Hubungan antara perencanaan dan pelaksan

HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO SKRIPSI OLEH: SITI FATIMAH NIM 106831403076

RELATIONSHIP BETWEEN PLANING AND EXECUTION LEARNING STUDENT RESULT ON HISTORY LESSON IN SMA NEGERI I PROBOLINGGO THESIS

  Presented to State University of Malang in partial fulfillment of the requirements for the degree of Sarjana in History Education

  By Siti Fatimah NIM 106831403076

LEMBAR PERSETUJUAN

  Skripsi oleh Siti Fatimah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

  Malang, 2 Desember 2010 Pembimbing I

  Dra.Hj.Siti Malikhah Towaf, MA,Ph.D NIP. 19530606 198003 2 003

  Skripsi oleh Siti Fatimah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 10 Desember 2010

  Dewan Penguji

  Drs. Mashuri, M.Hum , Ketua

  Drs. Slamet Sujud P.J.,M.Hum , Anggota

  Dra. Siti Malikhah Towaf, MA, Ph.D ,Anggota

  Mengetahui, Mengesahkan, Ketua Jurusan Sejarah Dekan Fakultas Ilmu Sosial

HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO SKRIPSI

  Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

  dalam menyelesaikan program sarjana

  Pendidikan Sejarah

  Oleh Siti Fatimah NIM 106831403076

ABSTRAK

  Fatimah, Siti. 2010. Hubungan Antara Perencanaan Dan Pelaksanaan

  Pembelajaran Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dra.Hj.Siti Malikhah Towaf, MA, Ph.D

  Kata kunci: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar

  siswa Faktor dominan dalam pendidikan adalah guru, guru sebagai ujung

  tombak pelaksanaan pendidikan cukup berperan dalam menentukan kualitas lulusan. Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai guru. Observasi awal di lapangan menunjukkan bahwa perencanaan guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo sudah berkualifikasi baik. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan dua orang guru sejarah yang mengatakan bahwa guru sejarah selalu menyusun dan memiliki perangkat pembelajaran seperti Prota, Promes, Silabus, RPP dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sudah membuat perangkat pembelajaran yang diperlukan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada beberapa komponen yang tidak sesuai dengan perangkat yang sudah dibuat. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang hubungan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa untuk mengetahui bagaimana hubungan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo.

  Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pembelajarn guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo? (2) Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo? (3) Bagaimana hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo? (4) Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo?

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan jenis

  

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo belum berkualifikasi baik sedangkan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah sudah berkualifikasi baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kriteria-kriteria yang menjadi penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran mampu dipenuhi oleh guru sejarah. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah juga baik yang terlihat dari tingginya tingkat ketuntasan belajar siswa. Antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa memiliki hubungan yang signifikan karena semakin baik perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran maka hasil belajar siswa juga akan semakin baik. Persiapan guru dalam pembelajaran juga akan menentukan hasil belajar siswa karena guru merupakan tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan siswa dan faktor paling penting dalam pencapaian prestasi siswa. Oleh sebab itu, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa memiliki hubungan yang signifikan. Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru misalnya kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan dan kerja sama. Selain faktor tersebut ada juga faktor yang mempengaruhi yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, pengalaman mengajar yang dapat mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru. Tingkat kecerdasan, bakat, keadaan jasmani, penyesuaian sosial dan emosional, keadaan keluarga serta prestasi belajar juga dapat mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

ABSTRACT

  Fatimah, Siti. 2010. Relationship Between Planning And Execution Learning Student Results On History Lesson in SMA Negeri 1 Probolinggo. Thesis. Education Studies Program History Faculty of Social Sciences, State University of Malang. Advisor: Dra.Hj.Siti Malikhah Towaf, MA, Ph.D.

  Keywords: Learning Planning, Implementation of Learning, Student Results

  Dominant factor in education is the teacher, the teacher as the spearhead of the implementation of adequate education plays a role in determining the quality of graduates. Effective teachers are teachers who are able to bring their students succeed in achieving teaching. Teaching is one component of the competencies that must be controlled by teachers. Preliminary observations in the field shows that the planning history teacher at SMA Negeri 1 Probolinggo already well qualified. This is evidenced by the results of research interviews with two history teachers who say that history teachers always prepare and have the tools of learning such as Prota, Promissory Notes, Syllabus, lesson plans and so forth. In the implementation of learning, teachers have already made the necessary learning tools, but in practice there are still some components that are incompatible with devices that have been made. Therefore, research on the relationship of planning and implementation of learning with student learning outcomes to determine how the relationship of planning and implementation of learning with student learning outcomes on the subjects of history in SMA Negeri 1 Probolinggo.

  The formulation of issues to be addressed in this study were: (1) How is the planning and execution of learning high school history teacher in Negeri 1 Probolinggo? (2) How is student learning outcomes on the subjects of history in SMA Negeri 1 Probolinggo? (3) How is the relationship between planning and execution of learning with student learning outcomes on the subjects of history in SMA I Probolinggo? (4) What are the factors supporting and inhibiting factors of planning and execution of learning high school history teacher in Negeri 1 Probolinggo?

  This study used a qualitative approach and the type of research is descriptive. Qualitative research aims to describe the phenomenon as it is and supported by quantitative data of student values. The phenomenon in question is the planning and implementation of learning history teachers and students on the subjects of history in SMA Negeri 1 Probolinggo. The instruments used are observation sheets, interview the principals, teachers and also students of history, This study used a qualitative approach and the type of research is descriptive. Qualitative research aims to describe the phenomenon as it is and supported by quantitative data of student values. The phenomenon in question is the planning and implementation of learning history teachers and students on the subjects of history in SMA Negeri 1 Probolinggo. The instruments used are observation sheets, interview the principals, teachers and also students of history,

  

  Learning because teachers are educators who deal directly with students and the most important factor in student achievement. Therefore, planning and implementation of learning with student learning outcomes have a significant relationship. There are several factors supporting and inhibiting the planning and execution of such teachers teaching loyalty, work performance, responsibility, obedience and cooperation. In addition to these factors there are also factors that influence the level of education, income, teaching experience who can support the planning and implementation of teacher learning. Level of intelligence, aptitude, physical condition, social and emotional adjustment, family circumstances and learning achievement may also affect the planning and implementation of learning.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo”, sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program sarjana pendidikan sejarah pada Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

  Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari semua pihak yang memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak.

  1. Dr.Hj.Siti Malikah Tawaf, M.A selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan dan masukannya.

  2. Drs.Mashuri, M.Hum selaku dosen penguji I yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan.

  3. Dr.Slamet Sujud W selaku dosen penguji II yang selalu sabar dalam memberikan pengarahan.

  4. Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian ini.

  6. Drs. H. Abdullah, M.Pd, selaku kepala sekolah SMAN 1 Probolinggo yang telah memberikan ijin penelitian.

  7. Yuyun Endang W, S.Pd dan Dra. Kasiyanti, selaku guru sejarah yang telah memberikan waktunya untuk memberi kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian.

  8. Bapak Sudi dan Ibu Suhaimi yang tercinta, terima kasih atas doa, kasih sayang, motivasi dan bimbingannya yang telah diberikan selama ini.

  9. Semua keluargaku yang telah memberikan doa dan kasih sayangnya.

  10. Masku Edi Susanto yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan, tenaga, pikiran, semangat, waktu dan doa serta dengan sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  11. Teman-teman angkatan 2006 jurusan sejarah semuanya. Terima kasih atas motivasi dan persahabatannya selama ini.

  12. Teman-teman Ambarawa 23 dan semua teman-teman yang kenal saya. Terima kasih atas persahabatannya selama ini

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini sudah maksimal tetapi saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Adanya sumber daya manusia di dalam suatu kelompok kerja, memegang peranan yang sangat penting. Tenaga kerja manusia mempunyai potensi yang besar untuk menjalankan aktivitas kelompok kerja. Potensi yang dimiliki manusia dapat digunakan dengan sebaiknya sehingga mampu memberikan hasil kerja yang optimal.

