PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Menganalisis profil usaha Bakso Kota Cak Man saat ini dengan menggunakan analisis SWOT

a. Faktor Internal

1) Kekuatan

a) Memiliki Brand name yang kuat dan sudah terkenal hampir seluruh daerah di Indonesia. Yang dibuktikan dengan

dikeluarkannya sertifikat merk tanggal 14 Maret 2002 bernomor J00-01-04385 oleh DIRJEN HAKI, Departemen Kehakiman dan HAM.

b) Dengan "motto selalu segar, masak hari ini, jual hari ini", menjadikan produk fresh food dapat menghasilkan konstribusi

yang besar.

c) Menggunakan sistem waralaba yang telah terbukti mampu bertahan dalam krisis ekonomi.

d) Kualitas produk dan rasa yang dijual baik dan selalu dipertahankan dari satu oulet ke outlet lainnya dengan

penempatan koki yang telah ditetapkan oleh franchisor di setiap outlet.

e) Image masyarakat tinggi

f) Jaringan pemasaran luas yakni seluruh daerah di Indonesia

g) Adanya pelatihan franchisee oleh franchisor dalam mengelola sebuah outlet

h) Pelatihan pegawai bagian produksi agar kualitas rasa terjaga.

i) Survey dilakukan dengan dibantu oleh tenaga ahli dari luar (bagian manajemen PT. KOTA JAYA).

2) Kelemahan

a) Harga jual produk mahal dibandingkan dengan usaha sejenis (menjual produk bakso).

b) Kurang agresif dalam beriklan

c) Franchisee menyediakan stok barang sendiri khususnya daging sapi sehingga ketika timbul perbedaan harga di pasaran maka

franchisor akan mengalami kesulitan dalam penentuan harga penjualan pada outlet di suatu daerah tertentu

d) Tidak dapat dijangkau oleh semua kalangan yakni kalangan menengah ke bawah.

e) Terbatasnya tenaga penilai dan pengontrol dari franchisor kepada outlet franchisee, umumnya selama ini menilai dan

mengontrol hanya via telepon lewat koki yang ada di outlet franchisee.

f) Kurang berani melakukan inovasi produk sehingga dimungkinkan pembeli akan bosan dan pindah ke outlet bakso

lainnya

b. Faktor Eksternal

1) Peluang

a) Tumbuhnya daya beli masyarakat dikarenakan pola pikir masyarakat yang semakin praktis dan meningkatnya

perekonomian masyarakat.

b) Adanya perlindungan pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

1997 tentang Usaha Waralaba dan juga sudah memperoleh Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tanggal 29 Maret 2006 Nomor 12/M-DAG/PER/3/2006 serta SITU nomor 503/0659/35.73.314/2008.

c) Berkembangnya tempat-tempat pemukiman penduduk (dibangunnya perumahan-perumahan dan ruko-ruko berbagai

daerah di Indonesia ) yang merupakan peluang untuk pengembangan usaha.

d) Adanya perubahan gaya hidup masyarakat sehubungan dengan tumbuhnya tingkat perekonomian yakni gaya hidup konsumtif.

e) Di kenalnya produk bakso khas Malang hampir di seluruh daerah di Indonesia.

2) Ancaman

a) Kenaikan tarif listrik, bahan bakar minyak, elpiji, bahan baku bakso serta variannya.

b) Banyak munculnya pengusaha sejenis dan dengan sistem yang sejenis juga.

c) Banyak beredarnya isu negatif yakni bakso tikus, penggunaan formalin dan borax yang dapat menurunkan pendapatan sampai

d) Keluarnya pegawai bagian produksi sehingga dapat menjadi ancaman dikarenakan akan membuka usaha sejenis.

e) Strategi bisnis yang mudah ditiru

f) Munculnya pesaing-pesaing usaha sejenis dengan inovasi produk.

g) Bahan pokok (daging sapi) yang masih bergantung dari pemasok.

Setelah mengklasifikasi berbagai kemungkinan dari faktor internal dan eksternal dan agar mudah menemukan hasil analisis maka digunakanlah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu sebagai berikut:

Diagram matrik SWOT. STRENGTS (S) WEAKNESS (W)

Faktor Internal

Memiliki brand name

Tidak semua

yang kuat.

kalangan mampu

Kualitas dan rasa baik

menikmati produk

dan dipertahankan dari

BKCM.

satu outlet ke outlet

Harga mahal

lainnya.

dibandingkan dengan

SDM yang terlatih

usaha sejenis.

