Korelasi antara disiplin dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten.
ABSTRAK
Josephine Rona Kurniadewi. 2015. Korelasi antara Disiplin dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui tingkat disiplin belajar dan motivasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten, 2) mengetahui korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar fisika siswa, dan 3) mengetahui korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa,
Penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling dengan subjek adalah kumpulan siswa kelas XI MIA 1, XI MIA 3, XI MIA 4, dan XI MIA 5 SMA Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner disiplin belajar, kuesioner motivasi belajar, dokumentasi nilai fisika siswa dan observasi motivasi belajar siswa di kelas. Analisa data menggunakan teknik korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat disiplin belajar berada dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata 69,82 dan tingkat motivasi belajar berada dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 68,00: 2) tidak ada korelasi signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar fisika siswa: 3) tidak ada korelasi signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa.
Kata kunci : korelasi, disiplin belajar, motivasi belajar, prestasi belajar fisika.
(2)
ABSTRACT
Josephine Rona Kurniadewi. 2015. The Correlation between Discipline of Learning and Motivation of Learning and Students Learning Achievement in Physics the 11th MIA Grade Students of SMA Negeri 2 Klaten. A Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The purposes of this research are: 1) to find out the degree of discipline of learning and the degree of motivation of learning in physics the 11th MIA grade students of SMA Negeri 2 Klaten, 2) to find out the correlation between discipline of learning and students learning achievement in physics, and 3) to find out the correlation between motivation of learning and students learning achievement in physics.
This research used Purposive Sampling technique and used the 11th MIA 1, 11th MIA 3, 11th MIA 4 and 11th MIA 5 grade students of SMA Negeri 2 Klaten in the school year 2014/2015 as the research subjects. This research used quantitative correlation method. The research used questionnaires, achievement of physics documentation and observation as instruments. The research used Product Moment correlation technique as analysis.
The results of the research were: 1) the degree of discipline of learning is high with mean 69,82 and the degree of motivation of learning is satisfied with mean 68,00; 2) the correlation between discipline of learning and students learning achievement in physics is not significant; 3) the correlation between the motivation of learning and students learning achievement in physics is not significant.
Keywords : correlation, discipline of learning, motivation of learning, learning achievement, physics
(3)
KORELASI ANTARA DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA
SMA NEGERI 2 KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Josephine Rona Kurniadewi NIM : 091424030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
KORELASI ANTARA DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA
SMA NEGERI 2 KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Josephine Rona Kurniadewi NIM :091424030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis
(8)
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Josephine Rona Kurniadewi Nomor Mahasiswa : 091424030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KORELASI ANTARA DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA
SMA NEGERI 2 KLATEN
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2015
Yang menyatakan,
(9)
vi
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan
penuh kepercayaa
n, kamu akan menerimanya”
(Matius 21:22)
“Jadilah kepadamu menurut imanmu”
(10)
vii
Karya ini kupersembahkan untuk :
Orang tuaku, Bapak Wiratmoko dan Ibu Sri Suratmi,
Suamiku, Adytia Johanes Firmansyah
Kedua putriku, Jocelyn Adynia Miracle dan Joycena
Grace Ailsie
(11)
viii ABSTRAK
Josephine Rona Kurniadewi. 2015. Korelasi antara Disiplin dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui tingkat disiplin belajar dan motivasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten, 2) mengetahui korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar fisika siswa, dan 3) mengetahui korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa.
Penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling dengan subjek adalah kumpulan siswa kelas XI MIA 1, XI MIA 3, XI MIA 4, dan XI MIA 5 SMA Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner disiplin belajar, kuesioner motivasi belajar, dokumentasi nilai fisika siswa dan observasi motivasi belajar siswa di kelas. Analisa data menggunakan teknik korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat disiplin belajar berada dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata 69,82 dan tingkat motivasi belajar berada dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 68,00: 2) tidak ada korelasi signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar fisika siswa: 3) tidak ada korelasi signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa. Kata kunci : korelasi, disiplin belajar, motivasi belajar, prestasi belajar fisika.
(12)
ix ABSTRACT
Josephine Rona Kurniadewi. 2015. The Correlation between Discipline of Learning and Motivation of Learning and Students Learning Achievement in Physics the 11th MIA Grade Students of SMA Negeri 2 Klaten. A Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The purposes of this research are: 1) to find out the degree of discipline of learning and the degree of motivation of learning in physics the 11th MIA grade students of SMA Negeri 2 Klaten, 2) to find out the correlation between discipline of learning and students learning achievement in physics, and 3) to find out the correlation between motivation of learning and students learning achievement in physics.
This research used Purposive Sampling technique and used the 11th MIA 1, 11th MIA 3, 11th MIA 4 and 11th MIA 5 grade students of SMA Negeri 2 Klaten in the school year 2014/2015 as the research subjects. This research used quantitative correlation method. The research used questionnaires, achievement of physics documentation and observation as instruments. The research used Product Moment correlation technique as analysis.
The results of the research were: 1) the degree of discipline of learning is high with mean 69,82 and the degree of motivation of learning is satisfied with mean 68,00; 2) the correlation between discipline of learning and students learning achievement in physics is not significant; 3) the correlation between the motivation of learning and students learning achievement in physics is not significant.
Keywords : correlation, discipline of learning, motivation of learning, learning achievement, physics
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatNya yang besar, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Semua usaha yang penulis lakukan ini tidak akan berhasil tanpa doa, bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, dukungan dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Andrian Setiadi, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Klaten yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi.
4. Bapak Agus Suwarna, S.Pd. dan ibu Agnes Susilawati, S.Pd., selaku guru mata pelajaran fisika kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten yang sudah memberikan kesempatan dan arahan kepada penulis dalam melakukan penelitian ini.
5. Siswa-siswi kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten yang telah bersedia bekerja sama dengan penulis untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh staf Sekretariat JPMIPA, staf Perpustakaan dan karyawan
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu kelancaran proses belajar penulis selama ini.
7. Kedua orang tua, Bapak Wiratmoko dan Ibu Sri Suratmi terima kasih atas doa, kasih sayang dan perjuangan serta segalanya yang telah dikorbankan demi terselesainya studi penulis. Terima kasih juga untuk adik saya, Fransisca Ratna Nugraheni dan nenek saya, Harso Misah.
8. Kedua mertua, Bapak Herman Samuel dan Ibu Setyani terima kasih atas dukungan dan doanya.
(14)
xi
9. Suami, Adytia Johanes Firmansyah terima kasih untuk cinta dan dukungannya.
10.Kedua anakku, Jocelyn Adynia Miracle dan Joycena Grace Ailsie, kalian adalah penyemangatku.
11.Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2009, 2010 dan 2011 yang menjadi teman seperjuangan.
12.Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik langsung atau tidak langsung yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang memerlukannya.
Penulis
(15)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
A. Prestasi Belajar ... 5
(16)
xiii
2. Pengertian Prestasi Belajar ... 6
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 7
B. Disiplin Belajar ... 11
1. Pengertian Disiplin Belajar ... 11
2. Fungsi Disiplin ... 12
3. Unsur-Unsur Disiplin ... 13
4. Indikator Disiplin Belajar ... 14
C. Motivasi Belajar ... 16
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 16
2. Fungsi Motivasi ... 17
3. Unsur-Unsur Motivasi Belajar ... 18
4. Indikator Motivasi Belajar ... 20
D. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 22
E. Kerangka Berpikir ... 24
1. Korelasi antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar ... 24
2. Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26
A. Desain Penelitian ... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
1. Tempat Penelitan ... 26
2. Waktu Penelitian ... 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
(17)
xiv
2. Sampel Penelitian ... 27
D. Instrumen Penelitian ... 28
1. Angket/Kuesioner ... 28
2. Pengamatan/Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 33
3. Dokumentasi ... 33
4. Uji Validitas ... 34
E. Metode Analisis Data ... 34
1. Skoring Hasil Kuesioner ... 34
2. Kategorisasi Tingkat Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar ... 35
3. Uji Korelasi ... 37
BAB IV DATA DAN ANALISA ... 39
A. Data ... 39
1. Pelaksanaan Penelitian ... 39
2. Deskripsi Data ... 44
B. Analisa Data ... 48
1. Untuk Data Siswa Kelas XI MIA 1 ... 48
2. Untuk Data Siswa Kelas XI MIA 3 ... 53
3. Untuk Data Siswa Kelas XI MIA 4 ... 58
4. Untuk Data Siswa Kelas XI MIA 5 ... 63
5. Pembahasan Umum ... 68
6. Keterbatasan Penelitian ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
(18)
xv
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
LAMPIRAN ... 76
A. LAMPIRAN A ... 77
B. LAMPIRAN B ... 80
C. LAMPIRAN C ... 89
D. LAMPIRAN D ... 114
(19)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Disiplin Belajar ... 29
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 30
Tabel 3.3 Skor pada Skala Disiplin Belajar dan Skala Motivasi Belajar ... 35
Tabel 3.4 Kategorisasi Tingkat Disiplin Belajar ... 36
Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Motivasi Belajar ... 37
Tabel 4.1 Proses Pelaksanaan Penelitian ... 39
Tabel 4.2 Rangkuman Skor Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Nilai Pengetahuan, Nilai Keterampilan, dan Nilai Sikap Kelas XI MIA 1 ... 44
Tabel 4.3 Rangkuman Skor Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Nilai Pengetahuan, Nilai Keterampilan, dan Nilai Sikap Kelas XI MIA 3 ... 45
Tabel 4.4 Rangkuman Skor Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Nilai Pengetahuan, Nilai Keterampilan, dan Nilai Sikap Kelas XI MIA 4 ... 46
Tabel 4.5 Rangkuman Skor Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Nilai Pengetahuan, Nilai Keterampilan, dan Nilai Sikap Kelas XI MIA 5 ... 47
Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Disiplin Belajar Kelas XI MIA 1 ... 48
Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Kelas XI MIA 1 ... 49
(20)
xvii
Tabel 4.9 Tabel Korelasi antar Variabel untuk Kelas XI MIA 1 ... 50
Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Disiplin Belajar Kelas XI MIA 3 ... 53
Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Kelas XI MIA 3 ... 54
Tabel 4.12 Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Kelas XI MIA 3 ... 54
Tabel 4.13 Tabel Korelasi antar Variabel untuk Kelas XI MIA 3 ... 55
Tabel 4.14 Kategorisasi Skor Disiplin Belajar Kelas XI MIA 4 ... 58
Tabel 4.15 Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Kelas XI MIA 4 ... 59
Tabel 4.16 Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Kelas XI MIA 4 ... 59
Tabel 4.17 Tabel Korelasi antar Variabel untuk Kelas XI MIA 4 ... 60
Tabel 4.18 Kategorisasi Skor Disiplin Belajar Kelas XI MIA 5 ... 63
Tabel 4.19 Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Kelas XI MIA 5 ... 64
Tabel 4.20 Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Kelas XI MIA 5 ... 64
Tabel 4.21 Tabel Korelasi antar Variabel untuk Kelas XI MIA 5 ... 66
(21)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : BUKTI ADMINISTRATIF PENELITIAN ... 77
A.1. Surat Ijin Mengadakan Penelitian ... 78
A.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 79
LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN ... 80
B.1. Kuesioner Disiplin Belajar ... 83
B.2. Kuesioner Motivasi Belajar ... 86
LAMPIRAN C : DATA PENELITIAN ... 89
C.1. Data Hasil Kuesioner Disiplin Belajar Kelas XI MIA 1 ... 90
C.2. Data Hasil Kuesioner Disiplin Belajar Kelas XI MIA 3 ... 92
C.3. Data Hasil Kuesioner Disiplin Belajar Kelas XI MIA 4 ... 94
C.4. Data Hasil Kuesioner Disiplin Belajar Kelas XI MIA 5 ... 96
C.5. Data Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Kelas XI MIA 1 ... 98
C.6. Data Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Kelas XI MIA 3 ... 100
C.7. Data Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Kelas XI MIA 4 ... 102
C.8. Data Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Kelas XI MIA 5 ... 104
C.9. Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MIA 1 ... 106
C.10. Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MIA 3 ... 108
C.11. Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MIA 4 ... 110
C.12. Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MIA 5 ... 112
LAMPIRAN D : HASIL OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR ... 114
(22)
xix
D.2. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa di Kelas XI MIA 3 ... 116 D.3. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa di Kelas XI MIA 4 ... 117 D.4. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa di Kelas XI MIA 5 ... 118 LAMPIRAN E : DOKUMENTASI PENELITIAN ... 119 E.1. Contoh Pekerjaan Siswa : Kuesioner Disiplin Belajar ... 122 E.2. Contoh Pekerjaan Siswa : Kuesioner Motivasi Belajar ... 125
(23)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman penulis saat melaksanakan PPL, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi dimana semua itu berpengaruh terhadap kebiasaan-kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran dan berperilaku di sekolah. Dari kebiasaan itu ada yang tidak mendukung bahkan menghambat pembelajaran, misalnya tidak mengikuti pelajaran, tidak mengerjakan tugas rumah, terlambat mengumpulkan tugas, membuat keributan di kelas, dan tidak memperhatikan guru. Kondisi tersebut menuntut guru untuk mendisiplinkan peserta didik agar kualitas pembelajaran meningkat.
Disiplin merupakan kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya (Arikunto, 1990: 114). Pembentukan sikap displin yang dibawa dari lingkungan keluarga merupakan modal besar bagi pembentukan sikap kedisiplinan di lingkungan sekolah. Pembiasaan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh positif bagi kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. Di dalam pengelolaan pengajaran, disiplin merupakan suatu masalah penting. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, peserta didik akan berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya tanpa disiplin yang baik, kegiatan dan proses pendidikan akan terganggu.
(24)
Di samping faktor kedisiplinan belajar, peserta didik juga harus mempunyai motivasi belajar. Kebanyakan peserta didik kurang berminat untuk belajar, terutama pada mata pelajaran fisika dan guru yang menurut mereka menyulitkan. Untuk kepentingan tersebut guru dituntut membangkitkan minat belajar peserta didik. Pembangkitan minat atau selera belajar ini disebut motivasi belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi (Mulyasa, 2006: 112).
Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah yang selanjutnya mengakibatkan hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus-menerus. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu membangkitkan motivasi peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan disiplin, siswa akan berhasil dalam belajarnya, sebaliknya siswa yang tidak berdisiplin akan terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. Demikian juga kalau siswa mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa disiplin dan motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Guru sebagai pendidik harus senantiasa menanamkan sikap disiplin belajar dan membangkitkan motivasi belajar siswa karena akan berpengaruh terhadap
(25)
proses belajar siswa yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti korelasi antara disiplin belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Bagaimana tingkat disiplin belajar dan motivasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten ?
2.Apakah ada korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten ?
3.Apakah ada korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.Tingkat disiplin belajar dan motivasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten.
2.Korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten.
(26)
3.Korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Bagi sekolah
Sebagai masukan bagi para guru tentang pembinaan disiplin belajar siswa dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam rangka mencari strategi belajar-mengajar yang baik untuk mencapai peningkatan prestasi belajar siswa.
2.Bagi pengembangan penelitian
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi tentang penelitian pendidikan fisika.
(27)
5 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan (Suparno, 1997: 61). Kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Menurut konstruktivisme, pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar: konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Suparno, 1997: 61-62).
