Penyelesaian Sengketa Hak Cipta
Jadi, tugas pengadilan dalam jurisdictio contentiosa merupakan tugas pengadilan dalam memberikan putusan dalam perkara yang mengandung
sengketa. Di samping itu, terdapat tugas pengadilan yang tidak bersifat mengadili yakni hanya memberikan penetapan atas status sesuatu hal
sehingga mendapat kepastian hukum. Tugas semacam ini termasuk dalam jurisdictio voluntaria, di mana tidak terdapat sengketa, sehingga pengadilan
hanya memberikan penetapan yang bersifat administratif saja. Pada umumnya orang berpendapat bahwa termasuk peradilan voluntaria
adalah semua perkara yang oleh undang-undang ditentukan harus diajukan dengan permohonan, sedang selebihnya termasuk peradilan contentiosa.
58
Tuntutan hak yang mengandung sengketa dilakukan dengan gugatan, sedangkan tuntutan hak yang tidak mengandung sengketa disebut
permohonan.
59
Undang-Undang Hak Cipta modern, seperti yang ada di Indonesia,
mencakup beraneka ragam produk-produk artistik dalam segala media. Terlebih lagi, ketika hak cipta berlaku, hak ini memberikan akses bagi para
pemegang hak cipta untuk memperoleh penyelesaian yang relatif cepat dan atas penggunaan materi, yang dilindungi yang dilakukan oleh pihak ketiga
tanpa izin.
60
Berdasarkan Pasal 95 ayat 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang
Hak Cipta, penyelesaian sengketa hak cipta dapat diselesaikan melalui
58
Sudikno Mertokusumo, Op.Cit., hal. 4
59
Ibid, hal. 3
60
Agus Sardjono, Op.Cit., hal. 463
alternatif penyelesaian sengketa, arbitrase, atau pengadilan. Dari Pasal tersebut dapat dilihat bahwa penyelesaian sengketa hak cipta menurut
hukum positif Indonesia dapat diselesaikan melalui jalur litigasi maupun non-litigasi.