HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Sejarah berdirinya Bakso Kota Cak Man
H. Abdur Rachman Tukiman yang akrab dipanggil Cak Man, dilahirkan tanggal 4 April 1961 dari pasangan keluarga petani, Ibu Paijem dan Bapak Saimun di sebuah dusun kecil di lereng Gunung Wilis, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Berawal dari berjualan keliling dengan gerobak, ternyata bakso yang selama ini dipikulnya keluar-masuk gang laris- manis terjual habis, dari hari ke hari omzetnya senantiasa meningkat dan akhirnya berkembang pesat. Cak Man memutuskan untuk membangun merk dagang yaitu dengan nama Bakso Kota Cak Man untuk ketahap yang lebih besar dan jangka waktu yang panjang karena selama ini Cak Man merasa bahwa telah cukup menimba ilmu memasak bakso dan lebih berpengalaman.
Cak Man memberi merek Bakso Kota karena bakso kotalah nama ynag tepat, karena nama ini mencerminkan cita-cita Cak Man sejak kecil yaitu ingin tinggal di kota dan layaknya orang kaya yang serba kecukupan sandang, pangan, papan dan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi serta ilmu agama anak cucu kelak dikemudian hari. Sejak saat itulah Cak Man menggunakan nama bakso kota dan untuk memperluas jaringan. Cak Man memiliki visi ke depan yang sangat kuat, hal ini dibuktikan dengan Cak Man senantiasa mengikuti lokakarya dan
penyuluhan yang salah satunya adalah tentang hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Tahun 2001, Cak Man mengajukan permohonan hak paten terhadap merek dagangnya “BAKSO KOTA Cak Man “ kepada instansi pemerintah yang berwenang. Pada tahun 2002 secara resmi Dirjen HAKI, Departemen Kehakiman dan HAM menerbikan Sertifikat Merek tanggal 14-3-2002 No.J00-01-04385. Suatu ketika, reputasi baik Bakso Kota Cak Man ini, membuat Saudara Noercholis, Pegawai Dirjen Pajak Departemen Keuangan Jakarta tertarik membuka beberapa cabang di Jakarta pada tahun 2004-2005 dan sekaligus sebagai konsultan manajemen pengembangan usaha. Oleh karena jarak yang begitu jauh sehingga komunikasi tidak berjalan sebagaimana diharapkan, akhirnya pada awal tahun 2006 kerja sama tersebut dihentikan dan diganti oleh Saudara Drs. Gatot Sujono, MA, mantan pegawai Dirjen Anggaran dan pengajar tidak tetap pada BPLK, Departemen Keuangan yang sekarang berprofesi sebagai Dosen di STIE Malangkucecwara Malang.
Setelah dilakukan pembenahan manajemen, maka untuk kepentingan terjaminnya pengembangan usaha dalam format waralaba (franchising), pada bulan Februari 2007 Cak Man mendirikan sebuah badan usaha dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT KOTA JAYA yang berkedudukan di Malang. Hubungan merk dagang Bakso Kota Cak Man dengan PT. KOTA JAYA yang mana suatu badan usaha sebagai pemegang merk dalam pengembangan Bakso Kota Cak Man dan dengan usaha sungguh-sungguh akhirnya sampai Setelah dilakukan pembenahan manajemen, maka untuk kepentingan terjaminnya pengembangan usaha dalam format waralaba (franchising), pada bulan Februari 2007 Cak Man mendirikan sebuah badan usaha dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT KOTA JAYA yang berkedudukan di Malang. Hubungan merk dagang Bakso Kota Cak Man dengan PT. KOTA JAYA yang mana suatu badan usaha sebagai pemegang merk dalam pengembangan Bakso Kota Cak Man dan dengan usaha sungguh-sungguh akhirnya sampai
Standar mutu bagi kehalalan, kerahasiaan dan keunikan, Cak Man menempatkan satu juru masak dan satu asisten yang handal juga terpercaya di setiap cabang atau gerai. Sedangkan untuk menjaga kesegaran semua produk bakso beserta variannya dimasak di masing-masing gerai dengan menggunakan daging sapi segar (fresh meat) yang bumbunya dipasok dari Malang. Dalam rangka kegiatan promosi, Cak Man telah menciptakan Rekor MURI dalam hal membuat bakso terbesar berdiameter 1.65 meter pada tanggal 8 Juli 2007 di ITC
Mega Grosir Surabaya. 51
2. Lokasi Usaha Bakso Kota Cak Man adalah salah satu usaha yang menggunakan
sistem waralaba dari sekian banyak usaha produk makanan lainnya, sehingga tidaklah heran di luar Kota Malang kita menemukan brand Bakso Kota Cak Man, di Kota Malang sendiri mempunyai tujuh outlet.