  Demikian dengan dunia pendidikan yang juga membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, karena dunia pendidikan juga berkembang dengan pesat. Salah satu tenaga penunjangnya adalah tenaga guru yang kompeten dan profesional. Sekolah, guru dan siswa merupakan tiga hal yang saling membutuhkan. Jika guru berhasil membawa kemajuan bagi sekolah dan siswa, keuntungan yang diperoleh akan dipetik oleh ketiganya. Bagi guru, keberhasilan merupakan aktualisasi potensi diri dan sekaligus peluang untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Bagi siswa, keberhasilan merupakan prestasi yang semakin meningkat dan membaik. Sedangkan bagi sekolah, keberhasilan merupakan Demikian dengan dunia pendidikan yang juga membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, karena dunia pendidikan juga berkembang dengan pesat. Salah satu tenaga penunjangnya adalah tenaga guru yang kompeten dan profesional. Sekolah, guru dan siswa merupakan tiga hal yang saling membutuhkan. Jika guru berhasil membawa kemajuan bagi sekolah dan siswa, keuntungan yang diperoleh akan dipetik oleh ketiganya. Bagi guru, keberhasilan merupakan aktualisasi potensi diri dan sekaligus peluang untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Bagi siswa, keberhasilan merupakan prestasi yang semakin meningkat dan membaik. Sedangkan bagi sekolah, keberhasilan merupakan

  Sementara itu dunia pendidikan sekarang ini sedang menghadapi dua tantangan utama. Pertama, perubahan kurikulum yang semula berpatokan pada kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan berubah lagi menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sekarang sudah mulai diterapkan di sekolah- sekolah. Perubahan yang cepat dalam dunia pendidikan menuntut kesiapan yang jauh lebih tinggi dari guru dalam hal keahlian dan keterampilan mengolah materi serta pembuatan program pengajaran yang mantap. Keinginan mengubah suatu kurikulum yang telah berjalan selama bertahun-tahun bukanlah hal yang mudah, mengingat sarana dan prasarana sekolah berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain sehingga menghambat penerapan kurikulum baru. Selain itu kesiapan anak didik dalam mengikuti program kurikulum yang baru itu masih kurang. Kedua, terbukanya persaingan di bidang pendidikan tanpa terhalang jarak, ruang dan waktu yang menuntut sekolah harus lebih maju dan mampu bersaing dengan sekolah lain baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk menghadapi dua tantangan ini, maka pihak sekolah perlu untuk menuntut kinerja yang lebih tinggi Sementara itu dunia pendidikan sekarang ini sedang menghadapi dua tantangan utama. Pertama, perubahan kurikulum yang semula berpatokan pada kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan berubah lagi menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sekarang sudah mulai diterapkan di sekolah- sekolah. Perubahan yang cepat dalam dunia pendidikan menuntut kesiapan yang jauh lebih tinggi dari guru dalam hal keahlian dan keterampilan mengolah materi serta pembuatan program pengajaran yang mantap. Keinginan mengubah suatu kurikulum yang telah berjalan selama bertahun-tahun bukanlah hal yang mudah, mengingat sarana dan prasarana sekolah berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain sehingga menghambat penerapan kurikulum baru. Selain itu kesiapan anak didik dalam mengikuti program kurikulum yang baru itu masih kurang. Kedua, terbukanya persaingan di bidang pendidikan tanpa terhalang jarak, ruang dan waktu yang menuntut sekolah harus lebih maju dan mampu bersaing dengan sekolah lain baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk menghadapi dua tantangan ini, maka pihak sekolah perlu untuk menuntut kinerja yang lebih tinggi

