penting dalam bauran pemasaran adalah upaya untuk mengurangi resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa.
7. Saluran Distribusi Place
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik. Misalnya
keputusan mengenai dimana sebuah hotel dan restoran harus didirikan.
8. Tenaga Power
Adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka memanfaatan peluang yang timbul dari adanya peraturan mengenai usaha yang dilakukan.
9. Hubungan Masyarakat Public Relation
Adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individuorganisasi.
2.2 Kualitas Pelayanan 2.2.1 Pengertian Pelayanan
Servis berasal dari orang-orang bukan dari perusahaan. Tanpa memberi nilai pada diri sendiri, tidak akan mempunyai arti apa-apa. Demikian halnya
pada organisasi atau perusahaan yang secara esensial merupakan kumpulan orang-orang. Oleh karena itu, harga diri yang tinggi adalah unsur yang paling
mendasar bagi keberhasilan organisasi yang menyediakan jasa pelayanan yang berkualitas Barata, 2004:15.
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada
Universitas Sumatera Utara
pelanggan. Dalam bidang jasa, pelayanan merupakan satu hal yang sangat sensitif sehingga pihak perusahaan harus mengupayakan memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada pelanggan. Menurut Khasmir 2008:12 menyatakan Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Menurut Kotler dalam Tjiptono, 2005:16, mendefenisikan pelayanan
jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible tidak berwujud fisik
dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Menurut Soejipto dalam Harahap, 2008:11, mendefenisikan pelayanan
merupakan suatu kinerja penampilan, fisik, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif
dalam proses konsumsi jasa tersebut. Tjiptono 2005:61 menyimpulkan bahwa citra kualitas layanan yang baik
bukanlah berdasarkan sudut pandangpersepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandangpersepsi konsumen. Hal ini disebabkan karena
konsumenlah yang mengkonsumsi serta yang menikmati jasa layanan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa. Persepsi konsumen
tehadap kualitas jasa merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap keunggulan suatu jasa layanan.
2.2.2 Pengertian Kualitas Pelayanan
Bagi pelanggan kualitas pelayanan adalah menyesuaikan diri dengan
Universitas Sumatera Utara
spesifikasi yang dituntut pelanggan. Pelanggan memutuskan bagaimana kualitas yang dimaksud dan apa yang dianggap penting. Pelanggan mempertimbangkan
suatu kualitas pelayanan. Menurut Zeithmal et al. dalam Laksana 2008:88 kualitas pelayanan merupakan yang diterima konsumen dinyatakan besarnya
perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan tingkat persepsi mereka.
Pengukuran kualitas layanan dalam model Servqual service quality didasarkan pada skala multi item yang dirancang untuk mengukur harapan dan
persepsi pelanggan, serta diantara keduanya dalam dimensi-dimensi utama kualitas layanan. Menurut Parasuraman et al. dalam Tjiptono 2005:260
diketahui pada penelitian awalnya mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok, yakni kehandalan, daya tanggap, kompetensi, akses, kesopanan, komunikasi,
kredibilitas, keamanan, kemampuan memahami pelanggan, dan bukti fisik. Namun pada penelitian berikutnya, ketiga pakar ini menyempurnakan dan
merangkum sepuluh dimensi tersebut. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan disatukan menjadi jaminan assurance. Sedangkan akses, komunikasi,
dan kemampuan memahami pelanggan dikategorikan sebagai empati empathy. Dengan demikian terdapat lima dimensi utama kualitas yaitu sebagai berikut:
1. Kehandalan, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja performance dan kemampuan untuk dipercaya dependability. Hal ini berarti perusahaan
memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama. Selain itu juga berarti perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya
menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati.
Universitas Sumatera Utara
2. Daya tanggap, yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsif dan tepat pada pelanggan
dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa ada alasan yang jelas dapat menyebabkan persepsi negatif dalam
kualitas pelayanannya. 3. Jaminan, mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu- raguan.
4. Empati, meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan.
5. Bukti fisik, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana
pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik gedung, gudang, dan lain sebagainya, perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan teknologi,
penampilan pegawainya serta sarana komunikasi. Penampilan dan kualitas dari bukti fisik akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas jasa
yang disediakan oleh penyedia jasa.
