Informasi Epidemiologi
Diseminasi Informasi
Laporan penyakit DBD di Dinas Kesehatan Kota Kediri telah dilakukan dengan baik. Data DBD dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur secara rutin setiap bulan. Metode pelaporan dilakukan via email. Pelaporan data DBD di Dinas Kesehatan Kota Kediri ke instansi kesehatan yang lebih tinggi (dinas kesehatan provinsi) sesuai dengan hasil penelitian Ayu (2012), bahwa laporan dinkes kabupaten/kota ditujukan ke dinkes provinsi. Hasil penelitian serupa dilakukan oleh Sitepu et al (2012), bahwa penyebarluasan informasi DBD ke dinas kesehatan provinsi penting untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan DBD.
Umpan balik merupakan bagian dari proses diseminasi informasi surveilans. Dinas Kesehatan Kota Kediri melakukan umpan balik surveilans DBD kepada puskesmas Kota Kediri setiap tiga bulan. Pada tahun 2013 pelaksanaan umpan balik hanya berjalan satu kali pada akhir tahun. Bentuk umpan balik yang diberikan ke puskesmas berupa rapat koordinasi. Petugas DBD dari dinas kesehatan memberikan surat umpan balik (semacam buletin) yang berisi rekapitulasi data kasus, data kematian, laporan program dan data DBD lain kepada puskesmas. Selain puskesmas, pihak yang menerima umpan balik DBD dari adalah kader jumantik kelurahan. Bentuk kegiatan umpan balik berupa penyuluhan tentang DBD untuk meningkatkan kapasitas kader.
Menurut Mc Nabb dan Chungong (2002) umpan balik adalah proses penyebarluasan informasi dari unit kesehatan yang diberi laporan ke unit kesehatan pemberi laporan. Dalam hal ini alur informasi kesehatan dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Noor (2008) menyatakan bahwa umpan balik dapat ditujukan kepada instansi yang tingkat administrasinya lebih rendah sebagai timbal balik dari pelaporan, instansi terkait dan masyarakat.
Umpan balik data DBD di Dinkes Kota Kediri sesuai dengan hasil penelitian Sitepu et al (2012) bahwa penyebarluasan informasi dalam bentuk feedback ditujukan ke sumber data, masyarakat maupun pihak yang membutuhkan. Melalui umpan balik, setiap pihak akan mengetahui situasi DBD di wilayahnya sehingga dapat berupaya menekan penyebaran DBD. Hasil penelitian serupa dilakukan oleh Kartiawan (2009) bahwa penyebarluasan informasi diberikan kepada puskesmas atau sektor terkait lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara di Dinas Kesehatan Kota, tidak semua unit pelaksana kesehatan di bawah dinas kesehatan menerima umpan balik. Pelaksanaan umpan balik DBD di Kota Kediri hanya ditujukan kepada puskesmas dan kader jumantik. Hal tersebut karena keterbatasan sumber daya dan tenaga petugas. Umpan balik DBD secara umum berupa Profi l Dinas Kesehatan Kota Kediri yang didalamnya terdapat informasi umum DBD di Kota Kediri. Umpan balik dapat menjadi sarana evaluasi pelaksanaan surveilans apabila dilaksanakan dengan baik. Umpan balik di Dinas Kesehatan Kota Kediri tahun 2013 yang hanya dilaksanakan satu kali pada akhir tahun (seharusnya tiap tribulan) membuat permasalahan dan hambatan surveilans selama satu tahun tidak segera terselesaikan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Penyakit DBD di Kota Kediri pada tahun 2013 sebanyak 274 kasus merupakan kasus tertinggi selama tiga tahun terakhir (2011–2013). Gambaran DBD di Kota Kediri menunjukkan bahwa prevalensi DBD sebesar 0,99 per 1000 penduduk, penderita DBD paling banyak adalah usia 7–9 tahun, kecenderungan penularan penyakit DBD berdasarkan pola maksimum minimum terjadi pada awal tahun, status kota sebagai daerah endemis dan sporadis, IR DBD 99,28 per 100.000 penduduk, CFR DBD 0,73% dan ABJ 92%. Indikator program DBD adalah angka penemuan dan penanganan DBD, IR, CFR dan ABJ. Indikator yang sudah mencapai target hanya satu yakni CFR sedangkan indikator lain masih belum mencapai target.
