan efisien daripada pegawai yang tidak diberikan pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan harus benar-benar disesuaikan dengan kepentingan instansi yang menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan tersebut.


(30)

d. Sistem dan Metode Pendidikan dan Pelatihan

Metode pendidikan dan pelatihan adalah suatu cara yang sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan kecakapan pegawai terhadap tugasnya. Agar pelaksanaan diklat dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan sistem yang digunakan dalam mengajarkan dan memberikan latihan kepada pegawai. Adapun sistem diklat yang digunakan oleh suatu organisasi adalah : (As”ad. 1998 :105)

1. Sasaran latihan

Setiap latihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur. Jika sasaran latihan tidak jelas maka tidak akan bisa diketahui efektivitas dari latihan itu sendiri dengan sasaran yang telah ditetapkan organisasi.

2. Pelatih

Tugas pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan metode-metode tertentu sehingga peserta dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran-sasaran yang diinginkan perusahaan

3. Metode-metode latihan (termasuk alat bantu)

Setelah bahan-bahan latihan ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menyusun metode latihan yang tepat, maka sasaran latihan juga tidak bisa didapat. Misalnya sasaran latihan mengacu pada keterampilan komputer,


(31)

sedangkan metode latihannya adalah kuliah dan diskusi tanpa latihan untuk keterampilan, maka kemungkinan besar sasaran latihan juga tidak tercapai. 4. Peserta

Peserta adalah komponen yang cukup penting sebab berhasilnya suatu program latihan tergantung pada kemampuan dan kemauan mereka dalam mengikuti program diklat tersebut.

Untuk mendukung agar proses pendidikan dan pelatihan dapat berjalan secara efektif diperlukan metode-metode yang baik dan sebaiknya metode yang diberikan sesuai dengan bidangnya agar tercipta hasil yang diinginkan

Pada garis besarnya dibedakan ada dua macam metode pendekatan yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan karyawan maupun pegawai, yakni :

1. Metode diluar pekerjaan (off the job site)

Pendidikan dan pelatihan dengan menggunakan metode ini berarti pegawai sebagai peserta diklat keluar sementara dari kegiatan atau pekerjaannya. Kemudian mengikuti pendidikan dan pelatihan, dengan menggunakan teknik-teknik belajar mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini mempunyai dua macam teknik, yaitu :

- Teknik presentasi informasi, dengan menyajikan informasi, yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada para peserta yang nantinya akan diadopsi oleh peserta diklat didalam pekerjaannya nanti. Yang termasuk dalam teknik ini adalah ceramah, teknik diskusi.


(32)

- Metode-metode simulasi, merupakan suatu peniruan karakteristik atau perilaku tertentu dari dunia rill sedemikian rupa sehingga peserta diklat dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya ditempat kerja.

2. Metode di dalam pekerjaan (on the job site)

Pelatihan ini berbentuk penugasan pegawai-pegawai baru kepada pegawai yang sudah berpengalaman untuk membimbing dan mengajarkan kepada pegawai baru. Para pegawai baru ini diharapkan dapat memberikan suatu contoh-contoh pekerjaan baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang jelas dan konkret, yang akan dikerjakan oleh pegawai baru tersebut segera setelah pelatihan berakhir.

1.6.3. Pengertian Efektivitas kerja

  Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya tidak dapat melepaskan diri dari perlunya pembagian kerja yang tepat supaya setiap pegawai bisa melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif.Sedarmayanti (1996:97) berpendapat sebagai berikut : “Efektifitas berkaitan dengan pencapaian unjuk kerja yang maksimal dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.”

Menurut Siagian (1997:151) mendefinisikan efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya yang telah ditetapkan artinya pelaksanaan suatu pekerjaan dinilai baik atau tidak, sangat tergantung pada penyelesaian tugas tersebut, cara melaksanakan, dan biaya dikeluarkan untuk pelaksanaan tugas tersebut


(33)

Etzioni (Tangkilisan, 2005) mengatakan bahwa pengertian efektifitas kerja adalah tingkat sejauh mana suatu organisasi yang merupakan sistem sosial dengan segala sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dan menghindari ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya.

Berdasarkan pengertian efektivitas kerja tersebut, dapat dikemukakan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi tergantung pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan anggota organisasi, secara tepat sasaran dan tepat waktu. Oleh karena itu perilaku pegawai yang mengarah pada proses pencapaian tujuan organisasi, harus dikelola sedemikian rupa sehingga membentuk kerja yang efektif. Kerja yang efektif adalah jawaban positif dari permasalahan-permasalahan bagaimanakah kita dapat memanfaatkan waktu yang telah ditetukan dan apakah target pekerjaan dapat kita capai atau kita lampaui. Efektivitas kerja individu ini juga akan membentuk efektivitas kerja unit dan efektivitas kerja organisasi. Efektivitas kerja organisasi selain ditentukan oleh efektivitas sumber daya manusia, juga dipengaruhi oleh efektivitas sumber daya lainnya.

Dengan demikian efektivitas kerja merupakan suatu ukuran pencapaian target dengan baik yang memberikan gambaran mengenai seberapa jauh tujuan organisasi dapat tercapai secara tepat sasaran dan tepat waktu. Apabila efektifitas kerja dapat ditingkatkan, pencapaian tujuan organisasi lebih optimal.