Belajar menurut Winkel (2009: 59), adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
(28)
Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud belajar adalah suatu aktivitas interaksi aktif seseorang dengan lingkungan sehingga menghasilkan sejumlah perubahan tingkah laku baik dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memperoleh suatu tujuan pendidikan.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Winkel (dalam Stevanus, 2003: 60), prestasi belajar merupakan hasil pengukuran mengenai perubahan-perubahan yang dialami oleh siswa setelah suatu periode pembelajaran. Hasil belajar diberikan pada akhir proses belajar yang sedang berlangsung sebagai bukti bahwa proses belajar telah mencapai sasarannya atau baru beberapa waktu kemudian dalam rangka ulangan yang meliputi sejumlah unit materi pelajaran (Winkel, 2009: 353).
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 1101) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
(29)
Hal ini sejalan dengan pendapat Juwarsih (2007: 54) yang menyatakan prestasi belajar sebagai ukuran tingkat keberhasilan seseorang dalam menguasai pengetahuan atau keterampilan yang telah ditetapkan dalam bidang studi tertentu berupa nilai angka dari guru melalui tes.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar dari guru melalui serangkaian tes dalam bidang studi tertentu yang diwujudkan dalam bentuk angka atau huruf.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam buku Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Slameto (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
a. Faktor-faktor intern 1) Faktor jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.
(30)
b) Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
2) Faktor psikologis a) Inteligensi
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.
b) Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbul kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
c) Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.
d) Bakat
Bakat mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya
(31)
lebih baik karena ia senang belajar dan pasti selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
e) Motif
Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar. Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.
f) Kematangan
Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan untuk memiliki kecakapan tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar. Jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
(32)
b. Faktor-faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar diantaranya:
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat, kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masayarakat, yang semuanya itu mempengaruhi prestasi belajar siswa.
(33)
B. Disiplin Belajar
1. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya (Arikunto, 1990: 114).
Mulyasa (2006: 108) mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang tergabung dalam suatu sistem, tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.
Di dalam pengelolaan pengajaran, disiplin merupakan suatu masalah penting. Disiplin sangat diperlukan terutama dalam kelancaran proses belajar mengajar (Arigiyati, 2011: 924). Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya, pengajaran tidak mungkin dapat mencapai target maksimal (Arikunto, 1990: 119).
Walaupun demikian, disiplin yang tinggi di dalam suatu kelas tidak menjamin dicapainya prestasi akademik yang tinggi di kelas yang bersangkutan. Masih banyak faktor lain yang berpengaruh pada hasil belajar siswa (Anderson, 1983; Allington, 1983; Brophy, 1982; dalam Arikunto, 1990: 120). Au dan Kawakami (1984, dalam Arikunto, 1990: 120) mengungkapkan bahwa pemberian penjelasan yang terus-menerus disertai dengan perbaikan termasuk mengatur diri anak mengikuti tata tertib dalam pengelolaan pengajaran, prestasi siswa akan meningkat.
(34)
Sedangkan Saputra (1999: 37) menyatakan bahwa belajar itu kunci sukses. Tidak ada yang meragukan tetapi tidak mudah melakukannya.Perlu kemauan, hasrat dan disiplin yang kuat untuk mewujudkannya.
2. Fungsi Disiplin
Tu’u (2004: 38-43) menyebutkan disiplin memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Menata kehidupan bersama
Disiplin berfungsi mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu sehingga hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
b. Membangun kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan sekolah yang disiplin sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik untuk siswa.
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui proses yang membutuhkan waktu panjang, sehingga hal itu dapat melatih kepribadian siswa ke arah yang lebih baik.
d. Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri yang bersifat lebih baik baik dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi karena ada
(35)
pemaksaan dan tekanan dari luar. Jadi disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut.
e. Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal yang positif yang harus dilakukan siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi atau hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman atau sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
f. Menciptakan lingkungan kondusif
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal ini dicapai dengan merancang peraturan sekolah kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, tertib, dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.
3. Unsur- Unsur Disiplin
Edwin (1997: 17) mengemukakan ada empat unsur disiplin, yaitu: a. Peraturan
Dalam disiplin ada norma-norma atau aturan yang harus ditaati seseorang.
(36)
b. Hukuman
Jika seseorang melanggar suatu aturan, maka akan mendapatkan hukuman.
c. Penghargaan
Bila seseorang melaksanakan tindakan yang benar, maka diberi penghargaan yang tidak harus berupa benda, tetapi dapat berupa ucapan terima kasih, senyuman, pujian dan sebagainya.
d. Konsistensi
Konsisten merupakan suatu kecenderungan menuju kesamaan. Dengan adanya konsisten, anak terlatih dan terbiasa dengan segala yang tetap sehingga mereka akan termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari hal yang salah.
4. Indikator Disiplin Belajar
Sikap kedisiplinan siswa tumbuh dan berkembang sejak mereka mengenal kehidupan keluarga. Di dalam lingkungan keluarga, anak dilatih mengenai kebiasaan-kebiasaan baik yang berkenaan dengan kepatuhannya terhadap peraturan yang ada. Sikap kedisiplinan yang dibawa dari rumah akan sangat menentukan kedisiplinan siswa di sekolah (Arikunto, 1990: 155).
Mulyasa (2006: 108) mengungkapkan bahwa disiplin di sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya dan mengatasi serta mencegah timbulnya masalah dan berusaha menciptakan
(37)
situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah ditetapkan.
Menurut Slameto (2010), ada beberapa macam disiplin belajar yang seharusnya dilakukan para siswa dalam kegiatan belajarnya di sekolah, yaitu:
a. Disiplin siswa dalam masuk sekolah b. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas
c. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah d. Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah
Tu’u (2004: 91) menyebutkan beberapa indikator yang menunjukkan perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah, antara lain sebagai berikut:
a. Dapat mengatur waktu belajar di rumah b. Rajin dan teratur belajar
c. Perhatian yang baik saat belajar di kelas d. Ketertiban diri saat belajar di kelas
Dari berbagai gagasan di atas, dapat dirangkum indikator disiplin belajar dalam penelitian ini adalah:
a. Menaati dan mematuhi tata tertib sekolah; b. Perhatian yang baik saat belajar di kelas; c. Mengatur waktu belajar di rumah;
(38)
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Sardiman (2011: 73) mengungkapkan bahwa kata motivasi berasal
dari kata “motif” yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif merupakan daya penggerak dari luar dan di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif tersebut, Sardiman memberikan pengertian bahwa motivasi merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Menurut Sardiman (2011: 75), motivasi dalam kegiatan belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Tokoh lain, Winkel (2009: 169) mengemukakan bahwa motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Alderfer (dalam Setyowati, 2007) mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang sebaik mungkin.
(39)
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa motivasi belajar merupakan suatu daya penggerak di dalam diri siswa yang mendorong siswa untuk menimbulkan serta melakukan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar guna mencapai prestasi atau hasil belajar yang sebaik mungkin, atau tujuan lain yang dikehendaki subyek belajar tersebut.
2. Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman (2011: 85-86), terdapat tiga fungsi motivasi, yaitu:
a. Mendorong manusia berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan guna mencapai tujuaan, dengan mengurangi perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Di samping itu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
(40)
menunjukkan hasil yang baik. Dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi selanjutnya.
3. Unsur-Unsur Motivasi Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2013: 97-101), mengemukakan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu sebagai berikut: a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga dengan hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian menjadi cita-cita. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit,
(41)
lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa kedaaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi: (1) menyelenggarakan tertib sekolah, (2) membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, (3) membina belajar tertib pergaulan, (4) membina belajar tertib lingkungan sekolah. Upaya pembelajaran
(42)
guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Upaya
mendidikkan belajar “tertib hidup” merupakan kerjasama sekolah
dan luar sekolah.
4. Indikator Motivasi Belajar
Motivasi belajar memiliki beberapa indikator. Sardiman (2011: 83) mengemukakan indikator motivasi belajar sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas
Siswa yang memiliki motivasi belajar adalah seseorang yang dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai.
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa)
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik adalah seseorang yang tidak lekas mudah putus asa dan juga tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa
Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar harus peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya.
(43)
e. Dapat mempertahankan pendapatnya
Siswa yang memiliki motivasi dalam belajarnya akan mempertahankan pendapatnya terhadap sesuatu, jika ia sudah yakin dan dipandangnya sesuatu tersebut sudah rasional.
Tokoh lain, Martin Handoko (1992; dalam Prasti, 2005) juga menyebutkan bahwa indikator motivasi belajar antara lain:
a. Kuatnya kemauan untuk berbuat;
b. Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar;
c. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain; d. Ketekunan dalam mengerjakan tugas.
Bersamaan dengan indikator-indikator di atas, Hudgin (dalam Wahyuningtyas dkk, 2000) menyebutkan bahwa indikator motivasi belajar adalah:
a. Adanya dorongan untuk memulai suatu aktivitas atas kemauannya sendiri;
b. Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu;
c. Gigih dan tidak mudah putus asa bila menemui kesulitan.
Berdasarkan pernyataan para tokoh di atas mengenai indikator motivasi belajar, penulis menyimpulkan bahwa indikator motivasi belajar dalam penelitian ini ialah:
(44)
a. Memiliki semangat dan dorongan yang kuat untuk memulai aktivitas dan menghadapi tugas;
b. Tekun dalam menghadapi tugas;
c. Gigih dan ulet dalam menemui kesulitan; d. Menyelesaikan tugas tepat waktu;
e. Banyak waktu yang disediakan untuk belajar.
D. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Judul skripsi yang diajukan oleh penulis tentang “Korelasi antara
Disiplin dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI
MIA SMA Negeri 2 Klaten” memiliki beberapa kajian hasil penelitian yang
relevan, antara lain sebagai berikut:
1. Yohana Yunita Dwi Pawestri dalam penelitiannya yang berjudul
“Korelasi antara Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013” tahun 2013 menunjukkan bahwa (a) ada korelasi yang
positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan nilai koefisien korelasi 0,627 dan tingkat siginifikansi 3,413, (b) ada korelasi positif dan signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan nilai koefisien korelasi 0,507 dan tingkat siginifikansi 2,515, (c) ada korelasi positif dan signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan nilai koefisien
(45)
korelasi 0,633 dan tingkat siginifikansi 5,714. Variabel motivasi belajar dan disiplin belajar memberikan sumbangan efektif terhadap prestasi belajar matematika siswa sebesar 40%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa dapat diprediksi oleh motivasi belajar dan disiplin belajar.
2. Theresia Ratna Widyasari dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Studi Kasus
pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nanggulan” tahun 2011
menunjukkan bahwa (a) tidak ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai r sebesar 0,191 dan thitung sebesar 1,136 lebih kecil dari ttabel 1,9725, (b) tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai r sebesar 0,193 dan thitung sebesar 1,227 lebih kecil dari ttabel 1,9725, (c) terdapat pengaruh disiplin dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai R sebesar 0,210 dengan Fhitung sebesar 4,345 lebih besar dari Ftabel 3,04. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa tidak dapat diprediksi melalui disiplin dan motivasi belajar.
(46)
E. Kerangka Berpikir
1. Korelasi antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Disiplin berkaitan dengan pengendalian diri seseorang terhadap aturan-aturan berdasarkan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Disiplin terbentuk dari pembinaan sejak dari lingkungan keluarga kemudian berlanjut ke pendidikan sekolah. Disiplin sangat penting bagi siswa untuk mengembangkan motivasi yang kuat (Roestiyah, 1982: 161). Siswa dapat belajar dengan baik jika berdisiplin, seperti memperhatikan guru saat pelajaran, tertib di kelas, mengatur waktu belajar, dan tekun mengerjakan tugas. Dengan perilaku belajar tersebut, prestasi belajar siswa bisa meningkat.
2. Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Motivasi dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar juga menentukan prestasi belajar-mengajar fisika tersebut. Siswa yang lebih tekun, yang senang melakukan kegiatan belajar-mengajar fisika, yang lebih besar keinginannya untuk mencapai sukses karena ia mengerti tujuan yang akan dicapai, dan ia mengerti bahwa pencapaian tujuan tersebut akan memberikan kepuasan, akan mencapai prestasi belajar fisika lebih tinggi.
Siswa yang melakukan kegiatan belajar-mengajar fisika karena pilihan atau kemauannya sendiri, melakukannya dengan ketekunan tinggi, dan keinginannya untuk memperoleh prestasi besar, maka itu merupakan petunjuk bahwa motivasi belajarnya tinggi. Siswa yang mempunyai
(47)
motivasi belajar fisika lebih tinggi dari siswa lain, boleh diharapkan intensitas kegiatan belajarnya juga tinggi. Siswa yang intensitas belajar fisikanya tinggi, boleh diharapkan prestasi belajar fisikanya akan tinggi pula. Jadi siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan motivasi yang lebih tinggi, prestasi belajarnya juga akan lebih tinggi dibandingkan siswa lain yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan motivasi rendah, karena yang motivasi belajarnya lebih tinggi tentunya akan belajar lebih intensif. Berdasar kerangka berpikir itu maka diduga ada korelasi positif antara motivasi belajar fisika dengan prestasi belajar fisika siswa.
(48)
26 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif jenis korelasional. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan secara kuantitatif mengenai bagaimana korelasi antara disiplin belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika di kalangan siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten tahun ajaran 2014/2015.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten yang beralamat di Jalan Angsana, Trunuh, Klaten Selatan, Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai Januari 2015 semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
(49)
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian
Populasi adalah kelompok yang lebih besar di mana hasil penelitian diharapkan berlaku; semua anggota grup yang akan diteliti (Suparno, 2010: 43). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i SMA Negeri 2 Klaten tahun ajaran 2014/2015.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi, sampel menunjuk pada suatu kelompok di mana informasi atau data didapatkan (Suparno, 2010: 43). Sampel dari penelitian ini yaitu siswa/i dari 3 kelas XI MIA campuran yang nilai rata-rata fisika dalam rapor hampir sama serta siswa/i kelas XI MIA unggulan.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling atau teknik pemilihan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004).
Peneliti membatasi sampel penelitian hanya pada kelas XI MIA karena peneliti merasa siswa kelas XI MIA merupakan sekelompok siswa yang sudah melewati tahap kelas terendah, kelas X MIA, sehingga dianggap sudah mengerti, paham dan terbiasa dengan bagaimana penerapan disiplin. Selain itu, pemilihan kelas XI MIA sebagai sampel karena kelas XI MIA merupakan kelas tengah yang berada di antara kelas X MIA dan
(50)
kelas XII MIA, sehingga dianggap sedang berada dalam masa awal menjadi kakak tingkat, dan tidak berada pada masa yang sedang giat-giatnya mempersiapkan dan menentukan karier secara maksimal, yang dalam hal ini adalah pemilihan perguruan tinggi.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengambil data (Suparno, 2010: 53). Instrumen pengumpulan data bentuk nontes yang berupa angket atau kuesioner, lembar pengamatan/observasi dan dokumentasi.
1. Angket/Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010: 61). Angket yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat disiplin belajar dan motivasi belajar siswa. Indikator disiplin belajar berkaitan dengan peraturan, perhatian, waktu belajar, dan rajin belajar serta mengerjakan tugas. Sedangkan motivasi belajar yang diukur berkaitan dengan semangat, ketekunan, kegigihan, tepat waktu, dan waktu belajar.