2.3 Nilai Pelanggan
2.3.1 Pengertian Nilai Pelanggan
Menurut Slywotzky dalam Tjiptono 2005:144, customer value didasarkan pada perspektif pelanggan atau organisasi bersangkutan, dengan
mempertimbangkan keinginan dan keyakinan pelanggan dari pembelian dan
Universitas Sumatera Utara
penggunaan suatu produk atau jasa. Zeithaml dalam Tjiptono 2005:145, mendefinisikan nilai pelanggan sebagai penilaian keseluruhan konsumen terhadap
utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dan apa yang diberikan.
2.3.2 Faktor-faktor Nilai Pelanggan
Menurut Sweeney dan Soutar dalam Tjiptono 2005:121, dimensi nilai terdiri dari 4 empat, yaitu :
1. Emotional value, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektifemosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
2. Social value, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk meningkatkan konsep diri-sosial konsumen.
3. Qualityperformance value, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.
4. Pricevalue of money, utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja yang diharapkan dari suatu produk atau jasa.
2.3.3 Tipe Pelanggan
Sheth dan Mittal dalam Tjiptono 2005:145, mengelompokkan pelanggan kedalam 3 tiga kategori, yaitu : user, buyer, dan payer. Kemudian
tiga kategori ini diturunkan menjadi 9 sembilan tipe nilai pelanggan : 1. Performance value adalah kualitas hasil fisik dari penggunaan suatu produk
atau jasa. Dengan kata lain, tipe nilai ini mencerminkan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
produkjasa melaksanakan fungsi fisik utamanya secara konsisten. Performance value terletak pada dan berasal dari komponen fisik dan desain
jasa. 2. Social value adalah manfaat produkjasa yang bertujuan untuk memuaskan
keinginan seseorang dalam mendapatkan pengakuan atau kebanggaan sosial. Pelanggan yang mengutamakan social value akan memilih produkjasa yang
mengkomunikasikan citra yang selaras dengan teman-temannya atau menyampaikan citra sosial yang ingin ditampilkannya.
3. Emotional value adalah kesenangan dan kepuasan emosional yang didapatkan user dari produkjasa.
4. Price value harga yang fair dan biaya-biaya financial lainnya yang berkaitan dengan upaya mendapatkan produkjasa.
5. Credit value berupa situasi terbebas dari keharusan membayar kas pada saat pembelian atau membayar dalam waktu dekat. Pada prinsipnya, nilai ini
menawarkan kenyaman berkenaan dengan pembayaran. 6. Financing value penawaran syarat dan finansial skedul pembayaran yang lebih
longgar dan terjangkau. Credit value lebih menekankan pada aspek keterjangkauan.
7. Service value berupa bantuan yang diharapkan pelanggan berkaitan dengan pembelian produkjasa.
8. Convinience value berupa penghematan waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk memperoleh produkjasa.
Universitas Sumatera Utara
9. Personalization value yang meliputi : menerima produkjasa disesuaikan dengan kondisi pelanggan dan memberikan pengalaman positif dari
pelanggan.
2.4 Kepuasan Pelanggan 2.4.1 Pengertian Pelanggan
Pelanggan menurut Cambridge Internasional Dictionaries 2006:173, adalah a person who buys goods or services” atau pelanggan adalah seseorang
yang membeli barang atau jasa. Sementara menurut Webster’s 1928 Dictionary pelanggan adalah “ one who frequents any place of sale for the sake or producing
what he wants.”.Pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk memenuhi keinginannya. Pelanggan merupakan seseorang yang
secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa
dan membayar produk dan jasa tersebut.
2.4.2 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Penilaian atas kepuasan dan ketidakpuasan secara umum merupakan hasil dari perbandingan antara harapan seseorang atas produk yang dibeli dengan
kinerja aktual produk tersebut Oliver dalam Bearden et al., 2004:17. Parasuraman et al. Lupiyodi, 2001:22 menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
diukur dengan membandingkan antara harapan pelanggan terhadap produk dan jasa pendukung dengan kinerja dari produk dan jasa pendukung itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Foumier dan Mick Bearden et al., 2004:22 menyatakan bahwa kepuasan, ketidakpuasan, dan keluhan merupakan hasil dari proses keputusan membeli
pelanggan. Kepuasan dan ketidakpuasan menggambarkan perasaan positif, netral, atau negatif yang muncul setelah pembelian. Keluhan pelanggan merupakan
ekspresi yang jelas dari ketidakpuasan. Kepuasan pelanggan merupakan fokus konsep pemasaran dan penyebab dominan dari loyalitas pelanggan.
Gryna, 2001:45 mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat di mana pelanggan menyakini bahwa harapannya terpenuhi atau
terlampaui oleh manfaat yang diterima. Harapan pelanggan berpengaruh kuat terhadap kepuasan.
