TUGAS MAHASISWA STATISTIKA 2 PERANAN MAS

(1)

TUGAS MAHASISWA STATISTIKA 2

PERANAN MASYARAKAT DALAM KEMACETAN IBU KOTA

Disusun Oleh :

Nama : Desti Ayu Rahmawati

NIM : 13.2.0063

STIE WIDYA MANGGALA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rosullah SAW. Berkat rahmat dan limpahnya saya dapat menyelesaikan tugas ini guna memenuhi tugas mata kuliah Statistika 2.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :

1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan kepada saya un-tuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

2. Orang tua yang sangat memberikan dukungan kepada saya dalam menye-lesaikan penulisan ini.

3. Bapak Dr. Ir. E. Setiawan, SE, MM, LLD selaku dosen mata kuliah Statis-tika 2.

4. Ibu Triani, SE selaku asisten dosen mata kuliah statistika 2 yang telah membimbing banyak bimbingan dan arahan kepada kami dalam penyusun-an karya ini.

5. Teman – teman yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya ini. Memohon kepada Bapak/Ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Semarang, April 2015 Penulis


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI...iii

RINGKASAN...iv

BAB I. PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan ...1

1.3 Manfaat ...2

BAB II. GAGASAN ...2

2.1 Waktu Terjadinya Kemacetan di Ibu Kota ...3

2.2 Solusi Untuk Mengatasi Kemacetan di Ibu Kota...3

2.3 Dampak Kemacetan Menurut LIPI...4

2.4 Rasio Kendaraan...5

BAB III. KESIMPULAN ... 6

3.1 Inti Gagasan ... 6

3.2 Teknik Implementasi Gagasan ... 6

3.3 Prediksi keberhasilan Gagasan ... 7 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(4)

RINGKASAN

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta. Kemacetan lalu lintas menjadi masalah sehari – hari diJakarta.

Indonesia termasuk negara sedang berkembang, permasalahan yang ada di negara berkembang lebih kompleks dibandingkan dengan negara-negara maju, mulai dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, kesenjangan sosial, hingga kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan itu sendiri. Diantara banyak permasalahan itu adalah kemacetan atau kongesti. Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya semarang,Jakarta.

Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di semarang, Jakarta,dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.Kemacetan sering dijumpai di kota-kota besar di negara berkembang seperti Semarang dan Jakarta. kemacetan di semarang Di sebabkan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor seperti yang kita ketahui, banyak sekali kendaraan berlalu lalang di jalan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum,tak heran meningkatnya angka pengguna jalan yang semakin hari tidak semakin menurun, melainkan semakin meningkat,seperti yang terjadi di Ibu kota saat ini. Hamper setiap warga memiliki kendaraan yang tidak hanya satu.


(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemacetan di Jakarta bukanlah hal yang lazim tentunya bagi para penduduk Ibukota Indonesia ini karena kemacetan merupakan masalah sehari-hari warga Jakarta. Kemacetan yang terjadi hampir setiap saat ini memang membuat lalu-lintas di ibukota terasa begitu tidak nyaman bagi para pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jalan dan pertambahan jumlah kendaraan tidak seimbang sehingga membuat lalu-lintas Jakarta begitu macet.

Kemacetan lalu lintas yang menjadi masalah utama kota Jakarta sudah menjadi rahasia umum. Pada tahun 2011 Presiden SBY telah menegaskan bahwa Jakarta harus bebas dari kemacetan lalu-lintas pada tahun 2020 dan harus ada kemajuan yang signifikan pengurangan kemacetan pada tahun 2014, oleh karena itu warga Jakarta dan Pemerintah harus memikirkan hal-hal untuk memperbaiki dan mencari berbagai alternatif upaya pemecahan masalah kemacetan di Jakarta.

