Rangkuman HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

24 Kelima, orang tua menerapkan nilai perdamaian melalui keteladanan. Dari hasil teknik Focus Group Discussion FGD dengan para orang tua, orang tua memberikan teladan dengan menjadi ayah dan ibu yang baik. Sebagai kepala keluarga yang penuh tanggung jawab, peranan ayah adalah sangat vital dan sangat mempengaruhi tujuan-tujuan masyarakat bangsa dan dunia. Karena sikap dan tindakan seorang ayah memiliki peranan untuk memimpin perkembangan anak- anak dan membangun kehidupannya dengan isi, tujuan yang mantap, kepercayaan, dan kreativitas. Apalagi peranan seorang ibu, sekalipun ayah mempunyai tanggung jawab yang sama akan kesehatan rohani dan jasmani keluarga, tetapi tak dapat disangkal bahwa kecenderungan- kecenderungan keluarga ke arah kebaikan atau keburukan, secara langsung dipengaruhi oleh perempuannya yang berperan sebagai ibu. Di dalam keluarga orang tua memberikan teladan dari hal terkecil, misalnya: berdoa, kejujuran, dan sikap perbuatan. Hal ini telah diterapkan orang tua dalam kehidupan keluarga, menurut mereka keteladanan ini memiliki tantangan tersendiri. Tantangan terbesar adalah dari pihak orang tua sendiri, bahwa orang tua harus komitmen dalam perkataan dan janjinya kepada anak-anak mereka. Misalnya ketika seorang ayah menjanjikan sesuatu kepada anak, namun janjinya tidak ditepati maka anak akan menagih janji tersebut dan jika terjadi demikian hal ini sangat menyakitkan bagi seorang ayah dan ibu. Selain itu ada juga orang tua yang menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka melakukannya dengan cara tidak menciptakan konflik. Artinya mencegah konflik itu terjadi, tetapi kalau konflik terjadi maka konflik itu dikelola dan dicari jalan keluar untuk penyelesaian konflik tersebut. 57

3.4 Rangkuman

Berdasarkan data dan analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gereja melakukan pendidikan perdamaian dalam keluarga dengan melakukan pengajaran yang mengutamakan Alkitab. Pengajarannya menjadi murid Tuhan Yesus, yang hidup dalam kasih, keadilan dan damai sejahtera. Juga pemberdayaan pada keluarga, gereja memulai dari pionir yang dijadikan contoh bagi yang lain. Keluarga-keluarga menerapkan apa yang telah diajarkan oleh gereja, itu sebabnya Mennonite dekat dengan pemahaman yang natural dari Kitab Suci. Sehingga apa yang dibaca, direnungkan dari kehidupan, itulah yang menjadi penerapan. Pembangunan karakter keluarga Kristen, sangat ditentukan oleh peran orang tua itu sendiri. Orang tua harus memberikan teladan dengan menjadi ayah dan ibu yang baik. Seperti yang telah peneliti ungkap diatas, bahwa sebagai kepala keluarga yang penuh tanggung jawab, peranan ayah adalah sangat vital dan sangat mempengaruhi tujuan-tujuan masyarakat bangsa dan 57 Hasil wawancara dengan majelis Pnt. A A S, 1 September 2013, pukul 10.30 WIB. 25 dunia. Begitu juga peran sebagai ibu yang memiliki hubungan sangat dekat dengan anak- anaknya. Maka dibutuhkan kerjasama antara suami dan istri, karena hal ini mencakup fungsi dan peran orang tua untuk menerapkan nilai-nilai perdamaian dalam keluarga. Jika peran dan fungsi orang tua belum disadari, maka pendidikan perdamaian tidak akan pernah terwujud dalam keluarga. Oleh karena itu, orang tua membutuhkan peran gereja untuk mendapatkan pengetahuan dan bimbingan dari gereja terlebih dahulu, sehingga orang tua akan menyadari fungsi dan perannya. Menurut Gunarsa, keluarga merupakan sumber pendidikan utama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota keluarganya sendiri. 58 Dengan demikian segala sesuatu yang diajarkan di dalam keluarga baik hal positif maupun negatif, sangat berpengaruh pada anak, daripada bila diajarkan di lembaga-lembaga lain. Hal tersebut memperkuat alasan peneliti, bahwa pendidikan perdamaian sangat efektif untuk diterapkan dalam keluarga. Karena keluarga yang telah mengetahui peran dan fungsinya tersebut akan dapat berkuasa atas kehidupannya sendiri dan meningkatkan pengetahuannya secara mandiri untuk melakukan pendidikan perdamaian dalam keluarga. Problem real itu pasti dihadapi oleh keluarga yaitu konflik. Hal ini sudah dinamika pernikahan yang tidak lepas dari konflik. Namun GKMI sebagai gereja perdamaian, yang kehidupan jemaatnya telah memiliki sikap nilai-nilai terang keutamaan cinta-kasih, pengorbanan, pengampunan dan pengharapan. Yang menjadikan keluarga sebagai sarana bagi Allah untuk menjadi kesaksian gereja. Keluarga-keluarga di GKMI Siloam dapat menjadi contoh bagi keluarga yang lain untuk menerapkan dan mempromosikan nilai-nilai perdamaian. Keluarga Mennonite menampilkan keutamaan-keutamaannya di tengah-tengah perubahan zaman yang kian cepat. Jadi pendidikan perdamaian dalam keluarga itu adalah suatu upaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif damai, untuk menciptakan sebuah perdamaian, untuk menjadi pelaku perdamaian yang diimplementasikan didalam keluarga dan masyarakat secara terus menerus. Dengan mempelajari tema-tema dan nilai-nilai perdamaian secara bersama-sama antara orang tua dengan anak. Orang tua berperan membentuk anak-anak mulai dini supaya saling mengasihi, saling melayani, saling membantu, saling menghormati dan saling bekerjasama. Sehingga menjadi sebuah karakter di dalam keluarga yang memiliki nilai-nilai kasih dan perdamaian. 58 Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003, 1. 26