  Guru sebagai pemegang kunci (key person) sangat menentukan proses keberhasilan siswa. Sebagai key person guru harus melaksanakan perilaku- perilaku mengenai: (1) kejelasan dalam menyampaikan informasi secara verbal maupun non verbal, (2) kemampuan guru dalam membuat variasi tugas dan tingkah lakunya, (3) sifat hangat dan antusias guru dalam berkomunikasi, (4) perilaku guru yang berorientasi pada tugasnya saja tanpa merancukan dengan hal-hal yang bukan merupakan tugas keguruannya, (5) kesalahan guru dalam menggunakan gagasan- gagasan yang dikemukakan siswa dan pengarahan umum secara tidak langsung, (6) perilaku guru yang berkaitan dengan pemberian kesempatan kepada siswanya dalam mempelajari tugas yang ditentukan, (7) perilaku guru dalam memberikan komentar-komentar yang terstruktur, (8) perilaku guru dalam menghindari kritik yang bersifat negatif terhadap siswa, (9) perilaku guru dalam membuat variasi keterampilan bertanya, (10) kemampuan guru dalam menentukan tingkat kesulitan pengajarannya, dan (11) kemampuan guru mengalokasikan waktu mengajarnya sesuai dengan alokasi waktu-waktu dalam perencanaan suatu pelajaran.

  Berdasarkan uraian di atas, konsep kinerja guru dapat diartikan sebagai kemampuan dasar melaksanakan tugas keguruan yang dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan atau mengolah proses belajar mengajar dan kemampuan menilai proses belajar mengajar (Hasibuan dan Mujiono, 1991:40). Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi- kompetensi guru yang setiap guru harus menguasai dan terampil melaksanakan pekerjaan mengajar tersebut. Tidak semua orang Berdasarkan uraian di atas, konsep kinerja guru dapat diartikan sebagai kemampuan dasar melaksanakan tugas keguruan yang dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan atau mengolah proses belajar mengajar dan kemampuan menilai proses belajar mengajar (Hasibuan dan Mujiono, 1991:40). Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi- kompetensi guru yang setiap guru harus menguasai dan terampil melaksanakan pekerjaan mengajar tersebut. Tidak semua orang

  Menurut Mulyasa (2007:5) guru juga menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.

  Observasi awal di lapangan menunjukkan bahwa tahap perencanaan guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo sudah berkualifikasi baik. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan dua orang guru sejarah yang mengatakan bahwa guru sejarah selalu menyusun dan memiliki perangkat pembelajaran seperti Prota, Promes, Silabus, RPP dan sebagainya. Walaupun tahap perencanaan guru sudah baik, tetapi belum tentu dilaksanakan oleh guru. Misalnya sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa peneliti mengatakan bahwa tahap perencanaan guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo sudah baik.

  Ada faktor lain yang membuat hasil belajar siswa baik yaitu kebiasaan belajar siswa dan input sekolah yang baik.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Probolinggo karena berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa guru-guru sejarah sudah membuat perencanaan pembelajaran dengan baik tetapi belum dilaksanakan dengan baik pula oleh guru, namun hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah baik. Hal ini dikarenakan kebiasaan belajar siswa yang baik dan input sekolah yang juga baik. Masalah yang terjadi di SMA Negeri 1 Probolinggo ini adalah dalam perencanaan pembelajaran guru sudah baik namun belum baik dalam pelaksanaannya dan hasil belajar siswa juga baik. Padahal ketika guru sejarah melaksanakan proses pembelajaran belum maksimal. Inilah yang menjadi pertanyaan mengapa bisa demikian. Penelitian ini dilakukan dikelas XI dan XII IS dan guru yang diteliti berjumlah dua orang karena satu orang guru mengajar di kelas X yang belum penjurusan.