Walaupun saat ini sudah ada transjakarta atau busway tetapi itu tidak menjamin bahwa kemacetan di Jakarta bisa di atasi. Pada tahun 2009 saja , jumlah kendaraan kembali naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4 juta mobil dan 4,3 juta motor. Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan menembus angka 7,29 juta dengan rincian 2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011, meningkat lagi jadi 7,34 juta kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan kendaraan roda dua hampir 5 juta. Memang tahun ke tahun jumlah volume kendaraan di ibukota bukannya semakin berkurang tapi malah semakin bertambah, tapi itulah kenyataannya. Untuk itu harus ada upaya ekstra dan tegas yang harus dilakukan oleh pemerintah.

1.2 Tujuan penelitian

1. Mengetahui penyebab terjadinya kemacetan Jakarta. 2. Mengetahui dampak negatif dari kemacetan di Jakarta.

3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.


(6)

Manfaat

1. Memberikan informasi mengenai kemacetan. 2. Membantu menyelesaikan masalah kemacetan.

3. Mengetahui penting atau tidaknya pembuatan transjakarta dan busway. 4. Memberikan penyadaran serta informasi tentang penggunaan kendaraan


(7)

BAB II GAGASAN 2.1 Waktu Terjadinya Kemacetan di Ibu Kota

Bagi Jakarta, seolah tiada hari tanpa kemacetan, kecuali pada saat hari-hari raya keagamaan seperti saat lebaran maupun natalan, karena pada saat lebaran maupun natalan ruas-ruas jalan di Ibukota Indonesia ini begitu lengang karena banyak warga ibukota yang merayakan lebaran maupun natalan bersama keluarga di luar kota Jakarta. Kebanyakan warga Jakarta dan sekitarnya pasti sering mengalami betapa besarnya perjuangan untuk mencapai tempat kerja,kampus maupun sekolahan bila keluar rumah lewat dari pukul 07.00 pagi, karena pada saat itu kemacetan sudah dimulai terjadi. Puncaknya pada jam masuk kerja dan jam pulang kerja salah satunya di daerah Stasiun Kota-Kota Tua Jl. Taman Stasiun Kota No. 1, Jakarta Barat.

Mengapa kemacetan lalu lintas di Jakarta senantiasa terjadi pada jam-jam yang disebutkan di atas? Jakarta bagaikan kota sentral yang di kelilingi oleh kota-kota “satelit” yaitu: Tanggerang dan sekitarnya, Bogor dan sekitarnya serta Bekasi dan sekitarnya.

Pada saat tertentu kendaraan keluar-masuk Jakarta banyak yang berasal dari warga Jakarta sendiri tetapi juga ditambah kendaraan yang berasal dari kota-kota satelit yang jumlah menyamai atau mungkin melebihi kendaraan asal Jakarta. Ada yang sekedar melewati (misalnya dari Tangerang menuju Bekasi akan melewati Jakarta), tetapi ada juga yang memasuki Jakarta dan berdiam atau berkeliaran selama beberapa jam sebelum kembali ke kota masing-masing.

2.2 Solusi Untuk Mengatasi Kemacetan di Ibu Kota

Untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu-lintas di Jakarta, tidak dapat dicapai dengan cara-cara yang “biasa”. Agar tingkat kemacetan di Jakarta dapat dikurangi, maka upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di ibukota harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam arti dilakukan dengan serius, menyeluruh dan tidak setengah-setengah. Berikut ini adalah upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, antara lain :


(8)

1. Memperbaiki jalan-jalan yang rusak

2. Mempelebar ruang jalan di ruas-ruas jalan yang masih memungkinkan untuk dilebarkan.

3. Menertibkan pedagang asongan yang beroperasi dipersimpangan jalan 4. Membuat jalur khusus sepeda motor di ruas-ruas jalan tertentu

5. Membatasi jumlah mobil pribadi yang harus dimiliki

6. Regulasi operasi kendaraan dengan nomor ganjil awal plat nomor kendaraan, Misalkan nomor awal ganjil pada hari senin tidak boleh beroperasi, bolehnya selasa, kamis, Jumat dan sabtu, dst