Daftar outlet Bakso Kota Cak Man (per Mei 2008) berdasarkan data yang masuk di bagian administrasi PT.KOTA JAYA.
KOTA NO ALAMAT
1 Jl. Indragiri No. 48 C
SURABAYA
2 Jl. Manyar Kertoarjo
3 ITC Mega Grosir
4 Royal Plaza
51 Dokumen, profil Bakso Kota Cak Man, 2008
5 Mega Mall Batam Center Lt.1
BATAM
6 Komplek Penuin Center Blok F
7 Food Court Panbill Mall Lt.3
8 Jl. Bintaro Raya No. 49
9 Jl. Cinere Raya No. 99B
10 Bumi Serpong Damai
11 Jl. Boulevard Raya Blok K4 No. 6 Kelapa Gading
12 Jl. Pluit Raya No. 17
13 Jl. Dewi Sartika No. 160 JAKARTA
14 Plaza Semanggi
15 Food Court 2 Mall Ambassador
16 Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 48
17 Food Court Cibubur Junction
18 ITC Cempaka Emas
19 Jl. Arteri Kelapa Dua
20 Jl. Dr. Saharjo No. 100 C
21 Jl. Fatmawati Raya No. 55 B
22 Supermega Mall Bekasi
23 Jl. Raya Margonda Depok
24 Food Court Pasar Festival Kuningan
25 Elektronik City Building Lt. 2, SCBD
26 Jl. TB. Simatupang
27 Jl. Balai Pustaka Timur No. 4C
Rawamangun
28 ITC Depok
29 Jl. RC. Veteran No. 8 Bintaro
30 Ruko Taman Palem D7/28 Cengkareng
31 Tanjung Duren
32 Mall Cijantung Lt. 3 No. 23-26 TANGERANG
33 Lippo Karawaci
34 Jl. Raya Kelapa Puan Blok AD 14 No.38-39 Serpong
BOGOR 35 Jl. Pajajaran BEKASI
36 Jl. KH. Noer Ali No.200
37 Ruko Kemang Pratama AL No. 9 SAMARINDA
38 JL. Kadri Oening No. 98A BANDUNG
39 Jl. Adipati Ukur
40 Jl. Cimahi
MAKASAR
41 Komplek Ruko Panakukang Mas
42 Pantai Losari BALIKPAPAN
43 Jl. Jend. Sudirman Blok H MANADO
44 Jl. Piere Tendean
TOMOHON
45 Jl. Raya Tomohon Lingk.7 Sulut. BITUNG
46 Jl. Dr. Sam Ratulangi No.6, Pakadoodan, Bitung Tengah
MEDAN
47 Jl. Setiabudi No.58
48 Jl. Sakti Lubis
49 Jl. Jend. Sudirman No.101 Binjai SEMARANG
50 Jl. Setiabudi No.113B
51 Jl. Prof. Hamka No.19 Ngaliyan
52 Jl. Majapahit No. 114D SOLO
53 Jl. Gajah Mada No. 154A JEMBER
54 Jl. Trunujoyo
BALI
55 Jl. Teuku Umar
56 Jl. Raya Tuban Kuta Bali MOJOKERTO
57 Jl. Pahlawan
JOMBANG
58 Jl. Wachid Hasyim No. 122B GRESIK
59 Jl. Jend. Sudirman
PANDAAN
60 Food Terrace Taman Dayu BANGIL
61 Jl. Raya Pasuruan
62 Jl. Panglima Sudirman PASURUAN
63 Jl. Veteran No. 35
64 Kafetaria Kolam Renang Tirto Kencono
KEDIRI 65 Jl. Kusuma Bangsa LUMAJANG
66 Jl. Brigjen Slamet Riyadi BANYUWANGI
67 Jl. Diponegoro Genteng TERNATE
68 Jl. Monomutu Raya
69 Komp. Ruko Jl. Damar No. 48D PALEMBANG
PADANG
70 Komp. Ruko Jl. R. Soekarno
71 Jl. Sumpah Pemuda Bi No. 10A
72 Jl. WR. Supratman
73 Jl. Letjen S. Parman
74 Jl. Bantaran MALANG
75 Jl. Ciliwung
76 Jl. Kol. Sugiono
77 Jl. Soekarno Hatta
78 Jl. Zainul Arifin
LAMPUNG
79 Jl. RA. Kartini
BANJARMASIN
80 Jl. H. Anang Adenansi No.7 AMBON 81 Jl. A.Y. Paty KEPANJEN
82 Jl. A. Yani No. 8 BANJARBARU
83 Jl. Panglima Batur No.44
Seiring dengan berjalannya waktu dan Cak Man sukses dengan usaha baksonya, maka tak heran jika banyak pengusaha-pengusaha lain pada akhirnya juga mendirikan usaha bakso bahkan juga menciptakan variasi produk bakso yang bahannya selain dari daging sapi dan bentuknya juga beraneka ragam. Adapun pesaing-pesaing yang muncul dan mendirikan usaha di Malang terdapat empat pesaing berdasarkan observasi peneliti di lapangan pada tanggal 21-24 Agustus 2008 adalah: Seiring dengan berjalannya waktu dan Cak Man sukses dengan usaha baksonya, maka tak heran jika banyak pengusaha-pengusaha lain pada akhirnya juga mendirikan usaha bakso bahkan juga menciptakan variasi produk bakso yang bahannya selain dari daging sapi dan bentuknya juga beraneka ragam. Adapun pesaing-pesaing yang muncul dan mendirikan usaha di Malang terdapat empat pesaing berdasarkan observasi peneliti di lapangan pada tanggal 21-24 Agustus 2008 adalah:
Sakti No.1 Malang dan Jl. Borobudur.
b. Bakso President dengan slogannya pelopor baso variasi, sudah lama berdiri di Malang sejak akhir tahun 1990 sampai sekarang.
c. Baso keju dengan slogannya tak selamanya Baso itu Bulat mempunyai ciri khas sendiri yaitu bentuk yang tidak bulat dan berbagai macam
variasi isi ada keju, coklat , buah anggur, cherry, dan masih banyak variasi lainnya. Outlet pusat Baso Keju Jl. Kawi atas No. 36 Malang.
d. Baso Gun, baso ini keberadaannya mudah sekali dijumpai di Kota Malang, berinovasi dalam penyajian ala steamboat yakni penyajian
kuah mendidih di atas kompor gas kecil dan pembeli merebus baso yang ingin dinikmati.