Angket yang digunakan bersifat tertutup, subjek nantinya akan diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban sesuai dengan keadaan diri mereka. Dalam pembuatan angket ini diperlukan kisi-kisi angket untuk memberikan gambaran mengenai isi skala. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijabarkan dalam bab landasan teori, kisi-kisi angket
(51)
disiplin belajar ditunjukkan pada tabel 3.1 sedangkan kisi-kisi angket motivasi belajar ditunjukkan pada tabel 3.2. Angket disiplin belajar dan motivasi belajar secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Disiplin Belajar No Indikator
Disiplin Belajar
Sumber Nomor item Jumlah
Favorable Unfavorable
a Menaati dan mematuhi tata tertib sekolah
Slameto (2010)
1, 5, 6 2, 3, 4 6
b Perhatian yang baik saat belajar di kelas
Tu’u
(2004: 91)
7, 10, 11, 12
8, 9 6
c Mengatur waktu belajar di rumah
Tu’u
(2004: 91)
13, 14, 15, 16
17, 18 6
d Rajin dan teratur belajar serta
Tu’u
(2004: 91) dan
(52)
mengerjakan tugas
Slameto (2010)
Total 24
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar No Indikator
Motivasi Belajar
Sumber Nomor item Jumlah
Favorable Unfavorable
a Memiliki semangat dan dorongan yang kuat untuk memulai aktivitas dan menghadapi tugas Martin Handoko (1992; dalam Prasti, 2005) Hudgin (dalam Wahyuningty as dkk, 2000)
1, 2 3, 4, 5 5
b Tekun dalam menghadapi tugas atau kesulitan Martin Handoko (1992; dalam Prasti, 2005) Sardiman
(53)
(2011) c Gigih dan
ulet dalam menemui kesulitan
Hudgin (dalam Wahyuningty as dkk, 2000) Sardiman (2011)
11, 13, 14 12, 15 5
d Menyelesaik an tugas tepat waktu
Hudgin (dalam Wahyuningty as dkk, 2000)
18, 20 16, 17, 19 5
e Banyak waktu yang disediakan untuk belajar
Martin Handoko (1992; dalam Prasti, 2005)
22, 23, 24 21, 25 5
(54)
Dalam penelitian ini, semua komponen diberi bobot yang sama sebab penulis tidak memperoleh alasan untuk menganggap adanya sebagian komponen yang lebih signifikan dari komponen lainnya. Adapun skala yang digunakan adalah skala disiplin belajar di sekolah dan skala motivasi belajar siswa. Kedua skala ini disusun oleh peneliti dengan didasarkan pada kajian pustaka yang digunakan dan dibawah bimbingan dosen pembimbing. Skala yang dibuat ini, nantinya akan diuji validitasnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis skala Likert. Jenis skala ini merupakan skala yang didalamnya terdapat sejumlah pernyataan dengan beberapa alternatif pilihan jawaban yang ada di sampingnya (Sukardi, 2008: 146). Adapun alternatif pilihan jawaban yang disediakan oleh peneliti pada penelitian ini memiliki empat pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersebut yaitu selalu (SL), sering (SR), jarang (JR) dan tidak pernah (TP). Pilihan jawaban tersebut merujuk pada pendapat Azwar (1999: 33).
Pilihan jawaban netral (N) dihilangkan oleh peneliti dengan alasan untuk menghilangkan kecenderungan subjek peneliti menjawab netral atau pilihan jawaban tengah sehingga data mengenai perbedaan di antara responden akan menjadi lebih informatif (Azwar, 1999).
Untuk jenis kalimat pernyataan yang ada pada skala, pernyataan tersebut dibedakan menjadi dua jenis. Pernyataan tersebut yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang isinya mendukung, memihak atau menunjukkan
(55)
ciri atribut yang diukur. Pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar, 1999: 26-27).
2. Pengamatan/Observasi Motivasi Belajar Siswa
Pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman gambar, rekaman suara, dll) (Suparno, 2010: 63). Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa memiliki motivasi belajar dalam proses pembelajaran fisika di kelas. Motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa unsur seperti semangat, aktif dalam pembelajaran, perhatian, dan ketekunan. Pengamatan atau observasi aktivitas siswa terkait motivasi belajar dilakukan secara keseluruhan, tidak perorangan dengan memberi tanda checklist dalam lembar observasi. Pengamatan dilakukan sekali pertemuan untuk setiap kelas. Lembar pengamatan dapat dilihat secara lengkap dalam lampiran.
3. Dokumentasi
Suparno (2010: 64) mengemukakan bahwa dokumentasi merupakan pengumpulan data-data lewat pengumpulan benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notulen catatan harian, daftar nilai, foto-foto dll. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengambil
(56)
beberapa dokumentasi seperti daftar nilai fisika subjek penelitian dalam rapor dan jawaban kuesioner siswa.
4. Uji Validitas
Validitas adalah mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan (Suparno, 2010: 67-68).
Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi. Untuk memperoleh instrumen yang memiliki validitas isi, peneliti menyusun instrumen penelitian menggunakan kisi-kisi yang disusun berdasarkan teori. Selain itu, peneliti meminta evaluasi butir-butir yang digunakan kepada dosen pembimbing.
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan disiplin belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa adalah sebagai berikut:
1. Skoring Hasil Kuesioner
Data yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dan disiplin belajar adalah dengan menggunakan angket. Untuk menganalisis angket, terlebih dahulu ditentukan skor untuk pernyataan-pernyataan
(57)
dalam angket yang digunakan. Penentuan skor untuk setiap pernyataan dalam angket merujuk pada pendapat Sugiyono (2010: 135).
Kedua jenis pernyataan yang digunakan dalam kuesioner memiliki tipe skor penilaian yang berbeda. Adapun tipe skor untuk setiap jawaban pada kedua jenis pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 seperti berikut:
Tabel 3.3. Skor pada Skala Disiplin Belajar dan Skala Motivasi Belajar Pilihan Jawaban Lambang Skor Favorable Skor Unfavorable
Selalu SL 4 1
Sering SR 3 2
Jarang JR 2 3
Tidak Pernah TP 1 4
2. Kategorisasi Tingkat Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar
Untuk melihat tingkat disiplin belajar dan motivasi belajar siswa maka skor-skor yang diperoleh siswa dikategorisasikan.
Kuesioner disiplin belajar berisi 24 pernyataan yang terdiri dari empat pilihan jawaban.
a. Skor untuk setiap siswa
Skor minimal = 1 x 24 = 24 Skor maksimal = 4 x 24 = 96 Range = 96 – 24 = 72
(58)
b. Pembagian interval
Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 72 : 5 = 14,4 dibulatkan menjadi 15.
Skor yang diperoleh dari angket disiplin belajar dibagi menjadi 5 kategori yang tercantum dalam tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kategorisasi Tingkat Disiplin Belajar Interval Skor Variabel Disiplin Belajar Kategori
84 – 98 Sangat Tinggi
69 – 83 Tinggi
54 – 68 Cukup
39 – 53 Rendah
24 – 38 Sangat Rendah
Pada kuesioner motivasi belajar berisi 25 pernyataan yang terdiri dari empat pilihan jawaban.
a. Skor untuk setiap siswa
Skor minimal yang mungkin dicapai = 1 x 25 = 25 Skor maksimal yang mungkin dicapai = 4 x 25 = 100 Range = 100 – 25 = 75
(59)
b. Pembagian interval
Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 75 : 5 = 15. Skor yang diperoleh dari angket motivasi belajar dibagi menjadi 5 kategori yang tercantum dalam tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Motivasi Belajar Interval Skor Variabel Motivasi Belajar Kategori
85 – 99 Sangat Tinggi
70 – 84 Tinggi
55 – 69 Cukup
40 – 54 Rendah
25 – 39 Sangat Rendah
3. Uji Korelasi
Untuk menguji adanya korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan prestasi belajar fisika siswa (Y) dan adanya korelasi antara disiplin belajar (X2) dengan prestasi belajar fisika siswa (Y), maka digunakan teknik korelasi Product Moment. Perhitungan akan dibantu dengan menggunakan program Software Statistical Package for Social Sciences (SPSS).
Menurut Siregar (2013: 339), rumus yang digunakan dalam uji korelasi Product Moment adalah sebagai berikut:
(60)
Keterangan :
= koefisien korelasi = jumlah data (responden) = variabel bebas
= variabel terikat
Tingkat signifikansi dari koefisien korelasi ditentukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dalam tabel hasil uji
korelasi menggunakan SPSS ( ) dengan taraf signifikansi (α)
sebesar 5% atau 0,05. Jika maka terdapat korelasi yang
signifikan, sebaliknya jika maka tidak terdapat korelasi yang signifikan.
