Tabel 13. Skor Rataan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
No Parameter
Skor yang Diharapkan
Skor Rataan yang Diperoleh
Ketercapaian
1 Merupakan
Kebutuhan Sehari-hari
5 4.43
88.6
2 Kebiasaan
5 4.13
82.6 3
Dorongan Orang Lain
5 1.93
38.6 4
Dorongan Anggota
Keluarga 5
2.00 40
5 Harga
5 4.60
92 6
Kualitas Baik 5
3.27 65.4
7 Promosi
Dorongan Penjual 5
2.07 41.4
8 Mudah Diperoleh
5 4.40
88 9
Sesuai dengan pendapatan
5 4.17
83.4 10
Jumlah Anggota Keluarga
5 3.83
75.4
Jumlah 50
3.48 69.66
Sumber : Analisis Data Lampiran 2 Berdasarkan tabel 13 diatas dapat diambil beberapa kesimpulan dari parameter
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian minyak goreng curah. Berdasarkan hasil parameter perilaku pembelian konsumen
terhadap minyak goreng curah, dapat kita ketahui bahwa parameter harga, kebutuhan sehari-hari, dan mudah diperoleh menjadi alasan utama mengapa
minyak goreng curah dibeli oleh responden. Hal ini bisa kita dilihat dari jumlah persentase jawaban yang diperoleh yaitu : 92 , 88.6 dan 88 sehingga .
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu per satu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian minyak goreng curah.
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan Sehari-hari
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter kebutuhan sehari-hari rataan skor yang diperoleh yaitu 4.43 dengan persentase ketercapaian 88.6 dari skor 5 yang
diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena telah menjadi kebutuhan sehari-hari seperti untuk memasak
lauk pauk menggunakan minyak goreng jenis curah ini. Disamping untuk memasak lauk pauk yang dikonsumsi untuk rumah tangga sendiri, minyak goreng
curah ini juga digunakan untuk berjualan. Oleh karena itu, parameter kebutuhan sehari-hari menjadi faktor utama kenapa responden membeli minyak goreng
curah.
Kebiasaan
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter kebiasaan rataan skor yang diperoleh yaitu 4.13 dengan persentase ketercapaian 82.6 dari skor 5 yang
diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena telah menjadi kebiasaan sehingga jika mereka butuh minyak
goreng maka minyak goreng curah inilah yang dibeli oleh responden. Oleh karena itu parameter kebiasaan menjadi faktor pendorong yang mempengaruhi perilaku
konsumen membeli minyak goreng curah.
Dorongan dari Orang Lain
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter dorongan dari orang lain rataan skor yang diperoleh yaitu 1.93 dengan persentase ketercapaian 38.6 dari skor 5 yang
diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden dalam melakukan kegiatan pembelian minyak goreng curah tidak ada dorongan dari orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Dorongan Anggota Keluarga
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter dorongan anggota keluarga rataan skor yang diperoleh yaitu 2.0 dengan persentase ketercapaian 20 dari skor 5
yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden dalam melakukan kegiatan pembelian minyak goreng curah tidak ada dorongan dari anggota
keluarga baik dari suami atau dari anggota keluarga lainnya.
Harga
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter harga rataan skor yang diperoleh yaitu 4.60 dengan persentase ketercapaian 92 dari skor 5 yang diharapkan.
Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena harganya yang lebih murah daripada minyak goreng bermerek. Walaupun
harga minyak goreng curah hanya sedikit lebih murah daripada minyak goreng bermerek tetapi responden tetap membeli minyak goreng curah dengan tujuan
untuk meminimalkan biaya belanja rumah tangga. Ini bisa kita lihat perbedaan harga yang tipis antara minyak goreng curah dan minyak goreng bermerek, untuk
minyak goreng curah harganya sekitar Rp10.500Kg dan minyak goreng bermerek harganya sekitar 13.800Kg, dapat kita lihat harga minyak goreng curah lebih
murah Rp3300 per kilonya daripada harga minyak goreng bermerek per kilonya. Dengan selisih harga yang lebih murah yakni Rp.3300Kg inilah yang
menyebabkan konsumen membeli minyak goreng curah. Oleh karena itu, parameter harga menjadi faktor utama kenapa konsumen membeli minyak goreng
curah.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas Baik
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter kualitas baik skor yang diperoleh yaitu 3.27 dengan persentase ketercapaian 65.4 dari skor 5 yang diharapkan.
Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah tidak karena kualitasnya yang baik. Menurut responden, minyak goreng curah ini
cepat berubah warna menjadi hitam untuk dua kali pemakaian. Selain itu responden juga mengetahui kolesterol minyak goreng curah tinggi. Namun
responden tidak terlalu peduli dengan hal ini. Oleh karena itu, parameter kualitas baik tidak menjadi alasan konsumen membeli minyak goreng curah.
Dorongan Penjual
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter dorongan penjual skor yang diperoleh yaitu 2.07 dengan persentase ketercapaian 41.4 dari skor 5 yang
diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah tidak karena dorongan dari penjual atau pun dorongan yang lain
seperti promosi. Ini dikarenakan memang minyak goreng curah tidak ada strategi pemasaran dengan cara iklan atau promosi. Oleh karena itu, parameter promosi
dorongan penjual tidak menjadi alasan konsumen membeli minyak goreng curah.
Mudah Diperoleh
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter mudah diperoleh skor yang diperoleh yaitu 4.40 dengan persentase ketercapaian 88 dari skor 5 yang
diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena mudah diperoleh. Selain bisa diperoleh di pasar, minyak
goreng curah ini juga selalu tersedia di warung terdekat tempat tinggal responden.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, parameter mudah diperoleh menjadi faktor utama kenapa konsumen membeli minyak goreng curah.
Sesuai dengan Pendapatan
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter sesuai dengan pendapatan skor yang diperoleh yaitu 4.17 dengan persentase ketercapaian 83.4 dari skor 5 yang
diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena sesuai dengan pendapatan. Jika responden merasa belanja
rumah tangga sedikit berlebih maka responden membeli minyak goreng bermerek dan jika responden merasa belanja rumah tangga cukup maka responden membeli
minyak goreng curah. Disini dapat kita lihat responden mengkombinasikan membeli minyak goreng curah dan bermerek. Oleh karena itu, parameter sesuai
dengan pendapatan hanya menjadi faktor pendorong konsumen membeli minyak goreng curah.
Jumlah Anggota Keluarga
Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter jumlah anggota keluarga skor yang diperoleh yaitu 3.77 dengan persentase ketercapaian 76.6 dari skor 5 yang
diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, responden membeli minyak goreng curah karena jumlah anggota keluarga. Dikarenakan jumlah anggota
keluarga yang banyak, responden membeli minyak goreng curah ini dengan tujuan untuk mengecilkan belanja rumah tangga. Ini disebabkan responden
membutuhkan minyak goreng yang cukup banyak untuk memasak lauk pauk anggota keluarga.. Oleh karena itu parameter jumlah anggota keluarga menjadi
faktor pendorong kenapa konsumen membeli minyak goreng curah.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Umur dan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Perilaku Konsumen
Umur
Umur konsumen merupakan salah satu faktor karakteristik pribadi yang memiliki kaitan erat dengan cara pandang dan berpikir serta perilaku. Selera akan makanan,
pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur.Tabel 14 berikut akan memperlihatkan hubungan antara umur dengan perilaku konsumen
dalam membeli minyak goreng curah.
Tabel 14. Hubungan Umur dengan Perilaku Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng curah.
No Umur
Skor Perilaku Konsumen Jumlah
9-22 23-36
37-50
1 25-35
4 13.3 1 3.3
5 16,7 2
36-46 10 33.3
3 10 13 43.3
3 47-57
10 20 2 20
12 40
Jumlah
24 80 6 20
30 100
Sumber : Analisis Data Lampiran 2 Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 1 responden konsumen 13.3
pada kelompok umur 25-35 yang memiliki skor perilaku 37-50. Terdapat 3 responden konsumen 20 pada kelompok umur 36-46 yang memiliki skor
perilaku 37-50. Terdapat 6 responden konsumen 20 pada kelompok umur 47- 57 yang memiliki skor perilaku 37-50.
Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara umur dengan perilaku konsumen minyak goreng curah digunakan alat bantu SPSS 16. Dari hasil analisis diperoleh
signifikansi sebesar 0.226 lampiran 4. Nilai ini α
0.05
. Dengan kriteria ini dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa H diterima dan H
1
ditolak artinya tidak terdapat hubungan tingkat umur dengan tingkat perilaku konsumen membeli minyak goreng curah.
