Gambaran Umum Daerah Penelitian

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Letak Geografis

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang dan Yogyakarta. Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” merupakan dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian ± 92 meter dari permukaan laut. Kota Surakarta terletak antara 110º 45’ 15” - 110º 45’ 35’’ Bujur Timur dan antara 7º 36’ 00” - 7º 56’ 00” Lintang Selatan. Batasan fisik Kota Surakarta meliputi :

a. Sebelah Utara :Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.

b. Sebelah Timur :Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.

c. Sebelah Selatan :Kabupaten Sukoharjo.

d. Sebelah Barat :Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.

2. Luas Daerah dan Pembagian Administratif

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 4.404,0593 ha yang secara administratif terdiri dari 5 Kecamatan yang terbagi atas 51 Kelurahan. Jumlah RW tercatat sebanyak 595 dan jumlah RT sebanyak 2.669. Dengan jumlah KK sebesar 134.811 KK, maka rata-rata jumlah KK setiap RT berkisar sebesar 50 KK setiap RT. Luas wilayah, jumlah penduduk dan Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 4.404,0593 ha yang secara administratif terdiri dari 5 Kecamatan yang terbagi atas 51 Kelurahan. Jumlah RW tercatat sebanyak 595 dan jumlah RT sebanyak 2.669. Dengan jumlah KK sebesar 134.811 KK, maka rata-rata jumlah KK setiap RT berkisar sebesar 50 KK setiap RT. Luas wilayah, jumlah penduduk dan

Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan

Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008

Tingkat No. 2 Kecamatan (km ) Penduduk

Luas Wilayah

3. Pasar Kliwon

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan terluas di Kota Surakarta dengan luas

14,81 km 2 atau menempati 33,63 persen dari seluruh wilayah Kota Surakarta. Tingkat kepadatan menunjukkan jumlah penduduk yang

mendiami tiap km 2 luas wilayah. Tingkat kepadatan penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 mencapai 12.849 jiwa/km 2 . Tahun 2008 tingkat

kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang mencapai angka 19.899 jiwa/km 2 . Sedangkan tingkat kepadatan penduduk

yang terendah adalah di Kecamatan Banjarsari sebesar 10.945 jiwa/km 2 . Dengan tingkat kepadatan yang tinggi akan berdampak pada masalah-

masalah sosial seperti perumahan, kesehatan dan juga tingkat kriminalitas.

3. Keadaan Alam

Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta berkisar antara 24,7ºC sampai dengan 27,9ºC. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 64 Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta berkisar antara 24,7ºC sampai dengan 27,9ºC. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 64

4. Aspek Demografi

Penduduk adalah salah satu unsur penting untuk terciptanya suatu negara. Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah besar penduduk sebagai sumberdaya manusia yang potensial dan produktif bagi terwujudnya pembangunan.

Tabel 4.2 Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2004-2008

Pertumbuhan Tahun Penduduk kurun waktu sebelumnya

Jumlah

Pertambahan Jiwa dari

1.47 Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 penduduk Kota Surakarta mengalami pertumbuhan penduduk 1,47 persen bila dibandingkan tahun 2007. Dampak dari pertumbuhan penduduk salah satunya adalah tingkat kepadatan penduduk yang semakin meningkat.

Selain itu dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kota Surakarta dari tahun 2004 - 2008 yang tertinggi terjadi pada tahun 2005, yaitu sebesar 23.829 atau 4,66 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah Selain itu dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kota Surakarta dari tahun 2004 - 2008 yang tertinggi terjadi pada tahun 2005, yaitu sebesar 23.829 atau 4,66 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin Tahun 2004 – 2008

Jenis Kelamin Tahun

Rasio Jenis Laki-laki

89.68 Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Berdasarkan hasil Estimasi Survei Penduduk Antar Sensus (2005) tahun 2008 penduduk Kota Surakarta mencapai 522.935 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 89,68 yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 89 penduduk laki-laki.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008

Kecamatan Laki-laki

63,558 Pasar Kliwon

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Banjarsari yaitu 162.093 jiwa atau 28,65 persen dari jumlah penduduk Kota Surakarta. Sedangkan jumlah penduduk terkecil Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Banjarsari yaitu 162.093 jiwa atau 28,65 persen dari jumlah penduduk Kota Surakarta. Sedangkan jumlah penduduk terkecil

5. Aspek Sosial Ekonomi

a. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan adalah jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan yang telah dan sedang ditempuh, dalam hal ini pendidikan formal. Berdasarkan data dari BPS, komposisi penduduk dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Banyaknya Penduduk Umur 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2007 – 2008

No. Tingkat Pendidikan

Perkembangan Prosentase

1. Tamat Akademi/PT

2. Tamat SLTA

3. Tamat SLTP

4. Tamat SD

5. Tidak Tamat SD

6. Belum Tamat SD

7. Tidak Sekolah

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Peningkatan yang paling menonjol adalah pada jumlah penduduk yang tidak sekolah dan tidak tamat SD. Biasanya para pedagang pasar tradisional hanya mengenyam pendidikan formal yang rendah. Jadi dengan adanya kenaikan jumlah penduduk yang tingkat pendidikannya rendah ini dapat dikatakan merupakan indikasi adanya kenaikan jumlah pedagang pasar tradisional, pedagang kaki lima, dan pengangguran di Kota Surakarta.

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Komposisi penduduk menurut mata pencaharian merupakan jumlah penduduk yang bekerja menurut pekerjaan yang dijalaninya. Berdasarkan data dari BPS, pada tahun 2008 jenis pekerjaan yang ditekuni penduduk Kota Surakarta ada berbagai macam, seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2008

No. Mata Pencaharian

1. Petani Sendiri

2. Buruh tani

4. Buruh Industri

5. Buruh Bangunan

8. PNS/TNI/POLRI

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan salah satu indikator pembangunan perekonomian suatu daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukan dengan harga konstan berarti dalam perhitungan telah dihilangkan pengaruh-pengaruh terhadap merosotnya nilai mata uang.

Tabel 4.7 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, Kota Surakarta Tahun 2008 (Jutaan Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2007 2008

1. Pertanian 2,899.10 2,866.18

2. Penggalian 1,828.17 1,905.23

3. Industri Pengolahan 1,173,422.60 1,200,606.83

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 96,867.33 103,020.58

5. Bangunan 528,770.39 583,069.88

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,126,471.69 1,211,208.49

7. Pengangkutan dan Komunikasi 428,864.77 449,973.94

8. Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 425,590.18 449,992.44

9. Jasa-jasa 519,573.14 546,699.38 Produk Domestik Regional Bruto

4,304,287.37 4,549,342.95 Penduduk Pertengahan Tahun (Orang)

515,372 522,935 PDRB Per Kapita

8,351,806.79 8,699,633.71 Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

d. Realisasi Pendapatan

Selain memerlukan biaya untuk pemeliharaan, pasar juga memberikan kontribusi terhadap pemerintah daerah. Kontribusi ini berupa retribusi pasar. Yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar tradisional yang berupa tempat dasaran, los, dan toko/kios/ruko yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang dan atau badan hukum.

Target dan Realisasi Pendapatan Pasar Gading Surakarta Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8 Target dan Realisasi Pendapatan Pasar Gading Kota Surakarta Tahun 2009

No. Keterangan

Target

Realisasi

1. Retribusi Plataran

2. Rupa-rupa Listrik

975,000 Balik Nama

2,880,000 Penjualan Kios

Sumber : Pengelola Pasar Gading Surakarta Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa target los, kios, dan listrik pada tahun 2009 tidak tercapai. Hal ini terjadi karena kondisi pasar yang masih dalam penyesuaian kelas pasar. Target yang ditetapkan telah mengacu pada pasar kelas I/B, sementara untuk meraih pungutan di lapangan baik los, kios, listrik, maupun herregistrasi masih mengacu pada pungutan pasar kelas III/A (Interview dengan Pengelola Pasar Gading).

Pasar Gading dahulu merupakan pasar kelas III/A, namun setelah direvitalisasi naik menjadi pasar kelas I/B karena jumlah pedagang dan investasinya yang juga semakin bertambah. Tapi untuk saat ini tarif retribusinya masih memakai pasar kelas III/A karena masih menunggu peraturan daerah yang baru. Sementara ini pemerintah daerah telah merencanakan mengeluarkan peraturan daerah Pasar Gading dahulu merupakan pasar kelas III/A, namun setelah direvitalisasi naik menjadi pasar kelas I/B karena jumlah pedagang dan investasinya yang juga semakin bertambah. Tapi untuk saat ini tarif retribusinya masih memakai pasar kelas III/A karena masih menunggu peraturan daerah yang baru. Sementara ini pemerintah daerah telah merencanakan mengeluarkan peraturan daerah

Realisasi Pendapatan Pasar Gading Surakarta Bulan September-Desember Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah :

Tabel 4.9 Realisasi Pendapatan Pasar Gading Surakarta Bulan September - Desember Tahun 2009

Pendapatan No. Keterangan

September Oktober Nopember Desember

1. Retribusi Pelataran

2. Rupa-rupa Listrik

- - Balik Nama

Sumber : Pengelola Pasar Gading Surakarta Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Pasar Gading dari bulan ke bulan relatif naik. Menurut wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait, hal ini disebabkan karena semakin lama semakin banyak pedagang yang menempati los maupun kiosnya. Akan tetapi diharapkan pada tahun-tahun berikutnya jumlah pedagang masih akan bertambah lagi serta semua kios dan los terisi dan terpakai oleh para pedagang sehingga dapat meningkatkan pendapatan pasar.

6. Deskripsi Lokasi

Pasar Gading terletak di daerah pinggiran Kota Surakarta dimana berbatasan langsung dengan daerah Wonogiri dan Sukoharjo. Kawasan Pasar Gading sangat ramai dan sering dilintasi oleh berbagai macam angkutan umum yang ditumpangi oleh masyarakat sekitar Kota Surakarta. Jalur pasar ini merupakan titik pertemuan antar daerah. Dahulu pada awalnya di kawasan ini banyak para pembeli dan penjual yang bertemu secara tidak sengaja dan lambat laun menjadi pasar krempyeng (pasar musiman) yang hanya ada di pagi hari saja dan hingga sekarang ini dikenal dengan nama Pasar Gading.

Pasar Gading Surakarta yang telah direnovasi terdiri dari dua lantai. Pasar ini sekarang tampak lebih higienis, bagian depannya terdiri dari kios-kios permanen dan tertutup pintu lipat (folding gate). Lapak- lapaknya juga terbuat dari bahan steinless steel atau baja anti karat. Lantai satu terdiri dari penjual bahan makanan pokok sehari-hari seperti buah- buahan, sayur, bumbu-bumbu dapur, beras, telur, kelapa, daging, tempat penggilingan, arang dan lain sebagainya. Di lantai satu ini terdapat fasilitas kamar kecil yang terbagi di sisi barat dan timur, dimana di setiap sisinya memiliki tiga toilet wanita dan satu toilet pria, akan tetapi pada kamar kecil pria memiliki banyak pispot untuk buang air kecil. Di lantai ini terdapat satu unit televisi yang dibeli secara swadaya oleh para pedagang untuk sarana hiburan bagi mereka.

Sedangkan di lantai dua digunakan untuk berjualan pakaian, kelontong, makanan, roti, dan terdapat juga tukang penjahit pakaian. Di lantai atas ini juga terdapat kantor paguyuban yang terletak di sisi timur dan kantor dinas pasar tepat berada di sisi utara. Di sisi timur lantai atas ini juga terdapat mushola yang cukup bersih dan memadai untuk para pedagang dan para pengunjung yang datang ke pasar ini. Di lantai atas juga terdapat fasilitas kamar kecil baik di sisi timur maupun di sisi barat, namun pada sisi timur hanya terdapat dua toilet wanita dan satu toilet pria dengan banyak pispot, sedangkan di sisi barat terdapat tiga toilet wanita dan satu toilet pria. Untuk menggunakan toilet ini, masing-masing harus membayar uang kebersihan sebesar Rp 1.000,00. Di lantai atas ini juga terdapat satu unit televisi yang dibeli secara swadaya oleh para pedagang untuk sarana hiburan bagi mereka. Selain itu di belakang pasar ini terdapat sebuah sumur tradisional yang sengaja dibangun atau dibuka kembali oleh Pengelola Pasar Gading Surakarta untuk sarana penyedia air bersih bagi para pedagang.

Untuk kios, los, dan oprokan di pasar ini sudah tertata cukup rapi dan bersih, untuk los dan oprokan sudah disediakan perangkat meja dagangan berlapis stainless steel untuk menyimpan barang para pedagang. Penataan Pasar Gading ini sudah cukup baik, kios depan pasar digunakan untuk para penjual baju, alat-alat musik serta banyak penjual kelontong. Selain itu juga terdapat BPR Rinsani yang siap melayani para pedagang dan masyarakat di sekitar pasar tersebut. Sedangkan para penjual bahan- Untuk kios, los, dan oprokan di pasar ini sudah tertata cukup rapi dan bersih, untuk los dan oprokan sudah disediakan perangkat meja dagangan berlapis stainless steel untuk menyimpan barang para pedagang. Penataan Pasar Gading ini sudah cukup baik, kios depan pasar digunakan untuk para penjual baju, alat-alat musik serta banyak penjual kelontong. Selain itu juga terdapat BPR Rinsani yang siap melayani para pedagang dan masyarakat di sekitar pasar tersebut. Sedangkan para penjual bahan-

Untuk bongkar muat, pasar ini tidak terlalu membutuhkan ruang yang begitu besar karena transaksi di pasar ini bisa dikatakan tidak terlalu besar dan masih didominasi oleh pembeli eceran yang biasanya hanya untuk konsumsi sendiri. Bongkar muat biasanya hanya dilakukan pada dini hari sekitar pukul 03.00 WIB dari sebelah pintu barat maupun dari pintu utama depan pasar. Pasar ini biasanya ramai pada pukul 04.00 – 08.00 dan sudah mulai sepi pada pukul 12.00, hingga ditutup pukul 18.00 WIB.