Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Jual Minyak Goreng Curah Di Pasar Tradisional Medan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL
MINYAK GORENG CURAH DI PASAR TRADISIONAL
MEDAN
SKRIPSI
Oleh: DIAN PERMANA
060304032 AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL
MINYAK GORENG CURAH DI PASAR TRADISIONAL
MEDAN
SKRIPSI
Oleh: DIAN PERMANA
060304032 AGRIBISNIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh,
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
Ketua Komisi PembimbingIr. Rahmanta Ginting, MSi NIP. 196309281998031001
Anggota Komisi Pembimbing
Ir. Diana Chalil, MSi, PhD NIP. 196703031998022001
(3)
RINGKASAN
DIAN PERMANA (060304032/Agribisnis) Judul Skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH DI PASAR TRADISIONAL MEDAN Dosen Pembimbing Ir. Rahmanta Ginting, MSi dan Ir. Diana Chalil, MSi, PhD.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2009. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah di pasar tradisonal Medan dan tingkat elastisitasnya.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposif yaitu pasar yang mempunyai luas pasar rata-rata terbesar. Metode pengambilan sampel menggunakan metode accedental yaitu metode ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu dimana peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang memenuhi kriteria sampel yaitu dengan kriterianya adalah orang yang sedang menjual minyak goreng.
Adapun alat uji yang digunakan adalah dengan Ordinary Least Square (OLS) yaitu regresi linier berganda dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17. Adapun hasil dari uji tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah di pasar tradisional Medan adalah jumlah penawaran minyak goreng curah, harga minyak goreng merk, biaya produksi dan hari besar.
2. Secara umum faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi harga jual minyak goreng curah adalah biaya produksi.
(4)
RIWAYAT HIDUP
DIAN PERMANA, lahir di Medan pada tanggal 28 Maret 1989 anak dari
Bapak Drs. Poniman dan Ibu Suzainingsih. Penulis merupakan anak ke satu dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 1994 masuk Sekolah Dasar Yayasan Pesantren Modern Adnan Medan,
tamat tahun 2000.
2. Tahun 2000 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 9 Medan, tamat tahun 2003.
3. Tahun 2003 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 4 Medan, tamat tahun 2006.
4. Tahun 2006 diterima di Departemen Agribisnis di Universitas Sumatera Utara Medan, melalui jalur SPMB.
Selama perkuliahan penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan organisasi yaitu:
1. Anggota POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia) tahun 2006-2007.
2. Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Agung di POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia) tahun 2007-2009.
3. Staff Pendidikan dan Pelatihan di FSMM SEP (Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian) FP-USU tahun 2008-2009.
4. Anggota IMASEP (Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) FP-USU tahun 2008-2009.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH DI
PASAR TRADISIONAL MEDAN”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
• Bapak Ir. Rahmanta Ginting, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengajari penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
• Ibu Dr. Ir. Diana Chalil, MSi selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk mengajari, memotivasi dan membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
• Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen SEP, FP-USU dan Ibu Dr. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen SEP, FP-USU yang telah memberikan kemudahan dalam hal kuliah dan administrasi kegiatan organisasi saya di kampus.
• Seluruh Dosen Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama ini.
(6)
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda Drs. Poniman dan Ibunda Suzainingsih atas motivasi, kasih sayang, dan dukungan baik secara materi maupun do’a yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah, tak lupa kepada para adinda Nur Azhmi dan Hidayatul Fahmi atas semangat yang diberikan.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman penulis di Departemen Agribisnis angkatan 2005 khususnya (Febi, Dian, Irene, Zie, Iqbal dan Indra) dan Ratih yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi. Tak lupa pula kepada teman-teman seperjuangan di BKM Al-Mukhlisin, IMASEP, POPMASEPI serta sahabat-sahabat yang terus berjuang dijalan dakwah dimanapun berada. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud dan semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Februari 2011
(7)
DAFTAR ISI
Hal
RINGKASAN ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Identifikasi Masalah ... 4
Tujuan Penelitian ... 4
Kegunaan Penelitian... 4
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 5
Tinjauan Pustaka... 5
Minyak Goreng...5
Penawaran Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional...7
Peran Pemerintah terhadap Stabilisasi Harga Minyak Goreng...7
Landasan Teori ... .9
Kerangka Pemikiran ... 11
Hipotesis Penelitian ... 12
METODOLOGI PENELITIAN ... 13
Metode Pengumpulan Daerah Sampel ... 13
Metode Pengambilan Sampel...14
Metode Pengambilan Data...15
Metode Analisis Data ... 16
Defenisi dan Batasan Operasional ... 22
Defenisi ... 22
(8)
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
SAMPEL ... 24
Letak dan Keadaan Geografis ... 24
Tata Guna Tanah/Lahan ...24
Keadaan Penduduk ... 25
Umur ... 25
Pekerjaan ... 26
Pendidikan ... 27
Sarana dan Prasarana... 28
Karakteristik Pasar Pasar Tradisional Melati ...31
Pasar Tradisional Pringgan ...31
Pasar Tradisional Helvet ...32
Karakteristik Sampel Umur ... 33
Pendidikan ... 34
Jumlah Tanggungan ... 34
Pendapatan ... 35
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Jual Minyak Goreng Curah di Pasar Tradsional Medan ... 36
Hasil Asumsi Regresi Linier Berganda ... 39
Elastisitas Penawaran Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional Medan ... 40
KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
Kesimpulan ... 44
Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
1. Konsumsi Minyak Goreng di Kota Medan ... 6
2. Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Medan ... 13
3. Banyaknya Pasar dirinci Menurut Luas Pasar...14
4. Penduduk Menurut Kelompok Umur………..25
5. Penduduk Menurut Pekerjaan ... 27
6. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 28
7. Sarana dan Prasarana... 29
8. Umur Sampel Minyak Goreng ... 33
9. Pendidikan Sampel Minyak Goreng ... 34
10. Jumlah Tanggungan Sampel Minyak Goreng………..34
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal
1. Skema kerangka Pemikiran ... 12 2. Bagan tahapan metode OLS ... 17
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
1. Data Penjual Minyak Goreng Curah dan Bermerk sampel 33 2. Hasil Regresi Linier Berganda sampel 33
3. Metode Grafik (Heterokedastisitas) sampel 33
4. Data Penjual Minyak Goreng Curah dan Bermerk sampel 36 5. Hasil Regresi Linier Berganda sampel 36
(12)
RINGKASAN
DIAN PERMANA (060304032/Agribisnis) Judul Skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH DI PASAR TRADISIONAL MEDAN Dosen Pembimbing Ir. Rahmanta Ginting, MSi dan Ir. Diana Chalil, MSi, PhD.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2009. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah di pasar tradisonal Medan dan tingkat elastisitasnya.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposif yaitu pasar yang mempunyai luas pasar rata-rata terbesar. Metode pengambilan sampel menggunakan metode accedental yaitu metode ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu dimana peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang memenuhi kriteria sampel yaitu dengan kriterianya adalah orang yang sedang menjual minyak goreng.
Adapun alat uji yang digunakan adalah dengan Ordinary Least Square (OLS) yaitu regresi linier berganda dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17. Adapun hasil dari uji tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah di pasar tradisional Medan adalah jumlah penawaran minyak goreng curah, harga minyak goreng merk, biaya produksi dan hari besar.
2. Secara umum faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi harga jual minyak goreng curah adalah biaya produksi.
(13)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya (Pepres RI No. 112, 2007).
Jenis pasar menurut cara transaksinya dapat dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjua barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar (Sukirno, 2005).
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan
(14)
seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adala
Minyak goreng atau disebut RBD (Refined, Bleached, Deodorized) Olein merupakan salah satu hasil olahan kelapa sawit yang menjadi bahan makanan pokok yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Minyak goreng dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial, ekonomi, dan politik (Buana,L, 2001).
Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok dan dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia baik yang berada di perkotaan maupun pedesaan. Dapat dikatakan bahwa minyak goreng adalah komoditas yang sangat strategis, karena berdasarkan pengalaman Indonesia selama ini, menunjukkan bahwa kelangkaan minyak goreng dapat menimbulkan dampak ekonomis dan politis yang cukup berarti bagi perekonomian nasional (Amang , dkk, 1996).
Melonjaknya harga komoditas sembilan bahan pokok (sembako) sudah menjadi agenda rutin yang tiba-tiba bisa terjadi setiap tahunnya. Biasanya fenomena ini selalu terjadi ketika menjelang dan saat akan menghadapi hari besar seperti Bulan Ramadhan, Idul Fitri, Natal dan hari besar lain. Namun pada pertengahan tahun 2007 kenaikan harga minyak goreng diakibatkan oleh hal lain yang menyebabkan harga minyak goreng mencapai Rp 10.000/kg yang sangat memberatkan konsumen, hal ini diduga karena pengaruh dari harga CPO (Crude Palm Oil)
(15)
internasional yang mengalami kenaikan. Misalnya di kota Medan mencapai angka Rp 9500/Kg – Rp 10.000/Kg, sehingga cukup menyusahkan masyarakat. (Ernawaty, M, 2007).
Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran, Subdis Bina Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindusrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut Drs M Idris mengatakan kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO-Crude Palm Oil) di pasar internasional beberapa pekan terakhir ini memicu melonjaknya harga minyak goreng curah di pasar-pasar tradisional di Sumut. Kenaikan harga minyak gereng tidak hanya terjadi di pasar-pasar tradisional, tetapi harga dari produsen juga sudah naik. Harga bahan baku minyak goreng (CPO) cukup mahal di pasar internasional. Itu sebabnya harga minyak goreng curah juga meningkat. Bukan hanya di pasar tradisional, tetapi dari produsen juga sudah naik. Kebutuhan di Sumut pasti cukup, hanya saja karena pedagang tidak dapat mengambil banyak dari produsen karena harganya tinggi, maka pasokan di pasar seakan-akan terlihat berkurang.
Berbagai indikasi tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah di suatu daerah merupakan suatu kajian empiris dan bukan hanya teoritis. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah perlu untuk dilakukan.
(16)
1.2.Identifikasi Masalah
Setelah menguraikan latar belakang maka dapat disimpulkan beberapa masalah yang akan diidentifikasi, yaitu :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah di pasar tradisional Medan?
2. Bagaimanakah faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap harga jual minyak goreng curah ?
3. Bagaimana tingkat elastisitas penawaran minyak goreng curah di pasar tradisional Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk menentukan apa faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah di pasar tradisional Medan.
2. Untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap harga jual minyak goreng curah.
3. Untuk menganalisis elastisitas penawaran minyak goreng curah di pasar tradisional Medan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
(17)
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Minyak Goreng
Minyak goreng merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik yang berada di pedesaan maupun di perkotaan. Oleh karena itu, minyak goreng dapat pula dikategorikan sebagai komoditas yang cukup strategis, karena pangalaman selama ini menunjukkan bahwa kelangkaan minyak goreng dapat menimbulkan dampak ekonomis dan politis yang cukup berarti bagi perekonomian (Amang, dkk, 1996).
Menurut Amang (1993), minyak goreng dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku, diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, kacang-kacangan, bunga matahari dan bahan baku lainnya. Penggunaan minyak goreng berbahan baku kelapa sawit semakin mendominasi pengolahan minyak goreng setelah sempat dipegang oleh kelapa sebagai bahan baku minyak goreng di Indonesia.
Minyak sawit terutama dikenal sebagai bahan mentah minyak dan lemak pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, margarin dan minyak makan lainnya. Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh yang ikatan molekulnya mudah dipisahkan dengan alkali, sehingga mudah dibentuk menjadi produk yang lebih variatif (Amang, dkk, 1996).
(18)
Dan penggunaan minyak goreng sawit hampir secara penuh menggantikan minyak goreng kelapa yang sebelumnya mendominasi jumlah konsumsi minyak goreng di Indonesia. Hal ini dapat dilihat di Tabel 1 Konsumsi Minyak Goreng Kota Medan. Tabel 1. Konsumsi Minyak Goreng di Kota Medan
Tahun Konsumsi (gr/kapita/bulan)
Minyak kelapa Minyak sawit
1991 304,8 575,4
1992 236,1 578,7
1993 176,1 765,3
1994 189,6 882,3
1995 50.1 864,6
1996 266.4 711,9
1997 213,6 1549,2
1998 222,6 1444,2
1999 219,3 449,1
2000 137,1 439,5
2001 108,3 444,6
2002 1500 1500
2003 240 1620
2004 0 750
2005 0 750
Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2006
Dapat dilihat dari tabel diatas perbandingan jumlah konsumsi minyak goreng sawit dan minyak goreng kelapa, dimana jumlah konsumsi minyak goreng sawit meningkat setiap tahunnya dan jumlah konsumsi minyak goreng kelapa semakin menurun. Bahkan ditahun 2004 dan 2005 kelapa sawit secara penuh menggantikan minyak goreng kelapa dimana jumlah konsumsi minyak goreng sawit sebanyak 750 Gr/Kap/Bulan dan minyak kelapa 0 Gr/Kap/Bulan.
(19)
Penawaran Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional
Di pasar tradisional, penjual menyediakan minyak goreng curah dan minyak goreng bermerk. Tetapi, penjual minyak goreng curah jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang bermerk. Minyak goreng curah umumnya dijual dalam satuan kilogram, sedangkan minyak goreng bermerk dalam dua literan
(Badan Ketahanan Pangan, 2007).
Pada saat hari-hari besar, harga minyak goreng baik curah maupun bermerk mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu bisa mencapai Rp 10.000,-/ kg nya untuk minyak goreng curah ataupun Rp 24.000,-/2 liter nya untuk minyak goreng bermerk. Hal ini disebabkan oleh permintaan akan minyak goreng yang meningkat, maka akan menyebabkan kenaikan harga pada minyak goreng tersebut (Badan Ketahanan Pangan, 2007).
Penjual minyak goreng curah maupun bermerk akan memberikan diskriminasi harga terhadap pembeli yang membeli dalam jumlah banyak atau yang membawa tempat minyaknya sendiri serta pembeli yang sudah menjadi langganan tetap di pasar tradisional tersebut (Ernawaty, M, 2007).
Peran Pemerintah Terhadap Stabilisasi Harga Minyak Goreng
Minyak goreng merupakan salah satu dari kebutuhan yang primer bagi rumah tangga. Namun demikian pergerakan harga minyak goreng sulit ditebak. Hal ini menyebabkan konsumen rumah tangga menjadi terganggu. Jika harga minyak
(20)
goreng semakin tinggi tentu saja akan banyak rumah tangga yang berteriak (Nugroho, 2009).
Dalam hal ini peran pemerintah sangat diperlukan dalam hal membuat suatu kebijakan dengan upaya stabilisasi harga minyak goreng. Saat ini kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah adalah Domestic Market Obligation (DMO), pajak ekspor (PE), pajak pertambahan nilai yang ditanggung pemerintah (PPN-DTP), operasi pasar hingga program kebijakan MINYAKITA (Irawan, 2008).
Kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga minyak goreng dilakukan pemerintah dengan mewajibkan produsen CPO dan minyak goreng untuk mengalokasikan produksinya pada harga tertentu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri (Susila,2007).
Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu program MINYAKITA merupakan program kerjasama antara pemerintah dengan produsen minyak goreng nasional untuk menyediakan produk minyak goreng kemasan sederhana yang higienis dan terjangkau bagi masyarakat. Latar belakang pemerintah melaksanakan program MINYAKITA adalah masih banyaknya penjualan minyak goreng yang dilakukan dalam keadaan curah, dimana kondisi sanitasi, higienitas, dan keamanannya masih sangat rendah. Atas dasar tersebut pemerintah menetapkan kebijakan program ini untuk mencapai dua tujuan utama, yaitu
(21)
meningkatkan keamanan pangan serta menjaga stabilisasi harga minyak goreng di pasar domestik.
2.2 Landasan Teori
Penawaran diartikan keinginan dan kemampuan para penjual atau penyalur untuk menawarkan berbagai jumlah barang dalam suatu relevansi harga. Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penawaran individu dan penawaran kolektif (Sukirno, 2005).
Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual. Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan (Sukirno, 2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, diantaranya: 1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain 3. Biaya faktor produksi 4. Sasaran perusahaan 5. Tingkat teknologi
(22)
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual dan semua faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penawaran secara umum ditulis :
Qs = f (Pq, Pl.i, K, O, T, N), di mana : Qs = jumlah barang yang ditawarkan Pq = harga barang itu sendiri
Pl.i = harga barang-barang lain (i = 1,2, ….,n) K = biaya faktor produksi
O = tujuan-tujuan perusahaan
T = tingkat teknologi yang digunakan N = perkiraan harga di masa depan (Umar, 2000).
Konsep elastisitas juga berlaku bagi penawaran. Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga. Dari elastisitas ini dapat diketahui apakah suatu barang itu merupakan barang elastis, inelastis atau elastis tunggal (Sukirno, 2005).
Elastisitas penawaran banyak dipengaruhi perilaku hubungan antara biaya dngan output. Jika biaya produksi meningkat secepat kenaikan output, maka rangsangan untuk meningkatkan produksi sebagai akibat kenaikan harga akan cepat pula diikuti kenaikan biaya produksi. Dalam hal ini penawaran cenderung untuk
(23)
menjadi agak inelastis. Tetapi, jika kenaikan biaya tidak secepat (lebih lambat) kenaikan produksi, maka kenaikan harga akan merangsang kenaikan produksi dalam jumlah yang lebih besar dan akan berhenti jika kenaikan harga tersebut tidak memberikan tambahan keuntungan lagi. Dalam hal ini, penawaran cenderung menjadi agak elastis. (Sukirno, 2005).