Ini berarti untuk membeli minyak goreng curah tidaklah ditentukan oleh umur karena minyak goreng curah ini adalah termasuk kebutuhan sembako sehingga
bisa dibeli siapa saja dari berbagai tingkat umur.
Tingkat Pendidikan
Perubahan dalam perilaku individual digambarkan oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki konsumen akan menunjukkan wawasan
dan tingkat pengetahuan dalam pengambilan keputusan. Tabel 15 berikut akan memperlihatkan hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen
dalam membeli minyak goreng curah.
Tabel 15. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng Curah
No Tingkat
Pendidikan Skor Perilaku Konsumen
Jumlah
9-22 23-36
37-50
1 SD
5 16.7 2 6.7
7 23,4 2
SMP 11 36.7
3 10 14 46.7
3 SMA
6 20 1 3.4
7 23.4 4
Diploma Sarjana
2 6.7 2 6.7
Jumlah 24 80
6 20 30 100
Sumber : Analisis Data Lampiran 2 Dari tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 2 responden konsumen 6.7
pada tingkat pendidikan SD yang memiliki skor perilaku 37-50. Terdapat 3 responden konsumen 10 pada tingkat pendidikan SMP yang memiliki skor
Universitas Sumatera Utara
perilaku 37-50. Terdapat 1 responden konsumen 3.4 pada tingkat pendidikan SMA yang memiliki skor perilaku 37-50. Tidak terdapat responden konsumen
yang memiliki skor perilaku 37-50 pada tingkat pendidikan Diploma Sarjana. Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
konsumen minyak goreng curah digunakan alat bantu SPSS 16. Dari hasil diperoleh signifikansi sebesar 0.051 lampiran 4. Nilai ini α
0.05
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H
diterima dan H
1
ditolak artinya tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat perilaku konsumen membeli minyak
goreng curah. Ini berarti untuk membeli minyak goreng curah tidaklah ditentukan dari tingkat pendidikan. Ini dikarenakan minyak goreng curah tersebut telah
menjadi kebutuhan sehari-hari oleh responden konsumen.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Pembelian Minyak Goreng Curah
Secara teoritis diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian minyak goreng curah adalah harga minyak goreng curah, pendapatan,
jumlah tanggungan dan selera. Namun untuk variabel selera sulit diukur pengaruhnya terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah sehingga variabel
selera tidak dimasukkan ke dalam variabel bebas. Oleh karena itu variabel- variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga minyak goreng
curah X1, pendapatan X2, dan jumlah tanggungan X3. Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap jumlah
pembelian minyak goreng curah maka dilakukan analisis regresi linier berganda. Jumlah pembelian menjadi variabel terikat Y sedangkan harga minyak goreng
Universitas Sumatera Utara
curah, pendapatan, dan tanggungan menjadi variabel bebas X. Sebelum dianalisis maka variabel tersebut perlu diuji dengan uji asumsi klasik.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila data menyebar di
sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya. Dapat kita lihat gambar grafik sebaran data berikut ini :
Gambar 2. Garis Normal Plot
Dengan melihat tampilan gambar grafik normal plot diatas terlihat titik menyebar dekat di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
Universitas Sumatera Utara
diagonal. Ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena telah memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinearitas Dengan melihat tabel Coefficient masing-masing variabel bebas terdapat nilai VIF
dan Tolerance. Gejala multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,1. Pada variabel harga, pendapatan dan tanggungan masing-masing
nilai VIF nya sebesar 1,590; 1,451; 1,568. 10. Sedangkan masing-masing nilai Tolerance nya sebesar 0,629; 0,689; 0,638 0,1 lampiran 5. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa gejala multikolinearitas tidak terdapat dalam persamaan ini.
Uji Heterokedastisitas Untuk uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan metoda grafik scatterplots.
