KONSEP MAKRO

B.1. KONSEP MAKRO

1. Konsep Tata Guna Lahan

Taman Budaya Raden Saleh direncanakan akan dibagi menjadi 2 fungsi, yaitu fungsi rekreasi dan fungsi budaya. Dengan klasifikasi masing- masing fungsi sebagai berikut :

BAB V

commit to user

a. Fungsi budaya, yaitu Gedung Ki Narto Sabdho , Patung Raden Saleh, pohon- pohon beringin besar yang telah tumbuh sebelum bangunan didirikan tetap dipertahankan keberadaannya baik fungsi maupun bentuk. Karena keberadaannya menyangkut nilai sejarah kawasan yang dulunya berfungsi sebagai kebun binatang Tegalwareng, kebun binatang pertama di kota Semarang. Pada zona budaya akan ditambah beberapa fasilitas yang dibutuhkan pada kawasan ini, diantaranya yaitu : amphiteater, sanggar kesenian, pusat dokumentasi seni yang terdiri dari museum dan perpustakaan.

b. Fungsi rekreasi, yang mencakup 2 fungsi, fungsi sosial dan ekonomi, yaitu Taman Hiburan Rakyat, Taman Bermain Wonderia didesain ulang dan dikembangkan fungsinya untuk mendukung fungsi rekreasi dan mewadahi interaksi sosial. Fungsi ekonomi, yaitu PKL yang dialihfungsikan menjadi cafetaria, art and craft shop dan beberapa fasilitas di Taman Hiburan Remaja yang bersifat komersial. PKL ditambah, ditata ulang dan difungsikan sebagai fasilitas pendukung kawasan. Selain itu dengan penambahan fasilitas Art and Craft Shop yang berisi penjualan barang dan jasa untuk memasarkan tempat wisata, baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata religi di Kota Semarang, dan juga menjual makanan dan kerajinan khas Kota Semarang.

Pengolahan tersebut nantinya mengacu kepada fungsi kawasan mewadahi kegiatan rekreasi dan wisata budaya. Pembagian tata guna lahan tersebut di bawah ini :

Area rekreasi berisi : - Taman Hiburan Rakyat, berupa tempat bermain dengan dan tanpa alat - Segaran untuk praon ( naik perahu di danau buatan ) - Taman dan ruang komunal - Restoran

BAB V

commit to user

Area budaya : - Teater tertutup - Ruang pameran,museum, perpustakaan (pusat dokumentasi ) - Sanggar - Amphiteater ( teater terrbuka ) - Pendhopo - Bioskop mini ( cineplex ) Area pendukung : ruang pengelola, musholla, area parkir, toilet, cafetaria,

gazebo Yang masing- masing tidak diwadahi dalam satu wadah, tetapi dengan pembagian

sebagai berikut :

Gambar 50. zonning kawasan

Sumber : analisis pribadi

Area budaya

Area rekreasi

BAB V

commit to user

Keterangan : · Bagian Timur Laut, Jalan Utama Sriwijaya

Pintu masuk utama, plasa penerima dan tempat parkir ( pemanfaatan sempadan ) dan area budaya sebagian besar pada bagian Timur Laut untuk memperoleh karakteristik Taman Budaya Raden Saleh lama terhadap lingkup kawasan sekitarnya.

· Bagian Barat Laut terdapat jalan lingkungan pemukiman Genuk Sari. Jalan tersebut adalah jalan utama menuju pemukiman padat penduduk.

Jalan ini tidak dapat dimasuki sembarang kendaraan karena merupakan satu- satunya akses ke pemukiman Genuk Sari.

· Bagian Barat Daya, di luar kawasan terdapat pemukiman padat penduduk, yaitu kawasan pemukiman Jalan Wilis. Taman hiburan remaja dan

amphiteater diletakkan di area sebelah Selatan, secara tidak langsung dapat menarik perhatian penduduk sekitar kawasan.

· Bagian Tanggara, jalan lingkungan menuju pemukiman padat penduduk, kawasan Genuk Perbalan. Jalan lingkungan yang cukup lebar untuk 2 jalur kendaraan roda empat, ditempatkan fasilitas pendukung kawasan dan tempat untuk pengelola ( sirkulasi untuk servis dan pengelola ).

· Bagian tengah kawasan, memiliki potensi sebagai plasa penerima dan pusat awal dan akhir dari seluruh aktivitas dalam kawasan, dimana

pengunjung dapat menentukan pilihan aktivitas yang dijalani. Plasa penerima bisa berbentuk taman, dengan memanfaatkan pohon- pohon konservasi yang letaknya paling banyak terdapat di tengah kawasan sebelah timur laut.

2. Konsep Pengolahan Site

Secara garis besar kondisi tapak kawasan Taman Budaya Raden Saleh adalah rata, kecuali pada bagian barat daya yang masih berupa lahan kosong memiliki kontur tanah setinggi maksimal 1 meter. Kondisi ini memiliki

BAB V

commit to user

banyak keuntungan menyangkut peletakkan bangunan yang membutuhkan view menarik seperti taman bermain dan pujasera sehingga dapat melihat seluruh kegiatan taman budaya. Juga pemanfaatan gardu pandang pada kontur tertinggi

g. Konsep Pencapaian dan Sirkulas

Gambar 51. konsep pencapaian site Sumber : analisis pribadi

Main Entrance masuk dan keluar kawasan dijadikan satu pintu, dengan lebar gerbang masuk utama dibuat lebar untuk mengantisipasi crowded. Side Entrance digunakan untuk pengelola pusat. Panah berwarna kuning di dalam site menunjukkan alur sirkulasi di dalam kawasan. Sirkulasi terbagi menjadi 2, yaitu sirkulasi kendaraan penghubung ( bemo wisata ) dan sirkulasi pengun jung pejalan kaki. Sirkulasi keduanya dibuat terpisah, untuk keamanan, kenyamanan dan privasi masing- masing pengguna. Sirkulasi yang dirancang berupa sirkulasi memutari kawasan, agar pengunjung bisa menikmati seluruh pemandangan dan fasilitas di dalam kawasan.

ME

SE

Sirkulasi pejalan kaki

Sirkulasi bemo wisata

BAB V

commit to user

Gambar 52. Fasilitas kendaraan di dalam site : Bemo wisata Sumber : analisis pribadi

h. Konsep Orientasi

Gambar 53. orientasi site Sumber : analisis pribadi

View terbaik pada suatu site menentukan arah orientasi bangunan, terutama bangunan yang terletak di depan uuntuk memperlihatkan identitas

BAB V

commit to user

kawasn.. Orientasi Taman Budaya Raden Saleh menghadap ke arah Timur Laut, menghadap ke Jalan Sriwijaya, dengan pertimbangan utama akses menuju jalan utama lebih mudah. Orientasi bangunan di dalam site terpusat ke tengah kawasan.

i.

Pengendalian Permasalahan Site

Gambar 54. pengendali noise Sumber : analisis pribadi

Vegetasi sebagai pagar fisik bangunan & pengendali kebisingan

BAB V

commit to user

j.

Zonifikasi Kawasan

Gambar 55 zonifikasi kawasan Sumber : analisis pribadi