69.66 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Membeli Minyak Goreng Curah (Studi Kasus : Pasar Sentral Di Kecamatan Medan Kota Di Kota Medan)

Tabel 13. Skor Rataan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen No Parameter Skor yang Diharapkan Skor Rataan yang Diperoleh Ketercapaian 1 Merupakan Kebutuhan Sehari-hari 5 4.43 88.6 2 Kebiasaan 5 4.13 82.6 3 Dorongan Orang Lain 5 1.93 38.6 4 Dorongan Anggota Keluarga 5 2.00 40 5 Harga 5 4.60 92 6 Kualitas Baik 5 3.27 65.4 7 Promosi Dorongan Penjual 5 2.07 41.4 8 Mudah Diperoleh 5 4.40 88 9 Sesuai dengan pendapatan 5 4.17 83.4 10 Jumlah Anggota Keluarga 5 3.83 75.4 Jumlah 50

3.48 69.66

Sumber : Analisis Data Lampiran 2 Berdasarkan tabel 13 diatas dapat diambil beberapa kesimpulan dari parameter faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian minyak goreng curah. Berdasarkan hasil parameter perilaku pembelian konsumen terhadap minyak goreng curah, dapat kita ketahui bahwa parameter harga, kebutuhan sehari-hari, dan mudah diperoleh menjadi alasan utama mengapa minyak goreng curah dibeli oleh responden. Hal ini bisa kita dilihat dari jumlah persentase jawaban yang diperoleh yaitu : 92 , 88.6 dan 88 sehingga . Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu per satu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian minyak goreng curah. Universitas Sumatera Utara Kebutuhan Sehari-hari Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter kebutuhan sehari-hari rataan skor yang diperoleh yaitu 4.43 dengan persentase ketercapaian 88.6 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena telah menjadi kebutuhan sehari-hari seperti untuk memasak lauk pauk menggunakan minyak goreng jenis curah ini. Disamping untuk memasak lauk pauk yang dikonsumsi untuk rumah tangga sendiri, minyak goreng curah ini juga digunakan untuk berjualan. Oleh karena itu, parameter kebutuhan sehari-hari menjadi faktor utama kenapa responden membeli minyak goreng curah. Kebiasaan Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter kebiasaan rataan skor yang diperoleh yaitu 4.13 dengan persentase ketercapaian 82.6 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena telah menjadi kebiasaan sehingga jika mereka butuh minyak goreng maka minyak goreng curah inilah yang dibeli oleh responden. Oleh karena itu parameter kebiasaan menjadi faktor pendorong yang mempengaruhi perilaku konsumen membeli minyak goreng curah. Dorongan dari Orang Lain Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter dorongan dari orang lain rataan skor yang diperoleh yaitu 1.93 dengan persentase ketercapaian 38.6 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden dalam melakukan kegiatan pembelian minyak goreng curah tidak ada dorongan dari orang lain. Universitas Sumatera Utara Dorongan Anggota Keluarga Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter dorongan anggota keluarga rataan skor yang diperoleh yaitu 2.0 dengan persentase ketercapaian 20 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden dalam melakukan kegiatan pembelian minyak goreng curah tidak ada dorongan dari anggota keluarga baik dari suami atau dari anggota keluarga lainnya. Harga Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter harga rataan skor yang diperoleh yaitu 4.60 dengan persentase ketercapaian 92 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena harganya yang lebih murah daripada minyak goreng bermerek. Walaupun harga minyak goreng curah hanya sedikit lebih murah daripada minyak goreng bermerek tetapi responden tetap membeli minyak goreng curah dengan tujuan untuk meminimalkan biaya belanja rumah tangga. Ini bisa kita lihat perbedaan harga yang tipis antara minyak goreng curah dan minyak goreng bermerek, untuk minyak goreng curah harganya sekitar Rp10.500Kg dan minyak goreng bermerek harganya sekitar 13.800Kg, dapat kita lihat harga minyak goreng curah lebih murah Rp3300 per kilonya daripada harga minyak goreng bermerek per kilonya. Dengan selisih harga yang lebih murah yakni