7. Pada keadaan jalan tertentu yang memadai Kendaraan Roda dua dan 4 dipisahkan, agar tidak terjadi deadlblock

8. Perusahaan yang memiliki karyawan menggunakan kendaraan pribadi dalam jumlah tertentu harus memiliki jemputan sendiri

9. Menaikkan biaya parkir di gedung-gedung komersial, seperti mall, dan jalan-jalan utama.

10. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

11. Memindahkan Ibukota Indonesia dari Jakarta ke kota lain di luar pulau Jawa.

Itulah beberapa upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di ibukota. Memang upaya-upaya tersebut bukanlah hal gampang yang bisa dilaksanakan tapi jika ingin Jakarta terbebas dari kemacetan sebisa mungkin harus ada upaya yang tegas untuk mengurangi kemacetan yang terjadi.

2.3 Dampak Kemacetan Menurut LIPI

Dampak dari kemacetan, menurut penelitian LIPI tahun 2007, adalah kerugian sosial yang diderita masyarakat lebih dari Rp 17,2 triliun per tahun akibat pemborosan nilai waktu dan biaya operasi kendaraan, terutama bahan


(9)

bakar. Kecepatan kendaraan yang rendah menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi tinggi.

Kehausan kendaraan bermotor menjadi tinggi, karena kerja radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi. Belum lagi emisi gas buang yang dapat menyebabkan pemasanan global diperkirakan sekitar 25 ribu ton per tahun.

Hal ini menyebabkan Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi kelima di dunia setelah Beijing, New Delhi, Meksico City dan Bangkok. Bahkan, ada suatu perhitungan yang memperkirakan kerugian dari kemacetan lalu-lintas ini mencapai Rp 43 triliun per tahun. Dampak pada tahap selanjutnya adalah menurunnya produktivitas ekonomi kota, bahkan negara dan merosotnya kualitas hidup warga kota akibat polusi udara dan stress. Contohnya, angkutan umum yang seharusnya dapat mengangkut enam rit per hari menjadi tiga rit, karena macet. 2.4 Rasio Kendaraan

Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah kendaraan di Jakarta pada 2007 sebanyak 5,8 juta kendaraan dengan rincian 2,2 juta mobil dan 3,6 juta motor. Pada 2008, jumlah kendaraan kembali meningkat menjadi 6,3 juta kendaraan dengan rincian 2,3 juta mobil dan 4 juta motor.

Pada tahun 2009, jumlah kendaraan kembali naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4 juta mobil dan 4,3 juta motor. Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan menembus angka 7,29 juta dengan rincian 2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011, meningkat lagi jadi 7,34 juta kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan kendaraan roda dua hampir 5 juta

Rasio kendaraan yang begitu meningkat dari tahun ke tahun memang merupakan hal yang sangat sulit untuk dihindari. Dengan rasio kendaraan yang tiap tahunnya meningkat tentunya tidak mengurangi kemacetan ataupun memperbaiki lintas di Jakarta tapi malah justru semakin memperburuk lalu-lintas ibukota ini.


(10)

BAB III KESIMPULAN 3.1 Inti Gagasan

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa kemacetan disebabkan oleh : Arus kendaraan yang melewati jalan tersebut telah melampaui kapasitas jalan tersebut, Kecelakaan lalu lintas, Bencana, Perbaikan, Kepanikan.

Melihat kemacetan yang semakin parah dari tahun ke tahun,hal ini merupakan masalah serius yang harus di atasi semua masyarakat, dan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Dengan pajak yang di peroleh dari kendaraan bermotor, seharusnya perkembangan jalan sesuai dengan pertumbuhan kendaraan. Separti pelebaran jalan, perbaikan jalan, memperbaiki rambu-rambu lalu lintas dan memperbaiki traffic light yang rusak. Tempat halte juga seharusnya di buat aman dan nyaman agar masyarakat menunggu angkutan umum tepat pada tempatnya.

