belum sesuai dengan filosofi pribadinya. Banyak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran di laboratorium antara lain dengan meningkatkan pembelajaran sains di
perguruan tinggi. Hasil penelitian dan studi evaluasi menunjukkan beberapa kelemahan dan ketidaksesuaian kerja laboratorium seperti yang dipraktekkan di sekolah. Dalam kebanyakan
kasus, kegiatan laboratorium cenderung diarahkan untuk mengkonfirmasi materi yang sudah dipelajari dalam pembelajaran ekspositori. Siswa biasanya mengikuti resep untuk mencapai
kesimpulan yang telah ditentukan sebelumnya. Konsekuensinya, tuntutan kognitif dari kegiatan laboratorium semacam itu cenderung rendah. Bahkan dijumpai hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa banyak guru yang menghindari kegiatan laboratorium, terutama di kelas dengan siswa berkemampuan rendah. Walaupun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar di laboratorium, faktor tunggal yang memiliki dampak terkuat adalah guru.
Strategi Asesmen. Belajar di laboratorium merupakan pengalaman unik dan
melibatkan kemampuan manual maupun intelektual, bahkan kemampuan sosial. Karenanya, ukuran keberhasilannya juga berbeda dengan kegiatan nonpraktik di kelas. Menurut
Lazarowitz Tamir seperti dikutip oleh Wiyanto 2008:39, ketika obyek yang dipelajari diperlihatkan kepada siswa, ternyata tes performance menunjukkan sebagai alat ukur yang
lebih valid untuk mengukur keterampilan proses maupun penalaran logis, dibandingkan dengan menggunakan paper-pencil test.
2.5 Kompetensi Bekerja Ilmiah
Standar Kompetensi bekerja ilmiah mempunyai 4 kompetensi dasar yaitu: merencanakan kegiatan penelitian, melaksanakan, mengkomunikasikan dan bersikap ilmiah.
Merencanakan kegiatan penelitian. Kegiatan ini dapat dibuktikan dengan
kemampuan siswa membuat perencanaan penelitian sederhana antara lain menetapkan dan merumuskan tujuan penelitian, langkah kerja, hipotesis, variabel dan instrumen yang tepat
untuk tujuan pendidikan. Adapun indikator merencanakan kegiatan penelitian ilmiah antara lain: 1 menentukan tujuan penelitian, 2 menyusun hipotesis, 3 menentukan variabel
bebas atau terkendali, 4 menyusun alat dan bahan, 5 menentukan langkah kerja, 6
menetapkan cara memperoleh data, 7 menetapkan cara menganalisis data, 8 memprediksi. Melaksanakan Penelitian Ilmiah.
Kegiatan ini dapat dibuktikan dengan kemampuan siswa dalam melaksanakan langkah-langkah kerja ilmiah yang teroganisir dan
menarik kesimpulan terhadap hasil temuannya. Adapun indikator dari melaksanakan penelitian ilmiah adalah: 1 m
engidentifikasi masalah-masalah nyata yang perlu diteliti yang berkaitan dengan fisika
, 2 m engidentifikasi metode penelitian yang khusus untuk bidang
fisika, 3 m
enyiapkan peralatan atau instrumen yang sesuai untuk penelitian ilmiah; 4
m enerapkan teknis atau proses pengumpulan data
, 5 m enggunakan alat ukur secara teliti
dan benar, 6 m
engolah data sesuai jenisnya atau sesuai keperluan; 7 m
engidentifikasi teknologi yang relevan untuk penelitian fisika,
8 m engenal keterbatasan dan kelebihan
teknologi yang dipakai, 9 m
enganalisis data, 10 m
enyimpulkan hasil penelitian , 11
m erekomendasikan tindak lanjut dari hasil penelitian.
Mengkomunikasikan Hasil Penelitian ilmiah. Kompetensi mengkomunikasikan
hasil penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan menyajikan hasil penelitian dan kajiannya dengan berbagai cara kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan. Adapun
indikator kompetensi mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah adalah : 1 menginformasikan rasional penelitian ilmiah, 2 mengkomunikasikan masalah penelitian
secara jelas dalam laporan, 3 menspesifikasi variabel yang diteliti, 4 mengkomunikasikan prosedur perolehan data, 5 mengkomunikasikan cara mengolah dan menganalisis data yang
sesuai untuk menjawab masalah penelitian, 6 menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik, diagram alur atau flowchart dan peta konsep, 7 menggunakan media
yang sesuai dalam penyajian hasil pengolahan data, menjelaskan data baik secara verbal dan non verbal, 8 mengkomunikasikan kesimpulan dan temuan penelitian, 9 menyajikan
model hubungan dengan simbol dan standar intemasioaal dengan benar, 10 menyajikan pola hubungan dan peta konsep yang dianalisis, 11 mendeskripsikan kecenderungan
hubungan, pola, dan keterkaitan variabel, 12 menggunakan bahasa, simbol dan peristilahan
yang sesuai untuk bidang fisika. Bersikap Ilmiah.
Kompetensi ini dapat ditunjukan dengan mengembangkan sikap ilmiah antara lain: keingintahuan, berani dan santun, kepedulian lingkungan, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, bekerjasama, jujur dan tekun. Adapun indikator bersikap ilmiah adalah sebagai berikut: 1 m
embedakan fakta dan opini, 2 b
erani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi,
3 m engembangkan keingintahuan,
4 m
emiliki kepedulian terhadap lingkungan, 5 m
elakukan kegiatan yang menunjukkan kepedulian lingkungan,
6 b erpendapat secara ilmiah dan kritis,
7 b erani mengusulkan
perbaikan atas suatu kondisi dan bertanggung jawab terhadap usulannya, 8 b
ekerjasama dalam kelompok,
9 b ersikap jujur terhadap temuan data atau fakta,
10 t ekun. Depdiknas,
2003b:7
2.6 Kerangka Berpikir