Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah

1.2.3. Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah

Anak-anak yang memasuki usia sekolah dasar telah mengembangkan kemampuan pemikiran, tindakan, dan pengaruh sosial yang lebih rumit. Masa sekolah dasar awal biasanya akan dihabiskan untuk melewati tahap keempat Erikson 1963, kemegahan versus inferioritas. Anak yang diperkirakan telah mengembangkan kepercayaan selama masa bayi, otonomi selama tahun-tahun pertama, dan inisiatif selama masa prasekolah, pengalaman anak itu di sekolah dasar dapat memberi andil bagi rasa kemegahan dan pencapaiannya. Anak pada tahap ini menganggap dan membuktikan bahwa mereka “tumbuh dewasa”, hal ini yang kemudian digambarkan sebagai tahap saya-dapat- melakukannya-sendiri Slavin, 2011. Anak-anak dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk tugas-tugas yang mereka pilih dan mereka sering merasa senang menyelesaikan proyek apabila ketika kekuatan konsentrasi mereka tumbuh. Menurut Mc Hale, et al. 2003 dalam Slavin 2011, tahap ini juga meliputi pertumbuhan tindakan mandiri, kerja sama dengan kelompok, dan tampil dengan cara yang dapat diterima secara sosial dengan perhatian pada tindakan yang adil. Rasa ketidakadekuatan atau inferioritas dapat terjadi jika terlalu banyak yang diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa mereka tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk mereka Wong, 2009. Universitas Sumatera Utara

1.2.4. Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah

Kohlberg menyatakan bahwa pada saat pola pikir anak mulai berubah dari egosentrisme ke pola pikir yang lebih logis, mereka juga bergerak melalui tahap perkembangan kesadaran diri dan standar moral Wong, 2009. Anak usia sekolah lebih mampu menilai suatu tindakan berdasarkan nilai dibandingkan akibat yang dihasilkan. Peraturan dan penilaian tidak lagi bersifat otoriter dan mutlak, namun lebih banyak diisi dengan kebutuhan dan keinginan orang lain. Oleh karena itu anak pada usia ini mampu memahami dan menerima konsep sebagaimana ingin diperlakukan demikian juga seharusnya memperlakukan orang lain Wong, 2009. 2. BELAJAR 2.1. Pengertian Belajar