Gambar 3. Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dikarenakan tampilan pada scatterplot terlihat bahwa plot menyebar secara acak
di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Setelah dilakukan uji asumsi klasik maka dilanjutkan dengan analis regresi
berganda.Untuk mengetahui hasil regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 16 berikut :
Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Pembelian Minyak Goreng Curah
Variabel Koefisien
Regresi Standar
Error Signifikansi
t
Constant 22.650
4.127 0.000
Harga Minyak Goreng Curah -0.002
0.000 0.000
Pendapatan -3.547E-7
0.000 0.093
Tanggungan 0.243
0.192 0.215
R = 0.838
a
R Square = 0.703
Sumber : Analisis Data Lampiran 5. Dari tabel 16 diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Nilai 22.650 adalah titik potong garis regresi tersebut dengan sumbu tegak Y.
Koefisien Determinasi r
2
Uji koefisien determinasi r
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas. Dari hasil analisis
regresi berganda lampiran 4 diperoleh R-square sebesar 0,703. Ini berarti 70.3
Universitas Sumatera Utara
persen variasi perubahan jumlah pembelian dipengaruhi oleh variasi harga minyak goreng curah, pendapatan, dan jumlah tanggungan, sedangkan sisanya
29.7 dipengaruhi oleh variasi variabel di luar model variabel yang tidak diteliti.
Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel-variabel bebas berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.
Harga Minyak Goreng Curah
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi t harga minyak goreng curah adalah sebesar 0.000 lampiran 5. Nilai ini 0.05. Dengan kriteria ini dapat
disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima artinya secara parsial harga minyak goreng curah berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng
curah. Nilai koefisien regresi diperoleh sebesar -0.002. Tanda koefisien ini menunjukkan ketika terjadi peningkatan harga minyak goreng curah maka terjadi
penurunan pembelian minyak goreng curah. Ini sesuai dengan teori menurut Djododipuro 1991, dalam hukum permintaan,
pada dasarnya jumlah atau kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan jumlah yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dengan anggapan
faktor-faktor lain tidak berubah. Terjadinya peningkatan harga minyak goreng curah lalu diikuti penurunan jumlah
pembelian minyak goreng curah diduga juga berkaitan dengan perilaku konsumen itu sendiri dalam mengkombinasikan penggunaan minyak goreng curah dan
minyak goreng bermerek. Ketika harga minyak goreng curah mengalami
Universitas Sumatera Utara
peningkatan dan harga tersebut tidak terlalu jauh dengan harga minyak goreng bermerek, kemungkinan konsumen akan membeli minyak goreng bermerek lalu
mengurangi membeli minyak goreng curah. Ini dikarenakan minyak goreng curah kualitasnya tidak sebaik minyak goreng bermerek.
Pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi t pendapatan adalah sebesar 0.093 lampiran 5. Nilai ini 0.05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan
bahwa H diterima dan H
1
ditolak artinya secara parsial pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah. Nilai
koefisien regresi diperoleh sebesar -3.547E-7. Tanda koefisien regresi ini menunjukkan ketika terjadi peningkatan pendapatan maka terjadi penurunan
pembelian minyak goreng curah namun penurunan tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah pembelian konsumen.
Teori menurut Setiadi 2003, tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kuantitas pembelian. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa
secara total hanya ada sedikit uang untuk dibelanjakan sehingga seseorang akan membelanjakan lebih sedikit. Untuk minyak goreng curah ini, jika terjadi
peningkatan pendapatan maka terjadi penurunan jumlah pembelian minyak goreng curah, ini menunjukkan bahwa minyak goreng curah adalah barang
inferior. Bila dilihat dari sisi kualitas, kualitas minyak goreng curah tidak sebaik minyak goreng bermerek sehingga ketika pendapatan konsumen meningkat,
konsumen akan membeli minyak goreng bermerek yang kualitasnya lebih baik daripada minyak goreng curah dan mengurangi membeli minyak goreng curah.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Tanggungan
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi t jumlah tanggungan adalah sebesar 0.215 lampiran 5. Nilai ini 0.05. Dengan kriteria ini dapat
disimpulkan bahwa H diterima dan H
1
ditolak artinya secara parsial jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak
goreng curah. Nilai koefisien regresi diperoleh sebesar 0.243. Tanda koefisien ini menunjukkan ketika terjadi peningkatan jumlah tanggungan maka terjadi
peningkatan pembelian minyak goreng curah. Namun tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah.
Ini sesuai dengan teori menurut Sukirno 2003, jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah pembelian terhadap suatu barang. Semakin banyak
tanggungan, maka jumlah pembelian akan semakin meningkat.
Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap
variabel terikat maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh signifikansi F sebesar 0.000
lampiran 5. Nilai ini 0.05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima artinya variasi variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat. Dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi
yang terbentuk masuk kriteria cocok atau fit.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uji statistik diperoleh kesimpulan sebagai berikut : • Alasan konsumen membeli minyak goreng curah adalah harganya murah,
karena kebutuhan sehari-hari, dan mudah diperoleh. • Tidak terdapat hubungan antara umur dan tingkat pendidikan dengan
perilaku konsumen membeli minyak goreng curah. • Secara parsial, variabel harga minyak goreng curah berpengaruh signifikan
terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah sedangkan variabel pendapatan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap
jumlah pembelian minyak goreng curah. • Secara serempak, variabel harga minyak goreng curah, pendapatan, dan
jumlah tanggungan berpengaruh terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah.
Universitas Sumatera Utara
Saran Kepada Konsumen
Agar konsumen membeli minyak goreng tidak hanya melihat dari harga saja tetapi juga melihat dari kualitas minyak goreng yang akan dibeli.
Kepada Produsen
Agar menjual minyak goreng curah dalam kondisi yang higienis sehat dikarenakan selama ini dalam memasarkan minyak goreng curah tidak
diperhatikan kebersihannya.
Kepada Pemerintah
Agar melakukan sosialisasi mengenai kualitas minyak goreng curah tidak sebaik minyak goreng bermerek.
Peneliti Selanjutnya
Agar melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen minyak goreng bermerek di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Amang, dkk, 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia. IPB Press. Bandung Anonimous. 2009. Investasi Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit. Badan
Perumahan dan Penanaman Modal.Kalimantan Timur __________. 2011. MendagRI : Masyarakat Tidak Konsumsi Minyak Curah pada
2015 http:www.antaranews.comberita1322029930masyarakat- tidak-konsumsi-minyak-curah-pada-2015. Diakses pada tanggal 20
Desember 2012 Pukul 22.00 WIB
__________.2012. Kebutuhan Minyak Sawit Terus Meningkat.
http:www.foodreview.bizloginpreview.php?viewid=56035. Diakses pada tanggal 5 Januari 2013 Pukul 09.00 WIB
___________. 2012. Minyak Goreng Sawit. http :sitekno.com. Diakses pada tanggal 6 Januari 2013 Pukul 13.00 WIB
___________.2012. Definisi Minyak Goreng. http :www.wikipedia.co.id Diakses pada tanggal 6 Januari 2013 Pukul 13.00 WIB
BPS. 2011. Perkembangan Harga Bahan Pokok di Sumatera Utara. Badan Pusat Statisik. Medan
BPS. 2012. Medan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Medan Djojodipuro, M. 1991. Teori Harga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta Engel, James F, Blackwell, Roger D, and Mimiard, Paul W. 1995. Perilaku
Konsumen. Terjemahan : Budiyanto. Binarupa A ksara. Jakarta Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara.
Jakarta Hasan, M.I.2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasi.
Ghalia Indonesia. Bogor Irianto, A. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana. Jakarta
Janie, Dyah Nirmala Arum.2012. Statistik Deskriptif Regresi Linier Berganda dengan SPSS. Semarang University Press. Semarang.
Kotler, P. 1994. Dasar-Dasar Pemasaran. Intermedia. Jakarta
Universitas Sumatera Utara
Mangkunegara, P.A. 2002. Perilaku Konsumen. Refika Aditama. Bandung Nachrowi,dkk. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. RajaGrafindo Persada.
Jakarta Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Pyndick, R.S. dan Rubinfiel, D.L.2001. Mikro Ekonomi. PT. Indeks.Jakarta Sanusi, Bachrowi. 2003. Ekonomi Mikro : Suatu Pengantar. Universitas Trisakti.
Jakarta Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Kencana. Jakarta Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori MikroEkonomi. Grafindo. Jakarta Sumarwan, U.2004. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor Supriana, T. 2010. Statistik Non Parametrik : Aplikasi Dalam Bidang Sosial
Ekonomi Pertanian. Usu Press. Medan Suryani, T. 2008. Perilaku Konsumen : Implikasi pada Strategi Pemasaran.Graha
Ilmu. Yogyakarta Umar, H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Karakte ris tik Re s ponde n Kons ume n Minyak Gore ng Curah Pas ar Se ntral Kota Me da
No Umur
Jumlah Tanggungan Tingkat Pendidikan
Pekerjaan Pendapatan Rp
Tahun Jiwa
Tahun
1 47
3 9
Rumah Tangga 1800000
2 40
2 12
Wiraswas ta 2500000
3 29
1 12
Wiraswasta 3000000
4 34
1 9
Rumah Tangga 5000000
5 46
2 6
Wiraswasta 1500000
6 52
1 9
Rumah Tangga 3500000
7 47
4 12
Rumah Tangga 1700000
8 50
1 6
Wiraswas ta 1500000
9 53
3 6
Rumah Tangga 1700000
10 58
3 9
Wiraswasta 1500000
11 45
2 12
Rumah Tangga 1500000
12 46
2 9
Rumah Tangga 2500000
13 42
3 9
Rumah Tangga 3000000
14 46
3 9
Wiraswas ta 2000000
15 40
4 6
Wiraswasta 1800000
16 42
2 9
Rumah Tangga 1000000
17 50
3 12
Wiraswas ta 3500000
18 36
2 6
Rumah Tangga 2000000
19 50
3 6
Rumah Tangga 1700000
20 36
3 9
Rumah Tangga 1500000
21 43
3 9
Rumah Tangga 1200000
22 35
3 12
Wiraswasta 1300000
23 49
4 17
Wiraswasta 1500000
24 39
2 9
Wiraswasta 3600000
25 35
3 9
Wiraswasta 1500000
26 34
3 12
Wiraswas ta 2000000
27 55
3 6
Rumah Tangga 1200000
28 49
3 9
Wiraswasta 1500000
29 46
4 9
Rumah Tangga 2400000
30 50
2 12
Pegawai Negeri Sipil 2500000
Sumber : Data Primer
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Krite ria Pe rilaku Konsume n Minyak Gore ng Curah Pasar Se ntral Kota Me dan, Tahun 2013 No
Umur Tingkat Pendidikan
Skor Tahun
Tahun 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
1 47
9 4
5 2
2 5
4 2
4 5
4 37
2 40
12 4
4 2
2 4
4 2
5 4
4 35
3 29
12 5
4 2
2 5
3 2
5 5
4 37
4 34
9 4
5 2
4 4
4 2
3 2
2 32
5 46
6 5
4 2
2 5
4 2
4 5
4 37
6 52
9 5
4 2
2 4
4 2
4 5
2 34
7 47
12 5
4 2
2 4
5 2
4 4
4 36
8 50
6 4
4 2
2 5
4 2
5 4
4 36
9 53
6 5
4 2
2 4
4 2
5 4
5 37
10 35
9 4
4 1
2 5
4 2
4 5
4 35
11 45
12 4
4 2
2 4
2 2
4 4
4 32
12 46
9 5
4 2
2 4
4 2
4 5
4 36
13 42
9 4
4 2
2 4
4 2
4 4
4 34
14 46
9 4
5 2
2 5
4 2
5 4
4 37
15 40
6 5
4 2
2 5
4 2
5 4
5 38
16 42
9 4
4 2
2 5
4 2
4 5
4 36
17 50
12 4
4 2
2 4
2 4
4 4
4 34
18 36
6 5
4 2
2 5
2 2
5 2
2 31
19 50
6 5
4 2
2 5
4 2
5 4
3 36
20 36
9 4
4 1
1 5
4 2
5 4
4 34
21 43
9 4
5 2
2 4
4 2
5 4
4 36
22 35
12 5
4 2
1 5
2 2
4 4
4 33
23 49
17 5
4 2
2 5
2 2
4 4
4 34
24 39
9 4
4 2
2 5
4 2
4 4
4 35
25 35
9 4
4 2
2 5
2 2
5 4
4 34
26 34
12 4
4 2
2 4
2 2
4 4
4 32
27 55
6 4
4 2
2 5
2 2
5 4
4 34
28 49
9 5
4 2
2 5
2 2
5 5
4 36
29 46
9 5
4 2
2 4
2 2
4 5
4 34
30 50
12 4
4 2
2 5
2 2
4 4
4 33
Rataan 43
9.37 4.43