ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA Studi

ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang) SKRIPSI

Oleh: Ratna Wahyuning 03160022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

HALAMAN PENGAJUAN ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA

(Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk

memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: Ratna Wahyuning 03160022 JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

HALAMAN PERSETUJUAN ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA

(Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang )

SKRIPSI

Oleh: Ratna Wahyuning 03160022

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing,

Kusumadyahdewi, M.AB

Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi)

Drs. M. Yunus, M. Si NIP. 150 282 515

HALAMAN PENGESAHAN ANALISIS SWOT PADA USAHA WARALABA

(Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang)

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Ratna Wahyuning (03160022)

Telah dipertahankan di dewan penguji pada tanggal

27 Oktober 2008 dengan nilai A

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada tanggal 09 November 2008

Panitia Ujian

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Hadi Masruri, LC, MA Kusumadyahdewi, M.AB NIP. 150331145

Penguji Utama Pembimbing

Drs. M. Yunus, M. Si Kusumadyahdewi, M.AB NIP. 150 282 515

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Prof. DR. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan goresan tinta ini teruntuk: Abah Moh. Sholeh Husein (Alm) dan Umi tercinta Masunah serta kakak- kakakku Mas Didik, Mbak Fatonah, Mbak Iis, Mas Salam, Mas yusron dan Mbak Yuyun yang telah memberikan siraman cinta, nilai kasih sayang, dan do'a serta dukungan moral dan material yang tiada henti-hentinya dalam kehidupanku

yang takkan pernah bisa kubalas dan dengan apa aku akan membalasnya.

Keponakan-keponakanku yang mungil dan lucu, Nafis, Ruroh, Chica, Badri dan Chandra hanya dengan mengingat senyum kalian semangat dan keceriaan dalam

diriku tumbuh.

Guru-guruku dan Dosen-dosenku....

Karena ilmu dan jasa kalianlah diri ini menjadi terbimbing dan terdidik ke arah

yang lebih baik, jasa-jasamu selalu terukir di sanubariku.

Untuk semua teman-teman IPS angkatan 2003, terima kasih atas kebersamaan

dan motivasi yang diberikan.

Sahabat-sahabatku "Gerombolan Siberat" Mak'e Ula, Bulek Afifi, Budhe Atoon,

dan Ghoendhoetz Titi walaupun ukuran qta XL or XXL, Ingat "Big is Beautiful" bersama kalian selalu saja ada hal yang bisa membuatku tertawa dan

banyak peristiwa serta kenangan yang tak terlupakan....

Seluruh Keluarga Besar Pagar Nusa, dari kalianlah kudapatkan jiwa yang kuat

dan raga yang sehat.

Yang tersisa dari Angkatan V yang juga sangat sulit diajak Ujian Kenaikan Tingkat ke Sabuk Cokelat, Fadli, Zakiyah, Echa, dan Abdurrahman (Dur) dengan persaudaraan dan kesetiaan, capailah apa yang kalian inginkan "Be Your

Self !".

Seluruh Keluarga Besar IPNU-IPPNU Koms. UIN Malang yang mengajarkan aku

arti kebersamaan dan keikhlasan dalam melakukan segala hal serta dengan sungguh-sungguh.

PP. Sabilurrosyad sebagai pelabuhan hati yang sedang letih menghadapi segala kepenatan dalam hidup ini dan saksi di setiap malam yang kelam.

Seluruh santri di PP. Sabilurrosyad yang telah menorehkan sebentuk kenangan yang manis pahitnya takkan pernah penulis lupakan.

HALAMAN MOTTO

"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku

tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan." (QS. Al-Maidah : 08)

Kusumadyahdewi, M. AB. Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Ratna Wahyuning Lamp

: 4 (Empat) Eksemplar Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di

Malang

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan baik dari segi isi, bahasa maupun teknis penulisan, setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama

: Ratna Wahyuning

NIM : 03160022 Jurusan

: Pendidikan IPS (Ekonomi)

Judul Skripsi : Analisis SWOT Pada Usaha Waralaba (Studi Kasus Bakso

Kota Cak Man Malang).

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon maklum adanya.

Wassalamu'alikum Wr. Wb

Pembimbing,

Kusumadyahdewi, M. AB

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 16-10-2008

Ratna Wahyuning NIM.03160022

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya hambatan yang berarti.

Sholawat serta salam penulis haturkan kehariban sang pendidik sejati Rosulullah SAW, serta para sahabat thabi'in, dan para umat yang senantiasa berjalan dengan risalahNya.

Dengan terselesainya skripsi ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan baik moril maupun spiritual.

Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Abah (alm), Umi serta kakak-kakakku yang tercinta, yang telah ikhlas memberikan do'a restu, kasih sayang dan menyertai setiap langkahku dalam meraih kesuksesan.

2. Bpk. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang, yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga.

3. Bpk. Prof. HM. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

4. Bpk. Drs. M. Yunus, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS, yang selama ini tidak pernah bosan memberikan motivasinya pada mahasiswanya.

5. Ibu Kusumadyahdewi, M.AB, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis.

6. Bapak H. Abdur Rachman Tukiman selaku Pimpinan Bakso Kota Cak Man Malang beserta staf-stafnya yang telah menerima dan memberi

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Ust. Marzuki dan Umi, terima kasih atas dorongan moril yang telah diberikan kepada penulis serta tak lelah-lelahnya memberikan segenap ilmu yang sangat bermanfaat dan berarti bagi penulis.