Masalah kemacetan ini harus menjadi kesadaran bagi seluruh elemen masyarakat bahwa jika hal ini terus dibiarkan, maka berbagai kerugian yang diakibatkan akan menjadi masalah-masalah baru bagi masyarakat di kemudian hari. Oleh karena itu, untuk dapat menanggulangi masalah kemacetan ini, maka semua pihak yang ada di masyarakat, mulai dari pengguna transportasi, pihak penyedia, serta pihak pemerintah harus bahu-membahu menyelesaikan masalah ini dengan kesadaran penuh. Tidak cukup hanya dari satu pihak saja, tetapi semuanya yang memiliki tujuan bersama yaitu mewujudkan sistem transportasi yang baik. Semua harus mulai sadar bahwa seluruh solusi tadi akan dapat berwujud, bila semua lapisan masyarakat melakukannya mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai dari saat ini. Dengan demikian, sistem transportasi yang baik itu akan menjadi suatu daya dukung bagi bangsa ini agar dapat bersaing dalam percaturan dunia.


(11)

3.2 Prediksi Keberhasilan Gagasan

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya mematuhi peraturan dan kebijaksanaan berlalu lintas demi kenyamanan dan keselamatan juga menghindari kemacetan.

2. Memberikan prioritas kepada transportasi masal atau angkutan kota guna mengurangi kepadatan kendaraan di jalan namun dengan memperhatikan kenyamanan transportasi massal tersebut sehingga pemilik kendaraan mau beralih menggunakan transportasi lain

3. Memberikan himbauan kepeda masyarakat semarang untuk tdk saling serobot dalam menggunakan kendaraannya di jalan raya.

3.3 Teknik Implementasi Gagasan

Dari pembahasan masalah dapat menarik kesimpulan bahwa walaupun banyak factor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di Jakarta, tetapi penulis dapat mengambil tiga persoalan pokok penyebab terjadinya kemacetan yaitu :

1. Terbatasnya lahan (ruang) jalan raya. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menambah lahan ruang jalan melalui pembangunan jalan-jalan flyover.

2. Pemakaian mobil pribadi yang tidak efisien

3. Bus Trans Jakarta (Busway) yang saat ini kurang efisien dalam artian masih kurangnya kuantitas armada dan kualitas pelayanan sehingga menyebabkan volume kendaraan pribadi begitu besar di Jakarta.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

https://sisilsilya.wordpress.com/2012/01/01/makalah-bahasa-indonesia-2_hiruk-pikuk-kemacetan-di-jakarta/

diakses tanggal 29 Maret 2015 http://www.infodokterku.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-

lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-sebelumnya&Itemid=30

diakses tanggal 25 Maret 2015

http://phiyosupriyo.blogspot.com/2012/12/makalah-kemacetan-lalu-lintas.html diakses tanggal 29 Maret 2015

http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2011/03/05/143/Mengurai-Kemacetan-Lalu-lintas-di-Jakarta

diakses tanggal 28 Maret 2015

Mei 2005. Studi kelayakan pembangunan jalan tol dalam kota Jakarta: Jakarta. PT. Pembangunan Jaya.


(13)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS a. Nama Lengkap : Desti Ayu Rahmawati b. Tempat dan Tanggal Lahir : Semarang, 24 Februari 1993

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Jurusan : Akuntansi

e. NIM : 13.2.0063

f. Pendidikan : S1 STIE Widya Manggala Semarang g. Alamat Rumah : Jl.Wonodri 1/2, RT:05V RW:V

Semarang

h. No. HP : 085727707500

i. Email : desti.ayoe93@gmail.com

Semarang, April 2015 Penulis


(1)