IV. REFLEKSI TEOLOGIS

Damai sejahtera adalah suatu kehidupan yang sangat diinginkan setiap makhluk di alam semesta. Sebagai anak-anak Allah patutlah membawa damai di tengah-tengah dunia, sesuai yang telah tertulis dalam Matius 5:9 ―Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak- anak Allah.‖ Membawa damai kelihatannya sangat sederhana, akan tetapi tidak sesederhana itu. Yang dilakukan oleh seorang pembawa damai adalah ia memperdamaikan Allah dan manusia. Untuk melakukan hal tersebut dia harus mengasihi Allah dan dia juga harus mengasihi sesama manusia. Dia hanya dapat melakukan hal ini oleh Roh Kudus yang mencurahkan kasih tersebut ke dalam hatinya. Juga dia bergantung sepenuhnya kepada anugerah Allah untuk menjadi seorang pembawa damai. Seorang pembawa damai harus mengabarkan berita damai. Di dalam keluarga Kristen, dibutuhkan peran orang tua dalam keluarga untuk melakukan semuannya itu. Sebelum orang tua menerapkan nilai-nilai perdamaian pada anak-anaknya, maka mereka sendiri harus sungguh-sungguh memperhatikan bagaimana mereka dapat menjadi teladan dan berkomitmen sebagai pembawa damai. Setelah orang tua sendiri memiliki komitmen untuk sungguh-sungguh menjadi pembawa damai, barulah bisa mengajarkan pada anak-anaknya. Cara mengajarkannya ternyata bukan seperti di kelas sekolah pada jam tertentu, tetapi dalam kehidupan keluarga sehari-hari. Artinya seluruh kehidupan berkeluarga adalah suatu kurikulum pendidikan agar anak mengenal dan membawa damai. Jika orang tua dapat memberikan teladan dan contoh yang baik maka anak akan menemukan kasih Tuhan dalam orang tua mereka dan menjadi pembawa damai di generasi ini atas dasar kebenaran. Secara alami anak punya potensi bertumbuh dan menjadi dewasa. Pertumbuhan itu mencakup banyak sisi kehidupannya, mulai dari perkembangan fisik, motorik, intelektualitas, psiko-sosial dan lain sebagainya. Keluarga merupakan komponen terpenting dalam pembentukan seorang manusia. Di dalam dan melalui keluargalah seorang manusia menjadi siapa dirinya yang sekarang. Keluarga adalah sekolah cinta dan gereja kecil. Melalui keluarga anak mengenal pentingnya doa, iman, harapan serta menghargai terhadap diri sendiri dan orang lain.