Hukum Pengaturan Hak Cipta

2. Pengertian Hak Cipta

Achmad Zen Umar Purba mengemukakan terdapat 5 lima alasan munculnya hak cipta, 17 yakni: a. Hukum alam Menurut alasan hukum alam, hak cipta diadakan bukan karena publik akan mendapat manfaat, tetapi semata-mata karena hak cipta adalah hak dan pantas diberikan. b. Penghargaan Alasan ini berpendapat bahwa si pencipta membuat sesuatu yang berguna untuk publik dan arena itu perlu diberi penghargaan. c. Insentif Insentif dasarnya adalah menimbang lebih dahulu apa yang baik untuk masyarakat atau publik. d. Ekonomi neo klasik Ekonomi neo klasik menyatakan bahwa kepemilikan privat atas berbagai sumber merupakan penataan yuridis yang sangat kondusif untuk mengoptimalkan eksploitasi. e. Demokrasi Demokrasi adalah dalam rangka mengamankan kondisi kualitatif untuk menjamin adanya otonomi yang kreatif dan keragaman yang ekspresif sejalan dengan meningkatnya produksi. 17 Achmad Zen Umar Purba, Perjanjian TRIPs Dan Beberapa Isu Strategis, Edisi 1, Cetakan 1, Jakarta-Bandung: Badan Penerbit FHUI Penerbit PT Alumni, 2011, hal. 35 Dalam UU No. 6 Tahun 1982 jo. UU No. 7 Tahun 1987 jo. UU No. 12 Tahun 1997 tentang Undang-Undang Hak Cipta disebutkan Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 18 Sesuai dengan pengertian HKI sebagaimana dikemukakan sebelumnya, hak cipta dapat diartikan sebagai hak milik yang melekat pada karya-karya cipta di bidang kesusatraan, seni, dan ilmu pengetahuan seperti karya tulis, karya musik, lukisan, patung, karya arsitektur, film dan lain-lain. 19 Kemudian untuk perlu diketahui dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 bahwa yang dimaksud dengan Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 20 Pengertian Hak Cipta menurut Undang-Undang Hak Cipta terbaru, yakni Undang- Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta memberikan pengertian hak cipta sebagai hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 21 18 Sentosa Sembiring, Op.Cit., hal. 18 19 Bernard Nainggolan, Op.Cit., hal. 74 20 Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prisnsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia, Edisi Revisi. Cetakan 6, Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada, 2012, hal. 235 21 Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Sesuai dengan pengertian HKI sebagaimana dikemukakan sebelumnya, hak cipta dapat diartikan sebagai hak milik yang melekat pada karya-karya cipta di bidang kesusatraan, seni, dan ilmu pengetahuan seperti karya tulis, karya musik, lukisan, patung, karya arsitektur, film dan lain-lain. 22 Munir Fuady memberikan defenisi bahwa yang dimaksud dengan hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dalam bidang pengetahuan, kesenian, dan kesusastraan dengan pembatasan-pembatasan tertentu. 23 3. Pencipta Dan Pemegang Hak Cipta Mengenai defenisi dari Pencipta, baik Undang-Undang Hak Cipta lama, yakni Undang-Undang No. 19 tahun 2002 maupun Undang-Undang Hak Cipta yang baru yakni Undang-Undang No. 28 tahun 2014 sama-sama memuat Pasal yang memberikan defenisi dari Pencipta. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Setelah diundangkannya Undang-Undang Hak Cipta Terbaru, yakni Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, tidak terdapat perubahan yang signifikan terhadap defenisi Pencipta. Pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 28 Tahun 22 Bernard Nainggolan, Op.Cit., hal. 74 23 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Edisi 1, Cetakan 3, Bandung : P.T Citra Aditya Bakti, 2008, hal. 208

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Hak dan Kewajiban Kurator Pasca Putusan Pembatalan Pailit Pada Tingkat Kasasi Oleh Mahkamah Agung (Studi Kasus Kepailitan PT. Telkomsel vs PT. Prima Jaya Informatika)

1 38 128

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Kajian Atas Putusan-Putusan Peradilan Dalam Sengketa Hak Cipta Lagu

0 58 164

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

Perlindungan hukum terhadap hak cipta lagu dan musik di media internet: analisa putusan Mahkamah Agung Nomor 385 K/Pdt.Sus/2009.

2 13 147

Perlindungan Hukum Atas Karya Cipta Seni Lukis (Analisis Putusan Mahkamah Agung No.596k/Pdt.Sus/2011)

0 22 131