8. Keluarga besarku Pagar Nusa, dikala aku lelah kalian selalu mampu membangkitkan stamina dan semangatku kembali.

9. Para sahabatku Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS/Ekonomi UIN Malang yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis.

10. Para rekan-rekanita IPNU-IPPNU Komisariat UIN Malang, terima kasih hanya dengan berkumpul bersama kalian mampu membuatku tertawa dikala sedih.

11. Seluruh santri di PP. Sabilurrosyad yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis hanya bisa mendoakan semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT sebagai amal yang mulia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, walaupun begitu penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat yang terbaik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca skripsi ini.

Akhirnya dengan harapan mudah-mudahan penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin! Malang, 16-10-2008 Penulis

(Ratna Wahyuning)

BAB VI PENUTUP..................................................................................... 74

A. Kesimpulan.................................................................................. 74

B. Saran-saran.................................................................................. 75 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ABSTRAK

Wahyuning, Ratna. Analisis SWOT pada usaha waralaba (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man Malang). Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi), Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Kusumadyahdewi, M. AB

Kata kunci : Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu cara untuk menentukan strategi bisnis yang digunakan oleh perusahaan untuk mengalahkan musuh agar memenangkan persaingan bisnis, dalam bentuk sederhananya adalah apabila perusahaan telah mengenal kekuatan dan kelemahan dalam tubuh sendiri dan mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, dapat dipastikan perusahaan dapat memenangkan pertempuran. Dalam perkembangan selanjutnya analisis SWOT digunakan untuk menetapkan strategi bahkan perencanaan strategi bisnis jangka pendek maupun jangka panjang.

Dari uraian di atas, penulis mencoba meneliti mengenai " Analisis SWOT pada usaha waralaba (Studi Kasus Bakso Kota Cak Man). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dengan matrik SWOT dan mendeskripsikan strategi yang dihasilkan dan mendeskripsikan strategi yang digunakan oleh Cak Man selaku pemilik brand name Bakso Kota Cak Man untuk mengembangkan bisnis baksonya saat ini. Ada empat hal yang perlu dipertimbangkan yang nantinya menjadi dasar pembuatan rencana strategis yaitu pertama strenght (kekuatan) dimana perusahaan mempunyai keunggulan produk maupun kualitas yang dapat diandalkan seperti produk fresh food yang selalu dijaga diseluruh outlet pusat maupun outlet franchisee dan bagus dalam pelayanan dengan cara memberikan pelatihan pada karyawan dan juga calon franchisee. Kedua weakness (kelemahan) yaitu kekurangan yang ada di perusahaan sehingga mampu menghambat kinerja perusahaan yaitu terbatasnya tenaga pengontrol dan penilai outlet franchisee padahal pihak tersebut juga merupakan sumber pendapatan yang perlu diperhitungkan. Ketiga opportunity (peluang) merupakan situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan yang kemungkinan terabaikan seperti diketahui bahwa gaya hidup masyarakat yang berubah lebih praktis seiring dengan tumbuhnya tingkat perekonomian mereka yang mengarah ke pola hidup konsumtif di mana usaha kuliner akan sangat menguntungkan. Dan yang keempat adalah threats (ancaman) yaitu keadaan yang tidak menguntungkan perusahaan baik di masa sekarang maupun yang akan datang jika tidak segera diatasi, dikarenakan produk bakso merupakan jajanan berat yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, tak heran jika banyak bermunculan orang yang menggeluti usaha bakso bahkan berkreasi dengan berbagai bahan dan bentuk agar produknya laku dipasaran, jika perusahaan dalam hal ini Cak Man sebagai pemilik usaha Bakso Kota Cak Man tidak selalu melakukan inovasi baik dari rasa, bentuk, dan cara penyajian serta pelayanan maka dimungkinkan bahwa para konsumen akan beralih ke outlet lain karena bosan.

Berdasarkan hasil analisis dari data hasil penelitian pada objek penelitian, bahwa rencana strategi dapat dibagi dua yaitu rencana strategi jangka pendek yang meliputi : a). pengadaan program-program promosi dan agresif dalam beriklan yang dapat meningkatkan penjualan, seperti promo diskon ketika mengadakan pesta atau jamuan. b). mempertahankan kualitas rasa dan bahan produk ke semua outlet franchisee dengan melakukan pengontrolan periodik. c). membentuk tim khusus pengontrol dan penilai agar kualitas mutu rasa maupun barang sama di setiap cabang maupun outlet franchisee. d). selalu continue dalam meningkatkan program pengembangan sumber daya manusia, karena hal itu merupakan hal yang terpenting untuk pencapaian rencana strategis. e). membina hubungan yang baik dengan pemasok. Sedangkan untuk rencana strategis dalam jangka panjang adalah: a). continue dalam melakukan riset dan pengembangan variasi produk agar tidak ketinggalan dari pesaing. b). memahami serta memantau perkembangan, kebutuhan serta kecenderungan perilaku konsumen. c). terus- menerus membina hubungan kerjasama yang baik dengan franchisee, pemasok dan konsumen sehingga dapat menciptakan sinergi dalam menghadapi pesaing- pesaing yang ada maupun pesaing yang akan muncul. d). melakukan survey untuk ekspansi ke wilayah lain yang sedang berkembang di dalam memperluas jaringan pemasaran.

