Defenisi Harmonisa KESIMPULAN DAN SARAN

6 Impedansireaktifyang dihasilkanmembentukrangkaiandengan sistemreaktansi induktifpada frekuensi tertentuakan bertepatandengan salah satuharmonikkarakteristikbeban. Iniakanmemicuarusosilasibesar danteganganyang mungkinmenekankanisolasi[2]. Untuk itu sangat diperlukanpenelitianharmonikdariperencanaan hinggatahapdesainsistem tenaga listrikdan instalasiindustriuntuk mengantisipasipotensi masalah denganinstalasiataupenambahanbebannonlinier.

2.2 Defenisi Harmonisa

Istilah harmonik berasaldaribidang akustik, di manahal tersebut terkait dengangetarandaristring ataukolom udarapada frekuensiyang merupakan kelipatandari frekuensidasar.Komponenharmonikdalam sistemlistrik ACdidefinisikansebagai komponensinusoidaldarigelombang periodikyang memilikifrekuensi sama denganbeberapa integer dari frekuensi fundamental sistem[2]. Harmonisa padagelombang tegangan atau aruskemudian dapatdipahami sebagaikomponensempurnasinusoidalfrekuensikelipatan darifrekuensi dasar. = 2.1 Dimana n adalah bilangan bulat. Sebagai contoh, harmonikkelimaakan menghasilkankomponenharmonik : = 5 60 = 300 Frekuensi dasarnya adalah 60 Hz. Gambar 2.1 menunjukkan sebuah gelombang dengan frekuensi dasar 50 Hz dengan nilai puncak 100 A, yang dapat diambilsebagai salah satuper unit. Hal Universitas Sumatera Utara 7 inijugamenggambarkanamplitudo17, 15, dan13 per unitdan frekuensitujuh, lima dan tigakalifrekuensi dasar, masing-masing.perilaku inimenunjukkankomponen harmonikpenurunanamplitudosering mengikutihukum yangterbalik denganurutanharmonikkhasdalam sistem tenaga [2]. Gambar 2.1 Gelombang sinusoidal 60 Hz dan beberepa harmonik. Gambar 2.2 Gelombangsinosoidalterdistorsi olehharmonikketiga,kelima dan ketujuh Gelombangini dapatdinyatakan dengan : 2.2 2.3 Universitas Sumatera Utara 8 = 5 − 2.4 = 7 − 2.5 Dimana adalah nilai puncak RMS dari harmonisa arus ke n. Gambar 2.2menunjukkan bentuk gelombangharmoniksama seperti yang diGambar 2.1ditumpangkan padafrekuensi dasar sehingga menghasilkan gelombang arus . Gelombangterdistorsi yang dihasilkansehinggadapat dinyatakan sebagai Persamaan 2.6 : = + 3 − + 5 − + 7 − 2.6 Dengan cara ini,penjumlahangelombangsinusoidalsempurnadapat menimbulkangelombangterdistorsi. Sebaliknya, bentuk gelombangterdistorsidapat direpresentasikansebagaisuperposisigelombangfrekuensi dasardenganbentuk gelombanglain darifrekuensi harmonikyang berbeda danjuga amplitudonya[2]. Dari penjelasan di atas kita dapat simpulkan bahwa harmonisa adalah gangguan yang timbul akibat distorsi antara gelombang arus dan tegangan. Harmonisa merupakan suatu fenomena yang timbul dari pengoperasian beban listrik yang sebagian besar diakibatkan dari beban non linear, dimana akan terbentuk gelombang yang berfrekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamentalnya[3]. Di Indonesia frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz, yang juga dikenal sebagai frekuensi fundamental. Gelombang fundamental tersebut dikatakan mengalami distorsi apabila frekuensi gelombang tersebut menjadi kelipatan frekuensi fundamentalnya, misalnya harmonisa ke-2 maka frekuensinya menjadi Universitas Sumatera Utara 9 100 Hz, harmonisa ke-3 menjadi 150 Hz, dan seterusnya. Gelombang harmonisa ini akan menumpang pada gelombang sinus murni frekuensi fundamental sehingga akan terbentuk cacat gelombang distorsi yang merupakan hasil penjumlahan sinus murni dengan gelombang harmonisa. Untuk mengetahui secara jelas proses penjumlahan ini dapat dilakukan analisa deret fourier. Gambar 2.3 Gelombang Sinus Arus dan Tergangan Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan menjumlahkan gelombang-gelombang sinusoidal, seperti terlihat pada Gambar2.4 [3]. 9 100 Hz, harmonisa ke-3 menjadi 150 Hz, dan seterusnya. Gelombang harmonisa ini akan menumpang pada gelombang sinus murni frekuensi fundamental sehingga akan terbentuk cacat gelombang distorsi yang merupakan hasil penjumlahan sinus murni dengan gelombang harmonisa. Untuk mengetahui secara jelas proses penjumlahan ini dapat dilakukan analisa deret fourier. Gambar 2.3 Gelombang Sinus Arus dan Tergangan Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan menjumlahkan gelombang-gelombang sinusoidal, seperti terlihat pada Gambar2.4 [3]. 9 100 Hz, harmonisa ke-3 menjadi 150 Hz, dan seterusnya. Gelombang harmonisa ini akan menumpang pada gelombang sinus murni frekuensi fundamental sehingga akan terbentuk cacat gelombang distorsi yang merupakan hasil penjumlahan sinus murni dengan gelombang harmonisa. Untuk mengetahui secara jelas proses penjumlahan ini dapat dilakukan analisa deret fourier. Gambar 2.3 Gelombang Sinus Arus dan Tergangan Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan menjumlahkan gelombang-gelombang sinusoidal, seperti terlihat pada Gambar2.4 [3]. Universitas Sumatera Utara 10 Gambar 2.4 Gelombang Fundamental, Harmonik Ketiga dan Hasil Penjumlahannya

2.3 Beban Linear dan Beban Nonlinear