Menurut Howard Shets dalam Tjiptono, 2005:349 mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan adalah “situasi kognitif pembeli berkenaan dengan
kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan”.
Sejalan dengan pendapat di atas, Peter dan Olson Harjati, 2003:23 menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan merupakan perbandingan antara
harapan kinerja sebelum membeli dan persepsi kinerja yang diterima konsumen setelah membeli. Jika harapan kinerja sebelum membeli lebih besar dari kinerja
yang diterima setelah membeli, maka dikatakan konsumen mengalami ketidakpuasan. Sebaliknya jika harapan kinerja sebelum membeli lebih kecil dari
persepsi kinerja yang diterima setelah membeli maka konsumen mengalami kepuasan.
Universitas Sumatera Utara
Jika perusahaan bermaksud mempertinggi kepuasan pelanggan, maka dua unsur berikut harus menjadi fokus perhatian, yakni 1 nilai produk bagi
pelanggan selanjutnya disebut: nilai bagi pelanggan dan 2 harapan pelanggan terhadap produk. Dari dua unsur tersebut, yang lebih bisa dikendalikan oleh
perusahaan hanya unsur nilai bagi pelanggan, sementara unsur harapan pelanggan terhadap produk agak sulit kalau tidak boleh dikatakan tidak dapat dikendalikan
karena hal itu dibangun oleh pelanggan secara inheren. Karenanya, perusahaan harus berupaya untuk mempertinggi nilai bagi pelanggan jika ingin mempertinggi
kepuasan mereka.
Menurut Kotler, 2005:32, para pembeli akan membeli dari perusahaan yang mereka yakini menawarkan nilai bagi pelanggan customer delivered value
yang tertinggi. Nilai bagi pelanggan customer delivered value adalah selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total total
customer value adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya pelanggan total total customer cost adalah
sekumpulan biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang produk atau jasa.
Tjiptono, 2005:33 menyatakan bahwa terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan
dengan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas nasabah, dan memberikan rekomendasi
dari mulut ke mulut word of mouth yang menguntungkan bagi perusahaan .
Universitas Sumatera Utara
Irawan, 2003:23 menyatakan : seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen atau penyedia
jasa. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi
kepuasan dengan produsen atau penyedia jasa. Bahkan, pelanggan yang puas akan berbagi pengalaman dengan pelanggan lain. Ini akan menjadi referensi bagi
perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya menurut Irawan 2003:23 manfaat yang diperoleh
perusahaan apabila memiliki pelanggan yang puas adalah : 1. Pelanggan yang puas akan siap membayar dengan harga premium
2. Biaya marketing seperti iklan akan jauh lebih efektif 3. Pemasaran dari mulut ke mulut yang lebih baik
4. Biaya operasional yang lebih efisien 5. Pelanggan akan membeli lebih banyak lagi untuk produk yang memuaskan
atau melalui cross selling
2.5 Loyalitas Pelanggan
2.5.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan
Oliver dalam Hurriyati 2005:128 mengungkapkan defenisi loyalitas pelanggan sebagai berikut :
‘’Customer Loyalty is deefly commitment to rebuy or reprattonize a preferred product or service consistenclyin the future, despite situational
Universitas Sumatera Utara
influences and marketing efforts having the potential to cause switching behaviour”.
Berdasarkan definisi di atas terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
2.5.2 Karakteristik Pelanggan yang Loyal
Menurut Griffin 2003:138, mengungkapkan bahwa pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Melakukan pembelian secara teratur. 2. Membeli di luar lini produkjasa.
3. Merekomendasikan kepada orang lain. 4. Menunjukkan kekebalan terhadap daya tarik produk sejenis dari pesaing.
2.5.3 Tahapan Loyalitas Pelanggan
Brown dalam Hurriyati 2005:138 mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan terdiri dari tiga tahap sebagai berikut:
1. The Courtship Pada tahap ini, hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan pelanggan
sebatas penawaran produkjasa dan harga yang diberikan pesaing lebih baik, maka mereka akan pindah.
Universitas Sumatera Utara
2. The Relationship
Pada tahapan ini, tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dan pelanggan. Loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan
produkjasa dan harga, walaupun tidak ada jaminan pelanggan tidak akan melihat pesaing. Selain itu tahap ini terjadi hubungan yang saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak. 3.
Marriage Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak
dapat dipisahkan. Loyalitas tercipta akibat adanya kesenangan dan ketergantungan pelanggan pada perusahaan.