Dari strategi di atas dapat disimpulkan bahwa agar produk lebih unggul dari pesaing dengan usaha yang sejenis, diharapkan Bakso Kota Cak Man berusaha menjaga kualitas rasa maupun produk lainnya yang dihasilakan baik di outlet pusat maupun outlet franchisee dengan membuat tim khusus pengontrol dan penilai yang dilakukan secara periodik., dan untuk menjaga loyalitas konsumen selain mempertahankan kualitas produk yaitu dengan cara menetapkan harga jual yang murah atau terjangkau, inovatif dalam mengkreasi berbagai macam olahan bakso, dan menjaga kehalalan produk tersebut.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Manusia sering dihadapkan pada kondisi memilih. Dalam proses untuk

memilih, tentunya, ia membutuhkan informasi yang seimbang. Seimbang di sini dimaksudkan pada keseimbanganan informasi sehingga tidak berat sebelah. Pengambilan keputusan untuk memilih berdasarkan informasi yang seimbang dan benar diharapkan akan memberikan akhir tanpa penyesalan.

Pengambilan keputusan adalah hal yang lazim dilakukan, terlebih dalam dunia bisnis. Hal ini menjadi kebutuhan yang harus dilakukan, meskipun acap kali keduanya memiliki resiko yang sangat besar. Namun, tentunya hal tersebut akan menjadi mudah apabila informasi yang diperoleh ada dan benar. Meskipun, tidak jarang informasi yang diperoleh sangat minim dan masih membutuhkan uji kebenaran.

Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam lupa dan tidak bayak mengetahui akan ajaran Islam tentang pekerjaan di bidang bisnis, pernah Rasulullas SAW. ditanya oleh para sahabat, pekerjaan apakah yang paling baik ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, seseorang bekerja dengan tangannya

sendiri dan setiap jual beli yang bersih. 1

1 Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: ALFABETA,

2006), hlm.3

Karena itu, waralaba adalah salah satu praktik jual beli baik itu berupa barang maupun pelayanan jasa, maka hal itu tidak bertentangan dengan agama apalagi bentuk usahanya adalah berserikat (mitra kerja).

Keberadaan dunia bisnis di Indonesia, seiring kejadian krisis moneter hingga akhir-akhir ini, diramaikan oleh sistem bisnis waralaba. Dengan segala keuntungan dan kerugiannya, perkembangan ini patut dijadikan fokus pembahasan kita.

Usaha waralaba merupakan salah satu potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu waralaba itu sendiri, sehingga dapat menjadi salah satu faktor bagi suksesnya pembangunan terutama di bidang perekonomian.

Menjamurnya bisnis ini memberikan daya tarik tersendiri bagi bisnis makanan karena menurut pakar waralaba Amir Karamoy, bahwa bisnis yang layak dan bakal tumbuh di Indonesia antara lain makanan khas daerah, hal ini

disebabkan keunikannya 2 . Jika saja banyak pengusaha Indonesia yang serius menangani bisnis makanan ini maka bukan tak mungkin makanan etnis Indonesia

bisa tembus ke mancanegara. Selain itu menjelang tahun 2000 dan sesudahnya, kita mengenal beberapa perusahaan yang menggunakan pola bisnis waralaba, diantaranya merk dagang terkenal Alfa Mart, Lekker Crepes, Indomaret, Metode Komon, Mr.Celup's, Fresh Corn, Buana Bakery, Yoppy Saln, Primagama, Hop-hop the Bubble Drink, Es Teler 77, Roti Buana, Ray White, Air/Amira, Video Ezy, Profesionals, Sasec, Paparons Pizza, Raine Horne, Medicine Shope, The California Fried Chicken,

2 Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba (Yogyakarta: Pilar

Media, 2006), hlm. 19

Crepps and Coins (cc), Crispy Fried Chicken, Lutuye Salon, Ayam Goreng Fatmawati, English First, Markaz Ritel Waralaba, A&W Family Restaurant, Rudi Hadi Suwarno Salon, ERA Cel, Wong Solo, Mailbox Distro & Clothing Co, Coldwell Banker, Hobby Craft, Studia, Kiddy Cuts & Funs Cuts, Sony Sugema College, LPIA, Bakmi Japos, Steak KQS, Future Kid, Taman Sari Royal Heritage Sap, Dunkin Donuts, Texas Chicken, Digital Studio Work Shop, LP3I, Wendys, Wendys Hambergers, Mc.Donald's, LP3N, Malibu Photo Studio, Country Donuts, ILP, High Scope School, Multiplus, Tea Ball Bubble Drink, Fish Bone, Bebek Bali, Rahman Jean, Action International, Hartz Chicken Buffet, Julia Jewelry, Abara Kebab, Boogie, Swensens Ice Cream, Dailly Bread, Laundrette, Tony Roma's, AMDW, Black Steer Steak. (Source Data: Rekso Research Intellegence

and Partner: 2004). 3 Berdasarkan pertumbuhan outletnya paling cepat, maka urutan sepuluh

besar adalah waralaba lokal, sedang waralaba asing hanya tiga buah, itu menandakan bahwa pola bisnis waralaba amat digemari di Indonesia.

Waralaba, sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia mengingat nama- nama yang dikembangkan dengan waralaba seperti KFC, Pizza Hut dan merk dagang asing lainnya. Adapun pengertian dari waralaba menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 16 tahun 1997 adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan

3 Ibid., hlm. 16 3 Ibid., hlm. 16

rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa. 4

Dari pengertian waralaba tersebut kita ketahui bahwa satu pihak menggunakan hak atas kekayaan intelektual dan pihak lain mendapatkan imbalan atas pemanfaatan hak tersebut. Dari pemanfaatan hak dari satu pihak ke pihak lain tersebut, maka muncul aturan-aturan yang membahas tentang cara-cara melakukan kegiatan tersebut seperti yang tertuang dalam peraturan RI nomor 16 tahun 1997.

Orang yang memberikan franchising (waralaba) disebut franchisor (pewaralaba) sedangkan orang yang menerima franchising disebut franchisee (terwaralaba) setelah adanya perjanjian perlimpahan franchising ini maka terbuka peluang bagi franchisee untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai mempunyai kesempatan untuk sukses. Untuk pelaksanaan franchising dibuat semacam kontrak antara franchisor dan franchisee, format kontrak ini mencakup rencana pemasaran, prosedur aliran-aliran dokumen, pelaksanaan bantuan dan usaha pengembangan bisnis.

Kontrak franchising ini disebut pula license agreement atau franchise contract. Merek dagang merupakan aset yaang paling berharga bagi franchisor oleh sebab itu faktor-faktor bentuk bangunan dan desain yang spesifik, desain perabot dan perlengkapan serta formula dan resep-resep makanan yang dirahasiakan merupakan bagian terpenting tetap menjadi franchisor, aset tersebut hak paten bagi franchisor.

4 Himpunan Undang-undang & Peraturan tentang Waralaba, Direct Selling, UKM (Blessing,

2007), hlm. 69.

Karena semakin maraknya bisnis waralaba di Indonesia maka penulis mengangkat masalah pola bisnis waralaba ini dengan menggunakan analisis SWOT, dikarenakan dalam analisis SWOT terdapat empat unsur yang menjadi penentu dalam pengambilan keputusan yang strategis. SWOT, singkatan dari S adalah strenght (kekuatan), W adalah weakness (kelemahan), O adalah opportunities (kesempatan), dan T adalah threats (ancaman), yang mana semua itu sangat diperlukan dalam berdirinya suatu usaha.

Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila dapat mengembangkan dan menjalankan strategi untuk mengatasi berbagai ancaman baik internal maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi

perubahan lingkungan eksternal. 5 Analisis dampak pengaruh lingkungan eksternal terhadap bisnis banyak

dijumpai dalam literatur manajemen strategik, pendekatan ini mencoba menganalisis pengaruh lingkungan eksternal dalam dua tahapan kebutuhan. Kebutuhan pertama, analisis tersebut dilakukan pada saat perusahaan akan memulai proses penyusunan business plan, termasuk pada saat perusahaan akan melakukan revisi atas rencana bisnis tersebut. Kebutuhan kedua, analisis dampak lingkungan eksternal yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan perusahaan,

5 Rangkuti Freddy, ANALISIS SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep

Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm., 03.

misalnya melihat sejauh mana pengaruh perubahan lingkungan eksternal terhadap business process atau kinerja perusahaan.

Jika ditarik benang merah dengan adanya kasus semakin besar minat masyarakat Indonesia terhadap bisnis waralaba seperti yang dikatakan oleh Jusuk Soehardja, Development Manager Australian Trade Commision di kedubes

Australia. Bahwa orang Indonesia itu sensitif dengan harga. 6 Maka sangatlah mungkin bahwa bisnis waralaba menjadi pilihan usaha bagi masyarakat Indonesia daripada usaha pencari laba lainnya, yang mana waralaba adalah bisnis minim resiko maksim di laba.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat permasalahan tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul " Analisis SWOT pada usaha waralaba (Studi kasus Bakso Kota Cak Man Malang)."

Adapun penulis meneliti permasalahan tersebut adalah: pertama, pentingnya strategi dalam mengembangkan bisnis waralaba di Indonesia, dengan analisis SWOT maka strategi-strategi dalam mengembangkan usaha dapat diketahui sehingga langkah-langkah dalam menjalankan usaha lancar serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kedua, menurut pengamatan penulis, usaha waralaba belum banyak terdapat dalam judul penelitian skripsi sehingga mendorong peneliti untuk mengangkat dalam sebuah judul penelitian.

6 INFO FRANCHISE, 10 April- 09 Mei, 2007, hlm 62.

B. Rumusan Masalah Setelah mengetahui latar belakang di atas maka rumusan masalah yang

dapat diambil sebagai berikut:

1. Bagaimana profil usaha Bakso Kota Cak Man dengan menggunakan analisis SWOT pada saat ini?.

2. Apa strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian Setelah mengetahui rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan usaha Bakso Kota Cak Man saat ini dengan menggunakan analisis SWOT.

2. Untuk mendeskripsikan strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya.

Adapun kegunaan yang dapat diambil dari beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menjadi suatu landasan dalam menentukan strategi melalui sistem waralaba agar usaha Bakso Kota Cak Man berkembang.