(34)

1.6.4. Pengukuran Efektifitas kerja

Pada dasarnya efektifitas kerja dimaksudkan untuk mengukur hasilpekerjaan yang dicapai sesuai dengan rencana, sesuai dengan kebijaksanaan ataudengan kata lain mencapai tujuan, maka hal itu dikatakan efektif. Nilai efektifitas

pada dasarnya ditentukan oleh tercapainya tujuan organisasai serta faktor kesesuaiandalam melaksanakan tugas atau pekerjaanya. Jadi efektifitas kerja pada tiap-tiaporganisasi akan berbeda–beda antara organisasi yang satu dengan organisasi yanglainnya, tergantung pada jenis dan sifat dari pada organisasi yang bersangkutan. Jika kita ingin mengetahui efektifitas suatu organisasi secara keseluruhan, maka kitamelihat efektifitas di oraganiasasi tersebut, dimana untuk mengukur efektifitas kerjatersebut telah dilakukan tinjauan yang dibuat oleh Campbell mengenaiberbagai ukuran yang digunakan untuk menentukan keberhasilan organisasimenghasilkan pengenalan sembilan belas variabel yang digunakan secara luas.

Menurut Champbell yang dikutip Steers (1985 : 45 ) untuk mengukur efektivitas kerja ada beberapa variabel yang dapat digunakan yaitu :

1. Kualitas kerja

Kualitas dari jasa atau produk primer yang dihasilkan oleh organisasi. Ini mungkin banyak bentuk operasional, terutama ditentukan oleh jenis produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.


(35)

Penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan, bahwa organisasi mampu menyelesaikan sesuatu tugas khususdengan baik jika diminta. 3. Semangat kerja

Kecendrungan anggota organisasi berusaha lebih keras mencapai tujuan dan sasaran organisasi termasuk perasaan terikat. Semangat kerja adalah gejala kelompok yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan, dan perasaan memiliki. Kelompok bersemangat, sedangkan perorangan bermotivasi (dan puas). Implikasinya semangat adalah bagian dari gejala kelompok.

4. Kepuasan kerja

Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaanya dalam organisasi. Tingkat puas rasa individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

5. Motivasi

Kekuatan kecendrungan seorang individu melibatkan diri dalam kegiatan yang berarahkan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukanlah perasanaan senang yang relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan perasaan sedia atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan.


(36)

Nisbah yang mencerminkan perbandingan beberapa aspek prestasi unit terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut. Contoh berapa biaya yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan.

1.6.5.Hubungan Pengembangan Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja

Pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan memiliki manfaat bagi pelaksaksanaan kegiatan karena dengan pendidikan dan pelatihan mampu memberikan hasil yang baik bagi pegawai maupun bagi organisasi. Dengan adanya pendidikan dan pelatihan tentunyaakan menambah semangat, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai dalam melaksananakan tugas-tugasnya dan melalui pendidikan dan pelatihan juga dapat merubah sikap dan perilaku dari pegawai. Perubahan tersebut lebih mengarah kepada hal-hal yang positif. Pelaksanaan pengembangan pegawai yang didasarkan pada objektivitas, tranparansi dengan tepat, dapat meningkatkan kompetensi pegawai. Pegawai dapat dan mampu melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan organisasi dengan cepat dan benar (efektif) dalam rangkaian proses pencapai tujuan bersama. Oleh sebab itu penulis memberikan sebuah pendapat bahwa pengembangan pegawai melalui pendidikan dan latihan mampu memperbaiki dan meningkatkan efektivitas kerja sehingga yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan penting untuk dilaksanakan dalam suatu


(37)

telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentu akan menambah pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu melaksankan pekerjaan secara efektif. Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh pimpinan organisasi. Maka daripada itu pendidikan dan pelatihan secara langsung dapat mempengaruhi terhadap meningkatnya efektivitas kerja pegawai.

1.7. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu rumusan masalah penelitian yang sebenarnya perlu diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Suatu hipotesis dianggap benar apabila disertai dengan fakta-fakta dan bukti yang nyata. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap efektivitas kerja pada kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Bahwa pendidikan dan pelatihan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan efektivitas kerja pada kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi


(38)

1.8. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 2008:33)

Untuk memberikan batasan yang jelas tentang penelitian yang akan dilakukan, maka penulis mendefenisikan konsep-konsep yang digunakan sebagai berikut :. 1. Pengembangan pegawai merupakan suatu proses untuk menambah semangat

dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugasnya baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang demi tercapainya tujuan organisasi.

2. Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran pencapaian target dengan baik yang memberikan gambaran mengenai seberapa jauh tujuan organisasi dapat tercapai secara tepat sasaran dan tepat waktu

1.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (singarimbun, 2008:46).

1. Variabelbebas Pendidikan dan Pelatihandiukur dengan indikator yaitu : 1. Materi atau bahan-bahan pendidikan dan latihan


(39)

Materi atau bahan-bahan pendidikan dan pelatihan yang disampaikan harus relevan dan jelas selama berlangsungnya program diklat

2. Metode atau alat bantu pendidikan dan pelatihan

Metode atau cara-cara yang disampaikan dalam pendidikan dan pelatihan dapat dipahami dan dimengerti

3. Pelatih

Yaitu orang yang bertanggung jawab untuk menyampaikan materi dalam pendidikan dan pelatihan

4. Peserta Diklat

Yaitu para pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan 5. Penyelenggara

Yaitu lembaga atau panitia yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan.