  Adapun alasan memilih sekolah ini sebagai subjek penelitian adalah SMA Negeri 1 Probolinggo merupakan salah satu sekolah unggulan dari keempat sekolah SMA Negeri di Kota Probolinggo. Sekolah ini memiliki tiga orang guru sejarah yang memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidangnya, tetapi yang diambil sebagai subjek penelitian hanya dua orang guru karena satu guru mengajar di kelas X yang belum penjurusan.

  yang cukup luas dan memadai. Selain itu SMA Negeri 1 Probolinggo juga memiliki fasilitas penunjang seperti ruang perpustakaan, Laboratorium IPA, Laboratorium komputer, ruang multimedia, Lapangan basket dan lain-lain. Semua guru pengajar telah berijazah Strata 1 (S1) sesuai dengan syarat yang tercantum dalam Undang- Undang Guru dan Dosen. Keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa terlihat ketika terjadi proses pembelajaran di kelas, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran yang terlihat dari berbagai sikap yang ditunjukkan siswa seperti siswa yang mengobrol sendiri dengan teman- temannya. Walaupun ketika di kelas siswa sering menunjukkan sikap yang cuwek terhadap guru yang mengajar, namun di luar kelas siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik di mana siswa sudah bisa mengakses internet sehingga siswa bisa menambah wawasan materi secara mandiri.

  Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah dalam memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru, baik itu melalui penataran maupun pelatihan, namun usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang berarti. Penataran dan pelatihan yang selama ini dilakukan dalam berbagai bentuk dan materi memang memiliki legitimasi akademik yang tinggi dalam inservice training. Penataran dan pelatihan saja tidak mampu melakukan perubahan secara menyeluruh terhadap perbaikan kinerja guru. Peningkatan pendidikan guru dan Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah dalam memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru, baik itu melalui penataran maupun pelatihan, namun usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang berarti. Penataran dan pelatihan yang selama ini dilakukan dalam berbagai bentuk dan materi memang memiliki legitimasi akademik yang tinggi dalam inservice training. Penataran dan pelatihan saja tidak mampu melakukan perubahan secara menyeluruh terhadap perbaikan kinerja guru. Peningkatan pendidikan guru dan

  

  Hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Arsy (2007) yang merupakan skripsi di Universitas Negeri Malang dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Malang”. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi kompetensi profesional dan motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang guru akan semakin meningkat efektifitas kinerjanya. Motivasi dan kompetensi profesional guru berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Malang.

  Hal tersebut memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Rafsanjani (2008) yang merupakan skripsi di Universitas Negeri Malang dengan judul “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMA se-Kota Malang”. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kompetensi profesional dan motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang guru akan semakin meningkatkan kinerjanya. Terbukti pula bahwa ada pengaruh positif signifikan antara kompetensi profesional dan motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntansi SMA se-Kota Malang.

  Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan selama ini belum pernah ada yang melakukan penelitian tentang hubungan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa khususnya di SMA Negeri 1 Probolinggo. Di kota Probolinggo terdapat empat SMA Negeri, namun yang memiliki prestasi lebih baik adalah SMA Negeri 1 Probolinggo dibandingkan dengan SMA yang lain. Sebagian besar penelitian terdahulu adalah tentang pengaruh kompetensi profesional dan motivasi terhadap kinerja guru sedangkan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo. Itulah yang membedakan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul “Hubungan antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  3. Bagaimana hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo?

  4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri I Probolinggo?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

  untuk:

  1. Mengetahui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo

  2. Mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo

  3. Mengetahui hubungan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri I Probolinggo

  4. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah di SMA Negeri I Probolinggo

D. Kegunaan Penelitian D. Kegunaan Penelitian

  2. Secara praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:

  a. Bagi peneliti

  Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman secara langsung kepada peneliti sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru sejarah dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Probolinggo

  b. Bagi guru

  Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru-guru untuk lebih meningkatkan tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan semaksimal mungkin

  c. Bagi lembaga pendidikan sekolah

  Sebagai salah satu sumber informasi dan evaluasi untuk mengetahui tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru

  d. Bagi Universitas Negeri Malang

  Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Universitas Negeri Malang agar bisa lebih meningkatkan kualitas tenaga pengajarnya terutama dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sekaligus sebagai acuan bagi

