Pengertian Gereja TEORI RUJUKAN UNTUK PERDAMAIAN DALAM KELUARGA

6 melampaui ortodoksilegalisme keagamaan dengan kasih radikal sebagai daya penggerak, serta citra Tuhan Allah sebagai sosok yang sangat amat baik dan berbelas kasih. Menurut Paulus, Yesus adalah pembawa damai yang menyebabkan relasi antara Allah dan manusia dipulihkan. Bahkan dalam beberapa bagian tulisannya, Paulus menyebut Yesus sebagai Dialah damai kita dan pembawa kabar baik tentang damai. Maka dalam kaitannya dengan ide tersebut di atas, Tuhan Yesus diimani sebagai pembawa keselamatan, juruselamat. Dengan demikian, orang-orang yang mengalami damai adalah mereka yang hidup di dalam Kristus, begitu kata Paulus dalam Surat Roma. 12 Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas, maka dapat dipahami pendidikan perdamaian didefinisikan sebagai sebuah area edukasi interdisipliner yang tujuannya adalah pengajaran – formal maupun informal – tentang perdamaian dan untuk perdamaian. Maksud pendidikan perdamaian tersebut adalah untuk menolong individu dan masyarakat agar mereka mendapatkan keterampilan dalam menyelesaikan konflik tanpa menggunakan kekerasan dan memperkuat keterampilan mereka demi aksi yang lebih aktif dan bertanggung jawab di dalam masyarakat ketika mereka mempromosikan nilai-nilai perdamaian. Karena itu, tidak seperti konsep resolusi konflik yang berlaku surut retroactive – berupaya menyelesaikan konflik sesudah konflik itu terjadi – pendidikan perdamaian memiliki pendekatan yang lebih proaktif. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya konflik atau untuk mendidik individu-individu dan masyarakat agar dapat mewujudkan eksistensi yang damai berdasarkan sikap hidup non kekerasan, toleransi, kesetaraan, penghormatan terhadap perbedaan, dan keadilan sosial. 13