2.6 Penelitian Terdahulu
Palilati 2007 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Nilai Pelanggan, Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Perbankan Di
Sulawesi Selatan.” Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwasanya konsep tentang kualitas jasa, kepuasan pelanggan dan loyalitas jasa saling berhubungan
satu dengan lainnya. Hubungan antara nilai pelanggan dan loyalitas dipengaruhi pula oleh karakteristik produk dan pola pembeliannya. Jika pembelian merupakan
suatu kegiatan rutin habit maka kemungkinan pelanggan akan loyal kepada merekperusahaan. Penelitian ini menganalisis pola hubungan antara variabel nilai
dari kinerja atribut produk, tingkat kepuasan adequate dan desired dengan loyalitas nasabah perbankan di Sulawesi Selatan. Data dikumpulkan secara acak
insidential dari 1364 nasabah tabungan dan di analisis dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
program Lisrel 8.30. Hasil analisis menunjukkan bahwa : Nilai dari kinerja aribut jasa tabungan yang diterima oleh nasabah berpengaruh secara signifikan dan
positif terhadap tingkat kepuasan adequate dan tingkat kepuasan desired. Tingkat kepuasan adequate dan tingkat kepuasan desired berpengaruh secara signifikan
dan negatif terhadap loyalitas nasabah di SulSel. Hal ini disebabkan oleh karena harapan yang diinginkan nasabah belum dapat di penuhi oleh kinerja atribut,
sehingga terjadi ketidakpuasan nasabah terhadap atribut-atribut. Yang ada. Variabel tingkat kepuasan merupakan variabel mediator dan moderator bagi
hubungan antara Nilai dengan loyalitas. Ditemukan juga adanya hubungan langsung yang signifikan dan positif antara nilai dengan loyalitas nasabah.
Sebagai akibat dari adanya ketidakpuasan atas kinerja atribut jasa tabungan yang dirasakan nasabah, maka loyalitas nasabah menjadi berkurang. Faktor yang
mempunyai pengaruh terbesar dominant terhadap tingkat kepuasan adequate maupun kepuasan desired adalah variabel profesionalisme staff dalam
melaksanakan tugasnya. Hidayah, 2007 melakukan penelitian dengan judul Analisis Pelayanan
Dengan Nilai Tambah Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Prioritas Di PT Bank Mandiri Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka. Perumusan
masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelayanan yang diarahkan pada kualitas pelayanan dalam hal ini pelayanan dengan nilai tambah
berpengaruh terhadap kepuasan nasabah prioritas di PT Bank Mandiri Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka dan sejauhmana pengaruh kepuasan
nasabah prioritas berpengaruh terhadap loyalitas nasabah prioritas di PT. Bank
Universitas Sumatera Utara
Mandiri Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka. Hipotesis penelitian ini adalah pelayanan dengan nilai tambah berpengaruh terhadap kepuasan nasabah
prioritas di PT . Bank Mandiri Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka dan kepuasan nasabah berhubungan dengan loyalitas nasabah prioritas di PT.
Bank Mandiri Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka. Hasil penelitian menunjukan Variabel Kualitas Kerja Prima, Variabel Responsivness, Variabel
Professional, Variabel Empati, Variabel Etika secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah pada PT Bank Mandiri
Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka. Dan Secara parsial variabel etika berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Nasabah pada PT Bank Mandiri
Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka. Variabel Etika merupakan variabel yang paling dominan terhadap kepuasan nasabah pada PT Bank Mandiri
Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka. Bahwa ada hubungan korelasi antara kepuasan nasabah dengan loyalitas nasabah pada PT Bank
Mandiri Persero, Tbk Cabang Medan Lapangan Merdeka dan hubungan ini bernilai positif. Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,811 termasuk pada
kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang positif dan kuat antara Kepuasan Nasabah dengan Loyalitas Nasabah pada PT Bank Mandiri Persero, Tbk Cabang
Medan Lapangan Merdeka.
2.7 Kerangka Konseptual
Loyalitas pada suatu perusahaan berarti akan menyebabkan pelanggan tersebut melakukan lebih banyak transaksi dengan perusahaan tersebut. Heskett et
Universitas Sumatera Utara
al. dalam Gefen, 2002:45 menyatakan bahwa ”Salah satu cara untuk meningkatkan loyalitas pelanggan adalah dengan memberikan kualitas pelayanan
yang berkualitas baik, yang diharapkan dapat membuat pelanggan untuk kembali melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut”.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan serta
mencapai nilai pelangganCustomer Value Levitt 1987 dalam Tjiptono 2005:19. Foumier dan Mick Bearden et al. 2004:22 menyatakan bahwa kepuasan,
ketidakpuasan, dan keluhan merupakan hasil dari proses keputusan membeli pelanggan. Kepuasan dan ketidakpuasan menggambarkan perasaan positif, netral,
atau negatif yang muncul setelah pembelian. Keluhan pelanggan merupakan ekspresi yang jelas dari ketidakpuasan. Kepuasan pelanggan merupakan fokus
konsep pemasaran dan penyebab dominan dari loyalitas pelanggan.