2.3 Kerangka Pemikiran
Adapun yang mempengaruhi penawaran minyak goreng adalah harga barang itu sendiri, harga barang pengganti, biaya faktor produksi, sasaran perusahaan, tingkat teknologi, perkiraan harga di masa depan.
Akan tetapi harga minyak goreng secara signifikan dipengaruhi oleh harga CPO, apabila harga CPO naik maka harga minyak goreng domestik juga akan naik. Penelitian ini akan melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah yang menjadi relatif mahal selain harga CPO.
Untuk menyetabilkan harga minyak goreng domestik maka pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yaitu DMO (Domestic Market Obligation), operasi pasar dan pajak ekspor. Tetapi kenyataan di lapangan berkata lain, harga minyak goreng curah juga relatif mahal. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
(24)
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Adanya pengaruh
: Terdiri dari
2.4 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian ini adalah :
1. Harga minyak goreng curah dipengaruhi oleh penawaran terhadap barang itu sendiri, harga barang pengganti, biaya faktor produksi, harga CPO domestik, harga CPO internasional, dan hari-hari besar (dummy).
2. Minyak goreng merupakan barang yang bersifat inelastis.
Q Pm.merk Biaya P CPOdom P CPOint Hari besar (dummy)
Pm.curah
Kebijakan pemerintah
Operasi pasar
DMO
(25)
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposif yaitu pasar tradisional dikarenakan jumlah pasar tradisional di kota Medan lebih besar dari pada pasar modern. Dapat di lihat di tabel 2 berikut :
Tabel 2. Banyaknya pasar tradisional dan pasar modern di kota medan tahun 2008
Kecamatan Pasar Tradisional Pasar Modern
1. Medan Tuntungan 2. Medan Johor 3. Medan Amplas 4. Medan Denai 5. Medan Area 6. Medan Kota 7. Medan Maimun 8. Medan Polonia 9. Medan Baru 10. Medan Selayang 11. Medan Sunggal 12. Medan Helvetia 13. Medan Petisah 14. Medan Barat 15. Medan Timur 16.Medan Perjuangan 17. Medan Tembung 18. Medan Deli 19. Medan Labuhan 20. Medan Marelan 21. Medan Belawan
2 2 - 1 4 8 3 1 1 0 1 1 2 4 4 4 1 2 5 1 4 - 3 1 - 1 4 3 2 3 - 2 2 5 3 2 2 - 1 - - - Jumlah Persen 56 62,2% 34 37,8%
(26)
Dan pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Pasar Tuntungan di Kecamatan Medan Tuntungan, Pasar Helvetia di Kecamatan Medan Helvetia dan Pasar Pringgan di Kecamatan Medan Baru. Alasan memilih lokasi penelitian tersebut didasarkan pada luas rata-rata dari pasar yang terdapat di kota Medan tersebut.
Tabel 3. Banyaknya Pasar dirinci Menurut Luas Pasar
No Lokasi Pasar Banyaknya
Pasar
Luas Pasar (M2) Luas Pasar Rata-Rata(M2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan 2 2 0 1 4 8 3 1 1 0 1 1 2 4 4 4 1 2 5 1 4 14.320 12.310 0 0 12.633,71 31.062,05 475,50 3.052 16.040 0 6.030 12.018 8.796 11.231 14.718 6.746 1.000 0 15.666 0 8.923,85 7160 6.155 0 0 3.158,42 3.882,75 158,5 3.052 16.040 0 6.030 12.018 4.398 2.087,75 3.679,5 1686,5 1.000 0 3.133,2 0 2230,96 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2008
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah penjual minyak goreng curah di pasar tradisional Kota Medan dan populasi pasar tidak dapat ditetapkan, dimana sampel diambil dengan metode penelusuran (Accedental), yaitu metode yang
(27)
diambil dari siapa saja yang memenuhi kriteria misalnya menanyakan siapa saja yang dijumpai di daerah penelitian untuk meminta pendapat mereka tentang sesuatu, hal ini dikarenakan semua mempunyai kemungkinan untuk menjadi sampel dalam penelitian. Kriterianya adalah orang yang sedang menjual minyak goreng. Metode penarikan sampel terlebih dahulu menentukan pasar dan pengambilan sampel dari penjual yang sedang menjual minyak goreng.
Penjual diambil dari populasi penjual minyak goreng curah di Kota Medan, yang menjadi anggota sampel sebagian dari anggota sub populasi dan tiap anggota kelompok populasi mempunyai probabilitas yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel.
Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 45 jiwa sampel penjual minyak goreng curah. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel dikarenakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 dan disamping itu objek penelitian bersifat homogen dan menghemat waktu, biaya dan tenaga. Dan diambil sampel sebanyak 15 sampel tiap pasarnya (Walpole,1992).
3.3 Metode Pengambilan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung responden dan mempergunakan angket yang dibuat terlebih dahulu yang berisikan tentang
(28)
permintaan dan penawaran minyak goreng di 3 pasar tradisional Medan yang dijadikan sampel. Data-data primer yang dibutuhkan antara lain :
- Data harga jual minyak goreng curah Rp/kg
- Data harga beli minyak goreng curah ( biaya produksi ) Rp/kg - Data harga minyak goreng bermerk Rp/kg
- Data jumlah pembelian minyak goreng curah Kg/bulan - Data jumlah penjualan minyak goreng curah Kg/bulan
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Kantor Dinas Pasar, Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Badan Ketahanan Pangan dan Badan Pusat Statistik serta literatur. Data-data sekunder yang diperlukan dalam peneleitian ini antara lain:
- Data pasar-pasar kota Medan
- Data karakteristik sampel 3 pasar tradisional Kota Medan meliputi luas pasar, sarana dan prasarana serta retribusi.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah 1, untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah digunakan metode deskriptif.
Untuk menguji hipotesis, digunakan metode dan teknik data yang sesuai dengan masing-masing hipotesis yang dibuat.
Hipotesis 1, dianalisis dengan menggunakan regresi yang diturunkan dengan
(29)
kerja dalam mengaplikasikan metode OLS yang dapat dilihat dalam bagan berikut.
Gambar 2. Bagan tahapan metode OLS
1.Penentuan fungsi umum
2.Membersihkan data dari outlier
3.Spesifikasi model (Uji Linearitas)
4.Uji asumsi klasik
4a.Heterokedastis
4b.Multikolinearitas
5.Estimasi regresi (Metode enter)
(30)
1. Menentukan variabel terikat dan bebas yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu data harga minyak goreng curah, harga minyak goreng bermerk, biaya faktor produksi (harga beli minyak goreng curah), harga CPO domestik, harga CPO internasional, hari besar.
Bentuk fungsinya yang (1) adalah :
Q = f ( Pc, Pm, Cp, PCPOdom, PCPOint, H,
β
, µ
) Kemudian fungsi di atas diinversekan menjadi :Pc = f
-1( Q, Pm, Cp, PCPOdom, PCPOint, H, β
, µ
)atau
1
Pc =
Q, Pm, Cp, PCPOdom, PCPOint, H, β
, µ
Yang mana persamaan dari fungsi inverse di atas adalah :
Pc = a + b1Q1-1 + b2Pm2-1+ b3Cp3-1 + b4PCPOdom4-1 + b5PCPOint5-1 + b6H6
Kemudian agar fungsi di atas lebih mudah, dimisalkan variabel-variabel nya diubah menjadi :
Y = f
-1( X1, X2, X3, X4, X5, X6, β
, µ
) Dimana,Y = Harga jual minyak goreng curah (Rp/kg)
X1= Jumlah penawaran minyak goreng curah (Kg/bulan) X2= Harga minyak goreng bermerk (Rp/kg)
X3= Biaya faktor produksi/harga beli minyak goreng curah (Rp/kg) X4= Harga CPO domestik (Rp/kg)
(31)
X5= Harga CPO internasional (Rp/kg) X6= Hari besar (Dummy)
,
β
= Koefisien Regresi µ = Random ErrorJika : H0 : β1 = 0
H0 : β1 ≠ 0
th ≤ t tabel, tolak H1 ; terima H0 th ≥ t tabel , tolak H0 ; terima H1
H0 = tidak ada hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas H1 = ada hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas Untuk kategori variabel dummy adalah sebagai berikut :
0 = tidak ada pengaruh harga jual pada hari besar 1 = ada pengaruh harga jual pada hari besar (Sugiyono, 2006)
2. Data dibersihkan dari outlier dengan menggunakan scatter plot untuk memperkecil varians data sehingga tidak mengganggu hasil estimasi akhir. Hasilnya, dari 36 sampel awal tersisa 33 sampel yang bersih dari outlier dan siap digunakan dalam estimasi minyak goreng curah.