2. Sebagai bahan masukan bagi Cak Man untuk mengetahui kondisi bisnis waralaba di Indonesia khususnya di Malang dengan

menggunakan analisis SWOT sehingga dapat menentukan strategi yang tepat dan dapat meningkatkan potensi perusahan agar memperoleh keuntungan maksimal.

3. Hasil penelitian ini tentunya akan sangat berguna bagi peneliti untuk memperluas pengetahuan baik secara teori maupun praktek.

D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan penelitian Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan dalam skripsi ini

dan agar tidak melebarnya pembahasan, maka penulis perlu memberikan ruang lingkup dan keterbatasan penelitian yang akan dibahas adalah perkembangan usaha waralaba Bakso Kota Cak Man dengan menggunakan analisis SWOT sebagai upaya-upaya Cak Man dalam pengambilan keputusan strategis untuk mengembangkan usahanya, serta pembatasan obyek penelitian hanya dilakukan di kota Malang saja, mengingat bahwa outlet Bakso Kota Cak Man juga sudah tersebar di luar kota Malang.

E. Definisi Operasional Dalam pembahasan skripsi ini agar terfokus lebih pada pembahasan yang

akan dibahas sekaligus menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah- istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah dan batasan-batasannya. Adapun definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Dan analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dari hasil pengolahan Analisis SWOT maka diperolehlah beberapa strategi, (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dari hasil pengolahan Analisis SWOT maka diperolehlah beberapa strategi,

suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 7

2. Strengts atau kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk

yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang juga dapat diandalkan serta berbeda dengan produk lain yang mana dapat membuatnya lebih kuat dari para pesaingnya.

3. Weakness atau kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau

kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.

4. Opportunity atau peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu perusahaan. Situasi penting yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, kecenderungan- kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan

5. Threats atau Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan

7 Husein Umar, Strategic Management In Action (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2005), hlm., 31.

menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan

6. Usaha adalah dagang, perdagangan. 8

7. Franchise atau bisa disebut juga waralaba adalah suatu bentuk kerjasama dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin

kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektualnya, seperti nama, merek dagang produk dan jasa serta sistem operasi usahanya.

F. Sistematika Pembahasan Dalam pembahasan ini, maka sistematika pembahasannya adalah sebagai

berikut: BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari beberapa bagian mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

8 Ibid., hlm 1601.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang kajian teoritis yang memuat teori-teori yang berkaitan dengan judul penelitian. BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi tentang deskripsi data yang memuat gambaran objek penlitian mulai dari sejarah berdirinya Bakso Kota Cak Man, tujuan usaha Bakso Kota Cak Man dan lokasi usaha. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berisi jawaban dari masalah penelitian tentang hubungan Cak Man dengan mitra kerjanya berdasarkan sistem franchise dengan analisis SWOT dan strategi Cak Man dalam mengembangkan usahanya melalui sistem waralaba. BAB VI PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dalam bab ini dikemukakan tentang uraian-uraian yang berkaitan dengan judul saran-saran yang dapat menujang pengembangan usaha Bakso Kota Cak Man demi tercapainya keuntungan yang maksimal dalam usahanya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembahasan tentang analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). 10 Dalam membuat keputusan perusahaan perlu pertimbangan faktor internal

yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu strategi perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang timbul dan harus dihadapi dengan tepat.

10 Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 18.

Diagram analisis SWOT 11

Berbagai Peluang

Sel 3

Sel 1

Mendukung strategi berbenah Mendukung strategi Agresif

Kelemahan Kekuatan Internal Internal

Sel 2 Mendukung strategi defensif Mendukung strategi diversifikasi

Sel 4

Berbagai Ancaman

Sel 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

11 Ibid., hlm 19.

Sel 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

Sel 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik

Sel 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan. Perusahaan

tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi perusahaan atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan yang ada dalam perusahaan serta menekan berbagai ancaman yang akan timbul.

2. Pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis SWOT. Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam tubuh

perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara lain:

a. Kekuatan (Strenght). Yang dimaksud dengan kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat

diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk

Menurut Pearce. Robinson, kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan

pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain. 12

b. Kelemahan (Weakness). Yang dimaksud dengan kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan

dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.

Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra

merek dapat merupakan sumber kelemahan. 13

c. Peluang (opportunity). Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan situasi yang

menguntungkan bagi suatu perusahaan. Situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.

12 Pearce. Robinson, Manajemen Stratejik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian Jilid 1 (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), hlm,. 231

13 Ibid.

Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta membaiknya hubungan

dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan. 14

d. Ancaman (Treats). Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan

dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang.

Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi

ancaman bagi keberhasilan perusahaan. 15 Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu perusahaan, sedang

peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika dapat dikatakan bahwa analisis SWOT merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

14 Ibid,. hlm. 230 15 Ibid.

Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu analisis strategis dan acuan logis dalam pembahasan sistematik tentang situasi perusahaan dan alternatif-alternatif pokok yang mungkin dipertimbangkan perusahaan.

e. Manajemen Strategi Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila dapat mengembangkan

dan menjalankan strategi untuk mengatasi berbagai ancaman baik internal maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.

Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendaya gunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan

tersebut 16 . Ada beberapa konsep yang sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun antara lain:

1) Distintinctive Competence menjelaskan kemampuan spesifik yaitu suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru

oleh perusahaan pesaing yang meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya. 17

16 Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 4 17 Ibid,. hlm. 5

2) Competetive Adventage menjelaskan keunggulan bersaing oleh pilihan strategi dilakukan untuk merebut peluang pasar meliputi cost

leadership, diferensiasi dan fokus 18 .

Proses manajemen strategis merupakan sebuah proses yang mencakup perencanaan strategi, pelaksaanaan dan evaluasi seperti pada diagram berikut ini. 19

Mengidentifikasi misi organisasi sekarang, tujuannya,

strateginya.

Menganalisis Menganalisis lingkungan

sumber daya organisasi

Analisis SWOT Mengidentifikasi peluang Identifikasi

dan ancaman kekuatan dan kelemahan

Merumuskan strategi

Melaksanakan strategi

Mengevaluasi hasil

19 Ibid. Stephen P. Robbins and Marry Coulter, Management, Sixth Edition, terj., T. Hermaya. (Jakarta: PT Prenhallindo, 1999), hlm. 225

B. Pembahasan tentang waralaba

1. Pengertian Bisnis Waralaba Jika kita mendengar istilah franchise maka, otomatis yang ada dibenak

kita adalah restoran siap saji ala Amerika karena konon istilah franchise memang berasal dari negeri Paman Sam tersebut. Akan tetapi, sesungguhnya franchise tidak hanya milik restoran ala Amrik saja, secara spesifik franchise atau dalam istilah Indonesianya adalah waralaba tak ubahnya sebuah pola bisnis maupun pola pemasaran yang melibatkan kerjasama dua belah pihak.

Sedangkan pengertian dari waralaba adalah terjemahan bebas dari kata franchise dimana menurut peraturan Pemerintah RI nomor 16 tahun 1997 tanggal

13 Juni 1997, pengertian waralaba (franchising) adalah suatu bentuk kerjasama dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektualnya, seperti nama, merk

dagang produk dan jasa dan sistem operasi usahanya. 20 Kata franchise berasal dari bahasa Perancis (franchise) yang berarti bebas

dari kungkungan atau belenggu(free from servitude). Menurut Prof. Dr. Winardi, SE, franchise berarti hak istimewa dari pemerintah untuk sebuah badan usaha. 21

Hisrich Peters memberikan definisi franchising maybe defined as “an arrangement where by the menu facturer or sale distributor of a trademarked product or service gives exclusive rights of local distribution to independent

20 Sarosa, Pietra, RFA, Mewaralabakan Usaha Anda Panduan Praktis dan Komprehensif Mengembangkan Usaha dengan Sistem Waralaba (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006),

hlm. 2 21 Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 43 hlm. 2 21 Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 43

pengecer dengan membayar sejumlah royalti). 22

Menurut Karamoy adapun kata waralaba berasal dari wara yang berarti lebih istimewa dan laba berarti untung. Jadi, kata waralaba berarti usaha yang

memberikan keuntungan lebih atau istimewa. 23 Dari beberapa pengertian di atas dapat disederhanakan bahwa bisnis

waralaba melibatkan dua belah pihak menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 16 tahun 1997 yaitu:

a. Pewaralaba (franchisor). Pemberi waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan

hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimilikinya.

b. Terwaralaba (franchisee). Penerima waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan

hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba. 24

22 Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: Alfabeta, 2006),

hlm,. 143 23 Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 44

24 Himpunan Undang-undang & Peraturan tentang Waralaba, Direct Selling, UKM (Blessing, 2007), hlm. 69.

Waralaba lebih menguntungkan daripada bisnis tradisional maka dari itu terus berkembang dari tahun ke tahun. Waralaba merupakan salah satu format bisnis yang digemari karena risiko kegagalan yang lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah bisnis baru terutama bagi pebisnis pemula.

Ada dua jenis waralaba yang biasa dijalankan oleh pebisnis Tanah Air. Pertama, waralaba format bisnis, franchisor memberikan hak (lisensi) kepada franchisee untuk menjual produk/jasa menggunakan merek, identitas dari sistem yang dimiliki franchisor. Jenis yang terbanyak digunakan oleh pebisnis di Indonesia ini menawarkan sistem yang komplit dan komprehenship tentang tata cara menjalankan bisnis. Termasuk di dalamnya pelatihan dan konsultasi usaha dalam hal pemasaran, penjualan, pengelolaan stok, akunting, personalia, pemeliharaan, pengembangan bisnis.

Berbeda dengan waralaba format bisnis, waralaba jenis kedua yaitu waralaba produk dan merek dagang, merupakan pemberian hak izin dan pengelolaan dari franchisor kepada franchisee untuk menjual produk dengan menggunakan merek dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau lesensi penjualan. Pada jenis ini franchisor membantu franchisee memilih lokasi dan menyediakan jasa orang untuk pengambilan keputusan. Franchisor membuat operating manual sebagai panduan operasional yang detail bagi franchisee tentang bagaimana melakukan fungsi-fungsi operasional dalam menjalankan bisnis, bagian-bagian yang tercantum pada operating manual berkaitan dengan operasional, personalia, marketing, keuangan, kehumasan, customer service, Berbeda dengan waralaba format bisnis, waralaba jenis kedua yaitu waralaba produk dan merek dagang, merupakan pemberian hak izin dan pengelolaan dari franchisor kepada franchisee untuk menjual produk dengan menggunakan merek dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau lesensi penjualan. Pada jenis ini franchisor membantu franchisee memilih lokasi dan menyediakan jasa orang untuk pengambilan keputusan. Franchisor membuat operating manual sebagai panduan operasional yang detail bagi franchisee tentang bagaimana melakukan fungsi-fungsi operasional dalam menjalankan bisnis, bagian-bagian yang tercantum pada operating manual berkaitan dengan operasional, personalia, marketing, keuangan, kehumasan, customer service,