Sumber : Bearden et al. 2004, Grefen 2002, Tjiptono 2005
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah “Kualitas pelayanan, nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan pada PT. Sarana Berkat Anugerah Transport”. Nilai Pelanggan X
2
Kepuasan Pelanggan X
3
Loyalitas Pelanggan Y
Kualitas Pelayanan X
1
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksplanatori. Sifat penelitian ini adalah survei, penelitian survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula hanya
sebagian dari populasi. Survei yang dilakukan kepada semua populasi dinamakan penelitian sensus, sedangkan jika pengumpulan data hanya dilakukan pada
sebagian dari populasi disebut sebagai survei sampel Arikunto,2007:236.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan pada PT. Sarana Berkat Anugerah Transport, yang beralamat di JL. Timor No. 191-195, sedangkan waktu penelitian
akan dilakukan pada bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran didalam membahas dan menganalisis permasalahan.yakni batasan operasional penelitian ini adalah kualitas pelayanan,
nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
26
Universitas Sumatera Utara
3.4 Definisi Operasional Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel
Definisi Dimensi
Indikator Skala
Pengukuran
Kualitas Pelayanan
X
1
Kualitas pelayanan
merupakan yang diterima
konsumen dinyatakan
besarnya perbedaan antara
harapan atau keinginan
konsumen dengan tingkat persepsi
mereka Tangibles
1 Ruangan yang
Bersih 2 Pakaian
Karyawan yang Rapi
3 Lingkungan Kerja yang
Nyaman 4 Alat-alat Kantor
yang Tersusun Dengan Rapi
Likert
Reliability 1 Pengiriman
Barang Tepat Pada Waktunya.
2 Memberikan Layanan Dengan
Benar 3 Dapat
Menyelesaikan Masalah
Likert
Responsiven ess
1 Layanan yang Cepat
2 Karyawan Membantu
3 Karyawan selalu tanggap terhadap
keluhan Likert
Assurance 1 Keamanan barang
2 Kesalahan pencatatan
Likert
Empathy 1 Memahami
Kebutuhan 2 Memperhatikan
Kepentingan Pelanggan
3 Memberikan Perhatian Secara
Individual Likert
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.1 Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel
Definisi Dimensi
Indikator Skala
Pengukuran
Nilai Pelanggan
X
2
Penilaian keseluruhan
konsumen terhadap utilitas
sebuah produk berdasarkan
persepsinya terhadap apa yang
diterima dan apa yang diberikan
Emotional value
1. Kenyamanan 2. Kesenangan
Likert Social value 1. Interaksi dengan
Pelanggan 2. Sistem Pelayanan
Likert Qualityperf
ormance value
1. Keadaan Barang sampai ke tujuan
2. Kualitas barang Likert
Kepuasan Pelanggan
X
3
Tingkat di mana pelanggan
menyakini bahwa harapannya
terpenuhi atau terlampaui oleh
manfaat yang diterima.
- 1. Pelayanan yang
diberikan 2. Sikap Karyawan
3. Keseluruhan pelayanan
Likert
Loyalitas Pelanggan
Y Komitmen
pelanggan bertahan secara
mendalam untuk berlangganan
kembali atau melakukan
pembelian ulang produk atau jasa
terplih secara konsisten dimasa
yang akan datang, meskipun
pengaruh situasi dan usaha – usaha
pemasaaran mempunyai
potensi untuk menyebabkan
perubahan perilaku
- 1. Pelanggan selalu
merekomendasik an ke orang lain
2. Pelanggan tidak ingin berpindah
ke perusahaan lain
3. Pelanggan akan terus
menggunakan jasa perusahaan
Likert
Sumber : Gryna 2001 dan Tjiptono 2005, Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan Sugiyono, 2008:132.
