VALUASI EKONOMI Hadirin yang saya hormati,

II. VALUASI EKONOMI Hadirin yang saya hormati,

Tujuan pengelolaan sumberdaya hutan adalah untuk mendapatkan manfaat-manfaat penting dari hutan, diantaranya sebagai penghasil kayu dan vegetasi lainnya, satwa liar, tempat rekreasi, mencegah banjir dan erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan mengatur kondisi iklim dan lingkungan hidup (Worrel, 1970). Pengelolaan sumberdaya hutan (SDH) selalu ditujukan untuk memperoleh manfaat, baik manfaat langsung (tangible benefit) maupun manfaat tidak langsung (intangible benefit). Pencapaian tujuan ini berarti memaksimalkan nilai total ekonomi dari kawasan konservasi, bukan hanya penerimaan finansial.

Pemahaman dan pengetahuan tentang penilaian manfaat intangible yang kurang telah mengakibatkan nilai kawasan hutan jauh lebih rendah dari nilai sebenarnya. Sektor kehutanan sampai saat ini masih menghitung besarnya kontribusi hutan terhadap pembangunan berdasarkan manfaat tangible saja, sedangkan manfaat intangible berupa barang atau jasa lingkungan belum dihitung dengan baik. Manfaat tidak langsung (intangible) dari kawasan hutan konservasi antara lain sebagai habitat berbagai jenis mahluk hidup, sumber keanekaragaman hayati, pengatur dan penyedia tata air, penyedia karbon, pengendali erosi dan banjir, pengatur iklim, pengendali keseimbangan ekosistem alam, dan lain sebagainya. Selama ini seringkali suatu ekosistem hanya dinilai dari segi yang dapat dihitung nilai pasarnya saja, sedangkan nilai dan fungsi ekologis kerapkali terabaikan. Untuk memahami manfaat SDH ini maka perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dapat dihasilkan oleh SDH tersebut. Penilaian manfaat barang dan Pemahaman dan pengetahuan tentang penilaian manfaat intangible yang kurang telah mengakibatkan nilai kawasan hutan jauh lebih rendah dari nilai sebenarnya. Sektor kehutanan sampai saat ini masih menghitung besarnya kontribusi hutan terhadap pembangunan berdasarkan manfaat tangible saja, sedangkan manfaat intangible berupa barang atau jasa lingkungan belum dihitung dengan baik. Manfaat tidak langsung (intangible) dari kawasan hutan konservasi antara lain sebagai habitat berbagai jenis mahluk hidup, sumber keanekaragaman hayati, pengatur dan penyedia tata air, penyedia karbon, pengendali erosi dan banjir, pengatur iklim, pengendali keseimbangan ekosistem alam, dan lain sebagainya. Selama ini seringkali suatu ekosistem hanya dinilai dari segi yang dapat dihitung nilai pasarnya saja, sedangkan nilai dan fungsi ekologis kerapkali terabaikan. Untuk memahami manfaat SDH ini maka perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dapat dihasilkan oleh SDH tersebut. Penilaian manfaat barang dan

Nilai merupakan penghargaan atas suatu manfaat bagi orang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Sedangkan penilaian merupakan penetapan atau penentuan bobot atau manfaat suatu barang dan jasa bagi manusia. Jadi penilaian barang dan jasa hutan merupakan penentuan bobot atau manfaat barang dan jasa hutan bagi manusia (David dan Johnson, 1987).

Menurut Fauzi (2004), nilai ekonomi didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Konsep ini disebut keinginan untuk membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan.

Sumberdaya tersebut memberi manfaat-manfaat pada tingkat lokal, nasional dan internasional. Namun, sumberdaya tersebut berada dalam tekanan serius seiring dengan pertumbuhan penduduk setempat dan permintaan nasional terhadap penghasilan devisa. Guna menyempurnakan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan tersebut, maka para pengambil kebijakan dapat menggunakan berbagai metoda valuasi ekonomi untuk mendapatkan nilai yang akurat sumberdaya alam dan lingkungan yang sesungguhnya, terutama dari kawasan konservasi.

Valuasi ekonomi penggunaan sumberdaya alam hingga saat ini telah berkembang pesat. Di dalam konteks ilmu ekonomi sumberdaya dan lingkungan, perhitungan-perhitungan tentang biaya lingkungan sudah cukup banyak berkembang.

Valuasi penting diketahui terutama kalau kita dihadapkan pada pilihan kebijakan dimana pertimbangan ekonomi (moneter) menjadi dasar utama. Kajian ekonomi untuk mengukur kesejahteraan selalu didasarkan pada harga pasar yang berlaku, sementara faktor lingkungan tidak memiliki pasar. Perlu dicari pendekatan perhitungan guna mengkuantifikasi aspek lingkungan baik dari segi manfaat maupun kerugian yang ditimbulkan. Penggunaan valuasi ekonomi penting dilakukan agar aspek lingkungan dipertimbangkan sebagai asset ekonomi sehingga segala bentuk analisis dampak lingkungan yang juga merupakan bagian dari kelayakan suatu pembangunan dapat dilihat untung ruginya dari segi moneter.