Lokasi pemasaran

Kurang agresif dalam

yang strategis

beriklan.

Menjual produk fresh

Terbatasnya tenaga

food.

penilai dan tenaga pengontrol outlet franchisee.

Naik-turunnya harga baku yang dapat mempengaruhi harga

Faktor Eksternal penjualan. OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO

STRATEGI WO Tumbuhnya daya

Diupayakan produk beli masyarakat.

Mempertahankan

bisa dinikmati semua Adanya undang-

kualitas rasa serta

kalangan dengan undang yang

bahan yang dipakai.

efisiensi biaya. melindungi usaha

Memperbanyak

Menambah atau waralaba, SITU dan

outlet yang dekat

membuat tim penilai keputusan Menteri

dengan lokasi

dan pengontrol Perindustrian dan

strategis yakni dekat

khusus untuk outlet Perdagangan.

dengan pemukiman

franchisee Banyak dibangun

serta jalan raya.

Mempertahankan

Gencar dalam

beriklan mampu penduduk serta

pemukiman

produk fresh food

memperkuat brand ruko-ruko.

Meningkatkan

name BKCM. Lokasi penjualan

kemampuan dan

Mengadakan yang strategis.

kualitas sumber daya

pelatihan dan Tumbuhnya tingkat

manusia.

pengarahan ke pihak perekonomian

franchisee. masyarakat sehingga mempengaruhi gaya hidup.

THREATHS (T)

STRATEGI WT Kenaikan BBM, Meningkatkan atau

Strategi ST

Memperbaiki strategi elpiji, bahan baku

bisnis ke arah yang bakso serta bahan

mempertahankan

lebih baik. variannya.

kualitas mutu usaha

Memperhatikan Banyak

baik mutu produk

kualitas mutu bermunculan

maupun pelayanan.

pelayanan terhadap pengusaha baru

Menetapkan strategi

konsumen serta lebih yang sejenis.

harga yakni selain

mengontrol kinerja Isu negatif

menggunakan

serta mutu outlet penggunaan daging

efisiensi biaya bisa

franchisee tikus, formalin dan

juga dengan

menggunakan

borax.

diferensiasi harga.

Keluarnya pegawai bagian produksi yang bisa menjadi

ancaman. Strategi bisnis yang

mudah ditiru.

a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya antara lain:

1) Mempertahankan kualitas rasa serta bahan yang dipakai.

2) Memperbanyak outlet yang dekat dengan lokasi strategis yakni dekat dengan pemukiman serta jalan raya.

3) Mempertahankan produk fresh food

4) Meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia.

b. Strategi ST Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman antara lain:

1) Meningkatkan atau mempertahankan kualitas mutu usaha baik mutu produk maupun pelayanan.

2) Menetapkan strategi harga.

3) Mempunyai surat izin dari badan gizi dan pangan.

c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada antara lain:

1) Diupayakan produk bisa dinikmati semua kalangan dengan efisiensi biaya.

2) Menambah atau membuat tim penilai dan pengontrol khusus untuk outlet franchisee.

3) Gencar dalam beriklan mampu memperkuat brand name BKCM.

4) Mengadakan pelatihan dan pengarahan ke pihak franchisee.

d. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman antara lain:

1) Memperbaiki strategi bisnis ke arah yang lebih baik.

2) Memperhatikan kualitas mutu pelayanan terhadap konsumen serta lebih mengontrol kinerja serta mutu outlet franchisee

B. Strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya Strategi yang digunakan Cak Man dalam berbisnis yaitu mendirikan usaha

bakso dengan sistem waralaba (franchise), karena dengan menggunakan sistem tersebut resiko yang ada jauh lebih kecil daripada menggunakan sistem yang lainnya selain itu dalam berusaha, seorang wirausaha harus mempunyai sifat selalu semangat, ulet, tak pernah penyerah dan dapat membaca peluang yang ada, itulah yang menjadikan Cak Man sukses.

Keberhasilan Bakso Kota Cak Man dalam berbisnis dalam hal pelayanana konsumen dan kualitas produk yang ditawarkan menyebabkan Bakso Kota Cak Man terus mengalami peningkatan.

