ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN FISIK BANGUNAN
D. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN FISIK BANGUNAN
1. Analisa Pendekatan Sistem Struktur dan Kontruksi
1. Pendekatan Sistem Struktur
1) Dasar pertimbangan · Kekuatan dan kekakuan struktur · Efisiensi · Fleksibilitas
2) Penentu Sistem Struktur · Rangka / frame yang memiliki sifat :
- Bentuk dan sistem cukup sederhana - Fleksibilitas terhadap bentuk tinggi - Kemudahan pelaksanaan - Relatif ekonomis - Beban dipikul oleh balok dan kolom - Memungkinkan dibuat banyak bukaan
· Dinding pemikul/Core wall/ Sheare Wall - Bentuk dan sistem sederhana
- Fleksibilitas terhadap bentuk kurang tinggi
Tribun penonton
Atap plafon
Panggung
Dinding kayu
BAB IV
commit to user
- Beban dipikul langsung oleh dinding - Menambah unsur kekakuan pada struktur
· Gabungan sistem rangka dan sistem dinding pemikul Sebagai suatu sistem yang memiliki keunggulan dari kedua sistem diatas, karena keduanya saling menutupi dan mengantisipasi kekuarangan dari masing-masing sistem struktur, sehingga sebagai kesimpulan maka gabungan rangka dan diding pemikul merupakan jawaban dari alternatif diatas.
2. Pendekatan bahan kontruksi
1) Dasar pertimbangan · Fleksibelitas tinggi
· Relatif ekonomis dalam pembiayaan · Mudah dalam pelaksanaan dan perawatan · Daya dukukungan terhadap pembebanan tinggi · Daya dukungan terhadap faktor iklim dan cuaca tinggi
2) Alternatif bahan struktur · Baja · Beton bertulang
· Kombinasi baja dan beton bertulang
3) Analisa pendekatan
Analisa pendekatan bahan struktur dinilai melalui tabel berikut :
Tabel 20
No Dasar Pertimbangan
4 Daya Tahan
5 Pembebanan
6 Jarak bentang
Score
20 20 28
Sumber : Analisa Pribadi
BAB IV
commit to user
Penilaian : 5 (sangat baik)
Berdasarkan kombinasi penilaian diatas maka bahan struktur yang dipilih adalah kombinasi beton bertulang dan baja
3. Pendekatan Jenis sub struktur/pondasi Dasar pertimbangan · Sistem struktur yang dipakai dalam kaitannnya dengan penyaluran
beban · Kondisi tapak bangunan, meliputi dukungan tanah, kedalaman
tanah keras, kedalaman muka, air tanah dan sebagainya · Ekonomis dan efisien, dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan · Kemudahan dalam pelaksanaan
Tabel 21
No
Jenis Pondasi
keterangan
1 Batu Kali/menerus
Digunakan untuk bangunan satu lantai, material terbuat dari batukali yang disusun secara menerus dengan semen (PC), tingkat kedalaman pondasi antara 0-1 m
2 Foot plate
Digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai (1-4), material yang dipakai untuk pondasi footplate adalah besi dan beton. Besar\kecil dan kualitas pondasi ditentukan sesuai dengan kebutuhan
3 Sumuran
Digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai, material yang dipakai untuk pondasi footplate adalah besi dan beton. Semntara untuk sumurnya menggunakan batu kali. Pondasi ini digunakan untuk pembangunan bangunan yang mempunyai
BAB IV
commit to user
4 Tiang pancang
Digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai / untuk bangunan tinggi. Material yang dipakai untuk pondasi tiangpancang adalah besi dan beton. Besar\kecil dan kualitas pondasi ditentukan sesuai dengan kebutuhan
Pemilihan jenis pondasi Sesuai dengan kriteria diatas maka jenis pondasi yang sesuai adalah Pondasi Footplate dan batu kali (Menerus)
4. Pendekatan Modul Struktur Pendekatan modul struktur dikaitkan dengan modul fungsi yang ada pada bangunan taman rekreasi dan wisata budaya ini yang meliputi :
1) Modul horizontal · Dasar petimbangan
- Skala tubuh manusia - Kebutuhan gerak aktifitas manusia
· Analisa penentuan modul
Ukuran terkecil unit gerak manusia yang digunakan menjadi dasar penentu modul ruang horizontal - Modul dasar manusia 30 cm - Modul gerak manusia 120 cm Diasumsikan dalam 1 modul terdapat 4 oarang, maka modulnya menjadi : 4 x 120 cm = 4,8 m= 4/ 5m Sehingga modul horizontal pada bangunan ini adalah kelipatan dari 4m / 5 m
Sumber : Analisa Pribadi
BAB IV
commit to user
2) Modul Vertikal Dasar pertimbangan : · Skala tubuh manusia · Kebutuhan gerak aktifitas manusia · Suasana ruang yang diinginkan · Kenyamanan ruang Analisa penentuan Modul ; Diambil sesuai skala ruang yaitu dengan modul sebesar 2,7 meter (Joseph de Chiara)
2. Bahan Finishing bangunan
Dasar pertimbangan : · Memenuhi tuntutan fisik maupun estetika dari suatu ruang · Ketahanan bahan finishing terhadap faktor beban, cuaca, iklim, dan
waktu · Kemudahan pelaksanaan dan perawatan sehingga efisien dan
ekonomis dalam pembiayaan · Mutu bahan relatif baik.
a. Pendekatan bahan finishing lantai Bahan finishing lantai yang digunakan adalah :
1) Keramik
Gambar 49. Modul Skala tubuh manusia Sumber : Joseph de Chaira “ Standart Perancangan tapak”
BAB IV
commit to user
Memiliki aneka ragam desain dan texture yang menarik dan mudah dalam perawatan. Digunakan pada sebagian besar rung- ruang pada bangunan.
2) Marmer
Memiliki kesan kemegahan, sesuai dengan fungsi kewibawahan bangunan budaya. Digunakan pada pendopo dan enterace masuk
3) Karpet
Berkesan hangat, nyaman, eksklusif dan mampu menyerap getaran dan suara. Digunakan pada ruang rapat, ruang seminar, bioskop mini, teater tertutup, yang membutuhkan media sebagai peredam suara.
b. Pendekatan bahan finishing dinding Bahan finishing yang digunakan adalah :
1) Marmer
Memiliki kesan kemegahan, sesuai dengan fungsi kewibawahan bangunan budaya. Digunakan pada Hall utama atau enterace masuk
2) Keramik
Memiliki aneka ragam desain dan texture yang menarik dan mudah dalam perawatan. Digunakan pada sebagian finishing lavatory dan pantry
3) Cat tembok Digunakan pada sebagian besar ruang bangunan.
c. Pendekatan bahan finishing plafond Bahan yang digunakan untuk finishing plafond adalah :
1) Kayu
Berkesan megah, hangat dan eksklusif, digunakan pada kantor pengelola
2) Gypsum board
BAB IV
commit to user
Digunkan disebagian besar fasilitas bangunan
3) Accoutical Ceiling Digunakan untuk interior
d. Pendekatan bahan finishing pintu dan jendela Bahan yang dipakai adalah ;
1) Kayu
Memberikan kesan mewah dan megah. Digunakan pada dinding bagian luar bangunan dan enterance, termasuk pintu utama
2) Almunium Digunkan pada sebagaian besar bangunan.
e. Pendekatan bahan finishing atap
Bahan atap yang dipakai adalah genteng keramik. Memerikan kesan kesan alami dan exklusif, serta memiliki nilai ekstetika yang tinggi.
3. Warna bangunan
Warna memnrikan penciptaan karakter yang diinginkan, setiap warna yang memiliki karakternya masing-masing yang diungkapkan, misalnya:
· Merah : menggairahkan , merangsang otak dan agresif. Warna merah muda memberi kesan sehat, semangat hidup dan vitalitas.
· Kuning : gairah, merangsang dan menarik perhatian. · Biru
: membantu konsentrasi, berkesan sejuk.
· Hijau : menyejukkan dan memberi kesan tenang. · Jingga
: merangsang dan menggairahkan.
· Ungu
: tenang, lembut dan istirahat.
· Coklat : hangat, alamiah, berwibawah dan bersahaja. Akan lebih baik bila digunakan dengan warna lain karena coklat akan
BAB IV
commit to user
memberikan kesan menekan semangat bila digunakan sendiri.
· Kelabu : dingin, mendung dan mematikan semangat bila tidak
digunakan dengan warna lain.
· Hitam : keras, berat, dan melambangkan duka cita. · Putih
: menggairahkan bila digunakan dengan warna lain, tenang
dan netral.
Analisa : Sebagai bangunan pemerintahan bangunan harus mempunyai karakter berwibawah, netral dan memberikan kenyamanan bagi pengguna dan pemakai, maka warna yang digunakan adalah kombinasi
coklat muda dan tua
4. Utilitas bangunan
a. Pendekatan sistem Mekanikal
1) Sistem pemadam kebakaran Sitem pemadam kebakaran untuk kantor ini terdiri atas : · Sistem pemberitahuan dini (alarm)
Berfungsi secara otomatis dan memberitahukan adanya indikasi kebakaran dengan tanda bunyi bel dan lampu yang menunjukan indikasi kebakaran. Alat yang difungsikan untuk mendeteksi secara dini adanya ebakaran adalah :
· Alat pendeteksi atap (Smoke Detectore) tiap 92 m 2 · Alat pendeteksi panas (Heat detector) tiap 46 m 2 yang bekerja pada sensor asap (bekerja apabila kepekatan asap dalam ruang 4%/m 3 dan sensor api (bekerja apabila kenaikan temperatur ruang 10 0 /menit)
· Fire Hidrant
Sistem pemadam kebakaran dengan jalan menyemprotkan air dari selang air yang berasal dari Hydrant Box
· Fire Extinguiser
BAB IV
commit to user
Berupa tabung yang berisi bahan yang dapat memadamkan api secara cepat
· Sistem sprinkel air
Berfungsi untuk mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke pusat. Setiap sprinkler juga dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran.
· Sistem penyelamatan penghuni
Merupakan sistem penyelamatan kebakaran melalui suatu perencanaan yang tepat bila terjadi musibah kebakaran Perencanaan meliputi :
- Perencanaan sistem penataan ruang dan sirkulasi yang semudah mungkin berhubungan dengan luar. - Kejelasan petunjuk upaya penyelamatan kebakaran pada bangunan
- Kejelasan dan kemudahan tata cara penggunaan alat deteksi dan pemadam kebakaran.
2) Sistem Plumbing
a) Air bersih · Sumber air bersih
Sumber air bersih di lokasi kantor didapatkan dari
- Jaringan air kota (PDAM) - Sumur air tanah - Campuran Untuk bangunan kawasan Taman Rekreasi dan Wisata Budaya Raden Saleh ini dipilih sumber air secara kombinasi dengan sumber air utamanya berasal dari PDAM. Sistem ini lebih menguntungkan dengan
BAB IV
commit to user
maksud agar tidak terjadi kemancetan dan supllai air tetap lancar.
· Sistem distribusi Sistem distribusi ada dua cara, yaitu ; - Up Feed Distribution
Yaitu reservoir bawah langsung dipompa keatas dan diberikan pada konsumen. Pompa ini bekerja terus menerus
- Down Feed Distribution
Yaitu air dinaikan ke reservoir atas (House Tank), kemudian secara hukum gravitasi didistribusikan ke konsumen
Dari kedua alternatif tersebut dipilih sistem Down Feed Distribution dengan pertimbangan dapat menghemat energi karena pompa kerjanya secara periodik
· Penerapan Sistem Down Feed Distribution Penerapan sistem Down Feed Distribution pada
bangunan kantor ini adalah air dari saluran kota dan sumur ditampung pada Suction Tank yang berfungsisebagai tandon air. Hal ini mengingat pada jam-jam tertentu jaringan kota banyak melayani konsumen sehingga keperluan air akan terganggu. Kemudian air dari Section Tank secara periodik dipompa ke atas dan ditampung pada House Tank.