(61)
39 BAB IV
DATA DAN ANALISA
A. Data
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI MIA 1, XI MIA 3, XI MIA 4, dan XI MIA 5 SMA Negeri 2 Klaten pada tanggal 18 November 2014 - 17 Januari 2015. Kelas XI MIA 1 adalah kelas MIA unggulan, sedangkan tiga kelas lainnya adalah kelas umum yang memiliki nilai rata-rata fisika hampir sama dalam rapor. Kelas XI MIA 1 dengan jumlah siswa 31 orang, kelas XI MIA 3 dengan jumlah siswa 33 orang, kelas XI MIA 4 dengan jumlah siswa 30, dan kelas XI MIA 5 dengan jumlah siswa 31 orang. Tabel 4.1 adalah jadwal dan proses pengambilan data yang dilakukan di SMA Negeri 2 Klaten.
Tabel 4.1 Proses Pelaksanaan Penelitian
No. Hari/tanggal Pukul Kegiatan
1. Selasa, 18 November 2014
08.15 – 09.00
Perkenalan dan
mengobservasi motivasi belajar siswa selama pelajaran di kelas XI MIA 5
2. Rabu, 19 November 2014
06.45 – 07.30 Perkenalan dan
mengobservasi motivasi belajar siswa selama pelajaran di kelas XI MIA 3
07.30 – 08.15 Menyebarkan angket untuk diisi oleh para siswa kelas XI MIA 3
(62)
10.00 – 10.45 Perkenalan dan menyebarkan angket untuk diisi oleh para siswa kelas XI MIA 1 10.45 – 11.30 Mengobservasi motivasi
belajar siswa selama pelajaran di kelas XI MIA 1
3. Sabtu, 22 November 2014
06.45 – 07.30 Perkenalan dan
mengobservasi motivasi belajar siswa selama pelajaran di kelas XI MIA 4
4. Selasa, 25 November 2014
06.45 – 07.30 Menyebarkan angket untuk diisi oleh para siswa kelas XI MIA 4
5 Rabu, 26 November 2014
11.30 – 12.15 Menyebarkan angket untuk diisi oleh para siswa kelas XI MIA 5
6 Rabu, 14 Januari 2015
08.00 – 10.00 Pengambilan nilai pengetahuan, nilai
keterampilan, dan nilai sikap para siswa XI MIA 1, XI MIA 3, XI MIA 4 serta XI MIA 5
a. Pelaksanaan penelitian di kelas XI MIA 1
Pada hari Rabu, 19 November 2014, peneliti masuk kelas saat jam ke 5-6 pukul 10.00 – 11.30 WIB. Pada pertemuan pertama sebelum pembelajaran dimulai, peneliti dipersilahkan oleh guru mata pelajaran Fisika untuk memperkenalkan diri. Selanjutnya peneliti membagikan angket tentang disiplin belajar dan motivasi belajar kepada para siswa. Alokasi waktu yang disediakan
(63)
untuk siswa mengisi angketadalah 45 menit. Setelah angket selesai diisi, guru memulai pelajaran fisika. Agenda saat itu yaitu latihan soal mengenai Gerak Osilasi. Peneliti kemudian mengobservasi motivasi belajar siswa selama pelajaran berlangsung.
Setelah diperintahkan guru, para siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mencatat hal-hal penting. Selama pelajaran, sebagian besar siswa tidak terlihat gembira/ceria. Hanya beberapa siswa yang menanggapi pelajaran dengan bertanya, berpendapat, serta antusias menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Ketika guru menyuruh siswa untuk maju mengerjakan soal di papan tulis, hanya sedikit siswa yang antusias. Para siswa gaduh karena mendiskusikan tugas dari guru. Pada pertemuan ini ada 2 siswa tidak masuk kelas.
b. Pelaksanaan penelitian di kelas XI MIA 3
Pada hari Rabu, 19 November 2014, peneliti masuk kelas pada jam ke 1 pada pukul 06.45 – 07.30 WIB. Pada pertemuan ini, peneliti memperkenalkan diri. Lalu peneliti mengobservasi motivasi belajar siswa selama pelajaran. Agenda saat itu adalah latihan soal Gerak Harmonis Sederhana.
Selama pelajaran, sebagian besar siswa terlihat gembira. Siswa juga mengerjakan tugas dengan baik segera setelah diperintahkan guru. Selain itu, siswa mencatat hal-hal penting. Akan tetapi sedikit siswa yang menanggapi pembahasan pelajaran dengan bertanya, berpendapat, atau antusias menjawab pertanyaan guru. Suasana gaduh karena siswa mendiskusikan tugas dengan
(64)
teman. Selanjutnya peneliti membagikan angket tentang disiplin belajar dan motivasi belajar kepada para siswa. Alokasi waktu yang disediakan untuk siswa mengisi angketadalah 45 menit. Pada pertemuan ini ada seorang siswa tidak masuk kelas.
c. Pelaksanaan penelitian di kelas XI MIA 4 1) Sabtu, 22 November 2014
Peneliti masuk kelas pada jam ke 1-2 pada pukul 06.45 – 08.15 WIB. Pada pertemuan pertama sebelum pembelajaran dimulai, peneliti memperkenalkan diri. Lalu peneliti mengobservasi motivasi belajar siswa selama pelajaran. Agenda saat itu adalah presentasi aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Ada satu kelompok yang maju di depan kelas untuk presentasi. Selama pelajaran, sebagian besar siswa terlihat gembira. Siswa juga mengerjakan tugas dengan baik segera setelah diperintahkan guru. Selain itu, siswa mencatat hal-hal penting. Siswa juga menanggapi pembahasan presentasi dengan bertanya atau berpendapat. Kelompok yang berpresentasi antusias menjawab pertanyaan. Para siswa gaduh mendiskusikan tugas dari kelompok yang presentasi.
2) Selasa, 25 November 2014
Dalam pertemuan ini, peneliti membagikan angket tentang disiplin belajar dan motivasi belajar kepada para siswa. Alokasi waktu yang disediakan untuk siswa mengisi angket adalah 45 menit. Pada pertemuan ini ada 4 siswa tidak masuk kelas.
(65)
d. Pelaksanaan penelitian di kelas XI MIA 5 1) Selasa, 18 November 2014
Peneliti masuk kelas pada jam ke 3 pada pukul 08.15 – 09.00 WIB. Dalam pertemuan ini, peneliti memperkenalkan diri. Lalu peneliti mengobservasi motivasi belajar siswa selama pelajaran. Agenda saat itu adalah presentasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Ada satu kelompok yang maju presentasi.
Selama pelajaran, siswa tidak terlihat gembira. Siswa juga tidak mengerjakan tugas dengan baik segera setelah diperintahkan guru. Selain itu, siswa tidak mencatat hal-hal penting. Sedikit siswa yang menanggapi pembahasan presentasi dengan bertanya atau berpendapat. Para siswa gaduh karena tidak memperhatikan presentasi lalu ngobrol dengan teman. Guru jarang menegur siswa yang gaduh. Suara guru juga kurang keras dan tegas.
2) Selasa, 25 November 2014
Dalam pertemuan ini, peneliti membagikan angket tentang disiplin belajar dan motivasi belajar kepada para siswa. Alokasi waktu yang disediakan untuk siswa mengisi angket adalah 45 menit. Pada pertemuan ini ada 3 siswa yang tidak masuk kelas.
(66)
2. Deskripsi Data
Pada tabel 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5 dituliskan data mentah skor siswa tentang disiplin, motivasi belajar, nilai pengetahuan, nilai keterampilan dan nilai sikap setiap kelas sebagai berikut:
Tabel 4.2. Rangkuman Skor Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Nilai Pengetahuan, Nilai Keterampilan, dan Nilai Sikap Kelas XI MIA 1
Kelas XI MIA 1
Subjek Total Skor
Disiplin Belajar Total Skor Motivasi Belajar Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan Nilai Sikap
S1 71 67 3.64 4 90
S2 65 73 3.73 3 90
S3 76 72 3.55 3 90
S4 73 62 3.64 4 90
S5 69 74 3.27 4 90
S6 78 71 3.64 4 92
S7 78 84 3.45 4 90
S8 70 76 3.45 4 90
S9 71 64 3.55 4 90
S10 58 67 3.91 4 90
S11 60 46 3.36 4 90
S12 65 62 3.27 4 90
S13 53 46 3.36 4 90
S14 67 76 3.45 4 90
S15 66 68 3.45 4 90
S16 67 63 3.36 4 90
S17 73 61 3.55 4 90
S18 74 69 3.27 4 90
S19 71 71 3.36 4 90
S20 68 64 3.27 4 90
S21 73 82 3.55 4 90
S22 72 79 3.55 4 90
S23 70 59 3.45 4 90
S24 60 67 3.55 4 90
S25 62 61 3.64 4 90
S26 74 72 3.64 4 90
S27 71 63 3.64 4 90
S28 73 69 3.82 4 90
S29 63 59 3.55 4 90
S30 67 63 3.64 4 90
(67)
Tabel 4.3. Rangkuman Skor Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Nilai Pengetahuan, Nilai Keterampilan, dan Nilai Sikap Kelas XI MIA 3
Kelas XI MIA 3
Subjek Total Skor
Disiplin Belajar Total Skor Motivasi Belajar Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan Nilai Sikap
S1 62 74 3.11 4 90
S2 62 62 2.56 3 85
S3 48 61 2.78 3 90
S4 79 71 2.89 4 90
S5 62 56 2.67 4 90
S6 65 66 2.67 4 85
S7 76 84 3.00 4 85
S8 80 82 3.00 4 85
S9 64 60 3.00 4 85
S10 76 76 3.33 4 85
S11 70 82 3.00 4 85
S12 63 58 2.44 4 85
S13 68 70 2.78 3 85
S14 61 53 2.78 4 85
S15 79 85 3.00 4 85
S16 71 72 3.11 3 90
S17 67 62 3.00 4 90
S18 66 60 3.00 4 85
S19 63 75 2.78 4 85
S20 69 62 2.78 4 85
S21 58 53 2.89 3 85
S22 77 70 2.89 4 85
S23 79 81 3.33 4 90
S24 70 63 2.22 3 85
S25 69 67 2.89 4 85
S26 75 68 2.89 4 85
S27 69 65 2.78 4 85
S28 62 51 3.00 4 85
S29 74 79 3.00 4 85
S30 64 64 2.00 3 85
S31 74 78 3.11 4 85
S32 81 77 2.78 3 85
(68)
Tabel 4.4. Rangkuman Skor Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Nilai Pengetahuan, Nilai Keterampilan, dan Nilai Sikap Kelas XI MIA 4
Kelas XI MIA 4
Subjek Total Skor
Disiplin Belajar Total Skor Motivasi Belajar Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan Nilai Sikap
S1 60 57 2.27 3 85
S2 56 58 3.55 4 85
S3 63 53 3.55 4 85
S4 76 84 2.36 3 85
S5 78 75 3.45 4 85
S6 79 70 3.36 4 85
S7 67 59 2.18 3 85
S8 67 65 3.45 4 85
S9 85 84 3.45 4 90
S10 71 76 2.27 3 85
S11 71 75 3.45 4 85
S12 80 68 3.45 4 90
S13 80 84 3.27 4 85
S14 81 89 3.55 4 85
S15 62 61 3.36 4 85
S16 73 61 3.36 4 85
S17 69 71 3.09 4 85
S18 76 77 3.09 4 85
S19 73 63 3.27 3 85
S20 62 70 3.18 4 85
S21 73 80 3.36 4 85
S22 71 71 3.73 4 85
S23 67 64 3.18 4 85
S24 76 78 2.55 3 85
S25 55 50 3.18 4 90
S26 69 64 3.27 4 90
S27 62 60 3.09 3 85
S28 64 65 3.18 4 85
S29 61 60 3.18 4 85
(69)
Tabel 4.5. Rangkuman Skor Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Nilai Pengetahuan, Nilai Keterampilan, dan Nilai Sikap Kelas XI MIA 5
Kelas XI MIA 5
Subjek Total Skor
Disiplin Belajar Total Skor Motivasi Belajar Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan Nilai Sikap
S1 74 66 3.27 4 90
S2 73 61 3.36 4 90
S3 82 82 2.64 3 85
S4 74 75 3.00 4 85
S5 74 72 3.18 4 85
S6 74 69 3.00 4 85
S7 69 69 3.36 4 85
S8 68 69 3.09 4 85
S9 65 58 3.36 4 85
S10 69 70 3.27 4 85
S11 69 52 3.09 4 90
S12 81 78 2.36 4 85
S13 88 94 3.45 4 90
S14 82 82 3.27 4 85
S15 82 86 3.45 4 85
S16 61 47 3.36 4 85
S17 75 66 3.27 4 85
S18 80 82 2.55 4 85
S19 62 47 3.09 3 85
S20 77 71 3.18 3 85
S21 68 62 3.27 4 85
S22 69 66 2.73 3 85
S23 74 64 2.91 4 85
S24 75 72 3.09 4 90
S25 63 61 3.00 4 85
S26 70 61 3.36 4 85
S27 77 78 2.91 4 85
S28 71 73 2.82 3 90
S29 64 53 2.91 3 85
S30 80 66 2.45 3 85
(70)
B. Analisa Data
1. Untuk Data Siswa Kelas XI MIA 1
a.Tingkat Kedisiplinan Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MIA 1
Dengan kategorisasi sesuai ketentuan pada BAB III, diperoleh hasil kategorisasi skor disiplin belajar dan motivasi belajar untuk kelas XI MIA 1 seperti pada tabel 4.6 dan 4.7.
Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Disiplin Belajar Kelas XI MIA 1 Interval Skor Variabel
Disiplin Belajar
Kategori Frekuensi Prosentase
84 – 98 Sangat Tinggi 0 0%
69 – 83 Tinggi 17 54,84%
54 – 68 Cukup 13 41,94%
39 – 53 Rendah 1 3,23%
24 - 38 Sangat Rendah 0 0%
Dari tabel 4.6, siswa yang masuk kategori disiplin tinggi ada 54,84% dan sangat tinggi 0%.
(71)
Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Kelas XI MIA 1 Interval Skor Variabel
Motivasi Belajar
Kategori Frekuensi Prosentase
85 – 99 Sangat Tinggi 0 0%
70 – 84 Tinggi 11 35,48%
55 – 69 Cukup 18 58,06%
40 – 54 Rendah 2 6,45%
25 - 39 Sangat Rendah 0 0%
Dari tabel 4.7, siswa yang masuk kategori tinggi 35,48% dan cukup 58,06%.
Pada tabel 4.8 dirangkumkan mean dan standar deviasi dari disiplin belajar, motivasi belajar, nilai pengetahuan, nilai keterampilan, dan nilai sikap kelas XI MIA 1 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Kelas XI MIA 1 Mean Std. Deviation N
DisiplinBelajarXIMIA1 68.58 5.847 31
MotivasiBelajarXIMIA1 66.90 8.569 31
NilaiPengetahuanXIMIA1 3.5103 .16377 31
NilaiKeterampilanXIMIA1 3.9355 .24973 31
(72)
Hasil perhitungan statistik untuk variabel disiplin belajar diperoleh harga mean sebesar 68,58 termasuk dalam kategori cukup. Untuk variabel motivasi belajar diperoleh harga mean sebesar 66,90 termasuk dalam kategori cukup.
b.Uji Korelasi antara Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika dalam Aspek Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Siswa Kelas XI MIA 1
Untuk melihat korelasi antara variabel-variabel dalam tabel 4.8 dilakukan pengujian dengan bantuan program SPSS. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh tabel korelasi seperti tabel 4.9.
Tabel 4.9. Tabel Korelasi antar Variabel untuk Kelas XI MIA 1
DisiplinBelajar XIMIA1 MotivasiBelaja rXIMIA1 NilaiPengetahuan XIMIA1 NilaiKeteram pilanXIMIA1 NilaiSikap XIMIA1 DisiplinBelajar XIMIA1 Pearson
Correlation 1 .615
**
.047 -.088 .299
Sig. (2-tailed) .000 .800 .639 .102
N 31 31 31 31 31
MotivasiBelaja rXIMIA1
Pearson
Correlation .615
**
1 .149 -.174 .089
Sig. (2-tailed) .000 .425 .348 .635
N 31 31 31 31 31
NilaiPengetah uanXIMIA1
Pearson
Correlation .047 .149 1 -.206 .143
Sig. (2-tailed) .800 .425 .267 .443
N 31 31 31 31 31
NilaiKeterampi lanXIMIA1
Pearson
Correlation -.088 -.174 -.206 1 .048
Sig. (2-tailed) .639 .348 .267 .798
N 31 31 31 31 31
NilaiSikapXIMI A1
Pearson
Correlation .299 .089 .143 .048 1
Sig. (2-tailed) .102 .635 .443 .798
N 31 31 31 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(73)
Dari tabel 4.9 didapatkan:
1)Nilai korelasi antara disiplin belajar dengan nilai pengetahuan sebesar 0,047 dan nilai signifikansi (Sig) yang diperoleh sebesar 0,800. Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05. Karena Sig = 0,800 > α = 0,05, maka tidak signifikan. Ini berarti tidak ada korelasi antara disiplin belajar dengan nilai pengetahuan. 2)Nilai korelasi antara disiplin belajar dengan nilai keterampilan
sebesar -0,088 dan nilai signifikansi (Sig) yang diperoleh sebesar
0,639. Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05. Karena
Sig = 0,639 > α = 0,05, maka tidak signifikan. Ini berarti tidak ada korelasi antara disiplin belajar dengan nilai keterampilan. 3)Nilai korelasi antara disiplin belajar dengan nilai sikap sebesar
0,299 dan nilai signifikansi (Sig) yang diperoleh sebesar 0,102.
Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05. Karena Sig =
0,102 > α = 0,05, maka tidak signifikan. Ini berarti tidak ada
korelasi antara disiplin belajar dengan nilai sikap.
4)Nilai korelasi antara motivasi belajar dengan nilai pengetahuan sebesar 0,149 dan nilai signifikansi (Sig) yang diperoleh sebesar
0,425. Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05. Karena
Sig = 0,425 > α = 0,05, maka tidak signifikan. Ini berarti tidak ada korelasi antara motivasi belajar dengan nilai pengetahuan.
(74)
5)Nilai korelasi antara motivasi belajar dengan nilai keterampilan sebesar -0,174 dan nilai signifikansi (Sig) yang diperoleh sebesar 0,348. Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05. Karena Sig = 0,348 > α = 0,05, maka tidak signifikan. Ini berarti tidak ada korelasi antara motivasi belajar dengan nilai keterampilan. 6)Nilai korelasi antara motivasi belajar dengan nilai sikap sebesar
0,089 dan nilai signifikansi (Sig) yang diperoleh sebesar 0,635.
Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05. Karena Sig =
0,635 > α = 0,05, maka tidak signifikan. Ini berarti tidak ada
korelasi antara motivasi belajar dengan nilai sikap.
Berdasarkan hasil pengujian data diketahui bahwa tidak ada korelasi antara disiplin belajar dengan nilai pengetahuan, nilai keterampilan dan nilai sikap. Demikian pula tidak ada korelasi antara motivasi belajar dengan nilai pengetahuan, nilai keterampilan dan nilai sikap. Sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara disiplin belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika dalam aspek pengetahuan, keterampilan serta sikap untuk siswa kelas XI MIA 1.
Dari tabel 4.9 ada catatan kecil di bawah tabel yang mengatakan
bahwa korelasi signifikan pada α = 0,01 padahal α yang dipakai untuk menguji
dalam penelitian ini sebesar 0,05. Penjelasan dari hal tersebut adalah jika nilai sig yang diperoleh melalui perhitungan SPSS lebih besar dari 0,05 maka keputusannya tidak signifikan. Otomatis keputusan tersebut juga tidak akan
(75)
2. Untuk Data Siswa Kelas XI MIA 3
a.Tingkat Kedisiplinan Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MIA 3
Dengan kategorisasi sesuai ketentuan pada BAB III, diperoleh hasil kategorisasi skor disiplin belajar dan motivasi belajar untuk kelas XI MIA 3 seperti pada tabel 4.10 dan 4.11.
Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Disiplin Belajar Kelas XI MIA 3 Interval Skor Variabel
Disiplin Belajar
Kategori Frekuensi Prosentase
84 – 98 Sangat Tinggi 0 0%
69 – 83 Tinggi 17 51,52%
54 – 68 Cukup 15 45,45%
39 – 53 Rendah 1 3,03%
24 - 38 Sangat Rendah 0 0%
Dari tabel 4.10, siswa yang masuk kategori disiplin tinggi ada 51,52% dan sangat tinggi 0%.
(76)
Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Kelas XI MIA 3 Interval Skor Variabel
Motivasi Belajar
Kategori Frekuensi Prosentase
85 – 99 Sangat Tinggi 1 3,03%
70 – 84 Tinggi 14 42,42%
55 – 69 Cukup 15 45,45%
40 – 54 Rendah 3 9,09%
25 - 39 Sangat Rendah 0 0%
Dari tabel 4.11, siswa yang masuk kategori tinggi 42,42% dan cukup 45,45%.
Pada tabel 4.12 dirangkumkan mean dan standar deviasi dari disiplin belajar, motivasi belajar, nilai pengetahuan, nilai keterampilan, dan nilai sikap kelas XI MIA 3 sebagai berikut:
Tabel 4.12. Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Kelas XI MIA 3 Mean Std. Deviation N
DisiplinBelajarXIMIA3 68.48 7.763 33
MotivasiBelajarXIMIA3 68.12 9.620 33
NilaiPengetahuanXIMIA3 2.8788 .29706 33
NilaiKeterampilanXIMIA3 3.7576 .43519 33
(77)
Hasil perhitungan statistik untuk variabel disiplin belajar diperoleh harga mean sebesar 68,48 termasuk dalam kategori cukup. Untuk variabel motivasi belajar diperoleh harga mean sebesar 68,12 termasuk dalam kategori cukup.
b.Uji Korelasi antara Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika dalam Aspek Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Siswa Kelas XI MIA 3
Untuk melihat korelasi antara variabel-variabel dalam tabel 4.12 dilakukan pengujian dengan bantuan program SPSS. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh tabel korelasi seperti tabel 4.13.
Tabel 4.13. Tabel Korelasi antar Variabel untuk Kelas XI MIA 3
DisiplinBelaj arXIMIA3 MotivasiBela jarXIMIA3 NilaiPengetahua nXIMIA3 NilaiKeterampi lanXIMIA3 NilaiSikapX IMIA3 DisiplinBelajarXI MIA3 Pearson
Correlation 1 .728
**
.205 .239 -.212
Sig. (2-tailed) .000 .251 .180 .237
N 33 33 33 33 33
MotivasiBelajarXI MIA3
Pearson
Correlation .728
**
1 .336 .171 -.052
Sig. (2-tailed) .000 .056 .340 .774
N 33 33 33 33 33
NilaiPengetahuan XIMIA3
Pearson
Correlation .205 .336 1 .464
**
.342
Sig. (2-tailed) .251 .056 .007 .052
N 33 33 33 33 33
NilaiKeterampilan XIMIA3
Pearson
Correlation .239 .171 .464
**
1 -.010
Sig. (2-tailed) .180 .340 .007 .956
N 33 33 33 33 33
NilaiSikapXIMIA3 Pearson
Correlation -.212 -.052 .342 -.010 1
Sig. (2-tailed) .237 .774 .052 .956
N 33 33 33 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(1)
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI