Ekstraksi Minyak Minyak dan Lemak

2.2. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota golongan lipid yaitu lipid netral. Lipid diklasifikasikan dalam empat kelas yaitu lipid netral, fosfatida, spingoli dan glikolipid. Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida yaitu lipid kompleks leshitin, cephalin, fosfatida dan glikolipid, sterol berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam lemak dan hidrokarbon Ketaren, 2008.

2.2.1 Ekstraksi Minyak

Pada pengolahan minyak dan lemak, pengerjaan yang dilakukan tergantung pada sifat alami minyak atau lemak tersebut dan juga tergantung dari hasil akhir yang dikehendaki. Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi adalah rendering, teknik pengepresan dan ekstraksi pelarut Ketaren, 2008. Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering. Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel terbuka atau tertutup pada suhu 50°C serta tekanan 40 sampai 60 psi. Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung, dilakukan Universitas Sumatera Utara dalam ketel terbuka dan dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengadukagitator pada suhu 105°C-110°C Ketaren, 2008. Teknik pengepresan merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi 30-70 persen. Dua cara yang dilakukan adalah pengepresan hidraulik dengan tekanan 2000 poundinch2 dan pengepresan berulir dengan pemanasan pada suhu 115,5°C Ketaren, 2008. Ekstraksi pelarut adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu satu persen, dengan mutu minyak kasar karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut menguap seperti petroleum eter, gasoline karbon disulfida, karbon tetraklorida, benzene dan n-heksan Ketaren, 2008.

2.2.2 Pemurnian Minyak