Selain nama-nama di atas masih banyak penjual yang membuka usaha bakso di Kota Malang ini dari yang sudah dikenal masyarakat sampai yang menjual bakso dengan memakai gerobak, itu semua bisa menjadi pesaing bisnis Cak Man. Seperti yang diungkapkan Cak Man sebagai berikut:
"Ancaman itu bisa datang darimana saja dan sebenarnya yang lebih mengkhawatirkan adalah ancaman dari dalam di mana ada beberapa karyawan yang keluar lalu mendirikan usaha yang mirip dan juga menggunakan nama yang hampir mirip seperti salah satu contohnya Bakso Kota Cak Men" (tanggal 10 Agustus 2008, pukul 10.30). Persaingan-persaingan di dalam dunia usaha adalah hal yang biasa dan
sudah pasti, apalagi usaha yang di buka jenis usaha makanan yang digemari banyak orang tetapi bagi Bakso Kota Cak Man hal itu bukanlah menjadi masalah sudah pasti, apalagi usaha yang di buka jenis usaha makanan yang digemari banyak orang tetapi bagi Bakso Kota Cak Man hal itu bukanlah menjadi masalah
"yang terkenal di Malang ini ya... Bakso Kota Cak Man karena sudah terbukti rasa dan aromanya lezat serta terjamin bahannya dari bahan pilihan dan kehalalannya terjaga, rata-rata saya datang ke sini dengan keluarga tiga minggu sekali lho..." (26 Agustus 2008, pukul 10.00-11.35 wib).
Selain itu peneliti juga mewawancarai sepuluh orang lagi yang semuanya jauh dari lokasi gerai Bakso Kota Cak Man, ternyata tujuh dari sepuluh orang itu menjawab bahwa Bakso Kota Cak Manlah yang pertama mereka kenal di Malang sedangkan tiga diantaranya menjawab Bakso President yang pertama kali mereka kenal. Peneliti melakukan wawancara yang jauh dari outlet Bakso Kota Cak Man karena untuk menjaga keobyektifan jawaban yang akan dipilih oleh konsumen.
3. Rencana Investasi Franchisee Bakso Kota Cak Man Siapapun yang akan melakukan investasi senantiasa dihadapkan pada
pertanyaan berapa biaya yang dikeluarkan dan untuk apa, kemudian disusul dengan pertanyaan berapa perkiraan imbal hasil (rate of return) yang akan diperoleh per hari, per bulan atau per tahun. Dengan demikian, setelah mengetahui semua perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan maka barulah seseorang dapat mengambil keputusan apakah investasi tersebut menguntungkan (profitable) atau pertanyaan berapa biaya yang dikeluarkan dan untuk apa, kemudian disusul dengan pertanyaan berapa perkiraan imbal hasil (rate of return) yang akan diperoleh per hari, per bulan atau per tahun. Dengan demikian, setelah mengetahui semua perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan maka barulah seseorang dapat mengambil keputusan apakah investasi tersebut menguntungkan (profitable) atau
Dari hasil wawancara dengan pihak administrasi PT. KOTA JAYA pada tanggal 07 Agustus 2008, pukul 10.30 wib. yaitu apa saja yang perlu diperhitungkan dan penting ketika melakukan investasi dengan Bakso Kota Cak Man?. Dan jawaban dari pihak administrasi sebagai berikut:
"ada tiga hal yang perlu diperhitungkan dalam hal investasi di sektor penjualan makanan/minuman khususnya dalam bentuk usaha sebagai franchisee “Bakso Kota Cak Man”, yakni :
a. Besarnya biaya investasi
b. Besarnya pendapatan dari penjualan makanan/minuman, dan
c. Resiko usaha." Di samping itu, sudah barang tentu biaya produksi / biaya operasional
serta biaya atas kekayaan intelektual berupa royalty fee sebesar 5% (lima persen) dari total hasil penjualan yang dibayarkan setiap bulan, seperti rincian berikut ini yang dijelaskan dalam lembar pedoman bagi pihak investor Bakso Kota Cak Man yaitu:
1) Rincian Biaya
a. Komponen Biaya Investasi
a) Biaya pengadaan gedung sebagai tempat memasak dan outlet penjualan.
