Menyimak dan Memberi Komentar Isi Pidato

A. Menyimak dan Memberi Komentar Isi Pidato

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat: z menemukan hal penting dalam pidato yang didengar z menyimpulkan pesan pidato yang didengar z memberi komentar tentang isi pidato yang didengar.

Pada pelajaran sebelumnya, kamu berlatih menyimak ceramah; sedangkan pada pelajaran ini, kamu akan berlatih menyimak pidato. Kamu tentu sering mendengarkan ceramah, pidato, maupun khotbah. Kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan dalam situasi yang berbeda-beda. Pidato biasanya dilaksanakan dalam situasi formal atau resmi. Ceramah diselenggarakan dalam acara resmi atau semi resmi, baik yang berhubungan dengan acara keagamaan maupun acara umum lainnya. Sementara itu, khotbah dilaksanakan dalam acara keagamaan dengan mengikuti tata cara tertentu.

Isi ceramah, pidato, atau khotbah tidak jarang mampu menyentuh relung hati yang paling dalam. Tidak jarang peserta yang mengikuti kegiatan-kegiatan seperti itu ikut larut dalam suasana. Banyak yang meneteskan air mata, terharu, ikut merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain, menyadari segala kekurangan dan kesalahan masing-masing, dan sebagainya. Sebaliknya, tidak sedikit yang ikut terbawa dalam situasi kegembiraan, kebahagiaan, keceriaan, semangat yang berkobar dan membara sesuai dengan isi pidato/ceramah/ khotbah.

1. Mendengarkan Pidato

Dengarkan pidato yang akan diperdengakan oleh Bapak/Ibu guru. Teks pidato berikut ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk dibacakan. Jika menggunakan teks pidato berikut ini, tutuplah bukumu. Sambil menyimak, catatlah hal-hal penting dari pidato tersebut dan selanjutnya simpulkan isinya!

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs

PIDATO SAMBUTAN WALIKOTA SURAKARTA PADA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-97

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua

Para peserta upacara yang berbahagia, Puji syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, atas rahmat dan karuniaNya kita dapat mengikuti Upacara Bendera dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-97 tanggal 20 Mei 2005 dalam keadaan sehat wal afiat penuh kebahagiaan lahir dan batin.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diawali dengan Pergerakan Budi Utomo pada tahun 1908 telah memberi inspirasi yang sangat kuat bagi bangkitnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Kelahirannya telah dijadikan momentum dan tonggak sejarah perjuangan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, dalam merintis perjalanannya untuk menjadi bangsa yang merdeka dan memiliki jati diri sebagai bangsa yang berdaulat. Semangat kebangsaan atau nasionalisme rakyat Indonesia yang kala itu termanifestasikan oleh perjuangan kaum mudanya, semakin tumbuh kokoh dan berkembang, sehingga menjadi kekuatan bagi pembentukan NKRI yang merdeka dan berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai bangsa yang besar, kita patut bersyukur betapa nilai-nilai kebangsaan yang diperjuangkan para perintis kemerdekaan itu, kini telah menjadi acuan utama dalam menyikapi berbagai perkembangan dan perubahan global berbangsa dan bernegara.

Para peserta upacara yang berbahagia, Kesadaran kebangsaan yang telah diletakkan oleh pendahulu kita

merupakan refleksi kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai yang sejalan dengan semangat demokrasi yang mengakui dan menghormati perbedaan-perbedaan, tetapi tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan. Dengan mengutamakan sikap kebangsaan bangsa Indonesia melahirkan NKRI pada Proklamasi 17 Agustus 1945. Dikukuhkannya negara berbentuk republik ini adalah sejalan dengan esensi demokrasi modern. Tetapi demokrasi yang kita bangun adalah dalam bingkai negara kesatuan.

Kebangkitan Nasional

Semangat pergerakan nasional Budi Utomo juga telah memberikan dorongan kepada para tokoh pergerakan Indonesia pada zamannya untuk lebih memupuk semangat kebersamaan dan semangat untuk bersatu. Dorongan ini lahir karena adanya kesadaran, bahwa sebagai bangsa yang majemuk, nilai- nilai persatuan dan kesatuan merupakan sendi-sendi kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Peserta upacara yang berbahagia, Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2005 mengambil tema

"Dengan Jiwa dan Semangat Kebangkitan Nasional Kita Bangun Indonesia Bersatu yang Demokratis Berbudaya dan Bebas KKN". Dengan tema ini dimaksudkan, bahwa kehidupan demokrasi yang dicita-citakan oleh seluruh rakyat dan bangsa Indonesia adalah kehidupan demokrasi yang memberikan makna bagi peningkatan kualitas hidup dan kehidupan bangsa. Kehidupan demokrasi yang kondusif dengan berbagai perkembangan dan perubahan situasi yang terjadi, baik untuk saat ini dan yang akan datang. Sebuah demokrasi yang sesuai dengan jiwa dan semangat kebangkitan nasional, demokrasi yang tidak merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan nasional, dan demokrasi yang tumbuh dan berkembang di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mengenai hal ini telah kita buktikan bersama, bahwa sejak tahun 1999 kita telah menyelenggarakan pemilu yang demokratis, yakni dua kali pemilihan anggota DPR dan lebih-lebih pada pemilu 2004 yang lalu, untuk pertama kalinya bangsa Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung yang diikuti kurang lebih 145 juta pemilih dari Sabang hingga Merauke serta KBRI kita di luar negeri telah berjalan dengan sukses.

Penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut telah mendapat pujian dari masyarakat dunia. Bahkan dijadikan contoh sebagai suatu Negara demokrasi yang ditandai dengan pendewasaan berdemokrasi, menghargai adanya perbedaan dan menerima hasil dari persaingan yang sehat serta menciptakan masyarakat yang lebih toleran.

Para peserta upacara yang berbahagia, Sementara tantangan yang sedang kita hadapi ke depan adalah suksesi

pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Kita semua berharap, semoga penyelenggaraan Pemilihan Walikota/Wakil Walikota yang akan berlangsung pada tanggal 27 Juni 2005, dapat berjalan lancar, aman, tertib dan damai, sehingga Kota Solo benar-benar mempunyai Walikota/Wakil Walikota yang

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs

Akhirnya dengan segala kebesaranNya, marilah kita senantiasa memohon kepada Allah SWT, semoga kita semua senantiasa memperoleh kekuatan dalam menjalankan roda pembangunan bangsa dan mendapat kemudahan dalam meniti proses perjalanan menuju Indonesia ke depan yang lebih baik, dan khususnya menjadikan Kota Solo sebagai sebuah kota yang dapat didambakan dan dibanggakan oleh warga masyarakat Kota Solo.

Sekian, terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

2. Memberi Komentar terhadap Isi Pidato

Setelah mendengarkan pidato, tidak jarang pendengar tertarik untuk memberikan komentar. Komentar terhadap isi pidato dapat difokuskan pada pentingnya isi pidato untuk diamalkan atau diterapkan dalam kehidupan, manfaat yang dapat diperoleh jika menerapkannya, dan sebagainya. Komentar dapat juga berkaitan dengan bahasa, seperti keefektifan kalimat, ketepatan pilihan kata, vokal, intonasi, dan jeda.

Latihan

Tuliskan komentarmu seperti dalam kolom berikut ini!

Kebangkitan Nasional