Rp.3300Kg inilah yang menyebabkan konsumen membeli minyak goreng curah. Oleh karena itu, parameter harga menjadi faktor utama kenapa konsumen membeli minyak goreng curah. Universitas Sumatera Utara Kualitas Baik Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter kualitas baik skor yang diperoleh yaitu 3.27 dengan persentase ketercapaian 65.4 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah tidak karena kualitasnya yang baik. Menurut responden, minyak goreng curah ini cepat berubah warna menjadi hitam untuk dua kali pemakaian. Selain itu responden juga mengetahui kolesterol minyak goreng curah tinggi. Namun responden tidak terlalu peduli dengan hal ini. Oleh karena itu, parameter kualitas baik tidak menjadi alasan konsumen membeli minyak goreng curah. Dorongan Penjual Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter dorongan penjual skor yang diperoleh yaitu 2.07 dengan persentase ketercapaian 41.4 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah tidak karena dorongan dari penjual atau pun dorongan yang lain seperti promosi. Ini dikarenakan memang minyak goreng curah tidak ada strategi pemasaran dengan cara iklan atau promosi. Oleh karena itu, parameter promosi dorongan penjual tidak menjadi alasan konsumen membeli minyak goreng curah. Mudah Diperoleh Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter mudah diperoleh skor yang diperoleh yaitu 4.40 dengan persentase ketercapaian 88 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena mudah diperoleh. Selain bisa diperoleh di pasar, minyak goreng curah ini juga selalu tersedia di warung terdekat tempat tinggal responden. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, parameter mudah diperoleh menjadi faktor utama kenapa konsumen membeli minyak goreng curah. Sesuai dengan Pendapatan Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter sesuai dengan pendapatan skor yang diperoleh yaitu 4.17 dengan persentase ketercapaian 83.4 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, mereka membeli minyak goreng curah karena sesuai dengan pendapatan. Jika responden merasa belanja rumah tangga sedikit berlebih maka responden membeli minyak goreng bermerek dan jika responden merasa belanja rumah tangga cukup maka responden membeli minyak goreng curah. Disini dapat kita lihat responden mengkombinasikan membeli minyak goreng curah dan bermerek. Oleh karena itu, parameter sesuai dengan pendapatan hanya menjadi faktor pendorong konsumen membeli minyak goreng curah. Jumlah Anggota Keluarga Dari tabel 13 dapat kita lihat untuk parameter jumlah anggota keluarga skor yang diperoleh yaitu 3.77 dengan persentase ketercapaian 76.6 dari skor 5 yang diharapkan. Berdasarkan keterangan dari responden, responden membeli minyak goreng curah karena jumlah anggota keluarga. Dikarenakan jumlah anggota keluarga yang banyak, responden membeli minyak goreng curah ini dengan tujuan untuk mengecilkan belanja rumah tangga. Ini disebabkan responden membutuhkan minyak goreng yang cukup banyak untuk memasak lauk pauk anggota keluarga.. Oleh karena itu parameter jumlah anggota keluarga menjadi faktor pendorong kenapa konsumen membeli minyak goreng curah. Universitas Sumatera Utara Hubungan Umur dan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Perilaku Konsumen Umur Umur konsumen merupakan salah satu faktor karakteristik pribadi yang memiliki kaitan erat dengan cara pandang dan berpikir serta perilaku. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur.Tabel 14 berikut akan memperlihatkan hubungan antara umur dengan perilaku konsumen dalam membeli minyak goreng curah. Tabel 14. Hubungan Umur dengan Perilaku Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng curah. No Umur Skor Perilaku Konsumen Jumlah 9-22 23-36 37-50 1 25-35 4 13.3 1 3.3 5 16,7 2 36-46 10 33.3 3 10 13 43.3 3 47-57 10 20 2 20 12 40 Jumlah 24 80 6 20 30 100 Sumber : Analisis Data Lampiran 2 Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 1 responden konsumen 13.3 pada kelompok umur 25-35 yang memiliki skor perilaku 37-50. Terdapat 3 responden konsumen 20 pada kelompok umur 36-46 yang memiliki skor perilaku 37-50. Terdapat 6 responden konsumen 20 pada kelompok umur 47- 57 yang memiliki skor perilaku 37-50. Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara umur dengan perilaku konsumen minyak goreng curah digunakan alat bantu SPSS 16. Dari hasil analisis diperoleh signifikansi sebesar 0.226 lampiran 4. Nilai ini α 0.05 . Dengan kriteria ini dapat Universitas Sumatera Utara disimpulkan bahwa H diterima dan H 1 ditolak artinya tidak terdapat hubungan tingkat umur dengan tingkat perilaku konsumen membeli minyak goreng curah. Ini berarti untuk membeli minyak goreng curah tidaklah ditentukan oleh umur karena minyak goreng curah ini adalah termasuk kebutuhan sembako sehingga bisa dibeli siapa saja dari berbagai tingkat umur. Tingkat Pendidikan Perubahan dalam perilaku individual digambarkan oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki konsumen akan menunjukkan wawasan dan tingkat pengetahuan dalam pengambilan keputusan. Tabel 15 berikut akan memperlihatkan hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli minyak goreng curah. Tabel 15. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng Curah No Tingkat Pendidikan Skor Perilaku Konsumen Jumlah 9-22 23-36 37-50 1 SD 5 16.7 2 6.7 7 23,4 2 SMP 11 36.7 3 10 14 46.7 3 SMA 6 20 1 3.4 7 23.4 4 Diploma Sarjana 2 6.7 2 6.7 Jumlah 24 80 6 20 30 100 Sumber : Analisis Data Lampiran 2 Dari tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 2 responden konsumen 6.7 pada tingkat pendidikan SD yang memiliki skor perilaku 37-50. Terdapat 3 responden konsumen 10 pada tingkat pendidikan SMP yang memiliki skor Universitas Sumatera Utara perilaku 37-50. Terdapat 1 responden konsumen 3.4 pada tingkat pendidikan SMA yang memiliki skor perilaku 37-50. Tidak terdapat responden konsumen yang memiliki skor perilaku 37-50 pada tingkat pendidikan Diploma Sarjana. Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen minyak goreng curah digunakan alat bantu SPSS 16. Dari hasil diperoleh signifikansi sebesar 0.051 lampiran 4. Nilai ini α 0.05 . Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H 1 ditolak artinya tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat perilaku konsumen membeli minyak goreng curah. Ini berarti untuk membeli minyak goreng curah tidaklah ditentukan dari tingkat pendidikan. Ini dikarenakan minyak goreng curah tersebut telah menjadi kebutuhan sehari-hari oleh responden konsumen. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Pembelian Minyak Goreng Curah Secara teoritis diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian minyak goreng curah adalah harga minyak goreng curah, pendapatan, jumlah tanggungan dan selera. Namun untuk variabel selera sulit diukur pengaruhnya terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah sehingga variabel selera tidak dimasukkan ke dalam variabel bebas. Oleh karena itu variabel- variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga minyak goreng curah X1, pendapatan X2, dan jumlah tanggungan X3. Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah maka dilakukan analisis regresi linier berganda. Jumlah pembelian menjadi variabel terikat Y sedangkan harga minyak goreng Universitas Sumatera Utara curah, pendapatan, dan tanggungan menjadi variabel bebas X. Sebelum dianalisis maka variabel tersebut perlu diuji dengan uji asumsi klasik. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya. Dapat kita lihat gambar grafik sebaran data berikut ini : Gambar 2. Garis Normal Plot Dengan melihat tampilan gambar grafik normal plot diatas terlihat titik menyebar dekat di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis Universitas Sumatera Utara diagonal. Ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena telah memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinearitas Dengan melihat tabel Coefficient masing-masing variabel bebas terdapat nilai VIF dan Tolerance. Gejala multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,1. Pada variabel harga, pendapatan dan tanggungan masing-masing nilai VIF nya sebesar 1,590; 1,451; 1,568. 10. Sedangkan masing-masing nilai Tolerance nya sebesar 0,629; 0,689; 0,638 0,1 lampiran 5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gejala multikolinearitas tidak terdapat dalam persamaan ini. Uji Heterokedastisitas Untuk uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan metoda grafik scatterplots. Gambar 3. Scatterplot Universitas Sumatera Utara Dari grafik dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dikarenakan tampilan pada scatterplot terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Setelah dilakukan uji asumsi klasik maka dilanjutkan dengan analis regresi berganda.Untuk mengetahui hasil regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 16 berikut : Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Pembelian Minyak Goreng Curah Variabel Koefisien Regresi Standar Error Signifikansi t Constant 22.650 4.127 0.000 Harga Minyak Goreng Curah -0.002 0.000 0.000 Pendapatan -3.547E-7 0.000 0.093 Tanggungan 0.243 0.192 0.215 R = 0.838 a R Square = 0.703 Sumber : Analisis Data Lampiran 5. Dari tabel 16 diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Nilai 22.650 adalah titik potong garis regresi tersebut dengan sumbu tegak Y. Koefisien Determinasi r 2 Uji koefisien determinasi r 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas. Dari hasil analisis regresi berganda lampiran 4 diperoleh R-square sebesar 0,703. Ini berarti 70.3 Universitas Sumatera Utara persen variasi perubahan jumlah pembelian dipengaruhi oleh variasi harga minyak goreng curah, pendapatan, dan jumlah tanggungan, sedangkan sisanya 29.7 dipengaruhi oleh variasi variabel di luar model variabel yang tidak diteliti. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel-variabel bebas berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Harga Minyak Goreng Curah Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi t harga minyak goreng curah adalah sebesar 0.000 lampiran 5. Nilai ini 0.05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya secara parsial harga minyak goreng curah berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah. Nilai koefisien regresi diperoleh sebesar -0.002. Tanda koefisien ini menunjukkan ketika terjadi peningkatan harga minyak goreng curah maka terjadi penurunan pembelian minyak goreng curah. Ini sesuai dengan teori menurut Djododipuro 1991, dalam hukum permintaan, pada dasarnya jumlah atau kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan jumlah yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah. Terjadinya peningkatan harga minyak goreng curah lalu diikuti penurunan jumlah pembelian minyak goreng curah diduga juga berkaitan dengan perilaku konsumen itu sendiri dalam mengkombinasikan penggunaan minyak goreng curah dan minyak goreng bermerek. Ketika harga minyak goreng curah mengalami Universitas Sumatera Utara peningkatan dan harga tersebut tidak terlalu jauh dengan harga minyak goreng bermerek, kemungkinan konsumen akan membeli minyak goreng bermerek lalu mengurangi membeli minyak goreng curah. Ini dikarenakan minyak goreng curah kualitasnya tidak sebaik minyak goreng bermerek. Pendapatan Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi t pendapatan adalah sebesar 0.093 lampiran 5. Nilai ini 0.05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H 1 ditolak artinya secara parsial pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah. Nilai koefisien regresi diperoleh sebesar -3.547E-7. Tanda koefisien regresi ini menunjukkan ketika terjadi peningkatan pendapatan maka terjadi penurunan pembelian minyak goreng curah namun penurunan tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah pembelian konsumen. Teori menurut Setiadi 2003, tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kuantitas pembelian. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada sedikit uang untuk dibelanjakan sehingga seseorang akan membelanjakan lebih sedikit. Untuk minyak goreng curah ini, jika terjadi peningkatan pendapatan maka terjadi penurunan jumlah pembelian minyak goreng curah, ini menunjukkan bahwa minyak goreng curah adalah barang inferior. Bila dilihat dari sisi kualitas, kualitas minyak goreng curah tidak sebaik minyak goreng bermerek sehingga ketika pendapatan konsumen meningkat, konsumen akan membeli minyak goreng bermerek yang kualitasnya lebih baik daripada minyak goreng curah dan mengurangi membeli minyak goreng curah. Universitas Sumatera Utara Jumlah Tanggungan Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi t jumlah tanggungan adalah sebesar 0.215 lampiran 5. Nilai ini 0.05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H 1 ditolak artinya secara parsial jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah. Nilai koefisien regresi diperoleh sebesar 0.243. Tanda koefisien ini menunjukkan ketika terjadi peningkatan jumlah tanggungan maka terjadi peningkatan pembelian minyak goreng curah. Namun tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah. Ini sesuai dengan teori menurut Sukirno 2003, jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah pembelian terhadap suatu barang. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah pembelian akan semakin meningkat. Uji F Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh signifikansi F sebesar 0.000 lampiran 5. Nilai ini 0.05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima artinya variasi variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat. Dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang terbentuk masuk kriteria cocok atau fit. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan uji statistik diperoleh kesimpulan sebagai berikut : • Alasan konsumen membeli minyak goreng curah adalah harganya murah, karena kebutuhan sehari-hari, dan mudah diperoleh. • Tidak terdapat hubungan antara umur dan tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen membeli minyak goreng curah. • Secara parsial, variabel harga minyak goreng curah berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah sedangkan variabel pendapatan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah. • Secara serempak, variabel harga minyak goreng curah, pendapatan, dan jumlah tanggungan berpengaruh terhadap jumlah pembelian minyak goreng curah. Universitas Sumatera Utara Saran Kepada Konsumen Agar konsumen membeli minyak goreng tidak hanya melihat dari harga saja tetapi juga melihat dari kualitas minyak goreng yang akan dibeli. Kepada Produsen Agar menjual minyak goreng curah dalam kondisi yang higienis sehat dikarenakan selama ini dalam memasarkan minyak goreng curah tidak diperhatikan kebersihannya. Kepada Pemerintah Agar melakukan sosialisasi mengenai kualitas minyak goreng curah tidak sebaik minyak goreng bermerek. Peneliti Selanjutnya Agar melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen minyak goreng bermerek di kota Medan. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Amang, dkk, 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia. IPB Press. Bandung Anonimous. 2009. Investasi Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit. Badan Perumahan dan Penanaman Modal.Kalimantan Timur __________. 2011. MendagRI : Masyarakat Tidak Konsumsi Minyak Curah pada 2015 http:www.antaranews.comberita1322029930masyarakat- tidak-konsumsi-minyak-curah-pada-2015. Diakses pada tanggal 20 Desember 2012 Pukul 22.00 WIB __________.2012. Kebutuhan Minyak Sawit Terus Meningkat. http:www.foodreview.bizloginpreview.php?viewid=56035. Diakses pada tanggal 5 Januari 2013 Pukul 09.00 WIB ___________. 2012. Minyak Goreng Sawit. http :sitekno.com. Diakses pada tanggal 6 Januari 2013 Pukul 13.00 WIB ___________.2012. Definisi Minyak Goreng. http :www.wikipedia.co.id Diakses pada tanggal 6 Januari 2013 Pukul 13.00 WIB BPS. 2011. Perkembangan Harga Bahan Pokok di Sumatera Utara. Badan Pusat Statisik. Medan BPS. 2012. Medan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Medan Djojodipuro, M. 1991. Teori Harga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Engel, James F, Blackwell, Roger D, and Mimiard, Paul W. 1995. Perilaku Konsumen. Terjemahan : Budiyanto. Binarupa A ksara. Jakarta Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara. Jakarta Hasan, M.I.2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Ghalia Indonesia. Bogor Irianto, A. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana. Jakarta Janie, Dyah Nirmala Arum.2012. Statistik Deskriptif Regresi Linier Berganda dengan SPSS. Semarang University Press. Semarang. Kotler, P. 1994. Dasar-Dasar Pemasaran. Intermedia. Jakarta Universitas Sumatera Utara Mangkunegara, P.A. 2002. Perilaku Konsumen. Refika Aditama. Bandung Nachrowi,dkk. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. RajaGrafindo Persada. Jakarta Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta Pyndick, R.S. dan Rubinfiel, D.L.2001. Mikro Ekonomi. PT. Indeks.Jakarta Sanusi, Bachrowi. 2003. Ekonomi Mikro : Suatu Pengantar. Universitas Trisakti. Jakarta Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana. Jakarta Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori MikroEkonomi. Grafindo. Jakarta Sumarwan, U.2004. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor Supriana, T. 2010. Statistik Non Parametrik : Aplikasi Dalam Bidang Sosial Ekonomi Pertanian. Usu Press. Medan Suryani, T. 2008. Perilaku Konsumen : Implikasi pada Strategi Pemasaran.Graha Ilmu. Yogyakarta Umar, H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Karakte ris tik Re s ponde n Kons ume n Minyak Gore ng Curah Pas ar Se ntral Kota Me da No Umur Jumlah Tanggungan Tingkat Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Rp Tahun Jiwa Tahun 1 47 3 9 Rumah Tangga 1800000 2 40 2 12 Wiraswas ta 2500000 3 29 1 12 Wiraswasta 3000000 4 34 1 9 Rumah Tangga 5000000 5 46 2 6 Wiraswasta 1500000 6 52 1 9 Rumah Tangga 3500000 7 47 4 12 Rumah Tangga 1700000 8 50 1 6 Wiraswas ta 1500000 9 53 3 6 Rumah Tangga 1700000 10 58 3 9 Wiraswasta 1500000 11 45 2 12 Rumah Tangga 1500000 12 46 2 9 Rumah Tangga 2500000 13 42 3 9 Rumah Tangga 3000000 14 46 3 9 Wiraswas ta 2000000 15 40 4 6 Wiraswasta 1800000 16 42 2 9 Rumah Tangga 1000000 17 50 3 12 Wiraswas ta 3500000 18 36 2 6 Rumah Tangga 2000000 19 50 3 6 Rumah Tangga 1700000 20 36 3 9 Rumah Tangga 1500000 21 43 3 9 Rumah Tangga 1200000 22 35 3 12 Wiraswasta 1300000 23 49 4 17 Wiraswasta 1500000 24 39 2 9 Wiraswasta 3600000 25 35 3 9 Wiraswasta 1500000 26 34 3 12 Wiraswas ta 2000000 27 55 3 6 Rumah Tangga 1200000 28 49 3 9 Wiraswasta 1500000 29 46 4 9 Rumah Tangga 2400000 30 50 2 12 Pegawai Negeri Sipil 2500000 Sumber : Data Primer Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Krite ria Pe rilaku Konsume n Minyak Gore ng Curah Pasar Se ntral Kota Me dan, Tahun 2013 No Umur Tingkat Pendidikan Skor Tahun Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 47 9 4 5 2 2 5 4 2 4 5 4 37 2 40 12 4 4 2 2 4 4 2 5 4 4 35 3 29 12 5 4 2 2 5 3 2 5 5 4 37 4 34 9 4 5 2 4 4 4 2 3 2 2 32 5 46 6 5 4 2 2 5 4 2 4 5 4 37 6 52 9 5 4 2 2 4 4 2 4 5 2 34 7 47 12 5 4 2 2 4 5 2 4 4 4 36 8 50 6 4 4 2 2 5 4 2 5 4 4 36 9 53 6 5 4 2 2 4 4 2 5 4 5 37 10 35 9 4 4 1 2 5 4 2 4 5 4 35 11 45 12 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 32 12 46 9 5 4 2 2 4 4 2 4 5 4 36 13 42 9 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 34 14 46 9 4 5 2 2 5 4 2 5 4 4 37 15 40 6 5 4 2 2 5 4 2 5 4 5 38 16 42 9 4 4 2 2 5 4 2 4 5 4 36 17 50 12 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 34 18 36 6 5 4 2 2 5 2 2 5 2 2 31 19 50 6 5 4 2 2 5 4 2 5 4 3 36 20 36 9 4 4 1 1 5 4 2 5 4 4 34 21 43 9 4 5 2 2 4 4 2 5 4 4 36 22 35 12 5 4 2 1 5 2 2 4 4 4 33 23 49 17 5 4 2 2 5 2 2 4 4 4 34 24 39 9 4 4 2 2 5 4 2 4 4 4 35 25 35 9 4 4 2 2 5 2 2 5 4 4 34 26 34 12 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 32 27 55 6 4 4 2 2 5 2 2 5 4 4 34 28 49 9 5 4 2 2 5 2 2 5 5 4 36 29 46 9 5 4 2 2 4 2 2 4 5 4 34 30 50 12 4 4 2 2 5 2 2 4 4 4 33 Rataan 43

9.37 4.43