1. Memperbaiki jalan-jalan yang rusak

2. Mempelebar ruang jalan di ruas-ruas jalan yang masih memungkinkan untuk dilebarkan.

3. Menertibkan pedagang asongan yang beroperasi dipersimpangan jalan 4. Membuat jalur khusus sepeda motor di ruas-ruas jalan tertentu

5. Membatasi jumlah mobil pribadi yang harus dimiliki

6. Regulasi operasi kendaraan dengan nomor ganjil awal plat nomor kendaraan, Misalkan nomor awal ganjil pada hari senin tidak boleh beroperasi, bolehnya selasa, kamis, Jumat dan sabtu, dst

7. Pada keadaan jalan tertentu yang memadai Kendaraan Roda dua dan 4 dipisahkan, agar tidak terjadi deadlblock

8. Perusahaan yang memiliki karyawan menggunakan kendaraan pribadi dalam jumlah tertentu harus memiliki jemputan sendiri

9. Menaikkan biaya parkir di gedung-gedung komersial, seperti mall, dan jalan-jalan utama.

10. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

11. Memindahkan Ibukota Indonesia dari Jakarta ke kota lain di luar pulau Jawa.

Itulah beberapa upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di ibukota. Memang upaya-upaya tersebut bukanlah hal gampang yang bisa dilaksanakan tapi jika ingin Jakarta terbebas dari kemacetan sebisa mungkin harus ada upaya yang tegas untuk mengurangi kemacetan yang terjadi.

2.3 Dampak Kemacetan Menurut LIPI


(2)

bakar. Kecepatan kendaraan yang rendah menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi tinggi.

Kehausan kendaraan bermotor menjadi tinggi, karena kerja radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi. Belum lagi emisi gas buang yang dapat menyebabkan pemasanan global diperkirakan sekitar 25 ribu ton per tahun.

Hal ini menyebabkan Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi kelima di dunia setelah Beijing, New Delhi, Meksico City dan Bangkok. Bahkan, ada suatu perhitungan yang memperkirakan kerugian dari kemacetan lalu-lintas ini mencapai Rp 43 triliun per tahun. Dampak pada tahap selanjutnya adalah menurunnya produktivitas ekonomi kota, bahkan negara dan merosotnya kualitas hidup warga kota akibat polusi udara dan stress. Contohnya, angkutan umum yang seharusnya dapat mengangkut enam rit per hari menjadi tiga rit, karena macet. 2.4 Rasio Kendaraan

Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah kendaraan di Jakarta pada 2007 sebanyak 5,8 juta kendaraan dengan rincian 2,2 juta mobil dan 3,6 juta motor. Pada 2008, jumlah kendaraan kembali meningkat menjadi 6,3 juta kendaraan dengan rincian 2,3 juta mobil dan 4 juta motor.

Pada tahun 2009, jumlah kendaraan kembali naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4 juta mobil dan 4,3 juta motor. Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan menembus angka 7,29 juta dengan rincian 2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011, meningkat lagi jadi 7,34 juta kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan kendaraan roda dua hampir 5 juta

Rasio kendaraan yang begitu meningkat dari tahun ke tahun memang merupakan hal yang sangat sulit untuk dihindari. Dengan rasio kendaraan yang tiap tahunnya meningkat tentunya tidak mengurangi kemacetan ataupun memperbaiki lintas di Jakarta tapi malah justru semakin memperburuk


(3)

lalu-BAB III KESIMPULAN 3.1 Inti Gagasan

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa kemacetan disebabkan oleh : Arus kendaraan yang melewati jalan tersebut telah melampaui kapasitas jalan tersebut, Kecelakaan lalu lintas, Bencana, Perbaikan, Kepanikan.

Melihat kemacetan yang semakin parah dari tahun ke tahun,hal ini merupakan masalah serius yang harus di atasi semua masyarakat, dan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Dengan pajak yang di peroleh dari kendaraan bermotor, seharusnya perkembangan jalan sesuai dengan pertumbuhan kendaraan. Separti pelebaran jalan, perbaikan jalan, memperbaiki rambu-rambu lalu lintas dan memperbaiki traffic light yang rusak. Tempat halte juga seharusnya di buat aman dan nyaman agar masyarakat menunggu angkutan umum tepat pada tempatnya.