E. Ruang Lingkup Penelitian

  Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

  a. Subjek dalam penelitian ini adalah guru sejarah di SMA Negeri 1 Probolinggo yang berjumlah dua orang, kepala sekolah dan siswa.

  b. Lokasi penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Probolinggo, yang beralamat di jalan Soekarno Hatta 137 Probolinggo.

  c. Fokus Penelitian

  Fokus penelitian ini terdiri dari variabel dan dikembangkan menjadi sub variabel kemudian dijabarkan indikator-indikator. Fokus penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

  Table 1.1 Fokus Penelitian

  Teknik

  No Variabel

  Sub variable

  Indikator

  Pengumpulan Data

  1 Perencanaan

  Pembuatan RPP

  1. Identitas mata pelajaran

  Pedoman observasi

  Pembelajaran

  2. Standar Kompetensi

  dan kajian dokumen

  3. Kompetensi Dasar 4. Indikator pencapaian

  kompetensi 5. Tujuan pembelajaran 6. Materi ajar 7. Alokasi waktu 8. Metode pembelajaran 9. Kegiatan pembelajaran

  (pendahuluan, inti, penutup)

  10. Penilaian hasil belajar 11. Sumber belajar

  (Permenpen Nomor 41 tahun 2007) (Permenpen Nomor 41 tahun 2007)

  1. Penguasaan kelas 2. Penguasaan materi 3. Penguasaan dan

  penggunaan Bahasa Indonesia

  4. Penggunaan metode 5. Pemanfaatan media

  pembelajaran sumber belajar

  6. Alokasi waktu

  c.Penutup

  1. Refleksi 2. Membuat kesimpulan 3. Pemberian tugas

  (UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru Dosen dan SK Mendikbud No.25 Tahun 1995)

  3 Hasil belajar

  Aspek kognitif yang

  1. Pengetahuan atau ingatan Dokumen nilai siswa

  berkenaan dengan

  siswa

  hasil tes yang

  hasil belajar

  2. Pemahaman siswa

  dilaksanakan oleh

  intelektual yang

  3. Menerangkan sesuatu

  guru

  terdiri dari enam

  untuk menghadapi

  aspek yaitu:

  masalah yang nyata dan

  1. Pengetahuan atau

  baru

  ingatan

  4. Kemampuan siswa dalam

  5. Kesimpulan yang

  4. Analisis

  dikemukakan siswa

  5. Sintesis

  6. Pendapat yang

  6. Evaluasi

  dikemukakan siswa

  (Dimyati,2002:25)

  4 Faktor-faktor yang

  Faktor pendukung

  dan penghambat

  2.Prestasi kerja

  perencanaan dan

  perencanaan dan

  3.Tanggung jawab

  5.Kejujuran 6.Kerja sama 7.Prakarsa 8.Kepemimpinan

  (Sastrohadiwiryo, 2002:235) (Sastrohadiwiryo, 2002:235)

  Negeri I Probolinggo adalah dengan melakukan kajian dokumen mengenai pembuatan RPP guru sejarah dan observasi langsung dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil belajar hanya dilihat dari segi kognitif saja karena hanya dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan oleh guru.

F. Penjelasan Istilah

  Agar ada persamaan persepsi mengenai permasalahan yang akan dibahas, maka akan ditegaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Adapaun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa menjadi berubah ke arah yang lebih baik (Darsono 2002:24).

  2. Perencanaan pembelajaran Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permenpen RI

  (UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru, Dosen dan SK Mendikbud No.25 Tahun 1995).

  4. Hasil belajar

  Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru (Dimyati dan Mudjiono, 1994: 18).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

  Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujun pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga computer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik,1994:57). Sedangkan menurut Darsono (2002:24) pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa menjadi berubah ke arah yang lebih baik.

2. Ciri-ciri Pembelajaran

  Hamalik (1994:65-66) berpendapat bahwa ada tiga cirri khas yang Hamalik (1994:65-66) berpendapat bahwa ada tiga cirri khas yang

  

  c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Tujuan utama sistem pembelajaran adalah agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.

  Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono (2002:24) yaitu sebagai berikut :

  a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

  b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.

  c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa. d.Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menyenangkan bagi siswa.

  e. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.

  pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru menurut Ornstein 1990 (dalam Mulyasa, 2007:223-224) keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area yaitu: (1) pengetahuan guru terhadap bidang studi (subject matter knowledge), yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut; (2) pengetahuan guru terhadap sistem tindakan (action system knowledge), yang ditekankan pada aktivitas guru seperti mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik serta mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar. Kedua pengetahuan tersebut diperlukan guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang efektif.

2. Perencanaan Pembelajaran

  Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permenpen RI nomor

  41 Tahun 2007)

  a. Silabus

  Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata

  b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

  RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

  Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007, RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk

  1. Identitas mata pelajaran

  Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, programprogram keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

  2. Standar Kompetensi

  Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan semester pada suatu mata pelajaran

  3. Kompetensi Dasar

  Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

  4. Indikator pencapaian kompetensi

  Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

  5. Tujuan pembelajaran

  Tujuan pembelajaran menggambarkan proes dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

  7. Alokasi waktu

  Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

  8. Metode Pembelajaran

  Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

  9. Kegiatan Pembelajaran

  a. Pendahuluan

  Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu perttemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

  b. Inti

  Kegiatan ini merupakan proses pembelajarn untuk mencapai KD.

  c. Penutup

  Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menggakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

  11.Sumber belajar

  Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajarn, dan indikator pencapaian kompetensi. (Permenpen RI Nomor 41 tahun 2007) Prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut:

  1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memerhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, danatau lingkungan peserta didik.

  2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

  3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

  4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,

  6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Permenpen RI Nomor 41 Tahun 2007).

  Mulyasa (2007:224-226) mengemukakan bahwa langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran.

  2. Mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

  3. Menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengelaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan.

  Syafi’ie (2006:21) berpendapat bahwa ada tiga pertanyaan dalam penyususnan perencanaan pengajaran, yaitu: (1) ke manakah kita mengarahkan pengajaran itu? (2) bagaimana kita dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan itu? Dan (3) bagaiman kita dapat mengetahui bahwa tujuan pengajaran telah tercapai. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran sangat penting untuk memperlancar tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas agar berjalan secara efektif dan efisien.

C. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

  a. Rombongan belajar Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:

  1. SDMI

  : 28 peserta didik

  2. SMPMT : 32 peserta didik

  3. SMAMA : 32 peserta didik

  4. SMKMK : 32 peserta didik

  b. Beban kerja minimal guru

  1. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas 1. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas

  1. Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolahmadrasah dipilih melalui rapat guru dengan mempertimbangkan komite sekolahmadrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan.

  2. Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per mata pelajaran

  3. Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya

  4. Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolahmadrasah.

  d. Pengelolaan kelas

  1. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik

  dan mata pelajaran serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.

  2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus

  dapat di dengar dengan baik oleh peserta didik

  3. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik

  4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan

  kemampuan belajar peserta didik

  5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan

  7. Guru menghargai pendapat peserta didik

  8. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi

  9. Pada setiap awal semester guru menyampaikan silabus

  10. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang di jadwalkan. (Permenpen RI Nomor 41 Tahun 2007).