Dalam hal ini, bisa dalam bentuk biaya pembangunan, pembelian, atau sewa/kontrak yang besarnya tergantung pada harga pasar setempat. Untuk menghitung komponen biaya pengadaan tempat ini dapat dilihat dari besarnya biaya penyusutan atau biaya sewa gedung per bulan.
b) Biaya pengadaan / pembelian peralatan
Peralatan yang diperlukan adalah alat masak bakso dan variannya, furniture di outlet termasuk alat masak dan mesin pencatat penerimaan hasil penjualan (cash register), untuk lebih jelasnya lihat lampiran A.
c) Biaya kelengkapan tampilan outlet Agar gerai (outlet) dapat dikenal orang dengan mudah, maka tampilannya
harus mempunyai ciri khusus yakni berupa papan nama dalam bentuk neon box / sign bertuliskan “Bakso Kota Cak Man” disertai dengan logo dan keterangan lainnya yang ditentukan oleh pihak manajemen. Jumlah neon box / sign yang dipasang di masing-masing outlet adalah minimum dua buah, yakni di luar gedung atau bagian luar gedung dan di dalam gedung.
d) Biaya pembelian kelengkapan untuk operator/ pegawai/ pramusaji
Ciri utama dari usaha waralaba adalah keseragaman (standarisasi) yang tidak hanya terbatas pada produk makanannya akan tetapi juga pelayanannya, termasuk pula pakaian dan tanda pengenal para pegawai / operatornya. Lihat lampiran A
e) Biaya promosi Tidak ada satupun usaha yang dapat menjadi besar tanpa melakukan
promosi. Karena tidak mungkin suatu usaha di suatu tempat yang baru langsung begitu saja secara spontan dikenal masyarakat luas di daerah tersebut tanpa terlebih dahulu diperkenalkan dalam bentuk promosi yang secara gencar dan benar, meskipun sebenarnya usaha tersebut telah terkenal di tempat lain. Promosi ini harus sudah dilakukan sebelum pembukaan outlet dan dilakukan secara promosi. Karena tidak mungkin suatu usaha di suatu tempat yang baru langsung begitu saja secara spontan dikenal masyarakat luas di daerah tersebut tanpa terlebih dahulu diperkenalkan dalam bentuk promosi yang secara gencar dan benar, meskipun sebenarnya usaha tersebut telah terkenal di tempat lain. Promosi ini harus sudah dilakukan sebelum pembukaan outlet dan dilakukan secara
f) Franchise fee Merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh calon franchisee untuk
mendapatkan hak menggunakan nama perusahaan “Bakso Kota Cak Man” dan memproduksi bakso beserta variannya berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan oleh franchisor termasuk untuk kegiatan pelatihan juru masak, tenaga manajemen dan pramusaji. Dibandingkan dengan kegiatan waralaba di sektor penjualan makanan lainnnya, besarnya franchise fee “Bakso Kota Cak Man” adalah relatif murah.
b. Komponen Biaya Produksi/Operasional
a) Pembelian bahan-baku : daging sapi, daging ayam, tepung, kulit pangsit, seledri/daun bawang, kecap, minyak goreng dan beberapa bahan lain
yang diperlukan dapat dilakukan sendiri franchisee dengan bimbingan dan bantuan dari pihak franchisor.
b) Pengadaan bumbu dan saos serta bahan pendukung lainnya dilakukan franchisor yang tergantung pada target atau perkiraan kebutuhan di
lapangan. Di samping ketentuan-ketentuan di atas ada beberapa hal yang perlu juga diperhatikan oleh franchisee yaitu harus membayar uang jaminan (security deposit) sebesar 60% (enam puluh persen) dari total perkiraan biaya pengadaan bumbu / saos yang akan disediakan / dipasok oleh franchisor. Uang jaminan (security deposit) ini harus sudah diserahkan kepada franchisor seminggu lapangan. Di samping ketentuan-ketentuan di atas ada beberapa hal yang perlu juga diperhatikan oleh franchisee yaitu harus membayar uang jaminan (security deposit) sebesar 60% (enam puluh persen) dari total perkiraan biaya pengadaan bumbu / saos yang akan disediakan / dipasok oleh franchisor. Uang jaminan (security deposit) ini harus sudah diserahkan kepada franchisor seminggu
c. Royalty Fee Merupakan biaya yang harus dibayarkan kepada franchisor untuk
keperluan pembinaan manajemen, pengembangan mutu, pemasaran umum secara terpusat, pembuatan buku petunjuk dan administrasi. Besarnya royalty fee adalah 5% (lima persen) dari total hasil penjualan kotor atas bakso beserta variannya, segala jenis minuman dan makanan lainnya yang dibayarkan setiap bulan dan disetorkan ke rekening franchisor pada bank yang telah ditunjuk, paling lambat sembilan bulan berikutnya dari masa penjualan.
