Perencanaan Pembelajaran Guru Sejarah

1. Perencanaan Pembelajaran Guru Sejarah

  Keberadaan sekolah sebagai lembaga formal penyelenggaraan pendidikan memainkan peranan strategis dalam keberhasilan sistim pendidikan nasional. Kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin adalah bertanggung jawab dalam menerjemahkan dan melaksanakan kebijakan pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah (Yamin dan Maisah, 2010:67-68). Sumantri (1988:101) juga mengatakan bahwa kepala sekolah mempunyai tanggung jawab utama dalam pelaksanaan pendidikan disekolahnya. Oleh karena itu, kepala sekolah juga bertanggung jawab dan memberikan pimpinan pada pelaksanaan proses belajar mengajar dan sewajarnyalah apabila sebagian besar waktunya dimanfaatkan untuk memerhatikan proses belajar mengajar tersebut, sebab proses belajar mengajar mencerminkan aktivitas pendidikan di sekolah dan hasilnya akan mencerminkan kualifikasi kepala sekolah bersangkutan. Dengan kata lain, keberhasilan

  Semua guru di SMA Negeri 1 Probolinggo harus melaksanakan tugasnya sebagai guru yaitu menyusun program pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program. Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan terutama untuk meningkatkan kinerja guru. Upaya tersebut antara lain melalui berbagai pelatihan; pelatihan model pembelajaran, pelatihan pembuatan alat peraga, pelatihan pengembangan silabus, dan pelatihan pembuatan materi standar (Mulyasa, 2005:10). Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, haruslah diawali dengan penyusunan program, dilanjutkan dengan pelaksanaan program, evaluasi program, dan evaluasi hasil pelaksanaan program.

  Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permenpen RI nomor

  41 Tahun 2007)

  Dari hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kemampuan guru sejarah 1 dan guru sejarah 2 dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) belum berkualifikasi baik. Berdasarkan beberapa indikator yang diamati oleh peneliti terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru-guru sejarah tersebut, ada beberapa hal yang tidak terdapat dalam RPP yaitu nama

  Komponen-komponen di atas sudah terdapat dalam RPP guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo. Namun RPP guru sejarah 2 terdapat komponen yang belum dipenuhi yaitu alat penilaian proses. Guru tidak memaparkan secara detail tentang alat penilaian proses yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa. Alat penilaian proses ini sangat penting untuk mengetahui keberhasilan siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

  Hariyanto (2009) juga memaparkan bahwa perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran karena guru maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya, dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkan. Jadi, penyusunan rencana program pembelajaran ini sangatlah penting bagi guru karena sebagai acuan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan secara efektif.

  Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, ada 11 komponen dalam RPP yaitu identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Semua komponen tersebut sudah terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru sejarah 1 dan guru sejarah 2.

  dengan indiator, tujuan dengan materi ajar, sehingga kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran belum berkualifikasi baik.

  Mulyasa (2006:172) berpendapat dalam mengembangkan penyusunan pembelajaran, terlebih dahulu harus diketahui arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam rencana pembelajarn. Kemampuan membuat rencana pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki oleh guru, dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, langkah dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Pengembangan rencana pembelajaran juga harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian.

  Tujuan penyusunan program pembelajaran berdasarkan pendapat di atas adalah sebagai acuan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan secara efektif. Hal ini senada dengan yang dijelaskan Sumantri dalam Mulyasa (2007:221) bahwa perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran karena guru maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya, dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkan.