MEMBUDAYAKAN PROSES DELIBERATIVE DALAM MERUMUSKAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN

V. MEMBUDAYAKAN PROSES DELIBERATIVE DALAM MERUMUSKAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN

Hadirin yang saya hormati,

Dalam menajemen kolaboratif, kebijakan ataupun keputusan yang diambil sedapat-mungkin dibangun dari hasil kesepakatan para pihak yang terlibat. Salah satu model penyusunan kebijakan yang dapat ditempuh adalah model deliberatif (model permusyawaratan). Model deliberatif memusatkan diri pada prosedur untuk menghasilkan suatu kebijakan (Hardiman, 2009). Model deliberatif pada dasarnya terdapat dalam konstitusi negara kita yaitu pada sila keempat Pancasila; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

yang intinya adalah mengedepankan

permusyawatan

perwakilan

untuk mufakat dalam pengambilan keputusan sebagai perwujudan dari demokrasi. Unsur utama yang penting disini adalah kebijaksanaan, kakuatan akal atau rasionalitas dan bertanggung jawab.

proses

musyawarah

Demokrasi deliberatif menegaskan kebutuhan untuk membenarkan atas keputusan yang diambil. Karakteristik demokrasi deliberatif adalah: 1) memberikan alasan atas keputusan yang diambil dan alasan tersebut harus dapat diterima oleh orang-orang secara bebas dan dalam posisi yang setara, 2) alasan yang diberikan harus dapat diakses oleh semua warga yang terkena dampak dari keputusan tersebut, 3) keputusan yang diambil mengikat untuk jangka waktu tertentu, dan 4) prosesnya bersifat dinamis yang membuka peluang dilakukan kembali dialog bilamana terdapat kritik atas keputusan tersebut (Gutmann and Thompson, 2004). Model deliberatif tentunya akan menyita banyak waktu, akan tetapi jika keputusan yang diambil mendapatkan legitimasi dari masyarakat maka akan memudahkan dalam tahap implementasinya.

Dalam demokrasi deliberatif harus terjadi authentic dialogue (dialog autentik) yang didasarkan pada kesadaran terhadap karakteristik perserta yang memiliki beragam kepentingan dan Dalam demokrasi deliberatif harus terjadi authentic dialogue (dialog autentik) yang didasarkan pada kesadaran terhadap karakteristik perserta yang memiliki beragam kepentingan dan

Dalam proses dialog autentik akan terjadi 1) pertukaran (reciprocity) yaitu sebuah kesepakatan yang adil antar peserta sehingga apa yang mereka peroleh seimbang dengan apa yang mereka berikan, 2) hubungan yang baik (relationships) yaitu bentuk hubungan baru antara peserta yang menjadi modal sosial bagi keberlangsungan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Hubungan yang baik maka akan memungkinkan dialog yang lebih terbuka dan saling menghormati kepentingan masing-masing, 3) pembelajaran (learning) yaitu suatu proses dimana peserta tidak hanya mendengarkan dan menjawab pertanyaan tetapi juga mengungkapkan pendapat dan skenario pemecahan suatu masalah, dan 4) kreativitas (creativity) yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah atau menemukan suatu solusi dalam suatu diskusi. Jika proses dialog autentik berjalan dengan baik, maka pada tataran implementasi akan dihasilkan empat perubahan. Pertama, perubahan identitas bersama (shared identities) yaitu terjadinya penggabungan identitas individu menjadi identitas bersama sebagai pemangku kepentingan. Kedua, perubahan makna bersama (share meanings), yaitu sebuah makna baru bersama yang lebih mudah untuk dipahami oleh pemangku kepentingan. Ketiga, sebuah heuristik baru (new heuristics) yaitu kemauan untuk mendengarkan orang lain, Dalam proses dialog autentik akan terjadi 1) pertukaran (reciprocity) yaitu sebuah kesepakatan yang adil antar peserta sehingga apa yang mereka peroleh seimbang dengan apa yang mereka berikan, 2) hubungan yang baik (relationships) yaitu bentuk hubungan baru antara peserta yang menjadi modal sosial bagi keberlangsungan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Hubungan yang baik maka akan memungkinkan dialog yang lebih terbuka dan saling menghormati kepentingan masing-masing, 3) pembelajaran (learning) yaitu suatu proses dimana peserta tidak hanya mendengarkan dan menjawab pertanyaan tetapi juga mengungkapkan pendapat dan skenario pemecahan suatu masalah, dan 4) kreativitas (creativity) yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah atau menemukan suatu solusi dalam suatu diskusi. Jika proses dialog autentik berjalan dengan baik, maka pada tataran implementasi akan dihasilkan empat perubahan. Pertama, perubahan identitas bersama (shared identities) yaitu terjadinya penggabungan identitas individu menjadi identitas bersama sebagai pemangku kepentingan. Kedua, perubahan makna bersama (share meanings), yaitu sebuah makna baru bersama yang lebih mudah untuk dipahami oleh pemangku kepentingan. Ketiga, sebuah heuristik baru (new heuristics) yaitu kemauan untuk mendengarkan orang lain,

Dalam pengelolaan KHDTK dan TN Babul, proses deliberatif sudah berlangsung yang ditandai oleh adanya diskusi/dialog antara masyarakat dengan pengelola kawasan dalam bentuk focus group discussion (FGD) sampai pada kegiatan seminar dan workshop untuk menggali

mendalam dan upaya pemecahannya. Upaya-upaya seperti ini perlu terus dikembangkan sebab disamping dapat mempererat rasa kebersamaan juga untuk mengantisipasi perkembangan dalam masyarakat yang bersifat dinamis.

permasalahan

secara