Valuasi ekonomi merupakan upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang atau jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan baik atas dasar nilai pasar (market value) maupun nilai non pasar (non market value). Valuasi ekonomi sumberdaya merupakan suatu alat ekonomi (economic tool) yang menggunakan teknik penilaian tertentu untuk mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang diberikan oleh sumberdaya alam dan lingkungan.

Pemahaman tentang konsep ini memungkinkan para pengambil kebijakan untuk menentukan penggunaan yang paling efektif dan efesien terhadap sumberdaya alam dan lingkungan. Mengingat valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan antara lain dapat digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara konservasi sumber daya alam dan pembangunan ekonomi, maka valuasi ekonomi dapat menjadi suatu peralatan penting dalam peningkatan apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan itu sendiri.

Ketidakhadiran pasar tidak berarti bahwa manfaat ekonomi tidak

ada. Preferensi

yang

berkaitan dengan peningkatan berkaitan dengan peningkatan

Terdapat beberapa alasan mengapa penghitungan moneter untuk peningkatan dan penurunan kualitas lingkungan diperlukan. Nilai satuan moneter dapat digunakan untuk menilai tingkat kepedulian seseorang terhadap lingkungan (moneterisasi keinginan atau kesediaan seseorang untuk membayar bagi kepentingan lingkungan). Misalnya, untuk melihat beberapa keinginan untuk membayar

kualitas lingkungan. Perhitungan ini secara langsung mengekspresikan bukan hanya fakta tentang preferensi lingkungan, tetapi juga intensitas terhadap preferensi utamanya. Pada seseorang yang kehilangan manfaat lingkungan, maka permasalahannya dapat disebut sebagai keinginan untuk menerima kompensasi kerugian yang diderita.

Perhitungan moneter dari manfaat dan biaya lingkungan dapat menjadi pendukung untuk keberpihakan terhadap kualitas lingkungan. Misalnya suatu jenis spesies yang menghadapi masalah kelangkaan akibat pembangunan akan dinilai tinggi karena adanya ekspresi moneter yang menunjang terhadap hal tersebut. Penghitungan moneter dapat digunakan sebagai dasar pembanding secara kuantitatif terhadap beberapa alternatif pilihan dalam memutuskan suatu kebijakan tertentu atau dalam hal pemanfaatan dana.

Tietenberg (1998) dan Turner dan Pearce (1991) menyatakan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan mempunyai nilai guna langsung yang dapat dihitung dengan menggunakan metoda-metoda perhitungan tradisional, nilai guna tidak langsung, nilai masa depan dan nilai manfaat non-konsumtif. Dalam hal kawasan konservasi, nilai Tietenberg (1998) dan Turner dan Pearce (1991) menyatakan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan mempunyai nilai guna langsung yang dapat dihitung dengan menggunakan metoda-metoda perhitungan tradisional, nilai guna tidak langsung, nilai masa depan dan nilai manfaat non-konsumtif. Dalam hal kawasan konservasi, nilai

Proses-proses ekologi juga memberikan manfaat global, karena hutan tropis dapat menyerap karbondioksida dan mengendalikan perubahan iklim. Mekanisme pasar tidak merefleksikan nilai-nilai guna non-konsumtif tersebut. Namun, nilai guna tak langsung ini terlihat secara nyata bahwa terdapat suatu keterkaitan yang jelas antara kawasan konservasi dan pembangunan ekonomi nasional, regional maupun

lokal. Nilai guna pilihan meliputi manfaat-manfaat sumberdaya alam dan lingkungan yang disimpan atau dipertahankan untuk kepentingan yang akan datang (seperti sumberdaya hutan yang dibiarkan untuk tidak ditebang karena akan digunakan di masa yang akan datang) dan produk-produk lainnya seperti sumberdaya genetik dari hutan tropis untuk kepentingan di masa depan. Pada umumnya, produk- produk yang belum diketahui tersebut tidak memiliki nilai pasar pada saat ini. Nilai guna non-konsumtif meliputi nilai keberadaan dan nilai yang dapat diwariskan. Nilai keberadaan adalah nilai yang diberikan oleh masyarakat atas manfaat spiritual, estetika dan budaya dari lokal. Nilai guna pilihan meliputi manfaat-manfaat sumberdaya alam dan lingkungan yang disimpan atau dipertahankan untuk kepentingan yang akan datang (seperti sumberdaya hutan yang dibiarkan untuk tidak ditebang karena akan digunakan di masa yang akan datang) dan produk-produk lainnya seperti sumberdaya genetik dari hutan tropis untuk kepentingan di masa depan. Pada umumnya, produk- produk yang belum diketahui tersebut tidak memiliki nilai pasar pada saat ini. Nilai guna non-konsumtif meliputi nilai keberadaan dan nilai yang dapat diwariskan. Nilai keberadaan adalah nilai yang diberikan oleh masyarakat atas manfaat spiritual, estetika dan budaya dari