b) Sistem buangan air limbah
Seluruh buangan padat dari bangunan disalurkan ke dalam Septic Tank untuk selanjutnya diresapkan atau disalurkan ke unit pengolahan limbah cair untuk selanjutnya dialirkan ke saluran drainase.
c) Sistem pembuangan air hujan
BAB IV
commit to user
Air hujan dari atap bangunan dialirkan melalui saluran pada pipa pembuangan kemudian di bak kontrol dan dibuang ke saluran induk. Untuk air hujan dari lansekap dialirkan langsung untuk kemudian disaring di bak kontrol dan dibuang ke saluran induk.
b. Pendekatan sistem Elektrikal
1) Pendekatan sitem udara Dasar pertimbangan :
a) Suhu kelembaban yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi
b) Faktor lingkungan bangunan
c) Luas dan bentuk ruang dalam bangunan, fungsi, waktu serta
pemakaian ruang yang dikondisikan
d) Efisiensi energi
e) Kemudahan maintenace dan service
f) Keamaan dan kenyamanan penghuni
Analisa :
Sistem yang dipakai adalah AC split (Ac tersendiri) mengingat semua ruang yang menggunakan AC dan dalam segi maintenace. Service maupun penggunaan energi lebih hemat
2) Pendekatan sistem telekomunikasi Dasar pertimbangan :
· Efektifitas sistem telekomunikasi · Kualitas dan kuantitas pengguna · Spesifikasi perangkat
Dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :
a) Sistem telekomunikasi internal Sistem telekomunikasi internal dilayani oleh intercom yang menghubungkan kesemua ruang
b) Sistem telekomunikasi external Sistem telekomunikasi external dilayani oleh :
BAB IV
commit to user
· Telepon PABX ( Public Automatic Branch Machine) yang menggunakan sistem sambungan langsung
internasional · Telepon umum kartu dengan fasilitas SLI (sambungan
langsung Inetrnasional) · Faximile sebagai fasilitas pengiriman atau penerimaan
dokumen atau surat-surat · Car Call Sistem
Dipakai untuk memanggil sopir yang berada di parkir area
3) Pendekatan sistem kelistrikan Dasar pertimbangan :
· Pereturan dan Standart Instalasi listrik · Effisiensi dan Efektifitas sistem · Ketersesiaan pasokan energi listrik Sumber tenaga dilayani oleh PLN sebagai energi primer dan Generator set sebagai cadangan, dengan sistem didtribusi sebagai berikut :
4) Pendekatan sistem pengkal petir Dasar pertimbangan : · Kemudahan dalam penggunaan dan pemeliharaan
· Efektifitas sistem terhadap sambaran petir
PLN
Panel Utama
Panel Cadangan
Genset
Diagram 15 sistem jaringan listrik
Sumber : Analisa pribadi
BAB IV
commit to user
· Tidak menggangu estetika bangunan · Tidak menggangu lingkungan Pendekatan sistem
Menggunakan sistem inisasi Non-radioaktif yang mempunyai prinsip kerja menarik medan listrik di atmosfir yang meningkat saat terjadi sambaran petir. Keuntungan sistem ionisasi radioaktif · Sistem bekerja sendiri dan terpadu
· Kesederhanan sistem dan ekonomis · Kontunitas yang permanen dari pucuk bangunan sampai ke
bagian dalam tanah · Kepastian berionisasiselama musim hujan/petir · Berkemampuan tinggi, lebih dari 1000 KV
· Nilai estetika tinggi karena hanya menggunakan single air terminal dengan down conductor setebal 2 mm sehingga
dapat dipasang dengan rapi dan tidak mencolok · Sistem dapat diasang tanpa tergantung pada tinggi minimal
bangunan atau tinggi minimal terminal udara tertinggi pada suatu bangunan
· Kemudahan dalam perawatan dan pengontrolan · Tidak berbahaya bagi lingkungan, karena sistem ini
mengantisipasi timbulnya kilat. Dalam pemasangan ditambahkan alat surger arrester/ rotector untuk melindungi alat-alat dari kerusakan akibat tekanan induksi petir
BAB IV
commit to user