Namun demikian, untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, Bakso Kota Cak Man dapat melakukan cara memperbanyak jenis variasi produk bakso dan membuka beberapa outlet ke wilayah-wilayah potensial lainnya secara intensif.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, saat ini Bakso Kota Cak Man sedang dalam masa pertumbuhan. Untuk itulah harus mengembangkan jadwal rencana baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Rencana strategis Bakso Kota Cak Man dalam jangka pendek adalah:

a. Pengadaan program-program promosi dan agresif dalam beriklan yang dapat meningkatkan penjualan, seperti promo diskon ketika

mengadakan pesta atau jamuan.

b. Mempertahankan kualitas rasa dan bahan produk ke semua outlet franchisee dengan melakukan pengontrolan periodik.

c. Membentuk tim khusus pengontrol dan penilai agar kualitas mutu rasa maupun barang sama di setiap cabang maupun outlet franchisee.

d. Selalu continue dalam meningkatkan program pengembangan sumber daya manusia, karena hal itu merupakan hal yang terpenting untuk

pencapaian rencana strategis.

e. Membina hubungan yang baik dengan pemasok. Sedangkan untuk rencana strategis dalam jangka panjang adalah:

a. Continue dalam melakukan riset dan pengembangan variasi produk agar tidak ketinggalan dari pesaing.

b. Memahami serta memantau perkembangan, kebutuhan serta kecenderungan perilaku konsumen.

c. Terus-menerus membina hubungan kerjasama yang baik dengan franchisee, pemasok dan konsumen sehingga dapat menciptakan

sinergi dalam menghadapi pesaing-pesaing yang ada maupun pesaing yang akan muncul.

d. Melakukan survey atau ekspansi ke wilayah lain yang sedang berkembang di dalam memperluas jaringan pemasaran.

Sekarang kita tengok bisnis waralaba “Bakso Kota Cak Man”. Apabila kita melihat potensi pasar, maka dalam dunia atau pasar bakso, terutama jenis bakso malang, nama merk dagang “Bakso Kota Cak Man” tidak perlu diragukan lagi. Sampai sejauh ini, “Bakso Kota Cak Man” merupakan satu-satunya pemegang merk dagang bakso malang yang telah melakukan usaha bisnis waralaba (franchising) dan dianggap telah berhasil. Buktinya, dalam kurun waktu sekitar dua tahun sejak diwaralabakan ternyata telah dibuka lebih dari 60 outlet baru, sehingga kondisi ini membuat brand name dan brand equity semakin tinggi tidak hanya di pasar lokal Kota Malang Raya, akan tetapi sudah secara Nasional. Dapat dikatakan bahwa resiko usaha penjualan bakso dengan merk dagang “Bakso Kota Cak Man” adalah relatif kecil karena pasar telah mengenal bagaimana kualitas, rasa, kebersihan, pelayanan, dan harga produk yang ditawarkan. Di samping itu, berbeda dengan makanan lainnya, bakso dapat dinikmati oleh siapa saja (tua, muda dan anak-anak), kapan saja (pagi, siang, sore dan malam), suasana apa saja (rekreasi, pesta atau kebutuhan makan sehari-hari pengganti nasi), dan dimana saja (bisa dikemas untuk dimakan di tempat yang dikehendaki).

Dengan demikian, resiko usaha yang dihadapi dalam bisnis penjualan dalam format sebagai franchisee merk dagang “Bakso Kota Cak Man” adalah hanyalah berupa kondisi force majeure yaitu hal-hal yang terjadi di luar

73

kekuasaan manusia yaitu berupa bencana alam, huru-hara, kebakaran, terjadinya peperangan atau pergolakan politik, perampokan dan lain sebagainya. Sudah barang tentu kondisi force majeure ini akan dihadapi oleh siapapun dalam menjalankan kegiatan usaha apapun. Sekali lagi dapat disimpulkan, bahwa resiko ekonomis usaha penjualan suatu produk dalam format waralaba (franchising) ini adalah sangat kecil. Di samping itu, perikatan kerjasama antara franchisor dan franchisee dibuat berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara lain Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tgl. 29 Maret 2006 No.12/M-DAG/PER/3/2006 dihadapan seorang notaris, sehingga dapat dijamin kepastian hukumnya.