Menyimak Syair

A. Menyimak Syair

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini kamu diharapkan dapat: menemukan tema syair yang diperdengarkan menemukan pesan syair yang diperdengarkan menemukan relevansi pesan moral dalam syair dengan kehidupan masa kini.

Membaca, mendengarkan, dan menginterpretasi karya sastra dapat mempertajam kepekaan perasaan terhadap situasi yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Nilai hikmah dan pesan yang terkandung di dalamnya dapat menjadi sarana bagi pembaca untuk membentuk pribadi yang bijaksana, halus budi pekerti, serta santun dalam bertutur kata dan bertingkah laku.

Demikian besar manfaat yang dapat diperoleh dengan sering membaca dan menginterprestasi karya sastra, baik karya sastra yang kita nikmati secara lisan maupun tertulis. Itulah salah satu faktor pentingnya kamu memiliki kompetensi dasar ini.

1. Menemukan Tema dan Pesan Syair Syair merupakan salah satu bentuk karya sastra. Syair dapat

digolongkan sebagai puisi lama. Kamu tentu sudah memahami bahwa puisi lama meliputi gurindam, pantun, syair, dan talibun. Pantun dan syair memiliki kemiripan dalam bentuk dan ikatan-ikatan. Perbedaan yang tampak antara syair dengan pantun terletak pada rima dan isi. Selain itu, pantun dapat selesai dalam satu bait, sedangkan syair tidak selesai dalam satu bait karena biasanya syair untuk bercerita.

Syair berasal dari Arab yang berarti puisi atau sajak. Salah satu ciri syair adalah terdiri atas empat baris dalam satu bait dan bersajak a a a a.

Tema dan pesan syair terkandung dalam keseluruhan baris dan bait. Dengan demikian, untuk mengetahui tema dan pesan syair, terlebih dahulu kamu harus membaca atau mendengarkan keseluruhan baris-baris dalam syair, barulah kamu dapat menentukan tema dan pesan.

Mintalah salah seorang temanmu membacakan syair berikut ini!

Lalulah berjalan Ken Tambuhan Diiringi penglipur dengan tadahan Lemah lembut berjalan dengan perlahan-lahan Lakunya manis memberi kasihan

50 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs

Tunduk menangis segala puteri Masing-masing berkata sama sendiri Jahatnya perangai para permaisuri Lakunya seperti jin dan peri

Dalam syair di atas, tampak tema kemanusiaan yang cukup menonjol. Hal ini dapat kita lihat dari bagaimana perilaku Ken Tambuhan yang penuh kelembutan. Sementara itu, bait kedua menggambarkan bagaimana kejahatan permaisuri terhadap para putri.

Pesan moral yang terkandung dalam syair di atas adalah bahwa jika seseorang berperilaku baik, kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, jika berperilaku buruk, keburukan itu juga akan kembali kepada dirinya sendiri.

Latihan

Mintalah salah seorang temanmu untuk membacakan syair berikut ini. Simak dengan baik syair yang dibacakan itu. Setelah seluruh bagian syair selesai dibacakan, tentukan tema syair tersebut serta tentukan pesan yang terkandung di dalamnya!

Abdul Muluk Berhentilah kisah raja Hindustan, Tersebutlah pula satu perkataan, Abdul Hamid Syah paduka sultan Duduklah paduka bersuka-sukaan

Abdul Muluk putra baginda, Besarlah sudah bangsawan muda, Cantik menjelis usulnya syahda, Tiga belas tahun umurnya ada.

Perjuangan 51

Parasnya elok amat sempurna, Petah majelis bijak laksana, Memberi hati bimbang gulana, Kasih kepadanya mulia dan hina.

Sumber: Puisi Lama STA

2. Menemukan Relevansi Pesan Moral dengan Kehidupan Masa Kini

Tema dalam syair merupakan hasil perenungan, pemikiran, dan ungkapan perasaan penyair. Tema syair yang dihasilkan dapat merupakan tanggapan atau perenungan dari situasi yang dirasakan, dihayati atau dialami oleh penyair pada masanya.

Latihan

Tunjukkan relevansi pesan moral yang terkandung dalam syair "Abdul Muluk" di atas dengan kehidupan masyarakat kita sekarang ini. Bagaimana hubungan antara pesan moral yang terkandung di dalamnya dengan perkembangan masyarakat kita sekarang ini?