2. Efektivitas Kerja sebagai variabel terikat (Y) dengan indikator:

1. Kualitas kerja yaitu Sikap yang ditunjukkan oleh pegawai berupa hasil pekerjaan dalam bentuk kerapian, ketelitian kebersihan dan ketepatan 2. Kesiagaan yaitu suatu penilaian bahwa organisasi mampu menyelesaikan

tugas dengan baik tanpa diminta

3. Kepuasan kerja, yaitu tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peran pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka merasa dihargai kerena pekerjaan mereka


(40)

4. Semangat kerja yaitu sikap kesedian pegawai dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu intruksi dari pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaan

5. Motivasi yaitu kondisi seseorang yang melibatkan dirinya dengan suka rela untuk melakukan kegiatan pekerjaan sehingga tujuan pekerjaan tersebut dapat tercapai.

6. Efisiensi yaitu suatu keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya biaya untuk meyelesaikan tujuan pekerjaan


(41)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah metode yang sifatnya memberikan gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Moh. Nasir (1988:63) metode deskriptif didefinisikan sebagai “Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”Tujuan penelitian deskriftif menurut Moh. Nasir adalah: Untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu dalam menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikuntoro, 1993 : 15)

2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi Jalan. S.M. Raja No. 127 Sidikalang

2.3Populasi dan Sampel

Untuk memahami pengertian populasi dikemukakan pengertian populasi menurut Sugiono (1997:57) yaitu : “Wilayah generalisasi yang terdiri subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh


(42)

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.” Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terdapat pada kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi yang berjumlah 46 orang.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data dengan kata lain sampel merupakan bagian dari populasi. Menurut Arikuntoro (1993 : 104), apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% sampel atau lebih. Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh pegawai kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi yang berjumlah 46 orang.

2.3. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,maka dipergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Penelitian data primer dilakukan dengan:

- Kuesioner yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang tersedia dalam bentuk angket kepada responden.


(43)

- Observasi yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi dan bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan :

- Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti

- Studi dokumenter, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

2.4.Teknik penentuan skor

Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan skor terhadap jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada responden. Dari setiap alternatif jawaban akan diberikan skor yang berbeda yaitu :

- Untuk jawaban yang memilih sangat setuju diberi skor 5 - Untuk jawaban yang memilih setuju diberi skor 4


(44)

- Untuk jawaban yang memilih kurang setuju diberi skor 3 - Untuk jawaban yang memilih tidak setuju diberi skor 2

- Untuk jawaban yang memilih sangat tidak setuju diberi skor 1

Kemudian untuk uji skorsing pada data dan informasi dengan cara memberi skor pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung komulatif yang akhirnya dapat dihitung rata-rata persentasenya. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalahnya.

Untuk menentukan jawaban responden termasuk kedalam golongan jawaban yang tinggi, sedang atau rendah terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut :

Skor tertinggi – skor terendah Banyaknya bilangan

Maka diperoleh : (5 – 1) / 5 = 0,8 sehingga demikian interval adalah 0,8. Kategori jawaban responden dapat diklasifikasikan denganurutan sebagai berikut :

- Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00 - Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20 - Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40 - Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60 - Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80


(45)

Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk dalam kategori mana.

2.5. Teknik Analisis Data

Teknis analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan menggunakan analisa kuantitatif untuk menguji pengaruh antar variabel dan sejauh mana hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) yaitu dengan menggunakan instrument :

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Menurut Hadi, Sutrisno (2002 : 275), cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya atau besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Cara perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ᵪᵧ

Ν Σ

Σ

Σ

ΝΣχ²

Σ

ΝΣγ

Σγ

Rxy= koefisien korelasi antara gejala x dan gejala y N = populasi

X=jumlah skor x Y =jumlah skor y

∑XY= jumlah hasil kali antara x dan y

Adanya kesepakatan bahwa derajat kuat dan lemahnya hubungan antara dua variabel selalu diukur dengan yang dinyatakan dalam lambang bilangan antara 0 dan 1 atau -1 dan 0, jika :


(46)

- Nilai r positif : menunjukan hubungan langsung, kenaikan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel lainnya. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi derajat variabel x, maka akan semakin tinggi pula variabel y

- Nilai r negative : menunjukkan hubungan tidak langsung , kenaikan suatu variabel akan menyebabkan penurunan kepada variabel lainnya. Dengan kata lain, bahwa semakin tinggi variabel x, maka akan semakin rendah tingkat variabel y

- Nilai r =0 : menunjukan kedua variabel tidak mempunyai hubungan. Jika suatu variabel tetap, maka variabel yang lain mungkin saja berubah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interprestasi dari korelasi yang dikemukakan Sugiyono (1997:149) adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,08 - 1,00

Antara 0,60 - 0,79 Antara 0,40 – 0,59 Antara 0,20 – 0,39 Antara 0.00 – 0,19

Sangat Kuat Kuat

Sedang Rendah


(47)

Jika nilai r yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nilai r dalam tabel, maka nilai r yang diperoleh itu signifikan. Dan sebaliknya apabila nilai r yang diperoleh lebih kecil dari nilai r dalam tabel, maka nilai r yang diperoleh itu tidak signifikan.

Dari nilai r yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencamtumkan batas-batas r yang signifikan tertentu yang dalam hal ini signifikan 5 %. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesa dapat diterima.

2. Koefisien Determinasi

Cara ini digunakan untuk mengetahui seberapapersen (%) besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment dan dikalikan dengan 100%. Cara perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

D = (r)² x 100% Keterangan :

D = koefisien determinasi


(48)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah Singkat Pembentukan Kabupaten Dairi A. Sebelum penjajahan Belanda

Pemerintahan di Dairi telah ada jauh sebelum kedatangan penjajahan Belanda. Walaupun saat itu belum dikenal sebutan Wilayah/Daerah Otonomi, tetapi kehadiran sebuah pemerintahan pada zaman tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dengan adanya pengakuan terhadap Raja-raja Adat. Pemerintahan masa itu dikendalikan oleh Raja Ekuten/Takal Aur/Kampung/Suak dan Pertaki sebagai raja-raja adat merangkap sebagai Kepala Pemerintahan.

