menyatakan bahwa
perceived value
dan
perceived quality
akan mempengaruhi niat pembelian. Semakin tinggi
perceived value
dan
perceived quality
, semakin tinggi niat pembelian yang dimiliki oleh seorang konsumen.
Karena keterbatasan kemampuan, waktu, dan biaya dalam penelitian ini tidak menggunakan semua anteseden. Dalam penelitian
ini menggunakan faktor personal, faktor sosial, faktor informasi serta sikap
attitude toward to behavior
sebagai variabel bebas dan niat intensi membeli makanan kemasan berlabel halal LPPOM-MUI
sebagai variabel terikat. Dibawah ini secara lebih dalam dibahas variabel faktor personal, faktor sosial, faktor informasi dan sikap
attitude toward the behavior
.
7. Makanan Kemasan
a. Pengertian Makanan
Makanan adalah hasil dari proses pengolahan suatu bahan pangan yang dapat diperoleh dari hasil pertanian, perkebunan,
perikanan dan adanya teknologi Moertjipto, 1993. Makanan dalam ilmu kesehatan adalah setiap substrat yang dapat dipergunakan untuk
proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun dan memperoleh tenaga bagi kesehatan sel tubuh Irianto, 2004.
b. Pengertian Kemasan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2008 kemasan adalah hasil mengemas. Sedangkan arti kemas sendiri adalah teratur
terbungkus, rapi; bersih; beres; selesai. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa makanan kemasan adalah makanan hasil proses
pengolahan dari pangan yang dibungkus, dikemas biasanya bungkus untuk makanan berupa plastik, kaleng. Makanan olahan tersebut
dikemas untuk menjaga kualitas dari produk barang tersebut.
Jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran, fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor
penting sebagai berikut. 1
Faktor Pengamanan Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat
menjadi penyebab timbulnya kerusakan pada barang, misalnya: cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman, serangga, dan lain-lain.
2 Faktor Ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.
3 Faktor Pendistibusian
Mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan
penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
4 Faktor Komunikasi
Sebagai media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan
pertimbangan mudah dilihat, dipahami, dan diingat. 5
Faktor Ergonomi Berbagai Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang,
dibuka, dan mudah diambildihabiskan isinya. 6
Faktor Estetika Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan
penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, dan tata letak, untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
7 Faktor Identitas
Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan
membedakannya dengan produk-produk yang lain. Seluruh faktor fungsional ini sama penting satu dengan lainnya dan
merupakan satu kesatuan yang sangat vital untuk mendukung keberhasilan penjualan. Apalagi sekarang ini dengan adanya pola perdagangan modern,
khususnya metode penjualan swalayan yang menuntut produk untuk dapat menjual sendiri, penjualan maksimum tidak akan tercapai apabila secara
keseluruhan penampilan produk tersebut tidak dibuat semenarik mungkin Wirya, 1999:8.
8. Label Halal LPPOM-MUI