Bagi franchisor, waralaba merupakan sarana pengembangan bisnis yang tidak memerlukan banyak modal 25 . Karena waralaba merupakan alternatif dalam mengembangkan usaha kecil menengah (UKM) dengan bantuan modal dari franchisee yang juga ikut menanggung resiko dan berdedikasi tinggi, maka pertumbuhan perusahaan dapat berjalan lancar dan ringan. Sedangkan bagi

franchisee, waralaba adalah cara memiliki bisnis sendiri tanpa resiko 26 , dan franchisee dapat merintis bisnis lain tanpa berpusing kepala, dapat menggunakan

nama yang sudah terkenal tanpa harus merintis dari awal, dan juga dapat menumpang iklan. Dan bagi pelanggan, waralaba menawarkan nama produk atau

perusahaan yang sudah populer 27 , sehingga jenis dan rasa yang ditawarkan sama dari satu tempat ke tempat lainnya.

Sebagai franchisor dan franchisee dalam menjalankan waralaba perlu pemahaman diri sendiri, apa yang akan dikerjakan dan apa yang diperoleh.

Berikut ini beberapa ketentuan yang perlu diketahui 28 .

a. Jangan berharap cepat kaya Setiap bisnis bagaikan berjudi, walau waralaba merupakan sistem

pengembangan bisnis yang baik, tetapi tidak punya kepastian baik bagi framchisor maupun franchisee, perlu kesabaran yang tinggi, keuntungan pasti datang tetapi perlu proses yang panjang.

25 Mancuso, Joseph & Boroin, Donald. Peluang Sukses Bisnis Waralaba Bagaimana Membeli

& Mengelola Bisnis Waralaba (Yogyakarta: Dolphin Books, 2006), hlm.,17 26

27 Ibid.,hlm 18 Ibid.,hlm 19 28 Ibid.,hlm 26 27 Ibid.,hlm 18 Ibid.,hlm 19 28 Ibid.,hlm 26

atau perusahaan waralaba bukan bisnis yang mudah. Sebagai franchisee harus tahu cara mengelola outlet dari buka sampai tutup, sebagai franchisor, harus bekerja keras. Ini merupakan tantangan yang memerlukan stamina dan keteguhan hati.

c. Apakah waralaba cocok dengan keinginan? Waralaba pada dasarnya mengikuti program orang lain, maka orang yang

berjiwa mandiri biasanya tidak cocok sebagai franchisee yang baik. Sebagai franchisor, anda harus mendidik, mendukung, dan memberi inspirasi kepada franchisee. Jika tidak berjiwa besar maka tidak akan menjadi franchisor yang sukses.

d. Bersikap realistis terhadap tujuan dan waktu yang dialokasikan. Dalam menjalankan usaha pastilah memiliki ambisi dan tujuan baik

franchisor maupun franchisee, tetapi harus realistis terhadap tujuan yang akan dicapai agar tidak gagal di kemudian hari.

e. Faktor penting lainnya adalah status keuangan, dukungan keluarga, keahlian manajemen, dan temperamen.

Waralaba merupakan suatu sistem dalam pemasaran barang dan jasa yang melibatkan dua pihak franchisor dan franchisee. Sistem ini merupakan suatu kiat untuk memperluas usaha dengan cara menularkan sukses dengan demikian, dalam sistem ini harus terdapat pelaku bisnis yang sukses dan kesuksesan yang diperolehnya tersebut akan disebarluaskan kepada pihak lain.

Manfaat utama dari franchisor yang sukses adalah pengurangan resiko dan investasi modal yang diperlukan untuk suatu keperluan internal namun demikian, ia memiliki tanggung jawab tambahan atas bisnisnya yang menuntut banyak usaha. Bagi franchisee dapat memiliki suatu sistem yang teruji yang dimiliki oleh franchisor, yang dalam banyak hal dilengkapi dengan nama dagang yang sudah

diterima khalayak 29 . Mekanisme kerja dalam waralaba berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan. Kesetaraan berarti hubungan kerja antara franchisor dan franchisee bersifat horisontal, tidak seperti hubungan atasan dan bawahan kalaupun ada hubungan yang bersifat vertikal, semata-mata itu kewajiban franchisee dalam mengikuti sistem dan aturan yang ditetapkan franchisor. Saling menguntungkan berarti masing-masing pihak menciptakan sinergi untuk mencapai tingkat laba optimal dan dibagi proposional.