3. Variabel harga CPO domestik dan harga CPO internasional tidak dimasukkan dalam estimasi model selanjutnya dikarenakan data yang digunakan adalah data cross section, sedangkan variabel harga CPO domestik dan harga CPO internasional yang didapat adalah data time series.
(32)
4. Melakukan uji spesifikasi model dengan menggunakan uji liniearitas dengan melihat nilai F sehingga didapat model yang digunakan bersifat linier atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah bila Fhitung > Ftabel bentuk hubungan adalah linier.
5. Untuk memenuhi prinsip BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) dimana untuk memperoleh model regresi yang terbaik ada beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang linier antar variabel bebas. Menurut Gujarati (1994), Multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan melihat :
- Jika nilai Toleransi atau VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10
- Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8 jika nilai F-hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antar variabel bebas
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui populasi Y yang behubungan dengan nilai X mempunyai varians yang sama. Heterokedastisitas dapat dideteksi dengan beberapa metode grafik, yaitu melalui grafik penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi. Jika membentuk suatu pola tertentu maka terjadi heterokedstisitas.
(Walpole,1992). c. Uji Autokorelasi
(33)
Uji Autokorelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara variable itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu dan individu. Dikarenakan autokorelasi umumnya terjadi pada data time series maka pada tahapan uji asumsi klasik pada penelitian ini uji autokorelasi tidak dipergunakan, karena data yang digunakan adalah data cross section.
6. Selanjutnya dilakukan estimasi pada model dengan metode enter sehingga didapat nilai R square, nilai F dan nilai t.
Untuk identifikasi masalah 3, untuk melihat tingkat elastisitas penawaran minyak goreng curah, maka dianalisis dengan menggunakan rumus
Elastisitas penawaran :
% perubahan jumlah yang ditawarkan
Es = ---% perubahan harga Es = ∆Q P
∆P Q Dimana,
∆Q = persen perubahan penawaran ∆P = persen perubahan harga P = harga
Q = penawaran
Bila Es > 1 dikatakan bahwa penawaran barang elastis. Bila Es < 1 dikatakan bahwa penawaran barang inelastis. Bila Es = 1 dikatakan elastisitas satu.
(34)
3.5. Definisi dan Batasan Operasional
Definisi dan batasan operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahapahaman istilah-istilah yang terdapat dalam skripsi.
3.5.1 Definisi Operasional
Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Minyak goreng curah adalah minyak goreng yang dijual hanya di pasar tradisional tanpa menggunakan kemasan yang bermerk ( non branded ).
2. Minyak goreng bermerk adalah minyak goreng yang dijual di pasar tradisional dan di supermarket menggunakan kemasan yang bermerk ( branded ).
3. Penawaran adalah jumlah minyak goreng yang ditawarkan atau dijual oleh produsen yang dihitung dalam kg/hari.
4. Biaya produksi adalah harga beli minyak goreng curah yang dibeli penjual dalam Rp/kg.
5. Sampel adalah pedagang yang menjual minyak goreng di pasar tradisional. 6. Harga minyak goreng adalah nilai minyak goreng yang dihitung dalam
rupiah /kg pada saat penelitian berlangsung.
7. Pasar tradisional adalah pasar-pasar yang diambil untuk dijadikan sampel untuk penelitian, dan tidak termasuk swalayan atau supermarket.
(35)
3.5.2 Batasan operasional
Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Daerah penelitian adalah Pasar Melati di Kecamatan Medan Tuntungan, Pasar Helvetia di Kecamatan Medan Helvetia dan Pasar Pringgan di Kecamatan Medan Baru di Kota Medan.
2. Waktu penelitian adalah tahun 2009.
3. Sampel penelitian ini adalah penjual minyak goreng curah.
4. Harga minyak goreng bermerk yang digunakan adalah minyak goreng bermerk Sania.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah adalah jumlah penawaran minyak goreng curah, besarnya harga minyak goreng bermerk, biaya produksi dan hari besar.
(36)
IV.DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Deskripsi Daerah Penelitian
Letak dan Keadaan Geografis
Penelitian dilakukan di Kota medan yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 20.27| - 20.47| dan 980.35| - 980.44| BT. Kota Medan berada pada ketinggian 2,5m – 37,5m di atas permukaan laut. Menurut batas administratifnya, Kota Medan berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat, dan timur.
Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Derah Tingkat I Sumatera Utara dengan luas derah sekitar 265,10 km2. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Sampali berkisar 23,30 C – 24,40 C dan suhu maksimum berkisar antara 30,90 C – 33,60 C. hari hujan di Kota Medan pada tahun 2008 menurut Stasiun Sampali rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata-rata-rata curah hujan perbulannya 171,2 mm.
Tata Guna Tanah/Lahan
Pola pengunaan tanah di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Penggunaan tanah terdiri dari bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dan sangat besar yaitu mulai dari bangunan pemukiman, perkantoran, pemerintahan, tempat ibadah, pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar tradisional, fasilitas umum,
(37)
bangunan pendidikan, tempat rekreasi, restoran, hotel dan lahan pertanian di pinggiran kota. Kota Medan merupakan kota besar terbesar ketiga di Indonesia sehingga keadaan bangunan sangat padat dan rapat dengan jumlah penduduk yagn banyak.
Keadaan Penduduk
a. Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan
Penduduk Kota Medan berjumlah 2.083.185 orang dengan 470.481 rumah tangga yang tersebar disetiap kecamatan dan kelurahan di Kota Medan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan persentase penduduk Kota Medan berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel. 4 Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Golongan umur
Laki-laki Perempuan jumlah
Jiwa Persen (%)
Jiwa Persen (%)
jiwa Persen (%) 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ 89.206 96.559 98.519 111.263 116.164 99.499 83.325 75.482 70.091 57.837 47.054 30.879 26.468 32.350 8,62 9,33 9,52 10,75 11,23 9,62 8,05 7,30 6,77 5,59 4,55 2,98 2,56 3,13 92.853 91.885 100.590 105.426 121.385 102.041 75.926 83.180 75.926 53.680 47.393 31.434 22.246 44.495 8,86 8,76 9,59 10,06 11,58 9,73 7,24 7,93 7,24 5,12 4,52 3,00 2,12 4,24 182.059 188.444 199.109 216.689 237.549 201.540 159.251 158.662 146.017 111.517 94.447 62.313 48.714 76.845 8,74 9,05 9,56 10,40 11,40 9,67 7,64 7,62 7,01 5,35 4,53 2,99 2,34 3,69
(38)
Jumlah 1.034.696 49,67 1.048.460 50,33 2.083.156 100
Sumber : BPS,Medan Dalam Angka 2008
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota medan pada tahun 2008 sebesar 2.083.156 orang yang terdiri dari 1.034.696 orang laki-laki ( 49,67 %) dan 1.048.460 orang perempuan ( 50,33% ), dari data tersebut dapat dilihat bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Data tabel diatas juga menunjukkan jumlah usia non produktif bayi, balita, anak-anak dan remaja (0-14 tahun ) sebesar 569.612 orang ( 27,34% )manula ( >55 tahun ) sebesar 187.872 orang ( 9,02% ). Jumlah usia produktif ( 15-54 tahun ) adalah sebesar 1.325.672 orang ( 63,63% )ss. Usia produktif adalah usia dimana orang memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif, dari data tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di kota medan cukup besar.
b. Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
Mata pencarian penduduk kota medan bermacam jenisnya yaitu pegawai negri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencarian penduduk kota medan dapat dilihat pada tabel 5.
(39)
Tabel. 5 Penduduk menurut Pekerjaan
No Mata pencarian Jumlah Persentase
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pegawai negri Pegawai Swasta TNI/POLRI Tenaga pengajar Tenaga kesehatan Lain-lain
16.727 15.580 14.326 45.426 3.290 300.862
4,22 3,93 3,61 11,4 0,83 75,93
Jumlah 396.211 100
Sumber: BPS, medan dalam angka 2008
Tabel 5. menunjukkan bahwajumlah pekerjaan penduduk yang terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 45.426 orang (11,4%), pegawai negri sebesar 16.727 orang (4,22%), pegawai swasta 15.580 orang (3,93%), TNI/POLRI sebesar14.326 orang (3,61 %) dan tenaga kesehatan sebesar 3.290 orang (0,83 %) dan pekerjaan yang lain-lain yaitu gabungan dari berbagai
pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu yaitu sebesar 300.862 orang (75,93 %). Data tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk kota medan
yang berusia produktif hanya sebagian kecil saja yang sudah bekerja, setelah dikurangi penduduk kota medan yang bersekolah dan kuliah, masih banyak penduduk yang menganggur baik sebagai pengangguran terselubung maupun pengangguran tetap.
c. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk kota medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat pendidikan penduduk kota medan dapat dilihat pada tabel 6.
