Pembelajaran Inquiry/Discovery

4. Pembelajaran Inquiry/Discovery

Dalam Permendikbud No.22 tahun 2016 dikatakan pembelajaran inquiry disebut bersama dengan discovery. Dalam Webste r‟s Collegiate Dictionary inquiry didefinisikan sebagai “bertanya tentang” atau “mencari informasi”. Discovery disebut sebagai “tindakan menemukan”. Jadi, pembelajaran ini memiliki dua proses utama. Pertama, melibatkan siswa dalam mengajukan atau merumuskan pertanyaan- pertanyaan (to inquire), dan kedua, siswa menyingkap, menemukan (to discover) jawaban atas pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan penyelidikan dan kegiatan-kegiatan sejenis (Sutman, et.al., 2008:x).

Inquiry/discovery merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian Inquiry/discovery merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian

Tujuan pertama Inquiry/Discovery Learning adalah agar siswa mampu merumuskan dan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana,bagaimana, mengapa, dsb. Dengan kata lain, Inquiry/Discovery Learning bertujuan untuk membantu siswa berpikir secara analitis. Tujuan kedua adalah untuk mendorong siswa agar semakin berani dan kreatif berimajinasi.Dengan imajinasi siswa dibimbing untuk mengkreasi sesuatu menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Penemuan ini dapat berupa perbaikan atau penyempurnaan dari apa yang telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum ada (Anam, 2015:9).

Proses mengumpulkan data, mengamati, dan meringkas informasi, khususnya data numerik dalam Inquiry/Discovery Learning, efektif dalam merangsang diskusi untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang diinginkan. Siswa perlu mengalami bagaimana menarik simpulan ilmiah berdasarkan pengamatan atas fakta- fakta dan sekumpulan data yang diperoleh.

Lima langkah-langkah dalam Inquiry/Discovery Learning

Pada dasarnya sintaks Inquiry/Discovery Learning meliputi lima langkah seperti nampak dalam Tabel 5 di bawah ini (Sutman, et.al.2008:52).

1. Merumuskan Merumuskan pertanyaan, masalah, atau topik yang pertanyaan

akan diselidiki. menjadi pembelajar sepanjang hayat, ingin tahu

2. Merencanakan Merencanakan prosedur atau langkah-langkah pengumpulan dan analisis data. kerja keras

3. Mengumpulkan dan Kegiatan mengumpulkan informasi, fakta, maupun menganalisis data

data, dilanjutkan dengan kegiatan menganalisisnya. kerja keras

4. Menarik simpulan Menarik simpulan-simpulan (jawaban atau penjelasan ringkas) cinta kebenaran

5. Aplikasi dan Tindak Menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan- lanjut

pertanyaan atau permasalahan lanjutan untuk dicari jawabnya. menjadi pembelajar sepanjang hayat, ingin tahu

Menurut Sutman, 5 langkah di atas merupakan langkah umum, yang bisa dibedakan menjadi 5 level yang mencerminkan kadar atau derajat aktivitas siswa. Sutman mulai dengan level 0 yang mencerminkan derajad keterlibatan siswa yang rendah karena 5 langkah di atas sepenuhnya dilakukan dan dikontrol oleh guru, bukan siswa. Berturut- turut, pada level 1 guru menyerahkan langkah pertama kepada siswa sampai dengan level 5, ketika kelima langkah di atas sepenuhnya dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan guru (Sutman, et.al., 2008:39-52).

Contoh Penggunaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan)

3.5 Memahami konsep energi, berbagai sumber energi, dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari termasuk fotosintesis.

Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan )

4.5. Menyajikan hasil percobaan tentang perubahan bentuk energi termasuk fotosintesis.

No Tahapan

Langkah Kegiatan

1 Mengamati Siswa secara berkelompok diberi tugas mengamati peralatan listrik, misalnya kipas angin yang sedang berputar, televisi yang sedang menyala, dan seterika listrik yang sedang digunakan. kerjasama, belajar sepanjang hayat

2 Menanya Berdasarkan hasil pengamatan, siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan atau menyusun rumusan masalah. Pertanyaan dikaitkan dengan sumber energi dan perubahan bentuk energi, misalnya:

1. Mengapa kipas angin dapat berputar? 2. Mengapa televisi dapat menghasilkan gambar dan bunyi? 3. Mengapa seterika listrik dapat menghasilkan panas? 4. Perubahan bentuk energi apa yang terjadi pada kipas angin,

televisi, dan seterika listrik? tidak memaksakan kehendak 3 Mengumpul

Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi melalui berbagai cara, kan informasi/ misalnya: mencoba

1. Siswa melakukan percobaan menghidupkan dan mematikan kipas angin, televisi, dan seterika listrik.

2. Siswa mengumpulkan informasi dari buku atau internet tentang prinsip kerja kipas angin, televisi, dan seterika listrik. Guru mengarahkan siswa agar informasi yang diperoleh mencakup: 1. Darimana energi listrik yang digunakan untuk menghidupkan kipas angin, TV, dan seterika listrik berasal.

2. Prinsip perubahan bentuk energi pada sumber listrik yang digunakan (generator).

3. Energi yang digunakan untuk memutar generator. Kejujuran, tanggung jawab

4 Menalar/meng Siswa dalam kelompok diminta untuk: asosiasi

1. Menyebutkan sumber energi listrik yang digunakan. 2. Menjelaskan prinsip kerja sumber energi listrik yang digunakan

(generator).

3. Menjelaskan syarat agar kipas angin, televisi, dan seterika listrik berfungsi.

4. Menjelaskan perubahan bentuk energi yang terjadi pada kipas angin, televisi, dan seterika listrik.

5. Menyimpulkan perubahan bentuk energi dimulai dari energi yang untuk memutar generator, pada generator, dan pada kipas. kejujuran

5 Mengomunika 1. Setiap kelompok menuliskan hasil kerjanya pada LKS sikan

2. Sebagian siswa mewakili kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

3. Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan terhadap kelompok yang bertugas presentasi. kejujuran, tanggung jawab