Dalam usaha waralaba, bentuk kerjasama dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek formal dan relasional. Aspek formal landasan yang paling penting adalah perjanjian kerjasama yang dituangkan dalam dokumen tertulis. Sedangkan aspek relasional adalah kerjasama yang bersifat operasional dan tidak menutup kemungkinan juga bersifat hubungan emosional. Dalam hal ini kedua belah pihak sudah harus sepakat untuk melakukan hubungan kerjasama yang saling

menguntungkan tersebut dengan penuh kejujuran dan saling percaya. 30

29 Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 49 30 Ibid.,hlm 55

Aspek keuangan yang utama dalam bisnis waralaba adalah sebagai berikut: 31

a. Biaya waralaba awal (Up Front fee / Initial Franchise Fee) atau lazim disebut fee saja.

Biaya ini dibebankan kepada franchisee untuk semua jasa yang disediakan, termasuk biaya rekruitmen sebesar biaya pendirian yamg dikeluarkan oleh franchisor untuk kepentingan franchisee.

Jumlah dan jangka waktu pembayaran awal dicantumkan di dalam perjanjian. Pembayaran yang telah diserahkan sepenuhnya menjadi milik franchisor dan tidak dapat dikembalikan kecuali disebutkan di dalam perjanjian.

Fee awal diperlukan oleh franchisor untuk membantu franchisee terdiri dari:

1) Bantuan pra operasi dan awal operasi bisnis waralaba.

2) Pembuatan manual operasi untuk digunakan franchisee.

3) Penyelenggaraan pelatihan awal (initial training) dan biaya konsultasi, khususnya pada operasi bisnis waralaba.

4) Biaya promosi / periklanan khususnya untuk promosi menjelang pembukaan perusahaan (grand opening franchisee).

5) Seleksi pemilikan / seleksi lokasi.

b. Royalti Menurut Karamoy biaya yang ditarik oleh franchisor secara rutin

diperlukan untuk membiayai pemberian bantuan tekhnik, manajemen, atau

31 Ibid.

promosi kepada franchisee secara berkelanjutan selama kedua belah pihak terikat dalam perjanjian.

Umumnya dalam perjanjian waralaba menyebutkan bahwa franchisee membayar sejumlah biaya waralaba (royalti) kepada franchisor berdasarkan besarnya penjualan. Isinya antara lain mengenai:

1) Dasar pembayaran biasanya berdasarkan penjualan kotor (gross sales).

2) Tingkat royalti seminimum mungkin terutama ditempat franchisee memperoleh hak atas wilayah tertentu tanpa persyaratan tingkat

kuota terendah.

3) Pembayaran secara periodik (mingguan, bulanan, dan sebagainya)

4) Waktu pembayaran, misalnya setiap hari kamis, atau berdasarkan penjualan pada minggu sebelumnya, setiap tanggal sepuluh

berdasarkan penjualan pada bulan sebelumnya dan sebagainya. Besarnya fee awal dan royalti masing-masing perusahaan yang menganut waralaba memang berbeda-beda, tidak semua jenis fee atau royalti disyaratkan oleh franchisor. Setiap franchisor mempunyai kebijakan sendiri dalam menentukan jenis fee atau royalti.

Dalam waralaba terdapat perjanjian yang melibatkan kedua belah pihak. Agar perjanjian berjalan mulus, franchisor harus menyampaikan semua informasi yang berhubungan erat dengan perusahaannya kepada franchisee, sehingga franchisee dapat mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh apakah akan membuat perjanjian waralaba atau tidak.

Menurut Amir Karamoy, disclosure document (dokumen pengungkapan) itu membuat informasi mengenai:

a. Latar belakang franchisor, status hukum, pemilik (pemegang saham), live of business.

b. Latar belakang pengalaman direksi dan kunci perusahaan.

c. Pengalaman bisnis.

d. Penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan litigasi

e. Riwayat kebangkrutan (bankrupty history).

f. Gambaran program waralaba.

g. Uang muka yang dibayar franchisee (up front fee).

h. Biaya-biaya lain, misalnya ketentuan, jumlah investasi dan permodalan.

i. Kewajiban membeli atau menyewa bahan baku, peralatan atau real estate.

j. Pengaturan biaya, khususnya tentang royalti atau pembiayaan berkala, komisi, pinjaman dari bank.

k. Pengaturan wilayah ekslusif dan teritorial. l. Pengaturan penggunaan merek dagang, logo, dan tanda-tanda

komersial. m. Hak paten dan hak cipta.

n. Kewajiban franchisee kepada franchisor. o. Pengaturan perpajakan kontrak, terminasi, pengalihan dan hal-hal yang

berhubungan dengan perjanjian waralaba.

p. Laporan situasi keuangan franchisor. q. Perkiraan pendataan dan informasi perkembangan jumlah franchisee.

2. Keuntungan dan kerugian sistem waralaba Dalam melakukan suatu kegiatan usaha pastinya berhadapan dengan dua

kata ini yaitu keuntungan dan kerugian, apalagi dalam sistem waralaba ini yang melibatkan dua belah pihak, sedangkan keuntungan yang jelas bagi franchisee adalah resiko yang ditanggung tidak sebesar memulai usaha baru dari awal, keuntungannya antara lain:

a. Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterima oleh umum.

b. Franchisee tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkan kredibilitas perusahaan induknya.

c. Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor, dia dapat memberikan bantuan manajemen kepada franchisee. Dapat

diberikan pelatihan-pelatihan dalam bidang akunting, manajemen personalia, marketing dan produksi.

d. Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak, kontrol persediaan dan sebagainya.