Analisis dengan GC-MS HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.2. Data hasil ekstraksi minyak ikan dari daging ikan nila segar No sampel Berat daging gram Berat minyak gram Volume minyak ml Kadar 1 Ikan 1 469 19,428 21 4,14 2 Ikan 2 460 19,421 20 4,22 3 Ikan 3 465 19,425 20 4,17 Fraksi lipid dalam bahan pangan biasanya dipisahkan dari persenyawaan lain yang terdapat dalam bahan pangan dengan ekstraksi menggunakan pelarut seperti petroleum eter, etil, eter, kloroform atau benzene. Fraksi yang larut disebut lemak kasar. Fraksi tersebut mengandung tidak hanya lemak true fat tetapi juga lilin, lipid kompleks misalnya fosfolipid, turunan lipid misalnya sterol, hormon dan minyak menguap. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu sekitar satu persen atau lebih rendah ketaren, 2008. Sehingga cara ini dinilai lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan metoda lain. Jumlah rata-rata crude lemak yang diperoleh adalah 4,17.

4.3 Analisis dengan GC-MS

Sebelum di analisis dengan GC-MS terlebih dahulu sampel diderivatisasi. Derivatisasi kada kromatografi gas merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi senyawa lain yang mempunyai sifat- sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis menggunakan kromatografi gas Rohman, 2009. Dalam hal ini derivatisasi dilakukan melalui esterifikasi. Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interesterifikasi atau pertukaran ester yang didasarkan atas prinsip transesterifikasi friedel-craft Ketaren, 2008. Universitas Sumatera Utara Minyak ikan dilarutkan dengan toluen dan metanol lalu diesterifikasi menjadi senyawa metil ester asam lemak. Proses ini dilakukan dengan pemanasan dalam sejumlah besar metanol anhidrat dengan adanya HCl 35 ww dalam metanol sebagai katalisator. Meti ester aam lemak yang larut dalam n-hexan kemudian dianalisis dengan menggunkanan kromatografi gas menggunakan kolom kapiler Rtx-5 yang mengandung fasa diam fenil 5 metil polisiklosan. Hasil analisis dengan GC-MS dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut : Gambar 4.2. Profil kromatogram ester asam lemak dari minyak ikan nila Dari kromatogram diperoleh 17 puncak, dimana 13 puncak diantaranya adalah komponen asam lemak sedangkan 4 puncak lainnya adalah zat pengotor berupa pelarut. Berdasarkan perbandingan antara spektrum MS unknown dengan data library dapat disimpulkan senyawa dari masing-masing komponen seperti yang tertera pada Tabel 4.3 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Komponen Asam Lemak yang Terdapat pada Minyak Ikan Nila No Rt menit Asam Lemak Rumus molekul mz Kadar 1 16.339 Asam tetradekanoat metil ester 15:0 C 15 H 30 O 2 242 1.48 2 18.699 Asam 9-heksadesenoat metil ester 17:1, ω-7 C 17 H 32 O 2 268 2.79 3 18.953 Asam heksadekanoat metil ester 17:0 C 17 H 34 O 2 270 22.30 4 20.999 Asam 9,12-oktadekadienoat asam Z,Z metil ester 19:2, ω-6 C 19 H 34 O 2 294 20.87 5 21.059 Asam 9-Oktadesenoat metil ester 19:1, ω-9 C 19 H 36 O 2 296 23.71 6 21.114 Asam 9-Oktadesenoat Z metil ester 19:1, ω-9 C 19 H 36 O 2 296 3.05 7 21.329 Asam Oktadekanoat metil ester 19:0 C 19 H 38 O 2 298 7.23 8 22.854 Asam 5,8,11,14-eikosa tetraenoat metil ester 21:4, ω-6 C 21 H 34 O 2 318 3.21 9 23.036 Asam 9,12,15-oktadekatrienoat metil ester 19:3, ω-3 C 19 H 32 O 2 292 0.69 10 23.227 Asam 9,12-oktadekadienoat Z,Z metil ester 19:2, ω-6 C 19 H 34 O 2 294 1.78 11 24.789 Asam 5,8,11,14,17- eikosapentaenoat metil ester 21:5, ω-3 C 21 H 32 O 2 316 1.67 12 24.876 Asam 4,7,10,13,16,19- dokosaheksaenoat metil ester 23:6, ω-3 C 23 H 34 O 2 342 6.65 13 25.007 Asam cis-5,8,11,14,17- eikosapentaenoat metil ester 21:5, ω-3 C 21 H 32 O 2 316 1.43 Hasil menujukan komponen asam lemak dalam bentuk metil ester. Penggunaan katalisator sangat mempengaruhi terjadinya reaksi kimia. Menurut kartal, Boron trifloridaBF 3 14 dalam metanol merupakan katalisator yang cocok untuk pembuatan metil ester asam lemak, karena sifat dari florin yang memiliki elektronegatifitas yang cukup besar. Namun karena bahan ini sulit didapat dan mahal maka peneliti menggunakan HCl 35 dalam metanol. Hasil Universitas Sumatera Utara pengukuran dengan GCMS menunjukan bahwa reaksi esterifikasi yang dilakukan dengan katalisator ini menunjukan hasil yang baik.

4.4 Fragmentasi Hasil Spektrometri Massa Komponen Minyak Ikan Nila