(40)
Tabel. 6 Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(%)
1 2 3 4
SD SLTP SLTA
Perguruan Tinggi
451.226 635.451 726.560 310.475
21,24 29,92 34,21 14,61
Jumlah 2.123.712 100
Sumber : BPS, Medan dalam angka 2008
Tabel 6. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk kota medan paling besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 726.560 orang (34,21 %), Sekolah Lanjut Tingkat Pertama ( SLTP) yaitu sebesar 635.451 orang ( 29,92%), Sekolah Dasar ( SD) sebesar 451.226 orang( 21,24 %), dan Perguruan Tinggi berjumlah 310.475 orang (14,61 %).
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasarana di kota medan sekarang ini sangat baik, hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, tempat peribadatan, transportasi dan pasar yang sudah cukup memadai.
(41)
Tabel 7. Sarana dan Prasarana
No Sarana dan Prasarana Jumlah ( unit )
1 Sekolah
a. SD b. SLTP c. SLTA
d. Perguruan Tinggi
810 353 339 33
2 Kesehatan
a. Puskesmas b. Pustu c. BPU
d. Rumah Bersalin e. Rumah Sakit
39 40 421 431 70
3 Tempat peribadatan a. Masjid b. Musholla c. Gereja d. Kuil e. wihara 826 675 525 39 140
4 Transportasi a. Jalan Baik b. Jalan Sedang c. Jalan Rusak d. Jalan rusak berat
2.084,16 km 389,80 km 112,76 km 1,35 km
5 Pasar
a. Pasar tradisional b. Pasar Modern
56 30
Sumber : BPS medan dalam angka 2008
Sarana pendidikan di kota medan sangat lengkap mulai dari Play Group, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar berjumlah 810 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama berjumlah 353 unit , Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 339 unit hingga ke Perguruan Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok kota Medan dengan kualitas yang beragam.
(42)
Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti kota Medan yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu puskesmas 39 unit, Pustu 40 unit, BPU 421 unit , Rumah Bersalin 431 uni ,Rumah sakit 70 unit. Sarana peribadatan juga sangat diperlukan oleh penduduk kota medan yang besar dan beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada sehingga tetap saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu masjid 826 unit, musholla 675 unit, gereja 525 unit, kuil 39 unit, dan wihara 140 unit.
Sarana transportasi sangat lengkap di dalam kota, angkutan kota sangat banyak ke segala penjuru kota medan. Panjang jalan kota Medan 3.078,94 km. Jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 2.084,16 km, jalan dalam kondisi sedang 389,80 km, jalan dalam kondisi rusak sepanjang 112,76 km, dan jalan dalam kondisi rusak berat sepanjang 1,35 km.
Pasar tradisional maupun pasar modern banyak sekali terdapat di kota medan. Masyarakat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Ada 56 unit pasar tradisional dan 30 unit pasar modern yang tersebar di setiap kecamatan dengan keunggulan dan kelengkapan masing-masing pasar yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi atau sore hari, sedangkan pasar Modern buka dari pagi hingga malam hari.
(43)
Karakteristik Pasar
a. Pasar Tradisional Melati
Pasar ini buka pada pagi pukul 07.00 WIB sampai sore hari pukul 17.00 WIB. Barang-barang yang dijual beraneka ragam diantaranya kebutuhan pokok seperti sayur-mayur, ikan, bumbu masak, alat masak, buah dan lain-lain. Letaknya di jalan Bunga Sakura no.4 simpang melati Medan. Luas areal pasar 14.320 m2. Pedagang minyak goreng yang berjualan di pasar ini berjumlah 20 penjual. Lokasi pasar ini dekat dengan perumahan – perumahan, salah satu contohnya perumahan waikiki. Sarana jalan yang dimiliki pasar ini baik dan lancar untuk dilewati. Angkutan umum yang biasa melewati pasar ini cukup variatif yaitu angkutan kota yang bernomor D95, 96, dan 18.
b. Pasar Tradisional Pringgan
Pasar Tradisional Pringgan terletak di jalan Iskandar Muda. Pasar ini buka pada pagi hari pukul 09.00 WIB sampai sore hari pukul 17.00 WIB. Luas areal pasar tersebut 16.040 m2. Pasar ini sama seperti pasar tradisional Melati yaitu menjual beraneka ragam kebutuhan pokok seperti sayur-mayur, ikan, bumbu masak, alat masak, buah dan lain-lain. Pedagang minyak goreng yang berjualan di pasar ini berjumlah 15 orang. Letaknya di jalan Iskandar Muda dekat Ramayana. Lokasi pasar ini jauh dari perumahan-perumahan dikarenakan sempitnya akses jalan ke pasar ini. Sarana jalan yang dimiliki pasar ini juga tidak baik dan masih berlubang-lubang, tetapi angkutan umum yang melewati pasar ini banyak seperti angkutan kota bernomor 64, 83, 18 dan 135.
(44)
c. Pasar Tradisional Helvet
Pasar tradisional Helvet bertempat di Jalan Helvetia Raya, dan buka dari pagi pukul 07.00 WIB sampai sore hari pukul 17.00 WIB. Pasar ini juga sama seperti kedua pasar di atas, yaitu menjual berbagai macam kebutuhan pokok atau rumah tangga. Dan pasar ini memiliki luas areal 12.018 m2. Pedagang yang berjualan di pasar ini berjumlah 15 orang. Lokasi pasar ini jauh dari perumahan-perumahan dikarenakan juga sempitnya akses jalan ke pasar ini dan sarana jalan yang dimiliki pasar ini juga tidak baik dan masih berlubang-lubang. Angkutan kota yang melintasi pasar ini adalah angkutan kota bernomor 12 dan 21.
Karakteristik Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah penjual minyak goreng yang terdapat pada pasar tradisional. Karakteristik penjual sampel yang dimaksud adalah meliputi jumlah penjualan terendah sebanyak 150 kg/bulan nya dan yang tertinggi sebanyak 2.800 kg/bulan nya dengan rata-rata jumlah minyak goreng curah yang dijual yaitu 1.140,91 kg. Kemudian jumlah pembelian terendah sebanyak 150 kg/bulan nya dan yang tertinggi sebanyak 3.000 kg/bulan nya dengan rata-rata jumlah yang dibeli oleh penjual yaitu 1438,48 kg/bulan nya. Dan rata-rata harga yang ditawarkan kepada konsumen yaitu dengan harga terendah Rp 7.500 dan harga tertinggi Rp 8.500 dengan harga rata-rata yaitu Rp 7.990,91. Kemudian harga beli atau biaya produksi penjual minyak goreng curah mempunyai harga terendah Rp 7.000 dan harga tertinggi Rp 8.000 dengan harga rata-rata yaitu Rp 7.130,30.
(45)
Disini peneliti juga memasukkan variabel hari raya atau hari besar sebagai salah satu faktor yang menentukan harga jual minyak goreng curah di daerah penelitian.
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen minyak goreng yang terdapat pada pasar tradisional. Karakteristik konsumen sampel yang dimaksud adalah meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan pendapatan.
a. Umur
Adapun keadaan umur penjual minyak goreng curah (sampel) di daerah penelitian dapat dilihat dari Tabel 8 berikut :
No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 ≥55 2 5 9 7 2 4 4 0 6,06 15,15 27,28 21,21 6,06 12,12 12,12 0
Jumlah 33 100
Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat jumlah konsumen sampel terbesar berada pada kelompok umur 30-34 tahun dengan jumlah orang 9 atau 27,28 % dan yang terkecil pada kelompok umur ≥ 55 tahun dengan jumlah 0 orang atau 0 %.
(46)
b. Tingkat Pendidikan
Adapun pendidikan penjual minyak goreng curah (sampel) di daerah penelitian Kota Medan dari SD sampai Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)
1 2 3 4 5 SD SLTP SLTA Diploma Sarjana 3 8 20 1 1 9,09 24,25 60,60 3,03 3,03
Jumlah 33 100
Dari tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penjual minyak goreng curah (sampel) rata-rata SLTA. Untuk jumlah penjual minyak goreng curah (sampel) yang terbesar adalah pada SLTA yaitu sebanyak 20 orang atau 60,60 % sedangkan terkecil berada pada tingkat Diploma dan Sarjana yaitu sebanyak 1 orang atau 3,03%.
c. Jumlah Tanggungan
Adapun jumlah tanggungan atau jumlah anggota keluarga pada daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 10 berikut.
