Pengertian Keluarga TEORI RUJUKAN UNTUK PERDAMAIAN DALAM KELUARGA

9 Jawa Timur, Bali, Sulawesi dan Indonesia Bagian Timur, dengan jumlah total 50 gereja GKMI dewasa, 74 cabang, dan 53 cabang perintisan. Menilik sejarahnya, GKMI berawal dari seorang pengusaha Tionghoa di Kudus, Jawa Tengah, bernama Tee Siem Tat. Pada tahun 1960, Persatuan Gereja-Gereja Kristen Muria Indonesia Sinode GKMI diterima sebagai anggota penuh DGIPGI. Sinode GKMI tercatat sebagai anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia dengan nomor 29. Dalam mengatur keberadaannya, GKMI menganut asas konggregasional-sinodal dengan jemaat sebagai pengambil keputusan tertinggi dan sinode sebagai pemersatu gerak dan kebijakan seluruh GGKMI. 23

2.3 Pengertian Keluarga

Definisi keluarga menurut Bailon dan Maglaya 24 adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena adanya hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga yang saling berintegrasi satu sama lain dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Pada umumnya keluarga dimulai dengan perkawinan laki-laki dan perempuan dewasa. Pada tahap ini, relasi yang terjadi berupa relasi suami-istri. Ketika anak pertama lahir muncullah bentuk relasi yang baru, yaitu relasi orang tua - anak. Ketika anak berikutnya lahir, muncul lagi bentuk relasi yang lain yaitu sibling saudara sekandung. Ketiga macam relasi tersebut merupakan bentuk relasi yang pokok dalam sebuah keluarga inti. 25 Unit paling dasar dari sebuah kehidupan disebut keluarga, yang terbentuk melalui suatu pernikahan yang sah. Keluarga merupakan dasar pembentuk utama struktur sosial yang lebih luas, dengan pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya bergantung pada eksistensinya. Secara menyeluruh dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan alat untuk perantara masyarakat yang lebih luas. Kegagalan yang terjadi dalam keluarga, bisa menyebabkan tujuan masyarakat yang lebih besar tidak akan tercapai secara tepat guna. 26  Fungsi Keluarga Menurut Friedman 27 , fungsi keluarga adalah sebagai berikut: 23 Sinode GKMI, Sejarah GKMI http:sinodegkmi.com?page_id=2, di unduh 7112013, pukul 13:11 WIB 24 Zaidin Ali, Pengantar keperawatan keluarga Jakarta: Penerbit buku kedokteran, 2010, 5. 25 Sri Lestari, Psikologi Keluarga Prenada Media Group, 2005, 9. 26 Willian Goode, Sosiologi Keluarga Jakarta: Bina Aksara, 1983, 3-5. 27 Suprajitno, Asuhan Keperawatan Keluarga Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 2003, 13. 10 a Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. b Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. c Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. d Fungsi ekonomi yaitu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan keluarga. e Fungsi perawatanpemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.  Keluarga Kristen Allah menetapkan keluarga menjadi pusat kehidupan manusia seutuhnya, karena dalam keluargalah setiap orang dibentuk untuk menjadi seseorang yang diproses sesuai dengan cara Tuhan untuk menggenapi rencana Tuhan terhadap setiap makhluk ciptaan-Nya yang diciptakan sesuai dengan gambar diri-Nya. Dalam pembentukan keluarga Kristen, kesadaran akan tanggung jawab seseorang sebagai perpanjangan tangan Allah dalam pembentukan tatanan dunia yang teratur, damai dan sejahtera menjadi peranan yang sangat menentukan. Dalam hal ini tentunya keluarga Kristen juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam pembentukkan masyarakat yang makmur, adil dan sejahtera. Ada tanggung jawab dalam setiap keluarga Kristen untuk memberi dampak yang positif dalam pembentukkan masyarakat yang teratur, damai dan sejahtera. 28 28 Jonathan Purwadi Puspawanti, marriage and family Jakarta: Immanuel, 2011, 35 – 36. 11  Sosialisasi dan Edukasi Menurut Atmadja-Hadinoto, sosialisasi dan edukasi sama-sama bermanfaat dan mutlak diperlukan dalam PAK keluarga. Sosialisasi saja tidak cukup untuk membawa orang kepada kedewasaan iman. 29 Seperti proses fungsional yang meneruskan nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan dari orang tua kepada anak-anak, dari generasi kepada generasi seperti terjadi dalam masyarakat yang hampir berlangsung dengan sendirinya, tanpa sadar dan sengaja. Beberapa tokoh-tokoh teori sosialisasi Kristen seperti Nelson dan Westerhoff memang mengakui keterbatasan sosialisasi. Namun Groome yang merupakan tokoh PAK terkemuka mengkritik mereka, bahwa mereka hanya memperluas cakupan sosialisasi sebagai pendidikan secara sengaja, tetapi melupakan bahwa yang penting adalah edukasi yang berperan sebagai koreksi, kritik terhadap proses sosialisasi yang tidak dikehendaki. Untuk itu edukasi saja, atau sosialisasi saja, tidak mungkin. Harus diusahakan relasi antara kedua proses ini, dan gerak dialektis antara keduanya. Sehingga PAK menghasilkan pendidikan yang mendasar dan memberi kepastian serta pegangan hidup bagi si pelajar.

2.4 Pemberdayaan Keluarga