Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Pelayanan

10 memberikan kesenangan-kesenangan kepada pasien dengan adanya kemudahan- kemudahan agar pasien dapat memenuhi kebutuhannya. Payne 2000, menyatakan kualitas jasa berkaitan dengan kemampuan sebuah organisasi untuk memenuhi atau melebihi harapan pasien. Soegito 2007, mengemukakan bahwa pelayanan service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik. Barata 2004, mengemukakan bahwa pelayanan adalah daya tarik yang besar bagi para pasien, sehingga korporat bisnis sering kali menggunakannya sebagai alat promosi untuk menarik minat pasien. Dari seluruh defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan sebagai sebuah tingkat kemampuan ability dari sebuah rumah sakit dalam memberikan segala yang menjadi harapan pasien dalam memenuhi kebutuhannya .

2.1.2. Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Tjiptono, 2001. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan pasien Tjiptono, 2007. Kualitas pelayanan service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pasien atas pelayanan Universitas Sumatera Utara 11 yang nyata-nyata mereka terimaperoleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkaninginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu rumah sakit. Jika jasa yang diterima atau dirasakan perceived service sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan pasien, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Kualitas pelayanan service quality sangat bergantung pada 3 tiga hal, yaitu: sistem, teknologi dan manusia. Faktor manusia memegang kontribusi terbesar sehingga kualitas layanan lebih sulit ditiru dibandingkan dengan kualitas produk dan harga. Menurut Parasuraman dalam buku Rambat Lupiyoadi 2001, mengemukakan bahwa kualitas layanan service quality adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pasien atas layanan yang mereka terimaperoleh. Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh rumah sakit guna memenuhi harapan pasien. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan pasien. Kualitas pelayanan service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pasien atas pelayanan yang nyata-nyata mereka Universitas Sumatera Utara 12 terimaperoleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan terhadap pelayanan rumah sakit. Menurut Kotler 1997, mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Kualitas pelayanan yang baik sering dikatakan sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu bisnis karena dapat memberikan beberapa manfaat. Berdasarkan hasil sintesis terhadap berbagai riset di dalam Tjiptono 2005, mengemukakan enam kriteria kualitas pelayanan yang dipersepsikan baik, yakni sebagai berikut: 1. Professionalism and Skills Pasien mendapati bahwa penyedia jasa, karyawan, sistem operasional dan sumber daya fisik, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah mereka secara professional outcome-related criteria. 2. Attitudes and Behavior Pasien merasa bahwa karyawan jasa customer contact personnel menaruh perhatian besar pada mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah mereka secara spontan dan ramah process-related criteria. 3. Accessibility and Flexibility Pasien merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam operasi, karyawan dan sistem operasionalnya, dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pasien dapat mengakses jasa tersebut dengan mudah. Selain itu, juga dirancang dengan maksud Universitas Sumatera Utara 13 agar dapat menyesuaikan permintaan dan keinginan pasien secara luwes process- related criteria. 4. Reliability and Trustworthiness Pasien memahami bahwa apa pun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji dan melakukan segala sesuatu dengan mengutamakan kepentingan pasien process-related criteria 5. Recovery Pasien menyadari bahwa bila terjadi kesalahan atau sesuatu yang tidak diharapkan dan tidak dapat diprediksi, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari solusi yang tepat process-related criteria. 6. Reputation and Credibility Pasien meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilaiimbalan yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan image- related criteria. Menurut Gronroos dalam Tjiptono 1999, mengemukakan bahwa terdapat 4 empat faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu : 1. Menjaga dan memperhatikan, bahwa pasien akan merasakan karyawan dan sistem opersional yang ada dapat menyelesaikan masalah mereka. 2. Spontanitas, dimana karyawan menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan masalah pasien. Universitas Sumatera Utara 14 3. Penyelesaian masalah, karyawan yang berhubungan langsung dengan pasien harus memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas berdasarkan standar yang ada, termasuk pelatihan yang diberikan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. 4. Perbaikan, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan harus mempunyai personil yang dapat menyiapkan usaha-usaha khusus untuk mengatasi kondisi tersebut. Menurut Zeithaml dan Bitner 2003, kualitas pelayanan jasa, adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pasien. Dengan demikian ada 2 dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu : expected service dan perceived service. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan perceived service sesuai dengan yang diharapkan expected service, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampsaui harapan pasien, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Maka, baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan pasiennya secara konsisten.

2.1.3. Dimensi Kualitas Pelayanan