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No. Skala
Skor 1
Sangat Setuju 5
2 Setuju
4 3
Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju
2 5
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono 2008
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini dilakukan pada pelanggan tetap yang telah menggunakan jasa PT. Sarana Berkat Anugerah Transport minimal 2 kali yang
datang ke PT. Sarana Berkat Anugerah Transport berjumlah 250 pelanggan. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono,2008:116. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar 2008:78, yaitu
Universitas Sumatera Utara
N = N
1 + Ne
2
Dimana : n = Jumlah sampel
N = Ukuran Populasi
e = Taraf kesalahan 10
Maka jumlah diperoleh adalah: 250
n = = 71 Orang Responden. 1 + 250 x 0,1
2
Sedangkan teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan menggunakan metode acak random sampling dengan karakteristik pelanggan menggunakan jasa
PT. Sarana Berkat Anugerah Transport minimal 2 kali. Acak random sampling merupakan teknik pengambilan sampling yang dilakukan dari populasi tanpa
adanya strata Sugiyono, 2008:118. 3.7 Jenis Data
Jenis data didalam penelitian ini adalah: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang
terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan questionaire.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan yang mendukung penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden Sugiyono,
2008:199. 2. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah angket yang disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Uji validitas dan
reliabilitas dilakukan pada responden diluar sampel penelitian yang ada sebanyak 30 orang responden pada PT. Sarana Berkat Anugerah Transport.
Hal ini dilakukan agar data-data yang diperoleh valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti angket yang digunakan untuk mengumpulkan data itu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sugiyono,2008:398.
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi
15.00, dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika r
hitung
r
tabel
b. Jika r , maka pertanyaan dinyatakan valid.
hitung
r
tabel
, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Uji Validitas
Item-Total Statistics
100.0333 330.033
.869 .953
99.6667 341.333
.761 .954
99.0333 361.413
.767 .954
99.1000 366.852
.691 .954
98.6667 364.506
.750 .954
98.8333 364.695
.663 .954
98.9000 357.541
.820 .953
98.6667 367.954
.673 .955
98.7333 366.202
.439 .957
98.9667 366.033
.426 .957
98.6667 366.782
.716 .954
98.5000 367.776
.676 .955
98.3667 372.723
.548 .955
98.4333 365.840
.727 .954
98.2000 376.717
.372 .956
98.3667 368.723
.656 .955
98.4667 371.085
.566 .955
100.0333 330.033
.869 .953
99.6667 341.333
.761 .954
99.0333 361.413
.767 .954
99.1000 366.852
.691 .954
98.6667 364.506
.750 .954
98.8333 364.695
.663 .954
98.9000 357.541
.820 .953
98.6667 367.954
.673 .955
98.7333 366.202
.439 .957
98.9667 366.033
.426 .957
98.6667 366.782
.716 .954
98.5000 367.776
.676 .955
98.3667 372.723
.548 .955
VAR00001 VAR00002
VAR00003 VAR00004
VAR00005 VAR00006
VAR00007 VAR00008
VAR00009 VAR00010
VAR00011 VAR00012
VAR00013 VAR00014
VAR00015 VAR00016
VAR00017 VAR00018
VAR00019 VAR00020
VAR00021 VAR00022
VAR00023 VAR00024
VAR00025 VAR00026
VAR00027 VAR00028
VAR00029 VAR00030
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Cronbachs Alpha if Item
Deleted
Sumber : SPSS Versi 15.00 2012
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai corrected item total correlaction seluruh pernyataan
bernilai lebih besar atau sama dengan nilai r
tabel
0,361 dan dapat dipergunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Reliabilitas Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.00. butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r
alpha
positif atau lebih besar dari r
tabel
b. Jika r maka pertanyaan reliabel.
alpha
negatif atau lebih kecil dari r
tabel
Tabel 4.2
maka pertanyaan tidak reliabel.
Reliabilitas Statistik
Reliability Statistics
.956 30
Cronbachs Alpha
N of Items
Sumber : SPSS Versi 15.00 2012
Berdasarkan pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpha bernilai diatas 0,8 hal ini menunjukkan bahwa kuesioner penelitian ini
reliabel sehingga dapat diteruskan untuk melakukan penelitian.
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini adalah:
1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan.
Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas
tentang distribusi jawaban responden.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Asumsi Klasik
Syarat uji asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov K-S. Dengan menggunakan tingkat
signifikan 5 0,05 maka jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variable residual berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya, jika varians variabel independen adalah konstan sama untuk setiap nilai
tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas. Sedangkan, heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan
pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5 0,05 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
c. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti
di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat
dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variante Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut :
1. V IF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas 2. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas
3. Analisis Regresi Linier Berganda