No Jumlah Tanggungan
Keluarga
Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)
1 2 3 0-2 3-5 ≥ 6 6 23 4 18,18 69,70 12,12
Jumlah 33 100
(47)
Dari tabel 10 di atas dapat dilihat jumlah tanggungan terbanyak ada pada kelompok 3-5 yaitu sebanyak 23 orang atau 69,70% dan yang terkecil pada kelompok ≥6 yaitu sebanyak 4 orang atau 12,12%.
c. Pendapatan
Pendapatan minyak goreng curah (sampel) di daerah penelitian bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 11 berikut
No Pendapatan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)
1 2 3
< Rp.999.999
Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 >Rp.2.000.999
5 24
4
15,15 72,73 12,12
Jumlah 33 100
Dari Tabel 11 dapat dilihat pendapatan rata-rata minyak goreng curah (sampel) terbesar pada kelompok kedua yaitu sebanyak 24 orang atau 72,73% dan yang terkecil pada kelompok terakhir yaitu sebanyak 4 orang atau 12,12%.
(48)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Minyak Goreng
Curah di Pasar Tradisional Medan
Dalam penelitian ini faktor-faktor yang dikaji adalah jumlah penawaran minyak goreng curah, besarnya harga minyak goreng bermerk, biaya produksi dan hari besar.
Untuk mengetahui rata-rata dari faktor-faktor (jumlah penawaran minyak goreng curah, besarnya harga minyak goreng bermerk, biaya produksi dan hari besar) tersebut dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 12. Rataan dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional Medan
No Uraian Rataan
1 Jumlah Penawaran Minyak Goreng Curah (Kg/Bln) 0,001280
2 Harga Minyak Goreng Bermerk (Rp/Kg) 0,000046
3 Biaya Produksi (Rp/Kg) 0,000136
4 Hari Besar
Sumber : Analisis Data Lampiran 1
Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap harga jual minyak goreng curah digunakan analisis Regresi Linier Berganda. Yang menjadi variabel terikat (Y) adalah harga jual minyak goreng curah, sedangkan variabel
(49)
bebasnya adalah jumlah penawaran minyak goreng curah/bulan (X1), harga minyak goreng bermerk/kg (X2), biaya produksi/kg (X3), dan hari besar (X4).
Untuk mengetahui hasil Regresi Linier berganda untuk persamaan Y = a + β X1 + β X2 + β X3 + β X4 + µ dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini :
Variabel Koefisien
Regresi
Standar Error
T-Hitung Signifikan
Constant 0,00048 0,000 3,430 0,002
X1=Jlh Penawaran Minyak goreng curah
0,00072 0,000 0,194 0,848*
X2=Harga Minyak goreng merk
0,002 0,133 0,015 0,988*
X3=Biaya Produksi 0,568 0,098 5,784 0,000**
X4=Hari besar (dummy) -1,576 0,000 -1,577 0,126*
R= 0,760a
R-Square= 0,578
F-Hitung= 9,593 0.000a
F-Tabel= 2,55
T-Tabel= 1,96
Keterangan : * = tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% ** = nyata pada taraf kepercayaan 95%
Persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah : Ŷ = 0,00048 + 0,00072X1 + 0,002X2 + 0,568X3 – 1,576X4 (3,430) (0,194) (0,015) (5,784) (1,577)
Dari model dihasilkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,578. Hal ini menunjukkan bahwa 57,8% variasi variabel harga jual minyak goreng curah telah dapat dijelaskan oleh variabel jumlah penawaran minyak goreng curah, harga minyak goreng merk, biaya produksi dan hari besar. Nilai koefisien determinasi yang di dapat dikategorikan kecil karena adanya variabel dummy dan semakin bervariasi data dalam model. Jadi apabila semakin banyak variabel dummy dan
(50)
semakin bervariasi data dalam suatu model, maka nilai koefisien determinasi semakin kecil, tetapi bukan berarti model tersebut salah atau tidak bagus.
Secara serempak pengaruh variabel jumlah penawaran minyak goreng curah, harga minyak goreng merk, biaya produksi dan hari besar nyata pada taraf 57,8%. Hal ini dapat dilihat dari Uji F , yaitu F-Hitung = 9,593 > F-Tabel = 2,55 dan Nilai Signifikansi 0,000.
Secara parsial, variabel jumlah penawaran minyak goreng tidak berpengaruh terhadap harga jual minyak goreng curah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung =0,194 < t-tabel = 1,96, dan tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%.
Secara parsial, variabel harga minyak goreng merk tidak berpengaruh terhadap harga jual minyak goreng curah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung =0,015 < t-tabel =1,96, dan tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95%.
Secara parsial, variabel biaya produksi berpengaruh terhadap harga jual minyak goreng curah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung =5,784 > t-tabel =1,96 dan signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Nilai koefisien variabel biaya produksi sebesar 0,568 menunjukkan jika biaya produksi naik sebesar 1 Rp akan menaikkan harga jual minyak goreng curah sebesar 0,568 Rp.
(51)
Secara parsial, variabel hari besar tidak berpengaruh nyata terhadap harga jual minyak goreng curah. Hal ini dapat dilihat dari t-hitung =1,577 < t-tabel=1,96 dan pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil Asumsi Regresi Linear Berganda
Uji Linearitas
Dari persyaratan untuk melihat apakah persamaan dilakukan uji F dengan kriteria penilaian adalah jika Fhitung > Ftabel adalah signifikan, dan didapat Fhitung= 9,593 dan Ftabel= 2,55. Sehingga persamaan yang digunakan adalah Linear.
Uji Gejala Multikolinearitas
Setelah melihat tabel Coefficient terdapat nilai VIF untuk masing-masing variabel mempunyai nilai < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa gejala multikolinearitas tidak terdapat dalam persamaan ini.
Uji Gejala Heterokedastisitas
Setelah melakukan metoda grafik untuk menguji heterokedastis maka didapat disimpulkan bahwa gejala heterokedastis tidak terdapat dalam persamaan ini.
(52)
b. Elastisitas penawaran minyak goreng curah di pasar tradisional
Medan
Hasil elastisitas penawaran yang didapat adalah Elastisitas penawaran :
% perubahan jumlah yang ditawarkan
Es = ---% perubahan harga Es = ∆Q P
∆P Q
Es = 0,001280 -- 0,001138 0,000125 – 0,000136 Es = 0,000142
- 0,00011
Es = - 1,29
Dan dapat disimpulkan dari perhitungan di atas didapat Es ˂ 1 dan dikatakan
bahwa penawaran barang bersifat inelastis artinya H0 diterima bahwa minyak goreng bersifat inelastis. Dimana jika harga berubah maka penawaran terhadap minyak goreng tidak berubah, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa barang-barang kebutuhan pokok bersifat inelastis.
(53)
Pembahasan
a. Pengaruh Jumlah Penawaran Minyak Goreng Curah
Dari hasil analisis diperoleh bahwa jumlah penawaran minyak goreng curah tidak berpengaruh nyata terhadap harga jual minyak goreng curah. Pengaruh jumlah penawaran minyak goreng curah terhadap harga jual minyak goreng curah adalah relatif kecil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,00048.
Hal ini terjadi karena berapa banyakpun jumlah penawaran minyak goreng yang dijual oleh pedagang ke konsumen itu tidak mempengaruhi harga jual minyak goreng curah kepada konsumen, karena pedagang tersebut tidak menjual ke satu orang konsumen melainkan ke beberapa konsumen yang berbeda sehingga konsumen tidak ada mendapatkan diskon atau potongan harga secara khusus dari pedagang, kecuali konsumen membeli nya dalam jumlah besar yaitu di atas 50 kg.
b. Pengaruh Harga Minyak Goreng Merk
Dari hasil analisis diperoleh bahwa harga minyak goreng merk tidak berpengaruh nyata terhadap harga jual minyak goreng curah. Pengaruh harga minyak goreng merk terhadap harga jual minyak goreng curah relatif kecil, hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,002. Hal ini dikarenakan konsumen akan tetap memilih minyak goreng curah dibandingkan minyak goreng merk yang sudah menjadi kebiasaan konsumen rumah tangga dalam memilih jenis minyak goreng, selain mudah didapat harga minyak goreng curah selalu lebih murah
(54)
dibandingkan dengan harga minyak goreng merk per kg nya dan tempat yang dilakukan dalam penelitian adalah pasar tradisional.
c. Pengaruh Biaya Produksi
Dari hasil analisis diperoleh bahwa biaya produksi berpengaruh nyata terhadap harga jual minyak goreng curah. Pengaruh biaya produksi terhadap harga jual minyak goreng curah relatif cukup besar, hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,568.
Koefisien biaya produksi terhadap harga jual minyak goreng curah menunjukkan hubungan yang positif. Dimana semakin naik biaya produksi maka harga jual minyak goreng curah juga naik dan sebaliknya. Kenaikan 1 Rp biaya produksi akan menaikkan harga jual minyak goreng curah sebesar 0,568 Rp. Tidak mungkin ketika ada kenaikan biaya produksi maka tidak naik pula harga jual minyak goreng curah karena biaya produksi merupakan harga modal pengambilan minyak goreng curah dari pedagang untuk dijual ke konsumen. Apabila harga jual tidak mengalami kenaikan maka pedagang akan mengalami kerugian.
d. Pengaruh Hari Besar
Dari hasil analisis diperoleh bahwa hari besar tidak berpengaruh nyata terhadap harga jual minyak goreng curah. Pengaruh hari besar terhadap harga jual minyak goreng curah adalah relatif kecil , hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,000015. Hal ini disebakan karena para pedagang akan menaikkan harga jual minyak goreng curah pada hari
(55)
besar dengan alasan kebutuhan akan minyak goreng semakin banyak dan mereka lebih memilih minyak goreng curah untuk membuat makanan atau masakan yang harganya lebih murah dibanding harga minyak goreng merk, dan apabila harga minyak goreng curah pun naik tidak akan melebihi harga minyak goreng merk per kg nya untuk tetap mempertahankan konsumen minyak goreng curah yang banyak yaitu pada umumnya ibu-ibu rumah tangga.
(56)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual minyak goreng curah di pasar tradisional Medan adalah jumlah penawaran minyak goreng curah, harga minyak goreng merk, biaya produksi dan hari besar.
5. Secara umum faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi harga jual minyak goreng curah adalah biaya produksi.
6. Secara umum minyak goreng merupakan barang yang bersifat inelastis.
Saran
Saran untuk Pemerintah
Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan harga minyak goreng curah yang beredar di pasar tradisional dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang baik sehingga produsen dan konsumen di pasar tradisional mengalami kepuasan harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Saran untuk Peneliti
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran minyak goreng curah maupun minyak goreng merk di pasar tradisional.
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Amang, B. 1993. Ekonomi Perbesaran, Jagung dan Minyak Sawit di Indonesia. PT Dharma Karsa Utama. Jakarta
Amang, dkk, 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia. IPB Press. Bandung BKP. 2007. Laporan tahunan. Badan Ketahanan Pangan Medan.
BPS. 2005. Laporan tahunan. Sumatera Utara dalam Angka. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Medan.
Buana, L. 2001. Dinamika Produksi, Permintaan dan Harga Minyak Goreng
Sawit Mentah. PPKS. Medan
Bungin, P. 2005. SPSS 13.0 Terapan:Riset Statistik Parametrik. ANDI. Yogyakarta
Disperindag. 2009. Laporan tahunan. Dinas Perindustrian dan Perdaganagan Medan.
Ernawaty, M. 2007. Harga Minyak Goreng Melonjak, Konsumen Menjerit. Harian Sinar Indonesia. Medan
Gunaryo, E. 2007. Perilaku Konsumen. Refika Aditama. Bandung
Irawan dan Wijaya. F. 1996. Pemasaran 2000. BPFE Anggota IKAPI. Jakarta Jalil, dkk, 1997. Perilaku Konsumen dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran. Kencana. Jakarta
Nasution, 2006. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta
Nugroho, 2009. Harga Minyak Goreng Turun. http//Inilah.com.htm Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung
(58)
Sukirno, 2005. Ekonomi Mikro “Suatu Pendekatan Praktis”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Umar, H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama dan JBRC. Jakarta
(59)
PENJUAL MINYAK GORENG CURAH
DAN BERMERK
NAMA PASAR JENIS
PEDAGANG HARGA BELI (Rp) HARGA JUAL (Rp) JLH PEMBELIAN/BULAN (Kg) JLH PENJUALAN/BULAN (Kg) MERK HARGA JUAL (Rp) HARI BESAR (DUMMY)
Evi Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000333
0.000357 Sania 0.000050 1
Edi Helvetia Pengecer 0.000139 0.000125 0.002222
0.002778 Sania 0.000043 0
Elisabeth Helvetia Pengecer 0.000143 0.000125 0.000556
0.000556 Sania 0.000050 1
Etty Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000556
0.000556 Sania 0.000050 1
Halif Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000556
0.000556 Sania 0.000040 0
Deviana Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000333
0.000377 Sania 0.000043 1
Herbert Helvetia Pengecer 0.000139 0.000125 0.000556
0.000606 Sania 0.000045 1
Jerina Helvetia Pengecer 0.000139 0.000125 0.000513
0.000606 Sania 0.000048 1
Hotmen
Sitepu Helvetia Pengecer
0.000143 0.000125 0.000417
0.000435 Sania 0.000048 1
Parni Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000667
0.000800 Sania 0.000043 1
Maulana Helvetia Pengecer 0.000128 0.000118 0.001667
0.001852 Sania 0.000043 0
Sinaga Helvetia Pengecer 0.000128 0.000118 0.001250
0.001667 Sania 0.000043 0
(60)
Megah
Abadi Melati Pengecer
0.000143 0.000133 0.000556
0.000571 Sania 0.000043 1
Agus Melati Pengecer 0.000133 0.000125 0.000556
0.000606 Sania 0.000048 1
Vincent Melati Pengeer 0.000137 0.000125 0.000667
0.000667 Sania 0.000053 0
Elli Melati Pengecer 0.000139 0.000133 0.000370
0.000385 Sania 0.000045 0
Fariz Melati Pengecer 0.000135 0.000125 0.000667
0.000741 Sania 0.000048 1
Lampos
sirait Melati Pengecer
0.000141 0.000128 0.000667
0.000667 Sania 0.000048 1
Juliana Melati Pengecer 0.000143 0.000128 0.000526
0.000571 Sania 0.000045 1
Imam Melati Pengecer 0.000137 0.000125 0.000417
0.000435 Sania 0.000045 1
Parni Melati Pengecer 0.000137 0.000125 0.000606
0.000625 Sania 0.000050 1
Berliana Melati Pengecer 0.000133 0.000125 0.000606
0.000667 Sania 0.000050 1
Hasan Pringgan Pengecer 0.000135 0.000125 0.002778
(61)
Akiem Pringgan Pengecer 0.000133 0.000125 0.001667
0.002000 Sania 0.000042 0
Edi Pringgan Pengecer 0.000143 0.000133 0.000833
0.000909 Sania 0.000048 0
Momo Pringgan Pengecer 0.000135 0.000125 0.000794
0.000833 Sania 0.000040 1
Aseng Pringgan Pengecer 0.000137 0.000125 0.001333
0.001538 Sania 0.000043 1
Zebua Pringgan Pengecer 0.000128 0.000125 0.006667
0.006667 Sania 0.000048 1
Akiong Pringgan Pengecer 0.000128 0.000125 0.000769
0.000800 Sania 0.000050 0
Aliem Pringgan Pengecer 0.000143 0.000132 0.001111
0.001176 Sania 0.000043 0
H.