Masalah kemacetan ini harus menjadi kesadaran bagi seluruh elemen masyarakat bahwa jika hal ini terus dibiarkan, maka berbagai kerugian yang diakibatkan akan menjadi masalah-masalah baru bagi masyarakat di kemudian hari. Oleh karena itu, untuk dapat menanggulangi masalah kemacetan ini, maka semua pihak yang ada di masyarakat, mulai dari pengguna transportasi, pihak penyedia, serta pihak pemerintah harus bahu-membahu menyelesaikan masalah ini dengan kesadaran penuh. Tidak cukup hanya dari satu pihak saja, tetapi semuanya yang memiliki tujuan bersama yaitu mewujudkan sistem transportasi yang baik. Semua harus mulai sadar bahwa seluruh solusi tadi akan dapat berwujud, bila semua lapisan masyarakat melakukannya mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai dari saat ini. Dengan demikian, sistem transportasi yang baik itu akan menjadi suatu daya dukung bagi bangsa ini agar dapat bersaing dalam percaturan dunia.


(4)

3.2 Prediksi Keberhasilan Gagasan

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya mematuhi peraturan dan kebijaksanaan berlalu lintas demi kenyamanan dan keselamatan juga menghindari kemacetan.

2. Memberikan prioritas kepada transportasi masal atau angkutan kota guna mengurangi kepadatan kendaraan di jalan namun dengan memperhatikan kenyamanan transportasi massal tersebut sehingga pemilik kendaraan mau beralih menggunakan transportasi lain

3. Memberikan himbauan kepeda masyarakat semarang untuk tdk saling serobot dalam menggunakan kendaraannya di jalan raya.

3.3 Teknik Implementasi Gagasan

Dari pembahasan masalah dapat menarik kesimpulan bahwa walaupun banyak factor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di Jakarta, tetapi penulis dapat mengambil tiga persoalan pokok penyebab terjadinya kemacetan yaitu :

1. Terbatasnya lahan (ruang) jalan raya. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menambah lahan ruang jalan melalui pembangunan jalan-jalan flyover.

2. Pemakaian mobil pribadi yang tidak efisien

3. Bus Trans Jakarta (Busway) yang saat ini kurang efisien dalam artian masih kurangnya kuantitas armada dan kualitas pelayanan sehingga menyebabkan volume kendaraan pribadi begitu besar di Jakarta.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

https://sisilsilya.wordpress.com/2012/01/01/makalah-bahasa-indonesia-2_hiruk-pikuk-kemacetan-di-jakarta/

diakses tanggal 29 Maret 2015 http://www.infodokterku.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-

lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-sebelumnya&Itemid=30

diakses tanggal 25 Maret 2015

http://phiyosupriyo.blogspot.com/2012/12/makalah-kemacetan-lalu-lintas.html diakses tanggal 29 Maret 2015

http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2011/03/05/143/Mengurai-Kemacetan-Lalu-lintas-di-Jakarta

diakses tanggal 28 Maret 2015

Mei 2005. Studi kelayakan pembangunan jalan tol dalam kota Jakarta: Jakarta. PT. Pembangunan Jaya.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS a. Nama Lengkap : Desti Ayu Rahmawati b. Tempat dan Tanggal Lahir : Semarang, 24 Februari 1993

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Jurusan : Akuntansi

e. NIM : 13.2.0063

f. Pendidikan : S1 STIE Widya Manggala Semarang g. Alamat Rumah : Jl.Wonodri 1/2, RT:05V RW:V

Semarang

h. No. HP : 085727707500

i. Email : desti.ayoe93@gmail.com

Semarang, April 2015 Penulis