BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan
kembali secara lisan verbal sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.
Seseorang dalam kegiatan sehari-hari selalu melakukan kegiatan belajar yaitu untuk merubah diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku itu dapat berupa timbulnya pengertian-pengertian baru, tidak tahu menjadi tahu, perubahan dalam
sikap, kebiasan-kebiasaan dan ketrampilan. Perubahan kearah yang lebih baik itu juga harus di dukung oleh cara yang baik pula. Cara belajar merupakan salah satu
masalah yang harus diatasi oleh setiap siswa dengan sebaik-baiknya, agar tidak merintangi sukses studinya.
Proses belajar membutuhkan kerja keras dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang baik. Banyak orang merasa bahwa belajar merupakan masalah yang
sederhana, mereka berpendapat hasilnyalah yang penting. Bila nilai ujian baik, berarti kegiatan belajar yang sudah dilakukan benar tidak perlu dipersoalkan lagi,
memang pendapat tersebut ada benarnya. Suatu bidang pengetahuan akan lebih
mudah dipelajari seseorang, tetapi bagi yang lain tidak mudah. Seorang siswa mungkin dapat berbuat lebih sekadar dari menghafal. Ia mampu menyusun fakta-
fakta menjadi pemikiran yang lebih teratur atau bisa juga dikatakan bahwa aktivitas belajar menghasilkan hal yang berbeda bagi tiap-tiap individu.
Belajar bukan hanya ditentukan oleh bakat dan minat yang dimiliki seseorang tetapi juga oleh cara belajar yang baik. Seorang siswa yang
mempunyai kepandaian atau intelektual yang pas-pasan dapat saja memperoleh hasil yang baik dalam belajar karena memakai cara-cara atau metode belajar
yang tepat. Pada proses belajar, berhasil tidaknya atau tingkat keberhasilan belajar
ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana subyek didik melakukan aktivitas belajar atau cara belajar
siswa subjek didik akan mempengaruhi perolehan hasil belajarnya. Hamalik 1980:6 mengemukakan, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila subyek didik
memiliki 1 kesadaran atau tanggung jawab belajar 2 cara belajar yang baik dan efisien 3 syarat-syarat yang diperlukan. Jadi cara belajar merupakan
masalah yang penting dalam proses pendidikan. Dalam kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Atas, bahwa geografi
adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam kaitannya dengan
hubungan atau susunan keruangan dan kewilayahan. Gejala alam dan kehidupannya itu sudah tentu bisa dipandang sebagai hasil dari proses alam yang
terjadi di bumi, bisa juga di pandang sebagai kegiatan yang dapat memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal diatas permukaan bumi.
Setiap bidang studi mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga halnya dengan pelajaran geografi. Berdasarkan struktur keilmuannya, Geografi
adalah disiplin ilmu yang mengkaji tentang fenomena permukaan bumi atau geosfer. Apabila geografi sebagai pohon ilmu maka sebagai akar-akarnya adalah
atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan biosfer, sedangkan cabang-cabangnya adalah geografi fisik dan geografi manusia. Selain itu ada cabang pendukung yaitu
geografi teknik. Pendekatan yang digunakan adalah dengan konteks keruangan, konteks kelingkungan dan konteks analisis kompleks wilayah, dengan teknik
identifikasi, inventarisasi, analisis, sintesis, klasifikasi dan evaluasi. Adapun karakteristik mata pelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Geografi terutama merupakan kajian tentang fenomena alam, dan kaitannya dengan manusia di permukaan bumi.
2. Geografi mempelajari fenomena geosfer, yaitu lithosfer, hidrosfer, atmosfer, dan antroposfer.
3. Pendekatan yang digunakan dalam geografi adalah pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan maupun analisis kompleks wilayah.
4. Tema-tema esensial dalam geografi dipilih dan bersumber serta merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu alam dan ilmu sosial atau humaniora.
Cabang-cabang ilmu alam seperti: geologi, geomorfologi, hidrologi, pedologi, oseanografi, meteorology, klimatologi dan astronomi. Cabang-
cabang ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, demografi, maupun
ekonomi. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan peristiwa alam dan sosial sehari-hari seperti bencana gempa bumi, bencana gunung berapi,
banjir, tanah longsor, badai, angin topan, tsunami, kekeringan dan gerhana. Tema-tema sosial seperti masalah kependudukan, kemiskinan,
ketenagakerjaan, kerusuhan, dan sebagainya. 5. Dalam teknik penyajiannya menggunakan cara identifikasi, inventarisasi,
analisis, sintesis, klasifikasi dan evaluasi dengan bantuan peta, teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis.
Dengan melihat kondisi wilayah Kabupaten Rembang yang mempunyai kondisi geografis kondisi fisik yang cukup kompleks dan keadaan penduduk
yang beraneka ragam kondisi sosial maka situasi ini sangat menarik untuk dipelajari oleh pendudukmasyarakat Rembang khususnya oleh siswa-siswa
sekolah yang masih menggali ilmu dalam pendidikan formal. Pada tingkat SLTA, khususnya bagi mereka yang akan melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi, pendekatan analisis keruangan telah sejalan dengan perkembangan alam pikiran dan tingkat keterampilan intelektual yang telah
terbina lewat berbagai mata pelajaran pengetahuan alam, kemasyarakatan, dan matematika. Pengetahuan geografi pada tingkat siswa SMA sudah harus
menjembatani pengetahuan yang dipelajari di sekolah dengan ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi. Tingkat perkembangan usia menjelang dewasa
dan pengalaman serta pengetahuan yang telah diperoleh lewat berbagai macam mata pelajaran memungkinkan dipakainya pendekatan pengajaran geografi yang
lebih abstrak, tetapi sudah langsung menyangkut masalah kehidupan yang benar-
benar dihadapi para siswa. Pendekatan analisis dan pengorganisasian keruangan sudah dapat diperkenalkan dalam pelajaran geografi tingkat SMA, disamping
pendekatan regional dan kajian topik-topik yang relevan. Siswa berperan sebagai pelaku subjek dalam proses belajar mengajar,
dimana pada umumnya setiap siswa mempunyai keunikan yang berbeda. Hal ini sesuai dengan karakteristik belajar yang dimiliki masing-masing siswa. Berawal
dari kesadaran perbedaan ini maka setiap siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar dirinya sendiri. Guru yang memahami karakteristik anak dalam
belajar akan mempunyai arti penting mengingat belajar bertujuan membantu memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka mencapai
tingkat perkembangan yang optimal. Berdasarkan pada uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “Studi Korelasi Antara Karakteristik Belajar Siswa
dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 20042005 “
Alasan mengambil judul ini adalah : 1. Adanya asumsi bahwa karakteristik belajar merupakan suatu faktor yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa 2. Akan diperoleh pengalaman dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dalam
proses belajar mengajar 3. Masalah yang diteliti berkenaan dengan kependidikan dan ini sesuai dengan
kedudukan peneliti sebagai calon pendidik.
B. Rumusan Masalah