Adapun struktur Pemerintahan masa itu diuraikan sebagai berikut :

1. Raja Ekuten, sebagai pemimpin satu wilayah (suak) atau yang terdiri dari beberapa suku/kuta/kampong Raja Ekuten disebut juga Takal Aur, yang merupakan Kepala Negeri.

2. Pertaki, sebagai pemimpin satu Kampung, setingkat dibawah Raja Ekuten. 3. Sulang Silima, sebagai pembantu pertaki pada setiap kuta (Kampung), yang

terdiri dari : 1) Perisang-isang; 2) Perekur-ekur; 3) Pertulan tengah; 4) Perpunca ndiadep; 5) Perbetekken.

Menurut berbagai literatur sejarah bahwa wilayah Dairi sangat luas dan pernah jaya dimasa lalu. Sesuai dengan Struktur Organisasi Pemerintahan tersebut di atas, maka wilayah Dairi dibagi atas 5 (lima) wilayah (suak/aur) yaitu :


(49)

1. Suak/Aur SIMSIM, meliputi wilayah : Salak, Kerajaan, Siempat Rube, Sitellu Tali Urang Jehe, Sitellu Tali Urang Julu dan Manik.

2. Suak/Aur PEGAGAN dan Kampung Karo, meliputi wilayah : Silalahi, Paropo, Tongging, Pegagan Jehe dan Tanah Pinem.

3. Suak/Aur KEPPAS, meliputi wilayah : Sitellu Nempu, Silima Pungga-Pungga, Lae Luhung dan Parbuluan.

4. Suak/Aur BOANG, meliputi wilayah : Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Belenggen, Gelombang Runding dan Singkil (saat ini Wilayah Aceh) 5. Suak/Aur KLASEN, meliputi wilayah : Sienem koden, Manduamas dan

Barus

B. Masa Penjajahan Belanda

Pada masa perjuangan melawan penjajahan Belanda, sejarah mencatat bahwa Raja Sisingamangaraja XII semasa hidupnya cukup lama berjuang di Daerah Dairi, karena wilayah Bakkara dan wilayah Toba pada umumnya telah dibakar habis dan dikuasai oleh Belanda. Kondisi tersebut tidak memungkinkan lagi untuk bertahan dan meneruskan perjuangannya, sehingga beliau hijrah ke Dairi, beliau wafat pada tanggal 17 Juni 1907 di Ambalo Sienem Koden yang ditembak atas perintah komandan Batalion Marsuse Belanda, Kapten Cristofel.

Pada masa penjajahan Belanda yang terkenal dengan politik Devide Et Impera, maka nilai-nilai, pola dan struktur Pemerintahan di Dairi mengalami perubahan yang sangat cepat dengan mengacu pada sistem dan pembagian wilayah Kerajaan Belanda, maka Dairi saat ini ditetapkan pada suatu Onder Afdeling yang dipimpin seorang Cotroleur berkebangsaan Belanda dan dibantu oleh seorang Demang dari


(50)

penduduk Pribumi/Bumi Putra. Kedua pejabat tersebut dinamai Controleur Der Dairi Landen dan Demang Der Dairi Landen.

Pemerintah Dairi landen adalah sebagian dari wilayah Pemerintahan Afdeling Batak Landen yang dipimpin Asisten Residen Batak Landen yang berpusat di Tarutung. Sistem ini berlaku sejak dimulainya perjuangan pahlawan Raja Sisingamangaraja XII dan berlaku juga sampai penyerahan Belanda atas penduduk Nippon (Jepang) pada tahun 1942.

Selama penjajahan Belanda inilah Daerah Dairi mengalami sangat banyak penyusutan wilayah, karena politik penjajahan kolonial Belanda yang membatasi serta menutup hubungan dengan wilayah-wilayah Dairi lainnya yaitu :

1. Tongging, menjadi wilayah Tanah Karo;

2. Manduamas dan Barus, menjadi wilayah Tapanuli Tengah; 3. Sienem Koden (Parlilitan), menjadi wilayah Tapanuli Utara;

4. Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Gelombang, Runding dan Singkil menjadi wilayah Aceh.

Setelah kolonial Balanda menguasai Daerah Dairi, maka untuk kelancaran Pemerintah Hindia Belanda membagi Onder Afdeling Dairi menjadi 3 (tiga) Onder Distrik, yaitu :

1. Onder Districk Van Pakpak meliputi 7 kenegerian yakni : a. Kenegerian Sitelu Nempu

b. Kenegerian Siempat Nempu Hulu c. Kenegerian Siempat Nempu


(51)

e. Kenegerian Pegagan Hulu f. Kenegerian Parbuluan g. Kenegerian Silalahi paropo

2. Onder Districk Van Simsim meliputi 6 (enam) kenegerian yakni : a. Kenegerian Kerajaan

b. Kenegerian Siempat Rube c. Kenegerian Mahala Majanggut d. Kenegerian Sitelu tali Urang jahe e. Kenegerian Salak

f. Kenegerian Ulu Merah dan Salak Pananggalan

3. Onder Districk Van Karo Kampung meliputi 5 (lima) kenegerian yakni : a. Kenegerian Lingga (Tigalingga)

b. Kenegerian Tanah Pinem c. Kenegerian Pegagan Hilir

d. Kenegerian Juhar Kedupan Manik e. Kenegerian Lau Juhar

3.2.Sekretariat Daerah

Berdasarkan Peraturan Dearah Kabupaten Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi mengemban tugas pokok : "Membantu Bupati Dalam Menyusun Kebijakan Dan Mengkoordinasikan