2.2 Pengertian Gereja

Gereja adalah persekutuan orang beriman. 14 Dalam Perjanjian Baru, kata yang dipakai untuk menyebutkan persekutuan orang beriman adalah Ekklesia, diartikan sebagai umat Allah yang terpanggil keluar untuk tujuan khusus dan pasti. Gereja dalam Perjanjian Lama ditempatkan dalam sejarah keselamatan bangsa Israel. 15 Dalam Ulangan 7:8 disebutkan bahwa Tuhan Allah sendirilah yang memangil Israel untuk menjadi umatNya. 16 Walaupun dalam Perjanjian Baru jelas bahwa gereja mula-mula tidak melihat keberadaannya 12 Ibid., 39-40. 13 Ibid. 14 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006, 359. 15 Ibid., 12. 16 H. Hadiwijono, Iman Kristen Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984, 363. 7 sebagai kelanjutan dari bangsa dan agama Yahudi. Namun karya keselamatan Allah yang diwujudnyatakan dalam Gereja sudah mulai dilaksanakan dalam sejarah bangsa Israel. Secara teologis Gereja adalah tubuh Kristus dimana Kristus adalah kepala dan Gereja adalah anggota tubuhNya. Gereja ada karena Kristus sendiri yang memanggil. 17 Gereja memiliki tiga tugas pangilan yaitu: a. Koinonia persekutuan Koinonia adalah tugas menyatakan persekutuan atau persatuan sebagai umat di dalam Yesus Kristus. Kita harus bersekutu dengan saling melayani dan membantu satu dengan yang lain. Persekutuan itu adalah tindakan menghadirkan kasih Kristus dalam kehidupan kita lewat ibadah dan persekutuan lainnya. b. Diakonia pelayanan Diakonia adalah pelayanan yang dilakukan kepada sesama di dalam maupun di luar kehidupan bergereja, karena kita tidak dapat menutup mata terhadap realitas di luar kehidupan bergereja. c. Marturia kesaksian Marturia adalah penjelasan atas perbuatan kita yang bersekutu dan melayani. Tidak melakukan kristenisasi dalam arti memaksa orang lain untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat tetapi dibalik semua tindakan itu, ada kasih Tuhan Yesus Kristus pada manusia. 18  Gereja Mennonite Gereja Mennonite adalah cabang dari Gereja Kristen, dimulai di Swiss tahun 1525 dengan akar di sayap radikal dari abad ke-16 bagian dari Reformasi Protestan yang berupaya memulihkan Gereja Perjanjian Baru. Di dalam kepercayaan dan pengungkapan imannya Gereja Mennonite sungguh-sungguh mengakui ke-Tuhan-an Yesus Kristus dan terikat secara mutlak pada Alkitab dan berupaya memajukan persaudaraan, memelihara ajaran dan kehidupan yang bersih, dan melayani sebagai suatu kesaksian terhadap orang lain. 19 Istilah Mennonite berasal dari nama Menno Simons, seorang imam dan tokoh gerakan Anabaptis negara Belanda yang menganut garis moderat – anti kekerasan dan 17 T. Jacobs S.J. Dinamika Gereja Yogyakarta: Kanisius, 1990,12-13. 18 Dien Sumiyatiningsih, dkk, Teladan kehidupan 3 Yogyakarta: Andi, 2006, 19-20. 19 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja Jakarta: Gunung Mulia, 2008, 104-105. 8 membantu memimpin itu menjadi terkenal di Belanda pada abad pertengahan ke-16. 20 Aliran Mennonite merupakan bagian dari gerakan Anabaptis yang muncul di daratan Eropa tak lama sesudah Martin Luther mencanangkan Reformasi. Aliran ini kini terjelma dalam puluhan organisasi gereja yang tersebar di lima benua, kendati jumlah warganya tidak besar dibanding beberapa rumpun gereja Protestan lainnya. Aliran Mennonite termasuk salah satu aliran yang sudah lama hadir di Indonesia. Kehadirannya terutama lewat dua organisasi gereja, yakni Gereja Injili di Tanah Jawa GITJ yang berpusat di Pati dan Persekutuan Gereja Kristen Muria Indonsia [P]GKMI yang berpusat di Semarang. Kedua gereja ini sudah sejak lama menjadi anggota Dewan Gereja Indonesia DGI Persatuan Gereja Indonesia PGI, GITJ sudah sejak DGI berdiri pada tahun 1950, sedangkan [P]GKMI sejak 1960. 21 Mennonite dikenal karena penekanan mereka pada isu-isu seperti perdamaian, keadilan, kesederhanaan, komunitas, layanan, dan saling membantu. 22 Beberapa Pokok Ajarannya: 1. Alkitab sebagai satu-satunya patokan iman dan perilaku 2. Kuasa Roh Kudus 3. Penetapan-penetapan ordinances di dalam Perjanjian Baru. 4. Nir tidak menggunakan kekerasan 5. Larangan Bersumpah 6. Kepatuhan Iman Gereja Kristen Muria Indonesia GKMI adalah salah satu dari tiga Gereja Mennonite yang ada di Indonesia, selain Gereja Injili di Tanah Jawa GITJ dan Gereja Jemaat Kristen Indonesia JKI. Nama Gereja Kristen Muria Indonesia diambil dari nama gunung Gunung Muria yang terletak di daerah Jawa Tengah bagian Utara. Di seputar Gunung Muria itulah GKMI mulai berkembang dan menyebar dari Kudus ke Jepara, Pati, Demak, Semarang dan sekitarnya. Dari Kudus, GKMI meluas melintasi batas kesukuan dan wilayah. Saat ini 2013 tercatat GKMI ada di lima wilayah persekutuan, yaitu Persekutuan Gereja Muria Wilayah PGMW I : Jakarta, Sumatera, dan Kalimantan; PGMW II : Semarang dan sekitarnya serta DIY; PGMW III : Kudus dan sekitarnya; PGMW IV : Jepara dan sekitarnya; PGMW V : 20 John D. Roth, Sejarah Mennonite http:history.mennonite.net, diterjemahkan oleh google.com, di unduh pada 7112013, pukul 12:39 WIB 21 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja Jakarta: Gunung Mulia, 2008, 105. 22 Ibid. 9 Jawa Timur, Bali, Sulawesi dan Indonesia Bagian Timur, dengan jumlah total 50 gereja GKMI dewasa, 74 cabang, dan 53 cabang perintisan. Menilik sejarahnya, GKMI berawal dari seorang pengusaha Tionghoa di Kudus, Jawa Tengah, bernama Tee Siem Tat. Pada tahun 1960, Persatuan Gereja-Gereja Kristen Muria Indonesia Sinode GKMI diterima sebagai anggota penuh DGIPGI. Sinode GKMI tercatat sebagai anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia dengan nomor 29. Dalam mengatur keberadaannya, GKMI menganut asas konggregasional-sinodal dengan jemaat sebagai pengambil keputusan tertinggi dan sinode sebagai pemersatu gerak dan kebijakan seluruh GGKMI. 23

2.3 Pengertian Keluarga