2. Pelaksanaan Pembelajaran

  Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Menurut UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru, Dosen dan SK Mendikbud No.25 Tahun 1995 pelaksanaan pembelajaran meliputi:

  a. Kegiatan awal (membuka pelajaran). Aspek-aspek yang diamati dalam kegiatan awal adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan kegiatan yang menarik perhatian peserta didik untuk

  menumbuhkan kesiapan belajar dan keinginan untuk belajar lebih lanjut

  2. Memotivasi peserta didik, membangkitkan semangat dan minat peserta

  didik untuk siap menerima pelajaran

  3. Memberikan acuan materi yang akan dibahas: guru terlebih dahulu

  memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis besar materi yang akan disampaikan

  4. Menyampaikan pertanyaan dengan mengaitkan topik yang akan dipelajari

  5. Meminta siswa bertanya

  b. Kegiatan inti. Aspek-aspek yang diamati dalam kegiatan inti adalah sebagai berikut:

  1. Penguasaan kelas

  2. Penguasaan materi

  3. Penguasaan dan penggunaan Bahasa Indonesia

  4. Penggunaan metode

  5. Pemanfaatan media pembelajaransumber belajar

  6. Alokasi waktu

  c. Kegiatan akhir (penutup). Aspek-aspek yang diamati dalam kegiatan akhir adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

  2. Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan

  3. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas (UU

  RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru, Dosen dan SK Mendikbud No.25 Tahun 1995) Sedangkan menurut Permenpen RI Nomor 41 Tahun 2007, pelaksanaan

  pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

  1. Kegiatan pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 1. Kegiatan pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

  d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus

  2. Kegiatan inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

  a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

  1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang materi yang akan di pelajari

  2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain

  3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya

  4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

  1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna

  2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

  3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut

  4) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

  c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

  1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

  2) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan

  3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, guru:

  a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau

  kesimpulan pelajaran kesimpulan pelajaran

  remidi, program pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas baik individu maupun kelompok

  e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

  Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Sardiman (1990:23) menyatakan:

  “Belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penampilan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwaraga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik”.

  Belajar juga dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat Belajar juga dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat

  a. Kesiapan, yaitu kapasitas baik fisik, maupun mental untuk melakukan sesuatu.

  b. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu

  c. Tujuan yang ingin dicapai (Ali, 1984:6). Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar yaitu nilai yang

  diperoleh siswa selama kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar akan terlihat apabila individu telah mempunyai sikap dan nilai yang diinginkan. Menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:25) hasil belajar mempunyai pengertian:

  a. Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar

  b. Kemampuan akibat yang dapat diukur langsung

  c. Perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif dan psikomotorik. Rumusan tujuan pendidikan dalam menteri pendidikan nasional menggunakan klasifikasi belajar menurut Bloom yang secara garis besar membagi menjadi 3 yaitu ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Berdasarkan Taksonomi Bloom (Dimyati, 2002:25) aspek kognitif meliputi 6 ranah yaitu sebagai berikut:

  a. Pengetahuan (knowledge) yang mencakup kemampuan mengingat tentang a. Pengetahuan (knowledge) yang mencakup kemampuan mengingat tentang

  c. Penerapan (application) yang mencakup tentang menerangkan suatu metode dan suatu kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

  d. Analisis (analysis) yang merinci satu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

  e. Sintesis (synthesis) yang mencakup untuk membentuk satu pola yang baru.

  f. Evaluasi (evaluation) yang mencakup hal membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria.

2. Hasil Belajar Sejarah

  Dimyati Mudjiono (1994:18) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. Hasil belajar menurut Sudjana (2006:3) adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.

  Horward Kingsley 1977 (dalam Sudjana, 2006:22) membagi tiga macam hasil belajar yakni 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian,

  3) sikap dan cita- cita. Masing- masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan dan 3) sikap dan cita- cita. Masing- masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan dan

  Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat kognitif berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan dan keepatan, (e)gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Hasil belajar sejarah dapat dilihat dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tetapi dalam penelitian ini hasil belajar sejarah hanya diukur dari ranah kognitif yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

  tersebut, yang dirancang dengan model desain evaluasi, yakni evaluasi sumatif, evaluasi formatif, evaluasi reflektif, dan kombinasi ketiga model.

  a. Evaluasi sumatif, ialah suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang dilakukan pada