Pelaksanaan surveilans DBD di Dinas Kesehatan Kota Kediri berdasarkan komponen surveilans masih
Binti, Komponen Sistem Surveilans Demam Berdarah Dengue…
belum sesuai dengan Modul Pengendalian DBD dan Bappenas. 2006. Laporan Kajian Kebijakan dan Kepmenkes RI nomor 1116 tahun 2003 tentang
Penanggulangan (Wabah) Penyakit Menular Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans
(Studi Kasus DBD) . Jakarta: Direktorat Kesehatan Epidemiologi Kesehatan.
dan Gizi Masyarakat.
Hambatan pelaksanaan surveilans DBD di Douglas, klaucke. 1997. Pedoman untuk Menilai Dinas Kesehatan Kota Kediri tahun 2013 adalah
Sistem Surveilans (Terjemahan Oleh Yuwono adanya ketidaklengkapan pengumpulan data,
Sidarta) . Jakarta: Depkes RI. keterlambatan pengumpulan data, mutasi pegawai
Gordis L .2000. Epidemiology. Philadelphia, PA: pada pertengahan tahun, data pemeriksaan jentik di
WB Saunders Co.
puskesmas tidak sesuai dengan data yang seharusnya Hariyana, bambang. 2007. Pengembangan Sistem dilaporkan, keterbatasan jumlah komputer sebagai
Informasi Surveilans Epidemiologi Demam sarana surveilans di puskesmas, penyampaian umpan
Berdarah Dengue Untuk Kewaspadaan Dini balik informasi DBD di puskesmas yang tidak jelas,
dengan Sistem Informasi Geografi s di Wilayah tidak dilakukannya analisis dan interpretasi data
Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara (Studi Kasus DBD oleh petugas puskesmas dan pelaksanaan
di Puskesmas Mlonggo 1). Tesis. Magister Ilmu umpan balik ke puskesmas yang tidak lengkap.
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang.
Saran
Jaya, D.M., Ibrahim, E., Anwar. 2013. Hubungan Evaluasi surveilans DBD di Dinas Kesehatan
Pemberantasan saran nyamuk (PSN) DBD Kota Kediri sebaiknya dilakukan lebih intens sesuai
dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti di jadwal agar hambatan pelaksanaan surveilans dapat
Wilayah Endemis DBD Kelurahan Kassi-kassi dideteksi lebih dini sehingga dapat segera teratasi.
Kota Makasar. Skripsi [online]. Diakses 16 Dinas Kesehatan Kota Kediri perlu mengadakan
Agustus 2014. Diambil dari: http://repository. pelatihan bagi petugas DBD tentang sistem informasi
unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6168/ kesehatan, melakukan transfer informasi program
Dewi%20Mustika%20Jaya%20K11109332. ketika terjadi mutasi pegawai dinas kesehatan
pdf?sequence=1.
berdasarkan prosedur tetap program, mengadakan Kartiawan. 2009. Evaluasi Sistem Surveilans sebagai forum diskusi dan sharing antara petugas puskesmas
Pendukung Keputusan dalam Pengendalian dengan kader jumantik, memberikan insentif untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas kader jumantik secara tepat waktu, menambah sarana
Kesehatan Kabupaten Sumbawa. Tesis. Program komputer sebanyak 1 unit untuk pelaksana program
Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas di puskesmas, menyebarkan leaflet/selebaran/
Gadjah Mada. Yogyakarta. media cetak lain tentang DBD ke masyarakat dan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2003. mengganti metode umpan balik dari pertemuan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia rutin menjadi pengiriman surat umpan balik ke
Nomor: 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang puskesmas.
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan . Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
REFERENSI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ayu, Henriesca Sandra Ayu. 2012. Evaluasi
2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Pengamatan Kasus Demam Berdarah Dengue
Indonesia Nomor: 1479/MENKES/SK/X/2003 (DBD) di Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban.
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada [online].
Surveilans Epidemiologi PenyakitMenular dan Diakses 16 Agustus 2014. 1: 1. Diambil dari:http://
Penyakit Tidak Menular . Jakarta: Kementerian www.widyagamahusada. ac.id/admin_baru/
Kesehatan Republik Indonesia. gambar/jikmh1.1.12artikel04.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2012. Jawa Timur
Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela dalam Angka Terkini Tahun 2012-2013 Triwulan
Epidemiologi [online]. 1: 2. Diakses 6 oktober
I . Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa 2013. Diambil dari:http://www.depkes.go.id/ Timur.
downloads/publikasi/buletin/BULETIN%20 DBD.pdf.
108
Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3, No. 1 Januari 2015: 95–108
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Purnama, Sang G., Baskoro, Tri. 2012. Maya Index Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dan Kepadatan Larva Aedes aegypti Terhadap Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang
Infeksi Dengue. Makara. 16: 2. Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat
Ruliansyah, A., Gunawan, T., Juwono,S. 2011. Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan .
Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Informasi Geografis untuk Pemetaan Daerah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011.
Rawan Demam Berdarah Dengue (Studi Kasus Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue .
di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis Jakarta: Ditjen PP dan PL.
Provinsi Jawa Barat). Aspirator. 3: 2. Lee, L.M., Steven M.Teutsc, Stephen B.Thacker,
Rusmiati. 2009. Evaluasi sistem surveilanas Demam Michael E. Louis. 2010. Principles & Practice
Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kabupaten of Public Health Surveillance . New York: Oxford
Hulu Sungai Utara. Skripsi. Fakultas Kesehatan university press.
Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya. Mc Nabb, S.J., Chungong, S. 2002. BMC Public
Sitepu, F.Y., Suprayogi, A., Pramono, D. 2012. Health: Conceptual Framework of Public Health
Evaluasi dan Implementasi Sistem Surveilans Surveillance and Action and Its Application in
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Singkawang, Health Sector Reform . BioMed Central.
Kalimantan Barat Tahun 2010. Balaba. 8: 1. Natalia, Aryanti. 2012. Gambaran Pelaksanaan
Saputra, Ragil dan Ahmad Ashari. 2011. Integrasi Surveilans Epidemiologi Penyakit Demam
Laporan Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdarah Dengue Ditinjau dari Aspek Petugas di
Menggunakan Teknologi Web Service. Jurnal Tingkat Puskesmas Kota Semarang Tahun 2011.
Masyarakat Informatika . 2: 3. Jurnal Kesehatan Masyarakat . 1: 2.
Siyam, nur. 2013. Fasilitasi Pelaporan KDRS dan W2 Noor, Nur, N., 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka
DBD untuk Meningkatkan Pelaporan Surveilans Cipta.
DBD. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8: 2. Pawestri, laras. 2009. Evaluasi Sistem Surveilanas
Soegijanto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Demam Berdarah Dengue Berdasarkan
Dengue edisi 2. Surabaya: Airlangga University Komponen dan Atribut Surveilans di Dinas
Press.
Kesehatan Kabupaten Trenggalek. Skripsi. Sungkar, saleh. 2007. Pemberantasan demam Fakultas kesehatan masyarakat universitas
berdarah dengue: sebuah tantangan yang harus Airlangga. Surabaya.
dijawab. Jurnal Kedokteran Indonesia. 57: 6. Pemprov Jatim. 2011. Peraturan Gubernur Jawa
Weraman, pius. 2010. Dasar Surveilans Kesehatan Timur Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pengendalian
Masyarakat . Depok: Gramata Publishing. Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Jawa Timur . Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa
Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya Timur.
Edisi Kedua . Jakarta: Erlangga.