(52)

Dinas Dan Lembaga Teknis Daerah ". Untuk menyelenggarakan tugas pokok Sekretariat Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Penyususnan kebijakan Pemerintah

2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah

3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah 4. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah

5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari : a. Sekretariat Daerah

b. Staf Ahli Bupati

c. Asisiten Sekretariat Daerah yang terdiri dari : 1. Asisiten Pemerintahan

2. Asisten Administrasi Pembangunan 3. Asisten Administrasi Umum

d. Bagian e. Sub Bagian

f. Kelompok jabatan Fungsional Asisten Pemerintahan , membawahkan :

1. Bagian Pemerintahan Umum, terdiri dari : a. Sub bagian Otonomi Daerah dan Kerjasama


(53)

c. Sub Bagian Pertanahan dan Pembatasan 2. Bagian Hukum, terdiri dari :

a. Sub Bagian Perundang-undangan

b. Sub Bagian Pengkajian dan Dokumentasi Hukum c. Sub Bagian Bantuan Hukum

Asisten Administrasi Pembangunan, membawahkan : 1. Bagian Perekonomian, terdiri dari :

a. Sub Bagian sumber Daya Alam b. Sub Bagian Sarana Perekonomian c. Sub Bagian Bina Investasi

2. Bagian Pembangunan, terdiri dari: a. Sub Bagian Bina Program b. Sub Bagian pengendalian c. Sub Bagian Evaluasi

Asisiten Administrasi Umum, membawahkan : 1. Bagian Organisasi dan Tata Laksana, terdiri dari:

a. Sub Bagian kelembagaan dan Ketatalaksanaan b. Sub Bagian Analisa Jabatan dan Evaluasi Kinerja c. Sub Bagian Sumber Daya Aparatur dan Kepegawaian 2. Bagian Umum, terdiri dari :

a. Sub Bagian Tata Usaha, Keprotokolan, dan Persandian b. Sub Bagian Keuangan


(54)

3. Bagian Humas, terdiri dari :

a. Sub Bagian Pengumpulan Informasi b. Sub Bagian Peliputuan dan pemberitaan

c. Sub Bagian Penerbitan Informasi dan Kemitraan

Setiap bagian dipimpin oleh Kepala Bagian dan sub bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian.


(55)

3.3. Struktur Organisasi


(56)

3.4. Tugas pokok dan uraian tugas Bagian Umum Sekretariat Daerah Kab. Dairi

a. Kepala Bagian Umum

Kepala Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pemerintahan daerah di bidang umum, dan fasilitasi koordinasi dan evaluasi penyelenggaraan kebijakan serta pengelolaan administrasi tugas-tugas bidang : tata usaha, perjalanan dinas, keprotokolan, rumah tangga, perlengkapan dan keuangan sekretariat daerah. Uraian tugas kepala Bagian Umum sebagai berikut :

a. Menyusun program, kegiatan dan anggaran bagian umum

b.Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas sub bagian umum c. Menyiapkan bahan-bahan penyususnan kebijakan pemerintah daerah dalam

rangka pengelolaan administrasi umum

d. Melaksanakan penyusunan konsep kebijakan Bupati dalam penyelenggaraan pembinaan dalam rangka pengelolaan administrasi umum

e.Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pemantauan penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka pengelolaan administrasi umum

f. Membantu melaksanakan evaluasi dan pengendalian penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah daerah dalam rangka pengelolaan administrasi umum

g. Menyiapkan bahan-bahan penyusunan laporan pelaksanaan tugas Bupati dalam rangkapengelolaan administrasi umum


(57)

j.Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten Administrasi Umum

k. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Keprotokolan dan Persandian

Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Keprotokolan dan Persandian mempunyai tugas pokok melaksanakan pengumpulan bahan-bahan dalam rangka penyiapan perumusan kebijakan daerah dibidang umum, dan fasilitasi pelaksanaan koordinasi dan evaluasi penyelenggaraan kebijakan serta pengelolaan tugas-tugas ketatausahaan, perjalanan dinas, keprotokolan dan persandian. Uraian tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Keprotokolan dan persandian sebagai berikut :

a. Menyusun program, kegiatan dan anggran sub bagian tata usaha, keprotokolan dan persandian

b. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas staf pada sub bagian tata usaha, keprotokolan dan persandian

c. Mengumpulkan bahan-bahan dalam rangka penyusunana kebijakan pemerintah daerah dibidang tata usaha, keprotokolan dan persandian

d. Mengumpulkan bahan-bahan penyusunan konsep kebijkaan Bupati dalam penyelenggaraan pembinaan di bidang tata usaha, keprotokolan dan persandian

e. Menyusun petunjuk tentang pengelolaan persandian


(58)

g. Mengurus dan memelihara peralatan sandi

h. Mengendalikan dan mengarahkan surat serta menyampaikan kepada yang berkepentingan dengan mencatat dalam kartu kendali atau lembar pengantar

i. Mengatur klasifikasi surat-surat menurut peraturan perundangan yang berlaku

j. Mengatur semua administrasi surat menyurat termasuk naskah dinas rahasia serta pengamanannya

k. Mengendalikan penggunaan stempel jabatan dan sekretariat daerah

l. Menghimpun, meyimpan arsip, dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pengelolaan arsip in aktif

m. Memelihara kerahasiaan segenap arsip menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

n. Menyusun pedoman acara keprotokoleran o. Menyiapkan pelayanan tamu pemerintah daerah

p. Menyiapkan keprotokoleran pada acara-acara pelantikan, rapat-rapat dinas dan pertemuan lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah

q. Menyiapkam upacara rutin dan keprotokoleran lainnya

r. Menyiapkan dan memproses urusan administrasi perjalanan dinas

s. Menyiapkan penerbitan DO bahan bakar dan pelumas kendaraan dinas di lingkungan sekretariat daerah


