Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016
Belanja modal mencakup pengeluaran anggaran untuk perolehan barang jasa yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, baik yang dikapitalisasi menjadi aset tetap dan
aset lainnya maupun yang dihibahkan kepada masyarakat atau pihak lain. Belanja Modal meliputi belanja tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan,
aset tetap lainnya, serta aset lainnya. Realisasi belanja modal tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp.404.553.582.240,00 lebih
rendah Rp. 69.452.043.023,00 atau 14,65 dibandingkan dengan anggarannya. Apabila dibandingkan tahun 2015 realissi tersebut lebih tingi Rp.92.562.755.069,00 atau 29,67.
Perincian realisasi belanja modal menurut obyek belanja adalah sebagai berikut:
No. Uraian
2016 Lebih kurang
2015 Anggaran Rp
Realisasi Rp Rp
Realisasi Rp 1
Belanja Modal Tanah 819.000.000,00
339.000.000,00 480.000.000,00
58,61 928.137.500,00
2 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin 79.751.428.377,
00 62.596.127.556,
00 17.155.300.821,
00 21,51
99.272.567.137, 00
3 Belanja Modal Gedung dan
Bangunan 79.673.627.100,
00 65.432.536.524,
00 14.241.090.576,
00 17,87
66.248.994.990, 00
4 Belanja Modal Jalan, Irigasi
dan Jaringan 305.064.625.286
,00 272.134.713.295
,00 32.929.911.991,
00 10,79
142.869.645.073 ,00
4 Belanja Modal Aset Tetap
Lainnya 7.226.509.500,0
2.659.015.065,0 4.567.494.435,0
63,20 2.272.310.971,0
5 Belanja Modal Aset Lainnya
1.470.435.000,0 1.392.189.800,0
78.245.200,00 5,32
399.171.500,00 Jumlah
474.005.625.263 ,00
404.553.582.240 ,00
69.452.043.023, 00
14,65 311.990.827.171
,00
3. Belanja Tak Terduga.
Belanja Tak Terduga BTT adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bantuan sosial dan
pengeluaran tak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.
Pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan adalah pengeluaran yang sangat dibutuhkan untuk penyediaan sarana dan prasarana yang berhubungan langsung dengan masyarakat, tetapi
anggarannya tidak tersedia dalam tahun anggaran yang bersangkutan.Belanja Tidak Terduga juga digunakan untuk pengembalian pendapatan yang telah diterima pada tahun-tahun
sebelumnya. Realisasi Belanja Tak Terduga tahun anggaran 2016 adalah Rp.7.334.500,00 dari anggaran
yang ditetapkan sebesar Rp1.000.000.000,00.
4. Transfer
Realisasi transfer tahun anggaran 2016 sebesar Rp179.764.181.400,00 atau 99,53 dari anggaran ditetapkan yaitu Rp180.616.704.595,00 dengan perincian sebagai berikut:
No. Uraian
2015 Lebih kurang
2014 Anggaran Rp
Realisasi Rp Rp
Realisasi Rp 1
Bantuan Keuangan Kepada Desa
45.012.040.000,0 44.441.104.000,
00 570.936.000,00
1,27 2
Bantuan Keuangan Infrastrutur Pedesaan
17.464.000.000,0 17.464.000.000,
00 -
- 3
Dana desa 69.330.086.000,0
69.330.086.000, 00
- -
34.955.684.000,00 4
Alokasi Dana Desa 47.788.034.595,0
47.788.034.000, 00
595,00 0,00
- 5
Bantuan Keunangan Kepada Partai Politik
1.022.544.000,00 740.957.400,00
281.586.600,00 27,54
948.814.050,00 Jumlah
180.616.704.595, 00
179.764.181.400 ,00
852.523.195,00 0,47
34.955.684.000,00
C.
Pembiayaan
BAB V Penjelasan atas Pos-pos Laporan Keuangan 5
-9
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untukmemanfaatkan surplus. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkansetiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali danatau pengeluaran yang akan diterimakembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaranberikutnya.
Pembiayaan Daerah meliputi Penerimaan dan Pengeluaran, dengan anggaran dan realisasitahun anggaran 2015 dan 2014 serta Pembiayaan Netto, adalah sebagai berikut
1. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan terdiri dari Penggunaan SILPA tahun lalu dan Penerimaan piutang. Perincian realisasi beserta perbandingan dengan anggaran pembiayaan tahun 2015 maupun
perbandingan dengan tahun anggaran sebelumnya adalah sebagai berikut:
No. Uraian
2016 Lebih kurang
2015 Anggaran Rp
Realisasi Rp Rp
Realisasi Rp 1
Penggunaan SILPA tahun lalu
305.180.994.147 ,00
305.180.994.147 ,00
- 224.956.707.456
,00 2
Penerimaan Piutang 3.050.000.000,0
2.034.191.792,0 1.015.808.208,
00 33,31
3.835.967.801,0 Jumlah
308.230.994.147 ,00
307.215.185.939 ,00
1.015.808.208, 00
0,33 228.792.675.257
,00
a. Penggunaan SILPA tahun lalu pada tahun angaran 2016 sebesar Rp.
305.180.994.147,00 merupakan penggunaan sisa lebih pembiayaan anggaran tahun 2015 yang dialokasikan
untuk pembiayaan pada tahun anggaran 2016. b.
Anggaran penerimaan piutang sebesar Rp.3.050.000.000,00 terealisasi
Rp.2.034.191.792,00 adalah penerimaan piutang , dengan perincian:
No. Uraian
Anggaran Rp Realisasi Rp
Selisih Rp A.
SILPA Tahun Anggaran 2015: 1
Pelampauan penerimaan PAD 450.052.428,00
450.052.428,00 -
2 Sisa Penghematan Belanja atau akibat
lainnya 304.130.973.918,0
304.130.973.918 ,00
- 3
Piutang Belum Tertagih 599.967.801,00
599.967.801,00 -
Jumlah A 305.180.994.147,0
305.180.994.147 ,00
- B.
Penerimaan piutang daerah 3.050.000.000,00
2.034.191.792,0 1.015.808.208,
00 1
Penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah
700.000.000,00 71.502.961,00
628.497.039,00 2
Penerimaan Piutang Daerah dari Angsuran Dana Bergulir:
Penerimaan Angsuran Dana Bergulir Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan
Hortikultura 900.000.000,00
515.025.000,00 384.975.000,00
Penerimaan Angsuran Dana Bergulir Dinas NAKPERLA
800.000.000,00 1.380.762.500,0
580.762.500,00 Penerimaan Angsuran Dana Bergulir
Dinas Perindagkop dan UMKM 550.000.000,00
38.086.331,00 511.913.669,00
Penerimaan Angsuran Dana Bergulir Dinas Kehutanan dan Perkebunan
100.000.000,00 28.815.000,00
71.185.000,00 Jumlah B
3.050.000.000,00 2.034.191.792,0
1.015.808.208, 00
Jumlah A + B 308.230.994.147,0
307.215.185.939 ,00
1.015.808.208, 00
2. Pengeluaran Pembiayaan.