Laju Aliran Saliva pH Saliva Kadar Urea Saliva

mulut, menjaga kestimbangan pH rongga mulut dan integrasi enamel gigi, menghambat pertumbuhan bakteri, berperan dalam proses pencernaan dan sensasi pengecapan. 32 Sekresi saliva adalah refleks yang dimediasi oleh saraf. Volume dan jenis saliva yang disekresi dikendalikan oleh sistem saraf otonom. Kelenjar menerima inervasi dari saraf parasimpatis dan simpatis. Refleks melibatkan reseptor aferen dan saraf yang membawa impuls dari stimulasi, central hub serta bagian eferen yang terdiri atas saraf parasimpatik dan simpatik otonom yang secara terpisah menginervasi kelenjar saliva. 33,34,35 Pusat saliva parasimpatis terletak pada medula oblongata yang terbagi atas 3 bagian, yaitu superior nuklei salivatorius, inferior nuklei salivarius dan zona intermediet. Bagian superior nuklei CN VII terhubung dengan kelenjar submandibula dan kelenjar sublingual, sedangkan inferior nuklei CN IX mempersarafi kelenjar parotid. 34,38 Serabut saraf simpatis yang menginervasi kelenjar saliva berasal dari ganglion servikalis superior dan beriringan dengan arteri yang mensuplai arteri karotis eksterna yang memberikan suplai darah pada kelenjar parotis dan bersama arteri lingualis memberikan suplai darah ke submandibula, serta bersama dengan arteri fasialis yang mensuplai darah ke kelenjar sublingualis. Rangsangan simpatis akan menstimuli reseptor adrenergik menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada kelenjar saliva menyebabkan jumlah saliva sedikit, lebih kental dan kaya mukus. Berbeda dengan rangsangan parasimpatis yang menstimuli reseptor kolinergik menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, menyebabkan volume saliva lebih banyak dan kaya enzim 33,34,38

2.3.2 Laju Aliran Saliva

Volume dan komponen saliva sangat mempengaruhi kesehatan rongga mulut dan kualitas hidup seseorang. Pada orang dewasa yang sehat, jumlah produksi saliva per hari baik dengan stimulasi ataupun tanpa stimulasi berkisar antara 500 sampai 1500 mlhari. Rata-rata saliva istirahat yang berada pada rongga mulut adalah 1 ml. Universitas Sumatera Utara Jumlah aliran saliva tanpa distimulasi normal berkisar 0,25 –0,35 mlmenit, rendah 0,1 –0,25 mLmenit dan hiposalivasi kurang dari 0,1 mlmenit. Sedangkan jumlah aliran saliva dengan stimulasi yang normal berkisar lebih dari 1-3 mlmenit, rendah 0,7-1,0 mLmenit dan hiposalivasi kurang dari 0,7 mlmenit pada keadaan hiposalivasi. 10 Penurunan laju aliran saliva dapat dipengaruhi oleh beberapa keadaan, seperti posisi tubuh, cahaya dan kebiasaan merokok, proses menua, latihan fisik berlebihan, radioterapi, kemoterapi, konsumsi alkohol, berpuasa, penyakit sistemik seperti penyakit ginjal dan penggunaan obat-obatan yang bersifat antikolinergik diantaranya antidepresan, antipsikosis, antihipertensi serta antihistamin. 10

2.2.3 pH Saliva

Pada keadaan normal, saliva yang distimulasi memiliki pH berkisar 6,0 – 7,0. Konsentrasi bikarbonat pada saliva bersifat rendah, sehingga suplai bikarbonat kepada kapasitas buffer saliva paling tinggi hanya mencapai 50. pH saliva akan meningkat bersamaan dengan kenaikan kecepatan sekresi. Selain kapasitas buffer, faktor – faktor lain yang mempengaruhi derajat keasaman diantaranya adalah irama siang dan malam, diet, rangsangan kecepatan sekresi, jenis kelamin, status psikologi, perubahan hormonal, kebersihan rongga mulut maupun penyakit sistemik. 10,32,39

2.3.4 Kadar Urea Saliva

Urea merupakan salah satu unsur organik yang terdapat pada saliva. Dalam keadaan normal, kadar urea pada saliva yang tidak distimulasi adalah 3,57 ± 1,26 mmolL Sedangkan kadar urea pada saliva stimulasi adalah 2,65 ± 0,92 mmoll. Hidrolisis urea yang berlebihan menjadi amoniak oleh bakteri urease menyebabkan kondisi alkalibasa pada rongga mulut. 10,32

2.4 Pengaruh Gagal Ginjal Kronik terhadap Saliva