(59)

u. Mengoordinasikan tata cara pertemuan Bupati kepada pimpinan dan instansi sejajaran pemerintah daerah

v. Memfasilitasi pembawa acara (MC) pada acara/pertemuan yang bersifat protokoler dan upacara-upacara kenegaraan

w. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal tertib acara dan pembuatan pidato Bupati

x. Mempersiapkan protokoler dan penyelenggaraan penerimaan tamu-tamu daerah

y. Mengatur dan mengurus pertemuan antar Bupati dengan pejabat-pejabat lain daerah, pemerintah pusat maupun Lembaga Non Departemen lainnya z. Melaksanaakan pengelolaan persandian

aa. Membantu melaksanakan pemantauan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang tata usaha, keprotokolan dan persandian bb.Membantu melaksanakan evaluasi tugas-tugas pemerintah daerah dibidang

tata usaha, keprotokolan dan persandian

cc. Menyiapkan bahan-bahan dalam mengoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan tugas Bupati dibidang tata usaha, keprotokolan dan persandian dd.Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis ee. Menetapkan dan menerbitkan DP3 untuk kelancaran disiplin kerja bawahan ff. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Kepala Bagian Umum

gg.Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(60)

c. Kepala Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengumpulan bahan-bahan dalam rangka penyiapan perumusan kebijakan daerah dibidang umum, dan fasilitasi pelaksanaan koordinasi dan evaluasi penyelenggraan kebijakan serta pengelolaan tugas-tugas pengelolaan keuangan dilingkunganSekretariat daerah. Uraian tugas kepala Sub Bagian Keuangan sebagai berikut :

a. Menyusun program, kegiatan anggaran sub bagian keuangan

b. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas staf sub bagian keuangan

c. Mengumpulkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan kebijakan pemerintah daerah di bidang keuangan

d. Mengumpulkan bahan-bahan penyusunan konsep kebijakan Bupati dalam penyelenggaraan pembinaan di bidang keuangan

e. Menyiapkan bahan penyusunan rancangan pengangkatan pejabat yang berkaitan dengan pengelolaan anggaran di lingkungan Sekretariat Daerah f. Melaksanakan penatausahaan keuangan Sekretariat Daerah

g. Meneliti dan mengawasi pembuatan daftar gaji PNS SekretariatDaerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

h. Menyiapkan bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang berlaku


(61)

k. Menetapkan dan menerbitkan DP3 untuk kelancaran disiplin kerja bawahan l. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Kepala Bagian Umum

m.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan, sesuai dengan tugas dan fungsinya

d. Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengumpulan bahan-banhan dalam rangka penyiapan perumusan kebijakan daerah di bidang umum, dan fasilitasi pelaksanaan koordinasi dan evaluasi penyelenggaraan kebijakan serta pengelolaan tugas-tugas rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Sekretariat Daerah. Uraian tugas Kepala sub Bagian Rumah Tangga dan perlengkapan sebagai berikut :

a. Menyusun program, kegiatan dan anggaran sub bagian rumah tangga dan perlengkapan

b. Mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas staf pada sub bagian rumah tangga dan perlengkapan

c. Mengumpulkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan kebijakan pemerintah daerah di bidang rumah tangga dan perlengkapan

d. Mengumpulkan bahan-bahan penyusunan konsep kebijakan Bupati dalam penyelenggaraan pembinaan di bidang rumah tangga dan perlengkapan

e. Melaksanakan urusan pengelolaan perlengkapan Sekretariat Daerah, meliputi : perencanaan, pengadaaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(62)

f. Melaksanakan pendataan inventaris barang dan penatausahaannya di lingkungan Sekretariat Daerah

g. Memfasilitaasi pelaksanaan teknis pengadaan barang dan jasa

h. Memelihara kebersihan lingkungan kantor Bupati/Sekretaris Daerah serta rumah jabatan Bupati/Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah

i. Melaksanakan koordinasi pengamanan gedung kantor Bupati/Sekretaris Daerah, rumah jabatan Bupati/Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah

j. Menyiapkan dan mengurus tempat pertemuan rapat dan pertemuan dinas

k. Mengurus keperluan rumah tangga jabatan Bupati/Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah

l. Mengurus gedung-gedung, tanah, mess dan pesanggrahan Pemerintah Daerah beserta kelengkapannya yang pengelolaannya berada di Sekretariat Daerah m. Mengatur, memelihara, menyiapkan ruangan dan akomodasi untuk rapat dan

upacara pertemuan lainnya serta menyiapkan ruangan untuk akomodasi penerimaan tamu negara

n. Mengatur dan memelihara : kebersihan kantor dan keindahan halaman kantor, jaringan telepon/faximail/website, listrik dan air di lingkungan Sekretariat Daerah

o. Melaksanakan pelayanan dan pemeliharaan sound system untuk keperluan dinas

p. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap pengemudi kendaraan dinas (supir pool) Sekretariat Daerah