d. Komponen Biaya Persiapan Sebagaimana dimaklumi bahwa setelah permohonan atas hak waralaba
disetujui, tahap berikutnya adalah survey lapangan yang dilakukan oleh franchisor dan atau tim manajemennya. Semua biaya perjalanan dan akomodasi untuk survey lapangan adalah ditanggung oleh pihak franchisee. Petugas survey lapangan ini dilakukan sendiri oleh pemilik hak merek dagang “Bakso Kota Cak Man” dibantu oleh satu orang. Survey merupakan tahapan yang penting karena untuk melihat potensi pasar (konsumen), ketersediaan bahan baku di pasar secara rutin, dan kondisi para pesaing yang telah ada di daerah tersebut (dilihat bagaimana produk dan harga jualnya). Survey dilakukan semata-mata bertujuan untuk melindungi kepentingan franchisee, yakni jangan sampai investasinya mengalami kegagalan.
2) Perkiraan Hasil Penjualan Memang dimaklumi bahwa selain franchisor sendiri, tidak ada seorangpun
yang dapat membuat perkiraan yang mendekati kenyataan terhadap berapa besar hasil penjualan suatu gerai (outlet). Oleh karena itu, demi kepentingan calon franchisee agar tidak mengalami kegagalan, maka pihak franchisor akan melakukan survey pasar terhadap potensi penjualan “Bakso Kota Cak Man” di lokasi bersangkutan. Dalam survey pasar ini akan dilakukan peninjauan terhadap lokasi / posisi gerai, kondisi fisik gedung (tempat masak dan gerai berjualan), akses ke lokasi, dan bagaimana kondisi pesaing yang telah ada di pasar. Untuk mengetahui bagaimana para pesaing, pihak franchisor akan melihat secara on the spot mengenai produk bakso (rasa, bentuk, tampilan dan mutunya) dan harga jual yang ditawarkan oleh para pesaing. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan ini, maka franchisor akan memutuskan apakah hasil penjualan dari outlet yang akan didirikan oleh calon franchisee tersebut adalah menguntungkan setelah diperhitungkan dengan dana investasi, berbagai biaya lainnya serta biaya produksi / operasional. Artinya, perkiraan apakah hasil penjualan dari suatu gerai (outlet) dapat menguntungkan atau tidak, baru bisa ditentukan setelah diketahui secara persis potensi pasar berdasarkan hasil survey lapangan. Dengan demikian, sekali kita sudah mendapatkan perkiraan hasil penjualan, maka kita dapat menentukan apakah investasi dalam bentuk memegang hak waralaba (frachising) ini menguntungkan. Ada jalan lain, untuk mengetahui apakah calon gerai (outlet) yang akan dibangun dapat memberikan keuntungan, yakni dengan jalan mengamati suatu outlet yang sudah berjalan di tempat lain. Kemudian yang dapat membuat perkiraan yang mendekati kenyataan terhadap berapa besar hasil penjualan suatu gerai (outlet). Oleh karena itu, demi kepentingan calon franchisee agar tidak mengalami kegagalan, maka pihak franchisor akan melakukan survey pasar terhadap potensi penjualan “Bakso Kota Cak Man” di lokasi bersangkutan. Dalam survey pasar ini akan dilakukan peninjauan terhadap lokasi / posisi gerai, kondisi fisik gedung (tempat masak dan gerai berjualan), akses ke lokasi, dan bagaimana kondisi pesaing yang telah ada di pasar. Untuk mengetahui bagaimana para pesaing, pihak franchisor akan melihat secara on the spot mengenai produk bakso (rasa, bentuk, tampilan dan mutunya) dan harga jual yang ditawarkan oleh para pesaing. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan ini, maka franchisor akan memutuskan apakah hasil penjualan dari outlet yang akan didirikan oleh calon franchisee tersebut adalah menguntungkan setelah diperhitungkan dengan dana investasi, berbagai biaya lainnya serta biaya produksi / operasional. Artinya, perkiraan apakah hasil penjualan dari suatu gerai (outlet) dapat menguntungkan atau tidak, baru bisa ditentukan setelah diketahui secara persis potensi pasar berdasarkan hasil survey lapangan. Dengan demikian, sekali kita sudah mendapatkan perkiraan hasil penjualan, maka kita dapat menentukan apakah investasi dalam bentuk memegang hak waralaba (frachising) ini menguntungkan. Ada jalan lain, untuk mengetahui apakah calon gerai (outlet) yang akan dibangun dapat memberikan keuntungan, yakni dengan jalan mengamati suatu outlet yang sudah berjalan di tempat lain. Kemudian
3) Ilustrasi Perkiraan Keuntungan Biaya investasi atau modal awal untuk pembukaan outlet baru :
a. Biaya sewa gedung sekitar Rp. 40.000.000,00/tahun
b. Renovasi / dekorasi interior dan eksterior (neon box, hiasan berupa display / foto produk, kipas angin) termasuk furniture Rp.
10.000.000,00 sampai dengan Rp. 30.000.000,00 hal ini tergantung bagaimana kualitasnya.
c. Biaya franchise fee Rp.50 juta untuk lima tahun, atau Rp.850.000,00 /bulan
d. Biaya pembelian peralatan masak, cash register, kulkas dan seragam pegawai sekitar Rp. 15.000.000,00 sampai dengan Rp.30.000.000,00
tergantung pada kualitas yang dipilih.
e. Biaya survey lokasi/feasibility survey sekitar Rp. 2.000.000,00
f. Biaya pembukaan sekitar Rp. 2.000.000,00
g. Biaya promosi dan iklan, antara lain untuk pembuatan spanduk, brosur, siaran radio atau media lainnya sekitar Rp. 2.000.000,00
h. Biaya pembuatan akta perjanjian di hadapan notaris sekitar Rp. 500.000.00
Sehingga total modal awal adalah (a s/d g) Rp. 121.500.000,00 sampai dengan Rp. 156.500.000,00 Kriteria dalam menentukan apakah suatu outlet baru dinyatakan feasible atau tempatnya strategis apabila omzet penjualan diperkirakan tidak kurang dari Rp. 1.500.000,-00 /hari. Perkiraan jumlah omzet ini adalah berdasarkan survei lapangan. Misalkan saja hasil penjualan (omzet) di outlet baru tersebut adalah antara Rp. 1.500.000,00 sampai dengan Rp. 2.000.000,00 /hari, maka total hasil penjualan per bulan adalah sekitar Rp.50.000.000,00. Berdasarkan pengalaman Bapak H. Abdul Rachman Tukiman sebagai pemilik perusahaan, perhitungan keuntungan (profit margin) secara konservatif adalah berkisar 40% sampai dengan 50% dari hasil penjualan kotor, sehingga nilai nominal keuntungan adalah : 40% x Rp.50.000.000,00 = Rp. 20.000.000,-00 / bulan (kotor). Adapun biaya yang harus diperhitungkan dari keuntungan kotor per bulan ini adalah :
a. Biaya royalty fee sebesar : 5% x Rp.50 juta = Rp. 2.500.000,-
b. Perhitungan biaya franchisee fee per bulan = Rp. 850.000,-
c. Biaya tenaga kerja (1 juru masak & 6 tenaga kasar) = Rp. 4.000.000,-
d. Sewa gedung/outlet (jika sewa) = Rp. 3.000.000,-
e. Listrik/air = Rp. 750.000,-
f. Biaya penyusutan peralatan/furniture = Rp. 500.000,-
