Instrumen untuk evaluasi berupa tes tertulis berbentuk essay untuk mengungkap
penguasaan konsep yang sesuai dengan pilar learning to know. . Materi tes tertulis ini terkait
dengan pokok bahasan yang dipraktikumkan. Tes tertulis ini dilaksanakan setelah kegiatan praktikum berakhir
lampiran 11-13.
c. Laporan praktikum
Kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap siswa setelah melakukan kegiatan laboratorium adalah membuat laporan praktikum. Dari laporan praktikum dapat diketahui
sejauh mana kompetensi berkomunikasi ilmiah dapat dikuasai siswa. Pengamatan untuk
mengungkap kompetensi yang sesuai dengan pilar learning to know lampiran 17-19.
d . Lembar Pengamatan Kegiatan Laboratorium
Selama berlangsungnya kegiatan laboratorium dilakukan pengamatan dengan lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan
bekerja sama yang sesuai dengan pilar learning to live together lampiran 20-22.
e. Lembar Pengamatan Kegiatan Diskusi
Selama proses diskusi berlangsung diamati dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan bekerja
sama yang sesuai dengan pilar learning to live together lampiran 23-25.
3.3.2 Teknik Pengolahan Data
Data dari setiap pilar dianalisis kemudian dibuat grafik skor rata-rata dari setiap kegiatan untuk tiap-tiap pilar. Sedangkan untuk kompetensi bekerja ilmiah, grafik dibuat
untuk masing-masing indikator kompetensi dasar bekerja ilmiah.
Skor rata-rata
Bila skor rata-rata dari masing-masing pilar dan dari masing-masing indikator kompetensi dasar bekerja ilmiah yang ditampilkan pada grafik menunjukkan kecenderungan
meningkat dari kegiatan 1, ke-2 dan ke-3, maka kebiasaan bekerja ilmiah pada siswa mulai tumbuh. Dan sebaliknya apabila kecenderungannya tetap atau menurun, maka kebiasaan
bekerja ilmiah pada siswa belum tumbuh. 3.4. Tingkat Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan pengembangan kegiatan laboratorium inkuiri berbasis empat pilar pendidikan untuk menumbuhkan kebiasaan bekerja ilmiah dapat dilihat dari
Terjadinya peningkatan skor rata-rata untuk masing-masing pilar dan masing-masing indikator kompetensi dasar bekerja bekerja ilmiah dari kegiatan laboratorium ke-1,
ke-2 dan ke-3. Apabila hal itu terjadi maka kebiasaan bekerja ilmiah sudah mulai tumbuh, dan apabila tidak terjadi peningkatan maka kebiasaan bekerja ilmiah siswa
belum tumbuh . Hal ini dapat dilihat pada tampilan grafik yang dihasilkan dari hasil olah
data gambar 4.1 sampai dengan gambar 4.14 .
1 2
3 Kegiatan laboratorium
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penggunaan laboratorium sebagai media pembelajaran berwawasan inkuiri bukan hal yang baru dalam dunia pembelajaran IPA termasuk Fisika. Arief Sidharta 2005
memperkenalkan dan mengetahui efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains. Hasil dari model pembelajaran ini ternyata
dapat meningkatkan pemahaman konsep pada setiap kelompok kemampuan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil tertinggi pada aspek membangun
konsep di atas pengetahuan yang telah ada pada diri siswa dan terendah pada aspek memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan, serta keterampilan proses sains. Untuk mengatasi
kurangnya waktu pembelajaran, bagian–bagian pembelajaran tertentu dapat dilaksanakan di luar jam kelas.
Selama siswa melakukan kegiatan laboratorium 3 kegiatan laboratorium dilakukan pengamatan atau observasi langsung berkaitan dengan pencapaian kompetensi
bekerja ilmiah siswa. Pengamatan dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan praktikum dan pada saat melakukan diskusi klasikal. Hasil pencapaian kompetensi bekerja ilmiah
menurut kompetensi dasarnya dapat dilihat pada tabel 4.1