(63)

q. Menerima dan mencatat inventaris barang sesuai dengan petunjuk penggunaannya di lingkungan Sekretariat Daerah

r. Menyiapkan barang di tempat tertentu menurut berat, ukuran, jenis, sifat serta frekuensi penggunaannya meliputi : alat tulis kantor, alat kelengkapan kantor dan sebagaimnya

s. Mengeluarkan dan mendistribusikan barang setelah terpenuhi persyaratan surat-surat yang berhubungan dengan pengeluaran barang dari gudang di lingkungan Sekretariat Daerah

t. Melaksanakan pengecekan secara berkala atas barang-barang yang ada di gudang menyangkut keadaannya/kondisi maupun jumlahnya

u. Melaksanakan pendataan yang menyajikan data tentang barang-barang inventaris yang berada dalam pengawasan serta tanggung jawab Sekretariat Daerah

v. Menghimpun dan meneliti data inventaris barang-barang baik yang bergerak maupun tidak bergerak untuk di usulkan guna penghapusan dari kekayaan milik daerah serta membuat laporan data-data inventaris barang yang dipersiapkan untuk dihapuskan

w. Melaksanakan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor unit-unit kerja di lingkunag Selkretariat Daerah

x. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan semua kendaraan dinas (pool) baik yang digunakan untuk keperluan antar jemput tamu dinas maupun kendaraan lainnya yang pengelolaannya berada pada Sekretariat Daerah


(64)

y. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait agar kendaraan dinas yang ditarik dari Satuan Kerja Perangkat Daerah karena tidak sesuai lagi status penggunaannya untuk dialihkan penggunaannya menjadi kendaraan pool pada Sekretariat Daerah

z. Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyampaian usul pengadaan kendaraan dinas dan alat-alat angkutan lainnya milik pemerintah daerah

aa. Menyusun rencana biaya perawatan perlengkapan serta perawatan rumah dinas dan gedung milik pemerintah daerah

bb.Membantu melaksanakan pemantauan dan pengendalian penyelenggraan pemerintah daerah di bidang rumah tangga dan perlengkapan

cc. Membantu melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidang rumah tangga dan perlengkapan

dd.Menyiapkan bahan-bahan dalam mengoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan tugas Bupati di bidang rumah tangga dan perlengkapan

ee. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis

ff. Menetapkan dan menerbitkan DP3 untuk kelancaran dan disiplin kerja bawahan

gg.Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Kepala Bagian Umum

hh.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan, sesuai dengan tugas dan fungsinya


(65)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan pada kantor Sekretariat Daerah yaitu pada Bagian Umum, berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada pegawai yang berjumlah 46 orang.

Penyajian data sebagai tahap awal dalam rangka analisa data kuesioner yang telah disebarkan akan diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi. Data yang disajikan meliputi data tentang identitas responden dan variabel-variabel penelitian. Untuk pertanyaan identitas responden tidak diberikan skor dan tidak dianalisa secara kuantitatif sedangkan pertanyaan yang berisi variabel penelitian yaitu Diklat (pendidikan dan pelatihan) dan efektifitas kerja akan diberikan skor dan dianalisa secara kuantitatif. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : 4. 1. Identitas Responden

.

Tabel 4.1. Jumlah Responden berdasarkan Usia

No Usia Jumlah %

1 24 – 33 18 39,13%

2 34 - 43 20 43,48%

3 44 - 53 6 13,04%

4 > 54 2 4,35%

Total 46 100%

Sumber :Kuesioner Penelitian 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui usia dari responden adalah usia 34 – 43 tahun (43,48%) atau sebanyak 20 orang, usia 24 – 33 tahun (39,13%) atau sebanyak 18


(66)

orang , usia 44 – 53 tahun (13,04% ) atau sebanyak 6 orangdan usia > 54 tahun (4,35%) atau sebanyak 2 orang. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa usia pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kab. Dairi beragam namun usia yang lebih muda lebih banyak dibandingkan usia yang lebih tua.

Tabel 4.2. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %

1 Pria 36 78,26%

2 Wanita 10 21,74%

Total 46 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi adalah pria (78,26%) dan sisanya adalah pegawai wanita (21,74%).

Tabel 4.3. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah %

1 SLTP/SMP 6 13,04%

2 SLTA/SMA 18 39,13%

3 D III 9 19,57%

4 S-1 11 23,91%

5 S-2 2 4,35%

Total 46 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi yaitu tingkat pendidikan SLTA/SMA (39,13%), tingat pendidikan S-1 (23,91%), tingkat pendidikan D III (19,57%), tingkat pendidikan SLTP/SMP (13.04%) dan tingkat pendidikan S-2 (4,35%).


(67)

lebih banyak dari tamatan SLTA/SMA dan untuk latar belakang pendidikan S-2 masih minim.

Tabel 4.4. Jumlah Responden Berdasarkan Status

No Status Jumlah %

1 Menikah 41 89,13%

2 Belum Menikah 5 10,87%

Total 46 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui bahawa mayoritas status pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi adalah menikah (89,13%) dan sisanya pegawai yang belum menikah (10,87%).

4.2.Penyajian Data Jawaban Responden

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu penyebaran kuesioner kepada responden. Maka berikut ini disajikan hasil pengumpulan data tentang Pengaruh Pengembangan Pegawai Terhadap Efektifitas Kerja pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi. Dimana Variabel bebas (X) yaitu Pendidikan dan Pelatihan dan Variabel terikat (Y) yaitu Efektivitas Kerja dan penelitian dilakukan pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi dengan jumlah responden sebanyak 46 orang.

