12
3. Menentukan besarnya coupon. Semakin bagus hasil peringkatnya maka
semakin rendah nilai coupon, begitu juga sebaliknya. 4.
Memberikan informasi yang objektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran utang, tingkat resiko investasi yang mungkin timbul,
serta jenis dan tingkat utang tersebut. 5.
Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada umumnya.
2.2.2 Aspek Pemeringkatan
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses pemeringkatan obligasi adalah:
1. Kinerja industri. Dalam aspek ini akan dibahas mengenai persaingan industri,
prospek dan pangsa pasar, adanya ketersediaan bahan baku, struktur industri yang kuat, pengaruh kebijakan pemerintah dan kebijakan ekonomi lainnya.
2. Kinerja keuangan. Dalam apek ini akan dibahas mengenai aspek kualitas aset,
rasio profitabilitas, pengelolaan aset dan passiva, rasio kecukupan modal, tingkat pengelolaan modal, pengelolaan hutang, dan rasio kecukupan
pembayaran bunga. 3.
Kinerja non-keuangan. Dalam aspek ini akan dibahas mengenai aspek manajemen, reputasi perusahaan, serta perjanjian indenture meliputi sinking
fund, debt test, dividend test, merger, dan sales of asset
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.3 Lembaga Pemeringkat
Pihak institusi yang memberikan evaluasi dan penilaian atas rating pada umumnya disebut lembaga pemeringkat rating company. Seperti Standard Poor’s
SP, Moody’s, Fitch dan sebagainya. Di Indonesia, lembaga pemeringkat yang diakui yaitu PT.Pefindo Pemeringkat Efek Indonesia, Moody’s Indonesia
sebelumnya PT.Kasnic Credit Rating Indonesia dan Fitch Indonesia. Terdapat beberapa peringkat hutang menurut PT.Pefindo antara lain:
a. Peringkat idAAA
Peringkat ini merupakan peringkat tertinggi yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas dan kemampuan yang superior untuk memenuhi komitmen
finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.
b. Peringkat idAA
Peringkat ini menggambarkan obligor memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran
hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. c.
Peringkat idA Peringkat ini menggambarkan obligor memiliki kemampuan yang kuat untuk
memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Sekuritas hutang ini lebih mudah
Universitas Sumatera Utara
14
terpengaruh terhadap perubahan kondisi ekonomi dibandingkan sekuritas hutang dengan peringkat yang lebih tinggi.
d. Peringkat idBBB
Peringkat ini menggambarkan obligor memiliki kemampuan yang cukup untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya
relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Perubahan kondisi ekonomi dianggap dapat melemahkan kapasitas obligor dalalm memenuhi komitmen finansial
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya. e.
Peringkat idBB Peringkat ini menggambarkan obligor memiliki kemampuan yang agak lemah
untuk memenuhi komitmen jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Kapasitas obligor untuk memenuhi
komitmen jangka panjang dalam pembayaran hutangnya mudah terpengaruh oleh ketidakpastian atau perubahan kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi
lainnya. f.
Peringkat idB Peringkat ini menggambarkan obligor memiliki kemampuan yang lemah untuk
memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relative terhadap obligor Indonesia lainnya. Walaupun obligor memiliki kapasita
untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya, adanya perubahan kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi
Universitas Sumatera Utara
15
lainnya dapat melemahkan kapasitas willingness pemenuhan kewajiban obligor tersebut.
g. Peringkat idCCC
Peringkat ini menggambarkan obligor memiliki kemampuan yang rentan untuk tidak memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran
hutangnya relatif terhadp obligor Indonesia lainnya. h.
Peringkat idD Peringkat ini menggambarkan obligor tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi komitmen financial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Dengan kata lain obligor dalam
kondisi default gagal bayar. Pada peringkat dari idAA sampai idB dapat dimodifikasikan menggunakan
notasi plus + atau minus - untuk menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori peringkat tersebut.
Adapun yang disebut dengan rating outlook adalah penilaian atas propek jangka menengah dan panjang mengenai penerbit obligasi obligor yang diperingkat.
Dalam penentuannya, rating outlook mengevaluasi perubahan kondisi perekonomian serta bisnis dari obligor tersebut. Penilaian rating outlook tidak dapat digunakan
sebagai patokan untuk menentukan credit alert atas sekuritas yang diperingkat. Beberapa istilah yang digunakan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
16
Tabel 2.1 Outlook dalam Bond Rating
Outlook Defenisi
Positif Rating diperkirakan mengalami peningkatan
Negatif Rating diperkirakan mengalami penurunan
Stabil Rating diperkirakan tidak berubah
Developing Rating diperkirakan dapat mengalami baik
peningkatan maupun penurunan
Ratingperingkat obligasi diklasifikasikan menjadi 2 kelas umum yaitu: a.
Investment grade. Kelas ini mengindikasikan bahwa obligasi yang ditawarkan memiliki resiko gagal bayar default risk yang lebih kecil.
b. Speculative grade. Kelas ini mengindikasikan bahwa obligasi yang ditawarkan
memiliki resiko gagal bayar yang lebih besar. Gambaran kelas dari peringkat obligasi menurut SP, Moody’s dan PT.Pefindo
dari Nugraha 2010 dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Pembagian Berdasarkan Rating Class
SP Moody’s
Pefindo
Highest Grade
Investment Grade
High Grade Upper Medium Grade
Medium Grade AAA
AA +,none,- A +,none,-
BBB +,none,- Aaa
Aa 1,2,3 A 1,2,3
Baa 1,2,3 AAA
AA +,none,- A +,none,-
BBB +,none,-
Lower Medium Grade
Speculative Grade
Speculative Poor Standing
Highly Speculative Lowest Quality
In Default BB +,none,-
B +,none,- CCC +,none,-
CC C
D Ba 1,2,3
B 1,2,3 Caa 1,2,3
Ca C
BB +,none,- B +,none,-
CCC D
Universitas Sumatera Utara
17
Nugraha 2010 menyatakan bahwa investment grade mengacu pada grade yang memiliki default probability di bawah 10. Dari nilai tersebut dapat dikatakan
bahwa peringkat obligasi dalam kategori ini memiliki default probability yang rendah sehingga dianggap layak menjadi suatu sekuritas yang bersifat investasi. Sebaliknya
speculative grade mengacu pada grade yang memiliki default probability 10 ke atas. Obligasi dengan peringkat ini memiliki default probability yang dianggap cukup
tinggi sehingga bersifat speculative bagi para pelaku pasar modal.
2.3. Saham 2.3.1. Pengertian Saham