Siregar Pringgan Pengecer
0.000141 0.000125 0.003333
0.004167 Sania 0.000050 1
Hardi Pringgan Pengecer 0.000130 0.000118 0.001667
0.002222 Sania 0.000050 1
Awie Pringgan Pengecer 0.000125 0.000118 0.001333
0.001667 Sania 0.000040 1
RATA-RATA 0.000136 0.000125 0.001138
(62)
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH
.0001 .00000 33
JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
.0013 .00133 33
HARGA MINYAK GORENG BERMERK
.0000 .00000 33
BIAYA FAKTOR PRODUKSI .0001 .00001 33
HARI BESAR .6667 .47871 33
Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 hari besar, biaya
produksi, harga migor merk, penawaran migor
curaha
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .760a .578 .518 .00000
a. Predictors: (Constant), HARI BESAR, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, BIAYA FAKTOR PRODUKSI
b. Dependent Variable: HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH
(63)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.871E-5 .000 3.430 .002
JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
7.225E-5 .000 .026 .194 .848 .869 1.150
HARGA MINYAK GORENG BERMERK
.002 .133 .002 .015 .988 .934 1.070
BIAYA FAKTOR PRODUKSI
.568 .098 .768 5.784 .000 .855 1.170
HARI BESAR -1.576E-6 .000 -.201 -1.577 .126 .931 1.074
a. Dependent Variable: HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .000 4 .000 9.593 .000a
Residual .000 28 .000
Total .000 32
a. Predictors: (Constant), HARI BESAR, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, BIAYA FAKTOR PRODUKSI
(64)
(65)
PENJUAL MINYAK GORENG
CURAH DAN BERMERK
NAMA PASAR JENIS
PEDAGANG
HARGA BELI (Rp)
HARGA JUAL (Rp)
JLH
PEMBELIAN/BLN (Kg)
JLH
PENJUALAN/BLN (Kg)
MERK HARGA
JUAL (Rp)
HARI BESAR (DUMMY)
Evi Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000333 0.000357 Sania 0.000050 1
Edi Helvetia Pengecer 0.000139 0.000125 0.002222 0.002778 Sania 0.000043 0
Elisabeth Helvetia Pengecer 0.000143 0.000125 0.000556 0.000556 Sania 0.000050 1
Agus Helvetia Pengecer 0.000139 0.000128 0.000333 0.000625 Sania 0.000048 1
Etty Helvetia Pengecer 0.000133 0.000125 0.000556 0.000556 Sania 0.000050 1
Halif Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000556 0.000556 Sania 0.000040 0
Deviana Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000333 0.000377 Sania 0.000043 1
Herbert Helvetia Pengecer 0.000139 0.000125 0.000556 0.000606 Sania 0.000045 1
Jerina Helvetia Pengecer 0.000139 0.000125 0.000513 0.000556 Sania 0.000048 1
Hotmen
Sitepu Helvetia Pengecer 0.000143 0.000125 0.000417 0.000435 Sania 0.000048 1
Parni Helvetia Pengecer 0.000137 0.000125 0.000667 0.000800 Sania 0.000043 1
(66)
Hasmin Helvetia Pengecer 0.000135 0.000125 0.000357 0.000833 Sania 0.000050 1
Maulana Helvetia Pengecer 0.000128 0.000118 0.001667 0.001852 Sania 0.000043 0
Sinaga Helvetia Pengecer 0.000128 0.000118 0.001250 0.001667 Sania 0.000043 0
Megah
Abadi Melati Pengecer 0.000143 0.000133 0.000556 0.000571 Sania 0.000043 1
Agus Melati Pengecer 0.000133 0.000125 0.000556 0.000606 Sania 0.000048 1
Vincent Melati Pengeer 0.000137 0.000125 0.000667 0.000667 Sania 0.000053 0
Elli Melati Pengecer 0.000139 0.000133 0.000370 0.000385 Sania 0.000045 0
Fariz Melati Pengecer 0.000135 0.000125 0.000667 0.000741 Sania 0.000048 1
Lampos
sirait Melati Pengecer 0.000141 0.000128 0.000667 0.000667 Sania 0.000048 1
Juliana Melati Pengecer 0.000143 0.000128 0.000526 0.000571 Sania 0.000045 1
Imam Melati Pengecer 0.000137 0.000125 0.000417 0.000435 Sania 0.000045 1
Parni Melati Pengecer 0.000137 0.000125 0.000606 0.000625 Sania 0.000050 1
Berliana Melati Pengecer 0.000133 0.000125 0.000606 0.000667 Sania 0.000050 1
(67)
Akiem Pringgan Pengecer 0.000133 0.000125 0.001667 0.002000 Sania 0.000042 0
Doli Pringgan Pengecer 0.000137 0.000122 0.000400 0.000690 Sania 0.000045 1
Edi Pringgan Pengecer 0.000143 0.000133 0.000833 0.000909 Sania 0.000048 0
Momo Pringgan Pengecer 0.000135 0.000125 0.000794 0.000833 Sania 0.000040 1
Aseng Pringgan Pengecer 0.000137 0.000125 0.001333 0.001538 Sania 0.000043 1
Zebua Pringgan Pengecer 0.000128 0.000125 0.006667 0.006667 Sania 0.000048 1
Akiong Pringgan Pengecer 0.000128 0.000125 0.000769 0.000800 Sania 0.000050 0
Aliem Pringgan Pengecer 0.000143 0.000132 0.001111 0.001176 Sania 0.000043 0
H.
Siregar Pringgan Pengecer 0.000141 0.000125 0.003333 0.004167 Sania 0.000050 1
Hardi Pringgan Pengecer 0.000130 0.000118 0.001667 0.002222 Sania 0.000050 1
Awie Pringgan Pengecer 0.000125 0.000118 0.001333 0.001667 Sania 0.000040 1
(68)
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH
.00012525 .000003667 36
JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
.00123586 .001280426 36
HARGA MINYAK GORENG BERMERK
.00004614 .000003523 36
BIAYA FAKTOR PRODUKSI
.00013631 .000004921 36
HARI BESAR .69444444 .467176592 36
Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 HARI BESAR,
BIAYA FAKTOR PRODUKSI, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG
CURAHa
. Enter
a. All requested variables entered.
(69)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .747a .557 .500 .000002592 .557 9.761 4 31 .000
a. Predictors: (Constant), HARI BESAR, BIAYA FAKTOR PRODUKSI, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
b. Dependent Variable: HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .000 4 .000 9.761 .000a
Residual .000 31 .000
Total .000 35
a. Predictors: (Constant), HARI BESAR, BIAYA FAKTOR PRODUKSI, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
(70)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.849E-5 .000 3.466 .002
JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
3.617E-5 .000 .013 .099 .922 .875 1.143
HARGA MINYAK GORENG BERMERK
.049 .129 .047 .377 .709 .932 1.073
BIAYA FAKTOR PRODUKSI
.554 .095 .744 5.816 .000 .872 1.146
HARI BESAR -1.578E-6 .000 -.201 -1.614 .117 .921 1.086
(71)
(1)
Hasmin Helvetia Pengecer 0.000135 0.000125 0.000357 0.000833 Sania 0.000050 1
Maulana Helvetia Pengecer 0.000128 0.000118 0.001667 0.001852 Sania 0.000043 0
Sinaga Helvetia Pengecer 0.000128 0.000118 0.001250 0.001667 Sania 0.000043 0
Megah
Abadi Melati Pengecer 0.000143 0.000133 0.000556 0.000571 Sania 0.000043 1
Agus Melati Pengecer 0.000133 0.000125 0.000556 0.000606 Sania 0.000048 1
Vincent Melati Pengeer 0.000137 0.000125 0.000667 0.000667 Sania 0.000053 0
Elli Melati Pengecer 0.000139 0.000133 0.000370 0.000385 Sania 0.000045 0
Fariz Melati Pengecer 0.000135 0.000125 0.000667 0.000741 Sania 0.000048 1
Lampos
sirait Melati Pengecer 0.000141 0.000128 0.000667 0.000667 Sania 0.000048 1
Juliana Melati Pengecer 0.000143 0.000128 0.000526 0.000571 Sania 0.000045 1
Imam Melati Pengecer 0.000137 0.000125 0.000417 0.000435 Sania 0.000045 1
Parni Melati Pengecer 0.000137 0.000125 0.000606 0.000625 Sania 0.000050 1
Berliana Melati Pengecer 0.000133 0.000125 0.000606 0.000667 Sania 0.000050 1
(2)
Akiem Pringgan Pengecer 0.000133 0.000125 0.001667 0.002000 Sania 0.000042 0
Doli Pringgan Pengecer 0.000137 0.000122 0.000400 0.000690 Sania 0.000045 1
Edi Pringgan Pengecer 0.000143 0.000133 0.000833 0.000909 Sania 0.000048 0
Momo Pringgan Pengecer 0.000135 0.000125 0.000794 0.000833 Sania 0.000040 1
Aseng Pringgan Pengecer 0.000137 0.000125 0.001333 0.001538 Sania 0.000043 1
Zebua Pringgan Pengecer 0.000128 0.000125 0.006667 0.006667 Sania 0.000048 1
Akiong Pringgan Pengecer 0.000128 0.000125 0.000769 0.000800 Sania 0.000050 0
Aliem Pringgan Pengecer 0.000143 0.000132 0.001111 0.001176 Sania 0.000043 0
H.
Siregar Pringgan Pengecer 0.000141 0.000125 0.003333 0.004167 Sania 0.000050 1
Hardi Pringgan Pengecer 0.000130 0.000118 0.001667 0.002222 Sania 0.000050 1
Awie Pringgan Pengecer 0.000125 0.000118 0.001333 0.001667 Sania 0.000040 1
(3)
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH
.00012525 .000003667 36
JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
.00123586 .001280426 36
HARGA MINYAK GORENG BERMERK
.00004614 .000003523 36
BIAYA FAKTOR PRODUKSI
.00013631 .000004921 36
HARI BESAR .69444444 .467176592 36
Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 HARI BESAR,
BIAYA FAKTOR PRODUKSI, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAHa . Enter
a. All requested variables entered.
(4)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .747a .557 .500 .000002592 .557 9.761 4 31 .000
a. Predictors: (Constant), HARI BESAR, BIAYA FAKTOR PRODUKSI, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
b. Dependent Variable: HARGA JUAL MINYAK GORENG CURAH
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .000 4 .000 9.761 .000a
Residual .000 31 .000
Total .000 35
a. Predictors: (Constant), HARI BESAR, BIAYA FAKTOR PRODUKSI, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
(5)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.849E-5 .000 3.466 .002
JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH
3.617E-5 .000 .013 .099 .922 .875 1.143
HARGA MINYAK GORENG BERMERK
.049 .129 .047 .377 .709 .932 1.073
BIAYA FAKTOR PRODUKSI
.554 .095 .744 5.816 .000 .872 1.146
HARI BESAR -1.578E-6 .000 -.201 -1.614 .117 .921 1.086
(6)