4.2.1. Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X)

Untuk mengukur variabel pendidikan dan pelatihan digunakan 5 indikator yang kemudian diubah menjadi 15 pernyataan yang setiap pernyataan terdapat 5 pilihan jawaban dimana setiap responden diharuskan memilih salah satu jawaban yang dirasa paling tepat dari pilihan jawaban yang disediakan.Berdasarkan


(1)

keterampilan sumber daya manusianya baik tentu efektifitas kerja dalam organisasi dapat terwujud. Pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai dan efektifitas kerja akan meningkat. Dalam melihat efektivitas kerja diukur dari 6 indikator yang dijabarkan menjadi 17 pernyataan. Kualitas kerja (3 pernyataan), kesiagaan (3 pernyataan), kepuasan kerja (2 pernyataan), semangat kerja (3 pernyataan), motivasi (3 pernyataan), dan efisiensi (3 pernyataan). Dari hasil jawaban responden diperoleh efektivitas kerja meningkat dapat dilihat pada indikator kualitas kerja untuk pernyataan selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan dengan jawaban responden setuju (82,61%) bahkan ada jawaban responden yang menyatakan sangat setuju (17, 39%). Dalam melaksanakan pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan rapi diperoleh jawaban setuju (80,43%) dan ada jawaban yang menyatakan sangat setuju 19,57%. Hasil pekerjaan dinilai baik Ini dapat membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan efektivitas kerja pegawai yaitu meningkatnya kualitas kerja pegawai.


(2)

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Kantor Bagian Umum Sekretariat Kabupaten Dairi, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang berhubungan dengan penelitian tentang pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektivitas kerja, sebagai berikut :

1. Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh nilai r sebesar 0,667 apabila dihubungkan dengan tabel interpretasi maka hasil korelasi tergolong kuat. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara pendidikan dan pelatihan dengan efektifitas kerja pada Kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi. Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan sangat penting diberikan kepada pegawai untuk dapat meningkatkan kecakapan, keterampilan dan kemampuan serta keahlian sehingga efektivitas kerja dapat dilaksanakan didalam mencapai tujuan atau sasaran didalam instansi.

2. Berdasarkan hasil koefisien determinan diperoleh nilai r square 0,445 ini berarti peran atau kontribusi variabel pendidikan dan pelatihan mampu menjelaskan variabel efektivitas kerja sebesar 44,5%. Dengan demikian bahwa pendidikan dan pelatihan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kerja sebesar 44,5% pada kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi, sedangkan 55,5% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.


(3)

3. Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi telah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan mempunyai peran dalam meningkatkan efektifitas kerja di Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi hal ini dapat dilihat pada tabel penyajian data bahwa pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dapat menunjukkan ketelitian dan kerapian dalam bekerja, dapat membantu rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan.

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian di bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi mengenai pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektifitas kerja, maka penulis memiliki beberapa saran yang dikemukakan sebagai bahan masukkan yang semoga bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun saran yang dikemukakan penulis dalam hal ini adalah :

1. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu hal yang sangat penting pagi pegawai dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian pegawai oleh karena itu diklat yang diberikan kepada pegawai sebaiknya materi atau bahan diklat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Selanjutnya metode diklat dan alat bantu yang digunakan memudahkan pegawai untuk memahami materi yang diberikan.


(4)

2. Pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan sebaiknya lebih meningkatkatkan kinerjanya artinya dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas rutin tidak menunggu instruksi dari atasan. Karena dengan mengikuti diklat tentunya telah menambah keterampilan dan pengetahuan sehingga pegawai lebih memahami apa yang menjadi bidang tugasnya. Biasanya seseorang yang memahami bidang tugasnya tentunya akan lebih semangat dalam bekerja.

3. Sebaiknya pegawai didalam bekerja lebih memperhatikan prinsip efisiensi yaitu dalam menyelesaikan pekerjaan menggunakan prinsip hemat baik itu dalam penggunaan alat tulis kantor, penggunaan anggaran yang sesuai dengan ketetapan yang ada dan penggunaaan waktu yakni menyangkut kedisiplinan.

4. Sebaiknya pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah diberikan kesempatan untuk selalu mengikuti diklat artinya diklat yang berkesinambungan sehingga mengetahui perkembangan pengetahuan, tehnologi untuk masa kini dan masa yang akan datang..


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi, 1993.Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek,edisi revisi, PT. Rineke Cipta, Jakarta.

As’ad, Moh, 1998. Psikologi Industri. Liberty, Yogyakarta. Hadi, Sutrisno, 2002. Statistik Jilid II, YPFP-UGM, Yogyakarta. Handoko, hani. 1996. Manajemen. Edisi kedua, BPFC, Yogyakarta

Irawan, Prasetya, et.all, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, LAN Press, Jakarta.

Manulang M, 1992.Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Musanef, 1997.Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Haji Masagung, Jakarta. Matituna, Domi C, 1993. Manajemen Personalia, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Nasir, Mohamad, 1988. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,PT Rineke Cipta, Jakarta.

Panggabean, Mutiara, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Ranopandojo, Heidjarahman, 1993. Manajemen personalia, BPFE, Jogyakarta. Sedarmayanti, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja,

Ilham Jaya, Bandung.

---1996, Sumber Tata Kerja dan Efektivitas Kerja dan Tinjauan Aspek Ergonomi atau Kaitan Antara Manusia dengan Lingkungan Kerjanya,

Mandar Maju, Bandung.

Siagian, Sondang P, 1997.Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Singarimbun, 2008. Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta Steers,M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi,. Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 1997, MetodePenelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.


(6)

Tangkilisan, Nogi Hassel, 2005. Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta. Yuli, cantika, 2005. Manajemen sumber daya manusia, UGM, Malang Wursanto, IG. 1999. Manajemen Kepegawaian I, Kanisius, Yogyakarta.

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, Tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil