Membaca Ekstensif untuk Menemukan Gagasan

C. Membaca Ekstensif untuk Menemukan Gagasan

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat: mencatat gagasan penting dari beberapa artikel dan buku menyeleksi gagasan yang diperlukan.

1. Membaca Ekstensif Artikel dan Buku dengan Teknik POINT Untuk menemukan gagasan dari artikel dan buku, diperlukan cara yang

efektif dalam membaca. Berikut ini merupakan salah satu teknik membaca yang dikenal istilah membaca dengan teknik POINT. Langkah-langkah membaca dengan teknik POINT adalah sebagai berikut:.

a. Purpose, yaitu menentukan tujuan membaca. Informasi apa yang hendak dinginkan? Perlukah membaca buku secara keseluruhan?

b. Overview atau membaca sekilas, yaitu melakukan peninjauan awal secara sekilas mengenai keseluruhan isi buku.

c. Interpretation atau menafsirkan, yaitu setelah membaca sekilas kemudian menafsirkan isinya.

d. Note atau mencatat, maksudnya setelah membaca secara teliti dan memahami isinya, perlu dibuat catatan-catatan penting untuk memudahkan ingatan.

e. Test atau menguji, maksudnya pada akhir membaca, kamu harus mengevaluasi mengenai apa saja yang telah dibaca dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

2. Praktik Membaca Ekstensif dengan Teknik POINT Bacalah teks artikel berikut ini, ikutilah petunjuk yang menyertainya!

a. Menentukan Tujuan Tentukan tujuan yang hendak kamu capai dalam membaca bacaan

berikut. Tujuan membaca artikel boleh lebih dari satu. Tuliskan tujuan membaca tersebut:

196 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs

Dampak kenaikan harga BBM sebenarnya tidak sesederhana skenario kompensasi itu. Rakyat bisa saja mempercayai komitmen kompensasi pemerintah, namun data di lapangan memberikan gambaran yang berbeda. Inflasi bulan Januari 2005 ternyata mengalami peningkatan menjadi 1,43 %. Laju peningkatan inflasi itu dipicu kenaikan harga elpiji dan beras.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Choiril Maksum, menyatakan bahwa dampak inflasi secara psikologis dari kenaikan BBM bisa lebih besar dari dampak riil. BPS memperhitungkan, jika harga BBM naik 25%, inflasi terjadi antara 0,37 sampai 0,5 persen. Namun inflasi yang timbul karena dampak psikologis belum diperhitungkan.

Sumber: Solo Pos, 21 Februari 2005, dengan pengubahan

e. Menjawab Pertanyaan Berdasarkan artikel di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

ini!

1) Program yang telah disiapkan pemerintah berkaitan dengan rencana kenaikan BBM adalah ….

2) Kompensasi yang akan diberikan pemerintah kepada rakyat miskin

sehubungan akan dinaikkannya harga BBM adalah ….

3) Bagaimana dampak kenaikan harga elpiji dan gas sebelum kenaikan harga BBM?

4) Bagaimana dampak dari isu kenaikan BBM terhadap perubahan harga?

5) Bagaimana jumlah penduduk miskin sejak bergulirnya reformasi hingga sekarang?

6) Lembaga apakah yang telah ditunjuk pemerintah untuk

menyediakan pengobatan gratis bagi rakyat miskin?

7) Masalah apa yang sedang dihadapi dalam penyaluran dana

kompensasi bagi pendidikan dan pelayanan kesehatan?

8) Apakah kesimpulan dari artikel tersebut?

198 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs

Latihan

1. Bacalah kedua artikel di bawah ini dan catatlah gagasan-gagasan penting yang terdapat di dalamnya!

2. Kemukakan persamaan dan perbedaan pendapat yang dikemukakan penulisnya berkenaan dengan topik konversi minyak tanah!

Artikel 1

Konversi Minyak Tanah ke Gas Dr. Ir. Andi Irawan, M. Si.

Unjuk rasa ribuan warga Jabodetabek yang menolak konversi minyak tanah ke gas selayaknya menjadi pelajaran bagi para pengambil kebijakan tentang bagaimana pentingnya mentransformasikan urgensi suatu kebijakan publik kepada masyarakat yang menjadi target kebijakan tersebut. Bagi pemerintah, kebijakan ini penting karena ketersediaan gas kita lebih besar dibanding dengan minyak bumi sehingga program ini adalah niscaya dalam rangka menjadikan gas sebagai sumber kebutuhan energi nasional. Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana mengonversi penggunaan sekitar 5,2 juta kiloliter (kl) minyak tanah kepada penggunaan 3,5 juta ton liquefied petroleum gas (LPG) hingga tahun 2010 mendatang yang dimulai dengan 1 juta kl minyak tanah pada 2007. Untuk mengakselerasi implementasinya, pemerintah telah membagikan kompor dan tabung gas kepada masyarakat kecil dan industri kecil menengah. Data menunjukkan, sampai akhir Juli 2007, sebanyak 43.454 kepala keluarga sudah menerima tabung dan kompor gas sebanyak 32.716 industri.

Selain itu, dengan berhasilnya kita melakukan konversi minyak tanah ke gas, setidaknya ada 30 triliun rupiah dikeluarkan untuk subsidi minyak tanah yang bisa dihemat setiap tahun dan bisa digunakan untuk keperluan lain, seperti pembangunan pendidikan dan infrastruktur. Belum lagi kalau berbicara tentang penghematan di tingkat rumah tangga, penggunaan gas elpiji harganya Rp 4.250,penggunannya setara dengan penggunaan minyak tanah tiga-empat liter yang saat ini harganya mencapai Rp 2.000

Perekonomian 199 Perekonomian 199

Tetapi, bagi masyarakat, apalagi bagi 5,8 juta rumah tangga miskin, argumentasi yang disampaikan pemerintah itu tentu tidak masuk dalam benak mereka. Logika sehari-hari masyarakat miskin menunjukkan bahwa jauh lebih "efisien" kalau mereka menggunakan minyak tanah dibanding dengan gas elpiji, sekalipun kompor dan tabung itu telah dibagikan gratis oleh pemerintah. Apa yang dipahami oleh pemerintah tentang kata efisien bisa jadi berbeda dengan apa yang dipandang oleh masyarakat kecil lain tentang terminologi yang sama. Bagi para pengambil kebijakan, tentu saja penggunaan gas menjadi lebih efisien, tetapi bagi seorang kepala rumah tangga yang miskin menjadi sebaliknya.

Bayangkan, Anda saat ini menjadi seorang pemulung di Jakarta, dengan penghasilan Rp 10.000-Rp 15.000 sehari. Dengan penghasilannya yang sebesar itu, dia bisa makan pada hari itu dengan rincian pengeluaran, membeli minyak tanah setengah liter seharga Rp 1.500,00 membeli beras

2 kg seharga Rp 6,000 dan sisanya untuk membeli sepotong tempe mentah seharga Rp 1.000 yang cukup untuk makan pada hari itu dengan istri dan dua-tiga orang anaknya.

Lalu, bagaimana kalau minyak tanah diganti dengan gas? Dengan penghasilan Rp 10.000-15.000 dan kalau pada hari itu mereka harus membeli gas, berarti satu keluarga tidak bisa makan, mengapa?Karena gas yang harus dibeli kuota minimalnya adalah 3 kg (seharga Rp 15.000). Gas tidak bisa dibeli eceran yang lebih rendah dari itu, misalnya 0,5 kg atau 1 kg. Dengan demikian uang penghasilan 1 hari itu hanya cukup untuk membeli gas saja, lalu bagaimana dengan beras dan tempenya?

Jika pemerintah memang berteguh hati menjalankan program konversi ini, beberapa hal tersebut harus segera diwujudkan di lapangan. Pertama, pemerinah harus segera memberikan solusi terhadap masalah kendala aksesibilitas gas bagi masyarakat kecil, antara lain dengan merealisasikan bahwa gas bisa dibeli secara eceran (0,5 atau 1 kg) sebagaimana halnya minyak tanah, di samping kios-kios atau agen-agen penjual eceran gas mudah didapat oleh masyarakat. Untuk saat ini, jangankan untuk bisa membeli gas secara eceran, untuk membeli gas dengan volume tabung gas 3 kg saja masyarakat masih kesulitan mendapatkan kios atau agen yang menyediakannya.

200 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs

Kedua, sosialisasi teknologi penggunaan kompor gas ke kalangan masyarakat bawah harus dilakukan secara masif dan kontinu selama paling tidak satu tahun agar mereka merasa familier dan nyaman serta yakin sepenuhnya tentang keunggulan kompor gas dibandingkan dengan penggunaan kompor minyak tanah.

Sumber: Seputar Indonesia, 15 Agustus 2007 Dengan pengubahan

Artikel 2

PROGRAM INSTAN KOMPOR GAS Dr. Eko Harry Susanto, M. Si

Program pemerintah membagikan kompor gas gratis untuk mendorong masyarakat mengonversi penggunaan bahan bakar minyak tanah ke gas masih terus menuai masalah.Dari persoalan yang menyangkut ketidaktahuan menggunakannya, kekhawatiran mudah terbakar (inflammable) sampai alasan yang paling substansial tidak mampu membeli gas yang harganya fluktuatif.

Kompor gas merupakan barang mewah bagi masyarakat kebanyakan atau warga miskin pada umumnya. Karena itu, untuk memperkenalkan perlu proses panjang dan kesabaran sehingga upaya mengurangi subsidi minyak tanah keperluan rumah tangga yang nilainya sekitar 30 triliun setiap tahun bisa tercapai. Bukan sekadar membagikan kompor gas untuk mengurangi pasokan minyak tanah, lantas rakyat miskin beramai-ramai menggunakan gas.

Mengingat berbagai persoalan dalam penggunaan gas, seharusnya pemerintah tidak terburu nafsu untuk membagi-bagikan kompor dan tabung gas kepada masyarakat. Dalam perspektif komunikasi inovasi, upaya memperkenalkan ide perubahan harus memerhatikan lima kategori kelompok masyarakat sebagai sasaran dari berbagai program perubahan, ,yaitu inovator, adopter pemula, mayoritas awal, mayoritas akhir, dan penerima perubahan yang paling lambat. Intinya, program perubahan harus menetapkan sasaran yang jelas dan dilakukan dengan bertahap sesuai karakteristik masyarakat.

Perekonomian 201

Memperkenalkan ide perubahan harus dimulai dari para inovator sebagai agen pembaharuan yang memiliki kredibilitas di mata rakyat, lebih berorientasi kepada klien, dan bisa bekerja sama dengan tokoh masyarakat. Dalam konteks penggunaan elpiji, agen pembaharu adalah petugas pemerintah yang membagikan dan memberikan penjelasan kepada masyarakat penerima kompor gas, di desa maupun di kota.

Pekerjaan paling awal dari para petugas lapangan adalah menetapkan orang yamg mau menerima perubahan sebagai adopter pemula untuk menggunakan kompor gas. Mereka yang dipilih sebaiknya para pemuka pendapat (opinion leader) di lingkungan masyarakat miskin.

Jika adopter pemula berhasil dipengaruhi dan secara konstan mau menggunakan gas, petugas lapangan harus mengikutsertakan mereka untuk menarik mayoritas awal sebagai pengguna elpiji. Kelompok ini mempunyai kepercayaaan besar terhadap pemuka pendapat sehingga dengan sukarela akan mengikuti jejak para tokoh di lingkungannya.

Dua kelompok adopter pemula dan mayoritas awal merupakan kekuatan untuk menciptakan perubahan.Karenanya, pemerintah dan para agen pembaruan harus tetap memfasilitasi mereka agar bisa memengaruhi mayoritas akhir, untuk menggunakan gas sebagai pengganti minyak tanah.

Seandainya mayoritas akhir sudah mendominasi penggunaan gas, melalui komunikasi hoofili yang berpijak pada kesetaraan nilai-nilai sosial- ekonomi di lingkungan masyarakat kurang mampu, kelompok yang paling kolot (laggard) untuk menolak pembaruan pun lebih mudah mengikuti jejak mayoritas akhir dalam menggunakan kompor gas. Namun, persoalannya, justru pilihan pemerintah untuk membagikan kompor gas gratis adalah program instan --- serba cepat yang terkesan menafikan karakteristik masyarakat miskin yang bisa berubah secara evolutif. Akibatnya, upaya sosialisasi penggunaan gas justru menciptakan masalah baru di tengah masyarakat.

Sumber: Seputar Indonesia, 20 September 2007 dengan pengubahan Pengayaan

Bacalah beberapa artikel di surat kabar atau buku yang bertopik perekonomian. Kemudian tentukan gagasan yang terdapat dalam setiap artikel atau buku tersebut. Laporkan hasil kegiatan membacamu dengan menggunakan format berikut ini!

202 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs

No. Judul Artikel

Penulis dan Sumber

Gagasan

No. Judul Buku

Penulis dan Penerbit

Gagasan