16 “Penempatan pegawai hendaknya memperhatikan
azas: penempatan orang-orang yang tepat dan penempatan orang tepat untuk jabatan yang tepat atau the right man in
the right place and the right man behind the right job ”.
18
2.2.2. Ruang Lingkup Penempatan Pegawai
“Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu
, hal ini terjadi khusus pada karyawan baru.”
19
Kepada karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi penempatan karyawan dalam arti mempertahankan
pada posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain. Penempatan dalam kaitan ini meliputi promosi, transfer, dan demosi.
“Penempatan tenaga kerja adalah suatu proses pembagian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja
yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu
mempertanggungjawabkan
segala resiko
dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan
pekerjaan, wewenang serta tanggung jawabnya ”.
20
Kedua pengertian di atas menunjukkan bahwa penempatan pegawai dilakukan setelah pegawai bersangkutan lulus seleksi. Hal tersebut tidak
saja berlaku untuk pegawai baru saja tetapi juga bagu penempatan pegawai lama, baik promosi maupun alih tugas dan demosi.
18
Hasibuan, Malayu SP. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Andi Offset. Hal : 64.
19
Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada. Hal: 210.
20
Sastrohadiwiryo, Bedjo Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 162.
17
2.2.3. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penempatan
Pegawai
“Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penempatan adalah ketrampilan, kemampuan, preferensi, dan kepribadian karyawan
”.
21
Melakukan penempatan pegawai hendaklah mempertimbangkan faktor- faktor berikut:
1. Pendidikan, yaitu pendidikan minimum yang disyaratkan yaitu
menyangkut: a.
Pendidikan yang seharusnya, artinya pendidikan yang harus dijalankan.
b. Pendidikan alternatif, yaitu pendidikan lain apabila terpaksa,
dengan tambahan latihan tertentu dapat mengisi syarat pendidikan yang seharusnya.
2. Pengetahuan kerja, yaitu pengetahuan yang harus dimiliki oleh
seorang tenaga kerja agar dapat melakukan kerja dengan wajar. Pengalaman kerja ini sebelum ditempatkan dan yang harus
diperoleh pada waktu ia bekerja dalam pekerjaan tersebut.
3. Keterampilan kerja, yaitu kecakapankeahlian untuk melakukan
suatu pekerjaan yang hanya diperoleh dalam ptaktek. Keterampilan kerja ini dapat dikelompokan tiga kategori:
a. Keterampilan mental, seperti menganalisa data, membuat
keputusan, menghitung, menghafal, dan lain-lain. b.
Keterampilan fisik, seperti memutar roda, mencangkul, menggergaji, dan lain-lain.
c. Keterampilan sosial, seperti memperngaruhi orang lain,
berpidato, menawarkan barang, dan lain-lain. 4.
Pengalaman kerja, yaitu pengalaman seseorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pengalaman pekerjaan ini
dinyatakan dalam: a.
Pekerjaan yang harus dilakukan. b.
Lamanya melakukan pekerjaan itu.
22
21
Randall S ,Schuler dan Susan E, Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta: Erlangga. Hal: 276.
22
Bambang, Wahyudi. 1991. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
BPFE. Hal: 32.
18 Ada pula beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menempatkan pegawai. Faktor- faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menempatkan pegawai ialah:
” 1.
Faktor Prestasi Akademis Prestasi akademis yang dimaksud di sini adalah prestasi
akademis yang telah dicapai oleh pegawai selama mengikuti jenjang pendidikan pada masa sekolah dasar sampai pendidikan
yerakhir, dipadukan dengan prestasi akademis yang diperoleh berdasarkan hasil seleksi yang telah dilakukan terhadap pegawai
yang bersangkutan, sehingga dapat diharapkan memperoleh masukan dalam menempatkan pegawai yang tepat pada posisi
yang tepat pula.
2. Faktor Pengalaman
Faktor pengalaman perlu mendapat pertimbangan karena ada kecenderungan, makin lama bekerja, makin banyak pengalaman
yang dimiliki dan sebaliknya makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman yang diperoleh.
3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental
Faktor ini juga tidak kalah penting dengan faktor-faktor di atas, karena bila diabaikan dapat merugikan lembaga. Oleh sebab itu
sebelum pegawai yang bersangkutan diterima menjadi pegawai diadakan testuji kesehatan oleh dokter yang ditunjuk, walaupun
test kesehatan tersebut tidak selamanya menjamin bahwa yang bersangkutan benar-benar sehat jasmani dan rohani.
4. Faktor Status Perkawinan
Status perkawinan juga perlu dipertimbangkan mengingat banyak hal merugikan perusahaan bila tidak ikut dipertimbangkan,
terutama bagi pegawai wanita sebaiknya ditempatkan pada lokasi atau kantor cabang dimana suaminya bertugas.
5. Faktor Usia
Dalam rangka menempatkan pegawai, faktor usia pada diri pegawai yang lulus dalam seleksi, perlu mendapatkan
pertimbangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan rendahnya produktivitas kerja yang dihasilkan oleh pegawai yang
bersangkutan
”.
23
23
Sastrohadiwiryo, Bedjo Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 162-165.
19
2.3. Seleksi dan Penempatan