---------------------- (+) Jumlah = Rp. 11.600.000,- Dengan demikian, keuntungan bersih adalah : Rp. 20.000.000 – Rp.11.600.000 =Rp. 8.400.000/bulan. Oleh karena itu, hanya sekitar satu tahun ---------------------- (+) Jumlah = Rp. 11.600.000,- Dengan demikian, keuntungan bersih adalah : Rp. 20.000.000 – Rp.11.600.000 =Rp. 8.400.000/bulan. Oleh karena itu, hanya sekitar satu tahun
ini hanya berkisar satu tahun saja. 52 Seperti yang dikatakan Cak Man sebagai berikut:
"Tidaklah mengherankan jika ada beberapa pemodal yang telah memiliki satu outlet, ternyata kini mengajukan permohonan untuk membuka lagi outlet baru di lokasi lain sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Sekarang, ada beberapa pemodal yang telah memiliki lebih dari satu outlet baik dalam satu kota atau di kota lain." (tanggal 10 Agustus 2008, pukul 15.30 wib).
4) Resiko Usaha Berdasarkan pengalaman dan kenyataan yang ada, salah satu keuntungan dan keunggulan bisnis penjualan suatu produk dalam format sebagai franchisee adalah memiliki resiko usaha yang sangat kecil karena brand name produk tersebut telah sangat kuat di pasar, sehingga calon franchisee tidak perlu ragu- ragu lagi. Berbeda dengan investasi dalam bentuk penjualan produk baru yang penuh tantangan apakah produk tersebut diterima pasar atau tidak. Sehingga, ada
52 Lembar pedoman bagi pihak investor Bakso Kota Cak Man 52 Lembar pedoman bagi pihak investor Bakso Kota Cak Man
waktu, riset pasar dan dana investasi yang besar. 53
Keputusan apakah permohonan franchisee diterima atau tidak adalah didasarkan pada hasil studi kelayakan (feasibility study) atau survey lapangan, bukan secara sembarangan hanya demi keuntungan sepihak, seperti yang disampaikan pihak manajemen PT. KOTA JAYA sebagai berikut:
"Studi kelayakan (feasibility study) atau Survey lapangan / pasar adalah suatu hal yang sangat penting, karena untuk melindungi kepentingan calon franchisee dan franchisor. Jika berdasarkan hasil survey lapangan, pihak franchisor merekomendasi layak (feasible) atau menguntungkan (profitable), maka “jangan ragu-ragu” memutuskan meneruskan investasi sebagai terwaralaba (franchisee) “Bakso Kota Cak Man”. Artinya, terwaralaba (franchisee) diperkirakan akan menerima laba kotor operasional sekitar 40% sampai dengan 50% dari hasil penjualan kotor, sehingga pengembalian modal (return of invesment) tidak lebih dari dua tahun. Apabila berdasarkan hasil survey lapangan, ternyata pewaralaba (franchisor) tidak merekomendasi calon tempat atau lokasi restoran / outlet, pihak calon terwaralaba (franchisee) dapat mencari calon tempat atau lokasi lain yang dianggap lebih baik."(tanggal 14 Agustus 2008, pukul 10.30 wib)
Spesifikasi teknis dan jumlah peralatan yang diperlukan tergantung pada besarnya outlet, hal ini dapat dikonsultasikan kepada pihak franchisor. Pihak calon franchisee dapat melihat langsung model outlet, antara lain : bentuk interior dan exterior, furniture, dan kelengkapan masak serta penyajian pada outlet kami di Komplek Ruko depan SMPN 5 Jl. W.R. Supratman C-1 Kav. 13-14 Malang
atau dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini: 54
53
54 Lembar pedoman bagi pihak investor Bakso Kota Cak Man Lembar porspektus Bakso Kota Cak Man